Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, masa di mana para siswa tengah menahan hawa nafsu di sela menyimak penjelasan guru atas presentasi kelompok pertama. Sebagian lelaki bertopang dagu menahan kantuk, mungkin untuk gadis-gadis lebih memilih menonton film romantis di ponselnya.
"Jadi untuk tugas pertama kalian adalah mengerjakan soal essay 20 soal!"
"Hee?!" Serempak mereka berteriak tak percaya. 20 soal berformat essay? Benarkah beliau tak salah cakap? Seisi kelas diriuhkan oleh bisikan para murid, inilah yang dibenci guru. Sembari menutup kedua telinga, ia mendesah dan menatap malas. "Ada yang mau ditanyakan?"
"Bu." Shakira mengangkat tangan dengan wajah serius. "Tugasnya per orang atau per kelompok?"
Wanita paruh baya di depan kelas itu mengerling jenuh ke arah Shakira, mungkin saking malasnya dengan reaksi pelajar. "Per kelompok, satu kelompok satu bangku."
Serempak mereka bersorak ria atas jawaban gurunya, mereka saling berinteraksi dengan teman sebangku. Lain dengan Shakira dan Aji, mereka justru terlihat canggung. Mereka saling berpaling; Shakira bertopang dagu menatap senja, Aji membaca buku paket biologi yang dipinjam di perpustakaan. Mereka menghiraukan segala kekacauan di kelas yang ditempatinya.
"Kalian boleh kerjakan di rumah dengan resiko tak boleh liat info dari in-ter-net!" Guru itu menekani kata yang dieja sembari menyipit membenarkan letak kacamata. "Mengerti?"
Seketika mereka bergidik tegang. Pikirannya seolah-olah protes, kenapa harus guru ini yang mengajar biologi? Guru semacam beliau harusnya pantas jadi komandan!
Beliau menaruh kedua tangan ke belakang, berjalan mondar-mandir menatap tajam pada para penghuni kelas XI MIPA 4 ini. "Kalian punya waktu seminggu untuk menyelesaikan soal seperti itu. Saat ada pelajaran saya, kumpulkan saat istirahat! Bila saya masuk ke kelas kalian untuk mengumpulkan tugas, tugas takkan pernah saya terima! Mengerti?!"
"Mengerti, Bu!"
"Baiklah, buka halaman 20 dan baca dengan seksama." Wanita berbadan gemuk nan pendek itu duduk di bangkunya dan menyibak buku paket yang ia bawa. Begitu juga dengan murid-murid. Mereka mulai membaca dalam hati.
Satu hal yang membuat Shakira terus merutuki dirinya sendiri: ia lupa meminjam buku paket biologi saat ke perpustakaan untuk meminjam buku paket kimia. Dasar otak upil! Begitulah kalimat yang terlontar di mulut Shakira.
"Shakira?" Suara bariton sedikit serak itu membuyarkan semua rutukan dalam diri Shakira. Gadis temperamen ini mengerling tajam, mendapati sosok pemuda yang menyodorkan bentangan buku bergambar ilustrasi sel hewan.
"I-iya." Dengan kaku Shakira mengalihkan pandangannya. "Ntar gua liat."
Suasana kembali sunyi, mungkin mereka mengobrolnya berbisik-bisik. Guru pun sama, beliau malah sibuk menyelami dunia maya lewat benda pipih mahalnya.
"Ji." Shakira beranjak membaca buku paket yang terbentang di perbatasan dua meja. "Ngerjain soalnya mau di mana? Di sekolah?"
"Di rumahku?" usul Aji tanpa menoleh pada Shakira.
"Terserah lu aja sih." Jemari lentik Shakira mulai menyibak halaman berikutnya.
"Katanya kita gak boleh nyari di internet. Jadi ...." Ia menjeda cukup lama. Sembari mendesah pelan, Aji menunduk memijat keningnya.
"Jadi kerja kelompoknya di rumah elu?" Shakira menutup mulutnya yang menguap. Aji hanya mengangguk canggung, mengerling membaca materi buku paket dari kejauhan. "Di mana rumah elu? Gua bakal langsung ke sana."
"Biar aku aja yang nganterin kamu!" Secepat kilat Aji menoleh dengan tatapan sayu, menarik perhatian Shakira yang mengerling pelan. Ia berusaha untuk berpaling senormal mungkin, tapi pada kenyataannya ia terlalu gagap. "Ma-maksud aku ... ka-kamu tinggal chat aku aja ke WA. Nanti aku langsung jemput kamu."
Shakira bergeming takjub, namun hanya sekilas. "Gua gak mau bikin keributan."
"Keributan?" tanya Aji bermimik polos tanpa menolej pada Shakira. "Keributan kayak gimana?"
"Itu ...." Bimbang juga. Kalau Shakira memberitahu secara terang-terangan, diprediksi Aji akan penasaran terhadapnya. Bila ia tak memberitahunya ... ah, keputusan memang menyusahkan hati dan pikiran! "Mending elu kasih tau alamat rumah elu sama jam kerkomnya ke WA gua, gua yang ke sana."
"Beneran?" Aji meneleng polos. "Aku gak mau—"
"Jangan banyak omong, Ji!" Shakira berucap demikian dengan penuh penekanan di setiap kalimat, sampai-sampai tangannya mengepal dan mengerling nanar. "Sekali lagi elu bilang gitu, gua tendang perut elu."
Iris Aji menciut. Tangan besarnya spontan menarik bentangan buku ke bawah agar bisa dilihat bersama dalam jarak dekat, tak perlu condong ke depan. Tetapi, justru tindakan tadi membuat sosok gadis bermimik cemburu, hatinya terasa panas dan diperas. Gadis itu duduk di sebelah bangku Shakira dan Aji. []
***Yeeeiii, update! Siapa yang nungguin?? /gak ada yang nungguin oi/
Mungkin setelah ini saya bakal update seminggu sekali, tentunya bab bakal lebih dari 1. So stay tune!
Reirin Mitsu***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
comel eka ira 🎯™
like mendarat,thorr follow back dong
2021-05-02
0
Linda
slow up y Thor 😂
2021-03-27
0