Tentang Aya

Selalu lebih mudah bila bertutur dan menulis cerita yang kita alami sendiri, tidak hanya esensinya tapi pergolakan emosi yang tertuang dalam tulisan itupun dapat dirasakan orang lain.

Geetruida memejamkan matanya sejenak, demi mempertajam ingatan mengenai perjalanan hidupnya beberapa puluh tahun yang lalu sebagai bahan tulisannya kali ini. Ia bersyukur untuk hidupnya saat ini, tapi untuk masa mudanya yang tidak seperti kebanyakan orang ... ia masih perlu berdamai.

Tik ... tik ... srettt, ting. Tik ... tik ... tik ... srettt, ting.

Suara mesin ketik mulai bersahutan.

Bab 1

Tidak semua orang beruntung memiliki kesempatan bertemu dan bersama belahan jiwanya hingga menua dan maut memisahkan.

Ketik Geetruida mengawali kisahnya. Kali ini ia mengangkat cerita tentang Aya, tokoh yang lekat dengannya. Aya merupakan nama kecil dari Arabella Putri Vooren, perempuan korban rasisme, tatanan sosial dan pergolakan politik kala itu.

Orang yang beruntung bisa bersama pasangan tercintanya untuk waktu yang lama, sebagian lagi cukup bahagia saat melihat orang yang lekat di hatinya bahagia, dari jarak jauh ... dan Aya adalah salah satu orang yang tidak beruntung itu. Sudahlah ia tidak bisa bersama belahan jiwanya, tahu kabar mantan calon belahan jiwanya pun tidak. Alih-alih menemukan cinta sejati yang berlaku 1 untuk selamanya, Aya justru mengalami cinta 1 malam dengan berbagai pria yang berbeda.

Aga adalah lelaki yang ia damba menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mereka beberapa kali bertemu, walau sejenak lalu jatuh cinta dan bercinta namun kemudian terpisah, hal itu membuatnya tidak percaya dengan istilah 'jodoh tidak akan kemana'. Terlebih pada pertemuan terakhir, Aga memberinya kenang-kenangan yang membuatnya susah makan, susah tidur, susah lupa dan susah untuk bertahan hidup.

Aya lelah menanti lelaki yang tidak kunjung membawanya keluar dari lembah itu. Kemurnian cintanya masih mampu ia jaga hanya untuk lelaki itu namun tidak dengan kesucian raganya. Ya, bahkan Aya lupa sudah berapa banyak dan bagaimana tampang kaum adam yang telah menjamah tubuhnya, menggunakan jasanya demi melegakan hasrat hakiki lelaki. Yang Aya tahu, ia bertanggung jawab memuaskan mereka demi beberapa nyawa yang bergantung dari hasil keringatnya. Semacam simbiosis mutualisme, begitulah.

Takdir sebagai noni Belanda, membuatnya menelan pil pahit yang getirnya tidak kunjung usai. Ditahun sebelum dan sesudah Indonesia merdeka, muncul pertentangan yang memperbesar sentimen anti Belanda, sehingga Adolf Vooren, ayah Aya yang merupakan seorang perwira di kemiliteran Belanda dan menjabat sebagai kepala resimen sebuah pasukan gabungan di Magelang dipersilahkan pulang kembali ke negeri asalnya. Namun cintanya pada Sekar, gadis pribumi yang telah dipersuntingnya beberapa tahun lalu membuatnya tetap ingin tinggal di Indonesia hingga akhir hayat dan dimakamkan di tanah kelahiran istrinya. Adolf Vooren memang orang asing, ia datang sebagai bagian dari golongan yang disebut sebagai penjajah, tapi secara pribadi ia menemukan kenyamanan dan menganggap dirinya adalah bagian dari Indonesia.

Siksa tidak hanya ia rasakan sendiri, ia merasa gagal sebagai kepala keluarga saat tidak dapat melindungi keluarganya dari penderitaan akibat cap 'kompeni' yang melekat di padanya. Ia ....

***

"Mami, makan siang sudah siap," Mangata memenuhi janji, ia menghampiri Geetruida dengan tepukan pelan bahunya.

Geetruida menghembuskan napasnya pelan, menghentikan angannya, meninggalkan ketikan cerita yang baru saja ia mulai dan mengekori Mangata menuju meja makan.

"Wow, makan besar nih?" Mata Geetruida terbelalak melihat sajian yang sudah terhidang. Sayur asem Jakarta, serta ikan mas, tahu dan tempe goreng plus kerupuk rambak sudah menunggu untuk di pindahkan ke perut yang keroncongan.

Semerbak aroma lezat memenuhi ruangan mungil itu.

"Silakan, nyonya Peters. Semua sudah siap. Mari kita bersantap." Mangata bahkan sudah menyendokkan nasi dan lauk pauk untuk mereka berdua.

"Aku masih heran, dari mana kamu belajar memasak makanan seenak ini," puji Geetruida seraya menambahkan sambal terasi di sisi piringnya.

"Tidak perlu heran, syukuri saja," sahut Mangata dengan mulut yang penuh.

"Jangan bicara jika mulutmu penuh makanan, nanti kamu tersedak," Geetruida mengingatkan.

Mangata menelan makanan yang sudah dikunyah dan minum. "Bagaimanapun, aku lebih senang tersedak karena berbicara selagi makan, itu lebih baik daripada makan sendirian," ujar Mangata usai meneguk minumannya.

"Makanya punya istri, biar punya teman makan."

"Hais, mami gak sadar ... restumu menghalangi niatku yang sudah sangat ingin beristri ini," balasnya membuat wajah ceria Geetruida seketika muram.

"Maaf, aku tidak bermaksud menghalangi hanya saja ..."

"Aku akan bicara dengan ayah Arunika dan mengajukan pertanyaanmu tadi agar dapat segera manikahi Arunika."

"Ya, lebih cepat, lebih baik, agar kamu mengerti duduk perkaranya," jawab Geetruida sambil menyendokkan suapan terakhir ke mulutnya. Jika mengikuti rasa lapar, tentu ia masih ingin menambah 1 centong nasi ke piringnya, tapi tidak ia lakukan. Berhenti sebelum kekenyangan, prinsipnya.

Mangata yang sudah selesai makanpun segera membereskan piring dan gelas kotor, menjadi dapur rapi seperti semula.

"Hem, kita sudah makan siang bersama tapi aku masih ingin ngobrol denganmu," ujar Mangata sambil menyeduhkan 2 cangkir teh hijau.

"Kamu harus istirahat, tenagamu tentu terkuras setelah dinas malam. Silakan jika ingin istirahat di sini. Aku mau melanjutkan tulisanku," ujar Geetruida yang sudah kembali berhadapan dengan mesin tik-nya.

"Mi, gak keberatan jika aku membawa ayah Arunika kemari, kan? Aku pikir sudah saatnya sebagai sesama calon besan berkenalan. Ayah Arunika orangnya asyik kok, siapa tahu mami berubah pikiran."

"Boleh, tapi jangan dalam minggu ini aku akan ke Bandung, ada kegiatan bedah buku. Soal ayah Arunika ... jangan harap setelah pertemuan nanti aku berubah pikiran seperti maumu."

"Hm. Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu."

Sejak Amar Maulana meninggal, Geetruida memilih pindah dan tinggal di rumah sederhana miliknya sendiri. Sementara Mangata menempati rumah sejuta kenangan milik orang tuanya di Semarang.

"Hati-hati, sampai bertemu lagi." Geetruida tidak mengantar Mangata sampai ke depan pintu namun Mangata mengerti, otak wanita paruh baya itu tentu sudah sesak minta dituangkan isinya ke dalam tulisan.

"Hm ... sampai di mana tadi?" Gumamnya mencoba merangkai kembali ide yang berkelebatan di pikirannya.

Ah, iya.

Geetruida kembali memulai kisah Aya berdasarkan ingatan dan pengalamannya sendiri

***

Untuk segala sesuatu yang tidak bisa dirubah, seperti masa lalu ... Aya tahu, yang bisa ia lakukan hanyalah menerima dan berdamai dengan dirinya sendiri. Ternyata waktu tidak selalu ampuh untuk menyembuhkan luka. Hanya sikap pura-pura lupa dan mencoba baik-baik saja yang bisa membuatnya mampu tersenyum tegar saat menoleh ke belakang. Sebuah perjalanan selalu menghadiahkan pembelajaran bagi pelakunya tapi jalan itu hanya nampak indah dan mudah untuk orang lain, tapi tidak untuknya? Poor Aya.

***

Geertruida berhenti sejenak, menghela nafas kemudian membasahi kerongkongannya dengan segelas air putih. Ia sangat siap menceritakan kronologi kisah hidup Aya yang kelam dan menuangkan dalam tulisan, tapi masih mempertimbangkan perasaan keluarga dan kerabat orang tertentu, sehingga beberapa nama dan tempat sengaja ia samarkan.

Tik ... tik ... sret ... tik ... tik ... sret ... ting.

Bunyi mesin ketik masih seolah berlomba memenuhi baris di tiap halaman demi halaman selesai sesuai kerangka cerita hingga berpindah ke bab berikut.

Beberapa warna ia narasikan dalam tulisan demi membungkus luka hati yang tidak pernah kering, ia suguhkan seapik mungkin agar pembacanya dapat meresap cerita dengan baik dan syukur-syukur tidak sekedar hiburan tapi juga dapat memetik hikmah. Walaupun sesungguhnya, apa yang telah tercetak itu tidak separuh pun tepat mendeskripsikan kondisi yang sesungguhnya. Jadilah kisah sedih yang tidak terlalu perih dan bahagia yang hanya membuat setengah tawa. Geertruida merangkai kisah yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya namun telah dijalani.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

awal cerita yang menarik ya say

2023-09-18

0

🥀⃞B⃟c Qҽízα ₳Ɽ..k⃟K⃠✰͜͡W⃠

🥀⃞B⃟c Qҽízα ₳Ɽ..k⃟K⃠✰͜͡W⃠

spa aya.. apa dia itu Geetruida

2022-10-01

1

🌈 єνιʝυℓιє ♓ℹ️🅰🌴

🌈 єνιʝυℓιє ♓ℹ️🅰🌴

kisah hidup 🤗

2022-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Perdebatan Geetruida dan Mangata
2 Tentang Aya
3 Keluarga Adolf Vooren
4 Calon Menantu
5 Kunjungan Keluarga Yusuf
6 Pernikahan
7 Ngunduh Mantu
8 Nasehat Adolf
9 Ke Batavia
10 Jangan Di Luar Batas
11 Kamu Bohong
12 Berbagi
13 Rumah Di Krawasan
14 Kabut Cinta Noni Belanda
15 Invasi
16 Nyonya Monic
17 Lebih Cepat Dari Rencana
18 Jemput Paksa
19 Tunggu Saja Giliranmu
20 Tuntas
21 Rubah Betina
22 Persahabatan Rubah dan Serigala
23 Kerjasama Rubah dan Serigala 1
24 Kerjasama Rubah dan Serigala 2
25 Tuan Perantara Yang Cerdik
26 Tawaran Beasiswa
27 Training Khusus
28 Ternyata Ditipu
29 Pertemuan Tidak Disengaja
30 Monic Dan Ryujo
31 Poor Aya
32 Tertekan
33 Mereka Menyakitiku
34 Demi 300.000 Gulden
35 Aku Harus Bisa
36 Aku Siap
37 Not Bad
38 Jangan Pakai Hati
39 Peringatan Irene
40 Profesional
41 Aku Bukan Perebut
42 Terima Saja
43 Gadis Potensial
44 Peran Ganda
45 Takeshi Pahlawanku
46 Menebus Arrabella
47 Aku Mau Sora
48 Kami Menyesal
49 Maukah Kau Menjadi Mamaku?
50 Jangan Ganggu Gadis Itu
51 Info Give Away
52 Jadi Makanan Hiu
53 Buka Hatimu
54 Ketumpahan Sop
55 Himawari Mau Tidur Bertiga
56 Efek Memuji Wanita Lain
57 Perempuan Yang Layak Diperjuangkan
58 Dia Akan Merebut Sora
59 Aga dan Aya
60 Pada Suatu Senja
61 Disaksikan Rembulan
62 Biarkan Saja
63 Aku Kotor
64 Saran Ryujo
65 Rencana Tugas Baru
66 Kepergok
67 Terserah Mas Aga
68 Aku Tidak Peduli
69 Tidak Masalah
70 Lelaki Arif
71 Resmi
72 Hak Suami
73 Kekasih Laksamana Takeshi
74 Hak Istimewa Kekasih Takeshi
75 Khayalan Dan Motivasi
76 Pria Amatiran
77 Meleleh
78 Jangan Terlalu Menuntutnya
79 Keluarga Baru
80 Demi Masa Depan Kalian
81 Pria Masa Lalu
82 Bukan Urusanmu
83 Kecolongan
84 Raibnya Aya dan Aga
85 Kesepakatan Menyenangkan
86 Terpaksa Bekerja
87 Jalani Saja
88 Jadi Pacarku
89 Keuntungan Ganda
90 Tempat Baru
91 Menghindari Godaan
92 Belum Kefikiran
93 Bertemu Irene
94 Kamar 103
95 Ide Buruk
96 Ancaman Agastya
97 Ingin Keluarga Seperti Zain
98 Agastya dan Zain
99 Pak Takeshi
100 Kabar Dari Sahabat
101 Pak Ruslan Tidak Mau Menolong
102 Semoga Disegerakan
103 Pak Daus
104 Menemui Aya Lagi
105 Pak Ruslan Menebus Arrabella
106 Perpisahan Yang Diharapkan
107 Harapan Di Depan Mata
108 Tidak Semua Dinilai Dengan Uang
109 Keluarga Baru
110 Bersama Lagi
111 Ibu Rumah Tangga Sejati
112 Niat Buruk Latif
113 Pasangan Ulat Bulu
114 Aku Ingin Lupa
115 Tasyakuran
116 Menarik Arrabella Kembali
117 Belum Rezeki
118 Hasutan
119 Fokus Saja
120 Ingin Pergi
121 Ide Lain
122 Bercak
123 Telur Ceplok
124 Kali Kedua
125 Tidak Seperti Yang Kalian Lihat
126 Berpisah
127 Ke Rumah Sakit
128 Mama Alif Melahirkan
129 Permintaan Pak Ruslan
130 Kedatangan Takeshi Dan Himawari
131 Takeshi Menemui pak Ruslan
132 Keputusan Aya
133 Apakah Mangata Putraku?
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Perdebatan Geetruida dan Mangata
2
Tentang Aya
3
Keluarga Adolf Vooren
4
Calon Menantu
5
Kunjungan Keluarga Yusuf
6
Pernikahan
7
Ngunduh Mantu
8
Nasehat Adolf
9
Ke Batavia
10
Jangan Di Luar Batas
11
Kamu Bohong
12
Berbagi
13
Rumah Di Krawasan
14
Kabut Cinta Noni Belanda
15
Invasi
16
Nyonya Monic
17
Lebih Cepat Dari Rencana
18
Jemput Paksa
19
Tunggu Saja Giliranmu
20
Tuntas
21
Rubah Betina
22
Persahabatan Rubah dan Serigala
23
Kerjasama Rubah dan Serigala 1
24
Kerjasama Rubah dan Serigala 2
25
Tuan Perantara Yang Cerdik
26
Tawaran Beasiswa
27
Training Khusus
28
Ternyata Ditipu
29
Pertemuan Tidak Disengaja
30
Monic Dan Ryujo
31
Poor Aya
32
Tertekan
33
Mereka Menyakitiku
34
Demi 300.000 Gulden
35
Aku Harus Bisa
36
Aku Siap
37
Not Bad
38
Jangan Pakai Hati
39
Peringatan Irene
40
Profesional
41
Aku Bukan Perebut
42
Terima Saja
43
Gadis Potensial
44
Peran Ganda
45
Takeshi Pahlawanku
46
Menebus Arrabella
47
Aku Mau Sora
48
Kami Menyesal
49
Maukah Kau Menjadi Mamaku?
50
Jangan Ganggu Gadis Itu
51
Info Give Away
52
Jadi Makanan Hiu
53
Buka Hatimu
54
Ketumpahan Sop
55
Himawari Mau Tidur Bertiga
56
Efek Memuji Wanita Lain
57
Perempuan Yang Layak Diperjuangkan
58
Dia Akan Merebut Sora
59
Aga dan Aya
60
Pada Suatu Senja
61
Disaksikan Rembulan
62
Biarkan Saja
63
Aku Kotor
64
Saran Ryujo
65
Rencana Tugas Baru
66
Kepergok
67
Terserah Mas Aga
68
Aku Tidak Peduli
69
Tidak Masalah
70
Lelaki Arif
71
Resmi
72
Hak Suami
73
Kekasih Laksamana Takeshi
74
Hak Istimewa Kekasih Takeshi
75
Khayalan Dan Motivasi
76
Pria Amatiran
77
Meleleh
78
Jangan Terlalu Menuntutnya
79
Keluarga Baru
80
Demi Masa Depan Kalian
81
Pria Masa Lalu
82
Bukan Urusanmu
83
Kecolongan
84
Raibnya Aya dan Aga
85
Kesepakatan Menyenangkan
86
Terpaksa Bekerja
87
Jalani Saja
88
Jadi Pacarku
89
Keuntungan Ganda
90
Tempat Baru
91
Menghindari Godaan
92
Belum Kefikiran
93
Bertemu Irene
94
Kamar 103
95
Ide Buruk
96
Ancaman Agastya
97
Ingin Keluarga Seperti Zain
98
Agastya dan Zain
99
Pak Takeshi
100
Kabar Dari Sahabat
101
Pak Ruslan Tidak Mau Menolong
102
Semoga Disegerakan
103
Pak Daus
104
Menemui Aya Lagi
105
Pak Ruslan Menebus Arrabella
106
Perpisahan Yang Diharapkan
107
Harapan Di Depan Mata
108
Tidak Semua Dinilai Dengan Uang
109
Keluarga Baru
110
Bersama Lagi
111
Ibu Rumah Tangga Sejati
112
Niat Buruk Latif
113
Pasangan Ulat Bulu
114
Aku Ingin Lupa
115
Tasyakuran
116
Menarik Arrabella Kembali
117
Belum Rezeki
118
Hasutan
119
Fokus Saja
120
Ingin Pergi
121
Ide Lain
122
Bercak
123
Telur Ceplok
124
Kali Kedua
125
Tidak Seperti Yang Kalian Lihat
126
Berpisah
127
Ke Rumah Sakit
128
Mama Alif Melahirkan
129
Permintaan Pak Ruslan
130
Kedatangan Takeshi Dan Himawari
131
Takeshi Menemui pak Ruslan
132
Keputusan Aya
133
Apakah Mangata Putraku?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!