Konflik

" Kau jangan salah paham.

Ucapanku itu karena nenekmu." Ucap Lala setengah berbisik ditengah-tengah keramaian bioskop.

" Hmmmm." Respon Bangkit datar.

Mereka menikmati filmnya sampai selesai. Setelah itu makan malam bersama. Lala benar-benar merasa mempunyai kasih sayang keluarga yang dicurahkan dari Bu Ratih. Jujur Ibu tiringa sama sekali tak mempunyai ketulusan hati. Selama ini terlihat baik hanya untuk mencari perhatian Ayahnya. Dan sepertinya hanya memanfaatkan Ayahnya. Itu membuat Lala tidak suka dengannya.

...***...

Jam istirahat membuat Lala dan Sani langsung ke kantin.

Mereka duduk di tempat biasa. Lala lagi sedang tidak mood. Dia mengarahkan ke meja makan.

Fani yang baru datang,mencolek bahu Lala. Membuat Lala terkejut dan mengarahkan pandangannya.

" Why? " Tanya Lala penasaran.

" Kenapa Aku sering melihat Bangkit itu memperhatikanmu." Ucap Fani membuat Sani penasaran.

" Itu sudah lama kali. Dulu Mereka sering bertengkar. Mirip tom and jery. Setelah tidak aktif jadi anggota BEM saja rada reda."

" Sembarangan. Dia tuh yang selalu usil padaku." Sahut Lala.

" Tapi La, bukankah Dia sangat tampan dan cocok lah buat diajak jalan. " Fani menggoda Lala.

" Aku butuh orang yang berpikir dewasa, yang bisa melindungi dan menjadi sandaranku. Bukan Kayak Dia yang masih hobi balapan liar." Ucap Lala panjang lebar.

" Apa Kau tidak menyukainya sedikitpun? ". Fani penasaran.

" Nggak, Aku benci malah. " Lala mengelak.

Suasana hening kembali diantara Mereka bertiga. Sani sibuk dengan hpnya. Fani masih sibuk mengarahkan pandangan keseluruh kantin. Biasa mencuci matanya dengan melihat yang bening-bening. Sedangkan Lala sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Lala sibuk memikirkan keluarganya. Bagaimana tidak Ibu tirinya tiba-tiba menggunakan tabungan ayahnya untuk membuka restoran. Jelas itu uang untuk masa depan Lala.

" La. Kemarin Aku menelepon Andra. Aku sangat penasaran karena belum ada kabar darinya. Aku mengajak Dia bertemu. Dan Kami kemarin bertemu. Tapi...." Ucap Sani terlihat tidak bersemangat.

Lala spontan terkejut dan mengalihkan pandangannya kearah Sani. Penasaran? Tentu saja.

" Tapi kenapa Kau kelihatan tidak bersemangat? " Tanya Lala penasaran.

" Karena  Dia mengungkapkan rahasianya padaku. Itu sungguh membuatku terkejut. Dia tidak suka wanita." Jelas Sani sedih.

" Apa Kamu yakin itu?" Lala tidak percaya dan merasa aneh mendengar alasannya Andre.

" Entahlah, Tapi sepertinya Dia serius mengatakannya padaku." Ucap Sani sangat yakin.

Lala dan Fani melongo. Dan berbalik melihat Bangkit.

" Apa adiknya juga seperti itu?" Tanya Fani.

" Entahlah." Sahut Lala langsung membalikkan pandangannya kembali.

' Sepertinya itu hanya sebuah alasan untuk melindungi jati dirinya yang amit-amit.'Pikir Lala.

...***...

Waktu perkuliahan hari ini sudah selesai. Seperti biasa Lala langsung ke tempat kerjanya.

Waktu kerja tidak terasa baginya

Hingga waktu pulang tiba. Lala menutup Inisial nya sebagai kasir.

Dan menyerahkan uang ke bagian pemegang shif.

Seperti biasa Lala melangkah ke ruang ganti untuk mengganti seragamnya. Tas rangsel Dia kenakan seraya melangkah keluar ruangan karyawan. Lala terlihat buru-buru.

" Lala! " Sebuah suara memanggil namanya. Lala menoleh dan melihat kearah asal suara tersebut.

Andra dengan gaya angkuhnya berjalan menghampirinya.

" Apa Bu Ratih menyuruhmu? " Tanya Lala penasaran dan bingung, masalahnya Neneknya tidak menelepon Lala.

" Tidak. Aku hanya ingin menjemputmu. Apa itu tidak boleh?" Tiba-Tiba Andra terlihat aneh.

"Maaf. Aku bawa motor sendiri."

" Ayolah!"Ucap Andra seraya menarik tangan Lala. Lagi-lagi membuat Lala terkejut.

Bahkan Andra membukakan pintu mobilnya dan menyuruh Lala masuk tanpa meminta persetujuan Lala.

" Apa kau ingin menculikku?" Entah mengapa pertanyaan konyol ini Lala tanyakan.

Andra tersenyum seraya menyalakan mobilnya.

" Iya, Aku memang menculikmu. Bukankah itu ide yang bagus La?" Tanyanya seraya menoleh kearah Lala.

Melihat ekspresinya Lala terlihat takut. Andra malah tersenyum dengan manisnya.

" Kalau begitu hentikan mobilnya sekarang. Aku mau turun! " Ucap Lala kesal.

" Aiiissh. Bisa diam tidak!" Bentak Andra yang benar-benar diluar dugaan Lala.

" What ??? " Lala tidak mengerti.

" Kau membuatku semakin tergila-gila padamu. " Ucap Andra seraya mendengus kesal.

Lala terkejut mendengar pernyataannya. Tapi ketakutan jelas kini melandanya. Apalagi posisinya didalam mobil. Kalau Andra benar-benar melecehkannya. Bagaimana? Kalau diluar mobil mungkin Lala masih bisa melawannya atau kabur. Pikiran Lala semakin tidak jelas.

" Kalau begitu TURUNKAN AKU SEKARANG!!! atau AKU AKAN MELOMPAT !!!" Ucap Lala penuh penekanan seraya mengancam Andra.

Sekarang pikirannya penuh kenegatifan terhadap Andra.

Sedangkan Andra malah tertawa dingin mendengarkan ancaman Lala.

"Aku akan menurunkanmu, Tapi kalau sudah adikku pulang." Ucap Andra dengan santainya.

" Aiiiissh. Kau benar-benar membuatku ketakutan." Ucap Lala mendengus kesal.

Lagi-lagi tertawa yang Lala dengar.

" Kau sungguh terlihat lebih menarik saat ketakutan seperti itu. Membayangkanmu melompat dari mobilku. Huh... rasanya Aku tidak akan menerimanya. Kau jelas akan mati konyol dan Aku menyesal belum menyentuhmu." Lagi-lagi ucapan yang membuat Lala kesal keluar darinya.

" Tidak bisakah Kau berpikir lebih positif?" Lala masih kesal.

" Tidak!"

Lala terdiam, Dia bingung. Sebenarnya apa yang ada dalam pikiran Andra.

Andra terlihat menelepon seseorang.

" Kit? Dimana Kau sekarang?"

" Apa urusanmu!"

" Pulanglah! Atau akan terjadi apa-apa dengan Lalamu ini!" Ancam Andra dengan adiknya.

" Brengsek. Kenapa Kau mengancamku!" Teriak Bangkit.

Namun telepon langsung dimatikan Andra. Berkali-kali dering hpnya berbunyi kembali, Namun Andra terlihat fokus menyetir.

" Kenapa Kau memperalatku?" Tanya Lala.

" Aku tidak punya cara lain. Aku tahu Dia menyukaimu." Jelas Andra.

Lala terdiam. Dia benar-benar tidak ingin menjadi alat perang, didalam dua kakak beradik yang sedang berseteru ini.

Ingin rasanya Lala cepat lulus dan resign dari kerjaan saat ini. Lalu mencari pekerjaan lainnya. Yang jelas jauh dari yang namanya Bangkit, apalagi Andra.

Situasi menjadi hening. Hanya deringan ponsel Andra yang berkali-kali terdengar. Hp Lala sendiri sedang lowbat karena lupa Dia cas.

" Aku bilang pulang!" Teriak Andra.

" Dasar adik yang merepotkan!"Gerutu Andra.

Mobil berhenti tepat di depan rumah kediaman keluarga Sanjaya.

Bangkit sudah terlihat berdiri dengan motor sport dan helm balapnya. Dia langsung menghampiri mobil dan membuka pintu mobil.

" Apa maksudmu? Kenapa bawa-bawa Lala dipermasalahan Kita?" Bangkit terlihat emosi.

Lala langsung keluar dari mobil. Dia tidak ingin ikut campur terhadap permasalahan Mereka. Lala berpikir sejenak baiknya bagaimana.

" Kenapa hobimu yang check in dimana-mana tidak dipermasalahkan? Kenapa hanya hobiku saja?" Suara Bangkit terdengar keras bagaikan halilintar yang sedang menyambar-nyambar.

" Karena Kau yang Ayah andalkan Kit! Kau tau sendiri, Aku tidak becus mengelola perusahaan."

" Iya, Karena Kau kebanyakan main wanita. Kau harusnya sadar itu!" Teriak Bangkit emosi.

Bangkit langsung melangkah kembali ke motornya.

" La, Ayo! Ngapain Kau diam disitu?" Ajak Bangkit.

Lala yang ketakutan dan tidak punya pilihan lain. Akhirnya memilih naik ke motor sport milik Bangkit.

" Kau mau kemana lagi?" Tanya Andra

dengan nada emosi.

" Pergi!!!" Teriak Bangkit.

Dalam perjalanan Mereka terdiam membisu. Lala dengan pikirannya sendiri dan Bangkit dengan pikirannya sendiri. Bangkit fokus mengendarai motor sportnya.

" Kau mau Kuantar kemana? Tempat kerja atau rumah?" Bangkit sepertinya sudah tahu posisi Lala.

" Tempat kerja."Jawab Lala singkat.

Tidak selang lama Bangkit mengantar Lala tepat di depan Supermarket. Lala langsung turun.

" Maafkan Kakakku." Ucap Bangkit terlihat lebih dewasa dari biasanya.

" Iya tidak apa-apa. Tapi kenapa Kau keluar dari rumah?" Lala memberanikan diri bertanya.

" Masalah keluarga." Jawab Bangkit terlihat singkat.

" Cepatlah! Sebelum Kakakku berbuat aneh-aneh lagi untuk mengancamku."

Lala langsung masuk ke area parkiran. Dia menyalakan motornya. Namun Bangkit terlihat masih menunggunya.

To be Continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!