Makan Malam

Satu Tahun Kemudian

Lala fokus bekerja seraya sekali-sekali memperhatikan orang yang berlalu lalang berbelanja disaat belum ada customer yang menuju bagian kasiran.

Jam menunjukkan pukul 22:00 membuat Lala menutup inisialnya sebagai kasir. Waktu bekerja telah selesai.

" La, Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu." Ucap Kepala bagian Kasir begitu Lala selesai mengganti seragamnya dan memakai baju biasa.

" Siapa Bu Ran?" Tanyanya penasaran.

" Yang jelas salah satu orang penting Suoer Market ini." Ucap Bu Rani membuat Lala semakin penasaran.

Akhirnya terlihat wanita lanjut tua memakai baju formal sehingga terkesan begitu formal tetapi anggun, walau sudah terlihat lanjut usia. Beliau menghampiriku.

" Apa Kau yang bernama Shabila?" Tanya beliau.

" Iya benar." Ucap Lala bingung harus memanggilnya apa.

" Aku jujur senang melihat absenmu yang full tahun ini didata kehadiran karyawan. Dan Kau tahu setiap tahun Kami memilih karyawan yang berhasil mencapai itu dan berkesempatan makan malam denganku?" Jelasnya membuat Lala terkejut. Bahkan sapaannya tadi tidak mengganggunya. Apalagi tentang kehadirannya sebagai karyawan ternyata dinilai. Padahal selama ini Lala sadar, Dia berangkat kerja terus karena tidak nyaman dengan semua hal yang mengganggunya baik dirumah ataupun kampus. Jadi pikirannya hanya kerja terus sehingga.

" Maaf. Saya jujur tidak tahu Bu." Ucap Lala masih bingung.

Beliau langsung tertawa.

" Jujur Aku melihatmu seperti melihat cucuku versi cewek. Karena Aku mempunyai dua cucu dan cucuku itu cowok semua.

Jadi panggil saja nenek." Jelas Beliau dengan ramahnya. Seakan beliau sudah sangat lama mengenal Lala

" Maaf. Tapi saya jujur sungkan kalau harus menyapa seperti itu. Mengingat Anda pemilik dari perusahaan ini. Dan saya juga tidak enak dengan pandangan karyawan lainnya." Ucap Lala polos seraya memandang situasi sekitar. Karyawan dan karyawati yang terlihat iri memandang posisi Lala saat ini.

" Tidak masalah. Kau tak perlu sungkan dan takut dikira mencari perhatian dengan pemilik perusahaan ini. Dan jujur Aku ingin Kau tidak seformal ini . Ayo!" Ajak Beliau menggandeng tangan Lala.

Lala terkejut. Lala tidak menyangka kalau makan malam yang dimaksud adalah malam ini. Mau tak mau, Lala mengikuti langkah Beliau. Dan naik kemobil Beliau.

Kami duduk dibelakang bersama.

" Apa Kau hanya fokus bekerja ?" Tanya Beliau membuka pembicaraan.

" Tidak Nek. Aku masih kuliah mengambil jurusan Manajemen." Jelas Lala seraya memainkan tangannya. Sedikit cangguh, mengingat beliau Ibu dari Direktur utama Supermarket tempatnya bekerja.

" Jadi Kau kuliah sambil bekerja? Pasti itu sangat tidak mudah untukmu. Benar-benar sangat disiplin." Ucap Beliau seraya menoleh ke arah Lala.

" Terima kasih atas pujiannya. Tapi jujur saya mungkin tidak sebaik penilaian Anda." Ucap Lala merendah.

" Tidak. Aku baik dalam menilai orang." Ucap Beliau sambil tertawa.

" Tapi Aku sungguh bangga masih ada mahasiswi setangguh dan mandiri sepertimu di jaman sekarang ini. Sangat berbeda dengan cucuku. Dia bahkan hanya suka bersenang-senang dengan Cewek tanpa komitmen. Sedang satunya pintar namun sangat keras kepala. Padahal usianya sudah hampir kepala tiga. Sedangkan yang satunya juga masih kuliah sepertimu. Namun sering pulang malam. Entah keluyuran kemana dulu. Ayahnya tentu saja risau. Apalagi Mereka penerus-penerus perusahaan keluarga. Sungguh membuatku sedikit kecewa. Maaf membuatmu mendengarkan keluhanku. Melihat kemandirianmu mengingatkan Aku pada cucu-cucuku." Ucap Beliau tersenyum pada Lala.

" Tidak apa-apa Nek." Jawab Lala.

Tidak terasa Mereka sampai di kediaman Beliau. Sebuah rumah besar bernuansa elegan.

" Ayo Nak! Anggap saja Aku nenekmu." Ajak Beliau dengan ramahnya bahkan lagi-lagi menggandeng tangan Lala.

Lala sungguh tak percaya semua ini. Setelah setahun lalu, Dia mengeluh pada Tuhan, bahkan Dia masih belum menerima kehilangan orang yang Dia sayangi dalam hidupnya. Ternyata Tuhan sekarang mengirimkan kasih sayang, yang sedikit tergambarkan dari seorang wanita lanjut usia yang kini tengah menggandeng tangannya.

Lala memasuki ruang utama keluarga. Tidak heran, rumah terkesan mewah dan besar. Ini sering Dia jumpai saat menonton drama-drama Korea. Perbedaannya hanyalah pemandangan yang lebih klasik dengan ciri khas Indonesia lebih mendominasi.

Beliau belum menghentikan langkahnya. Membuat Lala masih berjalan mengikutinya.

Beliau berhenti sejenak ketika sampai disebuah ruangan. Dan sepertinya ruang makan. Karena peralatan makan terlihat sudah tertata rapi dimeja panjang beralasankan kain putih dan beberapa vas bunga menghiasi meja tersebut. Membuat pemandangan semakin indah bila dilihatnya.

Beliau melangkahkan kakinya kembali. Dan duduk seraya mempersilahkan Lala duduk juga.

Seorang assisten rumah tangga terlihat memasuki ruangan ini. Dia membawa nampan berisi makanan khas Indonesia.

"Mba Nina. Apa anak, menantu juga cucuku ada dirumah?" Tanya Beliau membuat sang assisten menoleh dengan rasa hormat.

" Maaf Nyonya Ratih. Pak Ikhsan dan Bu Dewi baru saja keluar tadi. Sedangkan yang ada dirumah hanya cucu Anda." Sapaan yang bersifat kekeluargaan. Itu membuat Lala menilai sosok yang Beliau merupakan sosok orang kaya yang ramah kepada semua orang, termasuk bawahannya.

" Kalau begitu panggil cucuku untuk ikut makan malam denga Kami." Ucap Beliau.

" Ok Nyonya. "  Mba Nina menundukkan kepalanya lalu keluar dari ruangan.

Beliau terlihat membenarkan sedikit tempat duduknya.

" Maaf. Hanya Aku dan cucuku yang bisa menemanimu dalam makan malam ini."

" Tidak masalah Nek. Saya sudah cukup senang atas perhargaan yang Anda berikan kepada Saya." Ucap Lala dengan sopan.

" Jangan seperti Itu. Itu sudah kebiasaan Kami sebagai rasa terima kasih atas kesetiaan karyawan terhadap perusahaan yang Kami kelola. Tapi Aku benar-benar cocok dengan sifatmu. Aku harap kapan-kapan Kau masih bisa menerima undanganku secara pribadi bukan atas nama supermarket." Jelas Beliau membuat Lala terkejut.

" Tentu saja Saya akan senang hati menerima undangan yang Anda maksud." Jawab Lala masih sangat sungkan.

Keheningan sementara melanda. Mereka menunggu cucunya yang belum terlihat masuk ke ruangan. Hanya Assisten rumah tangga yang terlihat bolak balik menyiapkan makan malam kami. Lala menunduk melihat meja. Rasanya tak nyaman jika pandangannya kemana-mana, disaat makan malam dengan keluarga atasannya dalam bekerja.

" Malam Nek." Suara bass seorang cowok yang terasa tidak asing. Hal itu membuat Lala mendongakkan wajahnya, secara perlahan kearah asal suara tersebut.

Lala melihat seorang cowok berdiri dipintu dan menyapa Neneknya. Sudah pasti Dia cucu yang dimaksud Beliau.

Dia kelihatan dingin dan angkuh memandang Lala. Sangat berbeda dengan neneknya yang penuh senyum dan ramah terhadapnya. Wajahnya sangat tidak asing baginya.

" Kau sudah datang. Duduklah! " Ucap Neneknya.

Dia terlihat menuruti ucapan neneknya dan duduk tepat dihadapanku.

" Perkenalkan ini Lala karyawan yang mendapat penghargaan tahun ini untuk makan malam dengan keluarga kita." Ucap Beliau memandang Lala lalu memandang cucunya.

Lala berdiri.

" Shabila. Sangat suatu kehormatan mendapat kesempatan makan malam bersama ini." Ucap Lala lalu menunduk dan duduk kembali.

" Andra."

" Semoga Kau tak terlalu tinggi hati mendapat penghargaan dari Kami." Tambahnya bahkan dengan posisinya yang duduk.

Lala tersenyum mendengar ucapannya.

'Tidak tahukah bahkan Aku tidak mengetahui ada penghargaan semacam ini. Setahuku dari dulu kalau penghargaan, piala saat sekolah. Dan kalau bekerja seharusnya bonus gaji. Itu jelas lebih masuk akal.' Gerutu Lala di dalam hatinya.

Sungguh Dia cowok yang sangat buruk attitude - nya. Lihat saja kata-katanya saja sudah angkuh apalagi attitude-nya. Lala tidak pernah membayangkannya. Ternyata ada cowok yang lebih belagu dari Bangkit. Walaupun ini sebelas dua belas sikap belagunya.

To be Continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!