Scandal

" Aku duluan." Eko beranjak dari tempat duduknya.

" Ok."

Bangkit masih mengemasi buku-bukunya seraya memikirkan kata-kata Eko.Satu per satu keluar dari kelas termasuk Lala.

Sepertinya Lala membatalkan rencananya terhadap Bangkit. Dia terlihat memakai rangselnya dan langsung keluar kelas.

Bangkit yang melihatnya langsung buru-buru menutup ranselnya dan memakainya. Dan satu buku yang Dia pegang. Bangkit beranjak dan melangkahkan kakinya keluar kelas. Dia mengikuti Lala yang belum jauh dari pandangannya.

' Hmm, Sepertinya Dia mau ke kelas Dimas sialan itu.' Tebak Bangkit dalam hatinya. Namun Bangkit masih mengikutinya tanpa sepengetahuan Lala.

' Sepertinya Dimas masih ada mata kuliah.' Pikir Laa berhenti sejenak. Lala mendengarkan suara dosen yang sedang memberikan perkuliahan.

Lala lalu membelokkan langkahnya.

' Untung Dia tidak putar balik.' Bangkit sempat terkejut dan siap-siap membuka bukunya.

" Aiish. Mau kemana sih Dia?" Gerutu Bangkit yang melihat Lala bukannya mengarah ke parkiran tetapi malah berkeliling kampus, menyelusuri koridor kelas dan berujung di perpustakaan.

Lala pun terlihat masuk ke perpustakaan sambil celingak celinguk. Bangkit yang melihatnya pun ingin tertawa.

' Kenapa Dia celingak celinguk begitu. Seperti kucing mau mencuri lauk saja.' Batin Bangkit seraya menahan tawa.

" Sepertinya Dia sudah pulang." Lala melanjutkan langkahnya menuju rak buku. Lala memilah-milah buku. Berharap menemukan sebuah buku yang menarik perhatiannya.

Bangkit masuk ke perpustakaan dan langsung duduk dipojokan. Membaca bukunya seraya melirik keberadaan Lala dari jauh.

Selang dua puluh menit.

' Buku apa yang Dia cari.' Bangkit beranjak dari tempat duduknya, begitu melihat Lala belum memilih buku satupun.

Bangkit berhati-hati mendekati Lala yang masih sibuk mencari buku. Dia mengamati Lala sejenak begitu sampai dibelakangnya.

" La!!! Buku apa yang Kau cari?" suara Bangkit langsung membuat Lala terkejut dan menjatuhkan beberapa buku ke lantai.

" Yaa! Kau seperti setan saja!" Gerutu Lala terkejut dengan kedatangan Bangkit yang tiba-tiba. Lala langsung menundukkan kepala seraya berjongkok mengambil buku yang berjatuhan dilantai.

Entah malaikat datang dari mana, Bangkit terlihat membantu Lala merapikan buku yang berantakan di lantai.

" Kenapa Kau membantuku?" Lala heran tetapi tetap waspada.

" Aku hanya merasa bersalah telah membuatmu terkejut." Alasan Bangkit menutupi kejailannya kali ini.

" Hmmm," Lala hanya mengguman dan mengembalikan kembali bukunya ke rak.

"Bukankah Kau sudah pulang? " Tanya Lala disela-sela merapikan buku dirak.

" Siapa yang bilang? Bukankah kata Eko Kau mencariku?" Bangkit bertanya balik.

Lala langsung mengarahkan pandangannya ke sekeliling. Terlihat dua orang mahasiswi sedang berbisik-bisik samar, jelas tentang interaksi Bangkit dan Lala saat ini.

" Tidak, Eko salah paham Sepertinya. " Lala langsung melangkahkan kaki keluar  dari perpustakaan.

Bangkit pun mengekori langkah Lala. Dia mensejajarkan diri begitu sampai diluar perpustakaan.

" Kenapa Kau mengikutiku?" protes Lala tidak nyaman.

" Yaa!!! Memangnya ada larangan mengikuti tertempel dibajumu? " Lagi-lagi Bangkit membuat Lala kesal.

Lala sedang tidak ingin merespon kejahilan Bangkit saat ini. Dia benar-benar masih badmood.

" Memangnya Kau mau kemana lagi sih La?" Tanya Bangkit penasaran.

" Pulang." ucap Lala ketus dan mempercepat langkahnya.

" Bukankah Kau harus menyelesaikan masalahmu dulu dengan kekasihmu? Apa perlu Aku membantumu lagi?" Bangkit terlihat masih berjalan sejajar dengan Lala.

" Tidak usah, Itu bukan urusanmu. Kau bukannya membantu tetapi membuat kesalahpahaman semakin bertambah." Gerutu Lala.

"Kau yang bodoh mencintai cowok yang tidak mempercayai kata-kata kekasihnya sendiri." Ucap Bangkit mengeluarkan pendapatnya.

" What!!!" Lala berhenti dan menoleh ke arah Bangkit.

' Untung rem cakram' Pikir Bangkit langsung berhenti mendadak.

" Kenapa Kau selalu membuatku emosi sih Kit!" Protes Lala.

Wajahnya yang tadi manis dan tenang kini membentuk rautan kemarahan.

Matanya yang jernih dan indah kini memandang Bangkit dengan tatapan tajam. Menusuk sampai ulu hati. Bangkit terluka. Dia teringat Lala masih berstatus kekasih orang lain.

"Semakin menarik." ucap  Bangkit spontan.

Lala semakin mempertajam tatapannya.

" Apa Aku salah bicara? Tatapanmu sungguh menakutkan La." Bangkit merasa tak bersalah.

" Orang arrogan sepertimu tidak akan pernah mengaku salah."Ujar Lala ketus seraya mengelus dada. Dia menahan emosinya dan berjalan kembali. Terlihat dari sudut matanya, dua orang mahasiswi yang melewati mereka setengah berbisik.

" Mereka sungguh cocok."Ucapan seorang cewek berbisik ketemannya.

" Tetapi Kudengar Lala sudah mempunyai kekasih."

Bisikan mereka samar-samar terdengar ditelinga Lala. Lala mempercepat jalannya kembali. Bahkan Lala terkesan setengah berlari. Dia berusaha menjauhi Bangkit.

Bangkit kesal melihat Lala yang ingin menjauhinya. Tanpa Lala duga, Bangkit langsung menarik tangan Lala, berharap Lala berhenti.

Namun tarikan tangan Bangkit membuat Lala hampir hilang keseimbangan. Bangkit dan Lala pun terkejut. Tanpa pikir panjang Bangkit langsung menarik Lala ke pelukannya agar tidak terjatuh.

" Suitt Suiiit... " Ucap Yohanes  yang tidak sengaja lewat dan melihat interaksi keduanya. Sedangkan yang lainnya hanya bisa menganga antara terkejut dan patah hati.

Dan diujung koridor terlihat seorang cowok yang teramat kecewa perasaannya. Wajahnya penuh amarah, cemburu dan sakit hati. Dimas melihat pemandangan itu di depan matanya saat ini.

Dimas langsung berbalik arah.

' Pengkhianat.' Pikir Dimas. Yuri yang melihat kejadian itu langsung buru-buru mengikuti Dimas. Dia khawatir dengan keadaan Dimas yang terlihat kecewa berat.

Sedangkan Lala langsung melepaskan diri dan mendorong Bangkit dengan kuat. Bangkit pun langsung melepaskan tangannya.

" Apa Kau ingin membunuhku Kit?" Tanya Lala mengingat dirinya yang hampir saja terjatuh.

" Maaf. Jelas tidak!" Bangkit mengelak. Dan baru kali ini Dia mengucapkan kata maaf terhadap Lala.

Lala membenarkan bajunya yang sedikit berantakan. Sedangkan Yohanes langsung tertawa dan mendekati mereka.

" Jadi Kalian berkencan??? " Yohanes penasaran.

" Tega sekali kalian menghianati Dimas." Tambah Yohanes.

" Tidak!!!! " Bangkit dan Lala serempak.

" Kau salah paham." Ucap Lala.

Bagaimanapun juga Bangkit tidak ingin dibilang pengkhianat sesama cowok. Faktanya Dia terang-terangan merebut Lala.

Sedangkan Lala benar-benar tidak berkhianat terhadap Dimas. Kesalahpahaman yang membuat Lala seperti pengkhianat.

" Kalian sangt cocok." Ucap Yohanes seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan Dia meninggalkan Mereka yang terpaku mencerna kata-kata Yohanes.

" That's right Yo!!!" Ucap Bangkit sambil mengacungkan jempol ke arah Yohanes.

Yohanes pun menoleh sejenak seraya membalas dengan mengacungkan jempol juga lalu membaliknya. Dan langsung berlari. Takut Bangkit tidak terima dan mengejarnya.

Lala pun langsung memandang Bangkit dengan tatapan infeel. Lalu Dia meneruskan langkahnya menuju parkiran.

" Why???"  Tanya Bangkit penasaran dengan tatapan infeel Lala. Namun Lala sudah menjauh darinya.

Meninggalkan pertanyaan-pertanyaan tak terjawab di benak Bangkit.

Bangkit memandang sekitar. Terlihat jelas mahasiswi saling berbisik. Namun Bangkit masa bodoh dengan itu semua. Baginya saat ini yang terpenting kesenangan dirinya. Dia tidak peduli dengan omongan orang lain.

To be Continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!