Pengorbanan Orang Tua

PADI disawah milik pak Sukma daunnya bergoyang-goyang tertebak angin. Setelah disiangi lima hari lalu, rupanya pemilik sawah baru akan memberi pupuknya hari ini. Pupuk dalam karung, disimpan pak Sukma di atas dangau supaya mudah mengambil. Karena dangaunya itu terletak dihilir sawahnya yang dekat kejalan yang menuju kampungnya, jadi kalau hujan para pejalan kaki suka numpang berteduh disana. Itulah kalau alas duduknya yang terbuat dari bambu licin dan mengkilap.

Tapi orang yang satu ini bukan karena turun hujan kalau sekarang ia menuju kedangau nya pak Sukma. Didalam map nya ada sebuah surat. Sementara rumahnya jauh. Kalau surat itu diperuntukan pemilik sawah ini, apa salahnya diberikan disini ? Rupanya itu alasan orang ini sekarang menuju kedangau kepunyaan pak Sukma.

“Pak Sukma…!”  Yang biasa dipanggil pak Apung itu memanggil pak Sukma yang sedang memcuci karung bekas pupuk. Ternyata orangnya langsung menghampiri.

“Ada apa jang apung ? Sampai jantungan saya karena tidak biasanya jang apung menemui saya kecuali kalau nagih pajak.”

“Begini pak Sukma, bukan saya tidak sopan . Sekali lagi minta maaf. Tadi kekantor ada suarat untuk putri bapak. Tapi karena kalau diberikan nanti sore takut turun hujan, nitip disini aja ya pak. Sekali lagi saya minta maaf ya pak.”

“Nama pengirimnya bernama Indra bukan jang apung ?”

“Kok pak Sukma tahu ? Nama pengirimnya memang bernama Indra pak “

“Celaka, kalau ternyata pengirimnya dia “

“Lho ? Maksud pak Sukma ?”

“Begini jang apung…Putri saya itu kan disini baru baikan sama laki-laki yang saya jodohkan. Maksud saya bisa jadi berantakan lagi kalau surat ini sampai ketangan putri saya. “

“Jadi sekarang harus gimana pak Sukma ? Pokoknya saya siap bantu kalau memang pak Sukma butuh bantuan ?”

“Saya sendiri sebetulnya tidak sampai hati kalau harus berbuat seperti ini jang apung. Jang apung bersedia kan kalau jaga rahasia mengenai surat ini ?”

“Kalau buat saya sendiri, asal pak sukma bertanggung jawab aja kalau akhir barangkali terjadi sesuatu. Soal merahasiakan  dari  neng Wiwin gampang. Tinggal tutup mulut. Iya kan pak ?”

”Terimakasih sebelumnya jang apung. Oiya, tadi calon mantu saya bawa ini ketika datang kerumah. Silahkan sekarang jang apung mencicipinya.”   Pak Sukma menyodorkan sebuah bungkusan kali ini kepada pak apung. Orang sedang lapar diberi makanan enak, tentu saja cacing yang ada diperut pak apung jadi ribut.

“Kue enak ini mah pak Sukma. Kue toko. Boleh kalau saya mencicipinya pak ?”

“Silahkan-silahkan jang apung…Ini airnya. Kalau airnya air putih biasa nih. Padahal tadi calon mantu saya bawa juga minuman yang rasa jeruk. Tapi saya tidak membawa kesawah karena berabe. Kebetulan tutup botolnya belum dibuka”

“Sekarang calon mantu nya masih ada dirumah rupanya ya pak ?”

Sambil makan kue, ternyata pak apung  ngajak ngobrol.

“Sebelum saya berangkat kesawah juga sudah pulang jang apung. Tapi putri saya diajak kerumahnya. Mungkin sekarang pun masih disana.”

Pak Sukma menjelaskan. Sedang capek ada yang menemaninya ngobrol, ternyata pak Sukma juga jadi betah berada didangaunya.

                                                        ***

KETIKA pak apung dan pak Sukma sama-sama pulang, matahari sudah terik. Sengatannya dirasakan dikulit wajah mungkin baru seukuran bara api yang dihadapi bi Ijah sekarang. Kepada istrinya yang sedang menggoreng ikan, mang Kardi menghampiri . Sudah pula sekarang bi Ijah merasakan sikutan suaminya.

“Ada apa kang ? Tiba-tiba sukat-sikut sama istri yang sedang kerja ?”

“Lihat ke empang Jah. Sebenarnya akang menghampiri kamu itu supaya kamu mengetahui den Kamal yang sedang bercumbu sama neng Wiwin.”

“Hihi…Kirain apa…? Neng Wiwin ternyata diam ya kang pundaknya disandari kepala den Kamal ? Tuh sekarang den Kamal bangkit kang, tapi kedua bahu neng Wiwin kini dipegang. Mau apa ya kang…? Atau jangan-jangan neng Wiwin mau….”

“Maksud kamu mau makan ikan gosong dalam katel itu Ijah…! Lihat…! Gara-gara kamu ngintip anakku, sekarang ikan yang sedang kamu goreng, jadi gosong!”

“Ini semua gara-gara kang Kardi  Coba kalau tadi akang tidak memberitahu neng Wiwin dan den Kamal yang sedang berbahagia. Ikannya pasti tidak akan gosong kang !“

“Kamu itu jangan nyalahin akang Jah… Waktu diberi tahu soal den Kamal dan neng Wiwin yang sedang berbahagia, tadi kamu kan senang juga. Berarti ikan yang jadi gosong itu bukan salah akang “

“Sudah-sudah…!”  Bu Arum memisah percekcokan antara mang Kardi dan isirinya. “Sekarang kalian jangan bertengkar ! Percuma !”

“Terus bu, ikan yang gosong ini dikemanakan nanti ?”

“Berikan saja sama kucing ! Kalian sih, anakku sedang berbahagia malah diganggu !”

“Ada apa ya didapur ribut-ribut ?”  alasan orang di empang kini pada bangkit sambil melihat kedapur.

“Sekarang sepi lagi. Berarti tidak da apa-apa. “ kata Kamal sambil mengepruk-ngepruk celananya.

“Maksudnya kita  akan tetap disini ?”

“Nggak Win. Disana ada kolam penengkaran yang banyak bunga teratainya. Airnya sangat bening. Sekarang kita kesana yuk ?”

“Disana ada tempat paniisannya seperti disini ?”

‘Ada. Tapi kita kesana hanya untuk melihat masa depan kita. Bagaimana ?”

“Maksudnya seperti Rano Karno dan Jessi Gusman dalam fimnya yang berjudul gita cinta dari sma itu ?”

“Kamu mau kan jadi gadis yang dipertaruhkan dalam permainan itu ?”

“Aku takut. Tapi memang harus mencoba.”

“Kalau begitu  ayo sekarang  kita  kesana. Tapi sambil jalan, sambil mencari batu-batu kecil ya ?”

Sepasang sejoli ini sekarang menuju kolam penengkaran. Sebuah kolam yang airnya sangat bening itu, ternyata banyak bunga teratainya. Dari petak yang atas, air terus turun temurun kekolam yang dibawah. Sedangkan disekitarnya banyak tumbuh pohoh-pohon yang buahnya bisa dimakan.Seperti kadu,srsak dan pohon nangka.

“Kolam ini dan sekitarnya milik kamu juga ?”

“Iya Win. Sekarang kita mulai permainannya ya? Kalau batu ini jatuh ditengah-tengah kubangan, berarti kita jodoh. Satu…! Dua… ! Tiga…!”     Peng ! Pas hitungan ketiga, Kamal melemparkan batu itu. Ternyata jatuhnya bukan ditengah-tengah kubangan.

“Kalau dicoba lagi, mitosnya masih berlaku nggak ?”

“Kenapa memang ? Kamu takut kita tidak jodoh ya ?”

Wiwin mengangguk. “Aku mencintai kamu. Mungkin itu alasannya.”

“Win, Win…” Kamal memeluk gadis itu. “Jangan terpengaruh dengan sebuah permainnan…Sebaiknya kita yakin aja bahwa kita pasti akan berjodoh.”

Kamal sekarang mengelus-ngelus rambit gadis itu sambil tetap memeluknya. Tapi setelah beberapa lama, lalu orangnya dibangkitkan.

“Kamu ingin tetap disini ?”

“Nggak “

“Kalau begitu sekarang kita kerumah ya ? Bi Ijah pasti sudah selesai masak “

“Dan kamu nanti harus mengantarkan aku pulang jangan lebih dari pukul satu.”

“Kenapa mesti sebelum pukul satu ? Diantar pulangnya itu setelah Asar misal, supaya kita bisa lebih lama lagi ngobrol .”

“Dasar play boy .”

“Memang…Dan hari ini korbannya itu adalah kamu. Haha..”

“Kutampar kamu !”

“Silahkan… Kamu rupanya marah karena sudah tertipu.”

“Neng Win…! Den Kamal… ! Kata ayah dan ibu, kalian makan dulu ! Sekarang ayah dan ibu sudah menunggu diruang makan!”   Kata bi Ijah dari ambang pintu dapur. Setelah itu bi Ijah kedalam lagi. Tapi pintu dapur tetap dibiarkannya terbuka.

“Win tangannya….”  Maksud Kamal cepat turunkan. Mulutnya sendiri  ditelungkup karena tak tahan geli.

“Makanya kalau marah, jangan asal mau main tampar.” Diselak-selak kegeliannya, ucap Kamal. “Ayo sekarang jalan duluan. Ayah dan ibu harus melihat kita sebagai pasangan yang serasi.”

Seperti itu akhirnya Kamal dan Wiwin yang menuju kerumah. Setelah sampai diruang makan, terus Kamal menarik kursi untuk Wiwin. Melihat anaknya dan Wiwin rukun, bu Arum sangat senang. Begitu juga pak Kosim.

Terpopuler

Comments

ilmi maulida

ilmi maulida

Pak?Pak..? Sampai seģitunya demi anak bahagia?

2022-12-17

11

ilhampermana

ilhampermana

Mau nggak ikan gosong ? 🐧🐧🐧

2022-12-17

5

Osi Amelia Rahmah

Osi Amelia Rahmah

Gak bisa ngejar lagi donk🍒🍒🍒

2022-12-07

6

lihat semua
Episodes
1 Gadis Penakluk
2 Mencari Cinta
3 Persaingan dua pemuda
4 Bertemu Teman Lama
5 Citranya Buruk
6 Tidak Mendapatkan Restu
7 Tabir Mimpi
8 Sikapnya Jadi Berubah
9 PR hukuman dari sekolah
10 Surat dari desa
11 Calon Menantu Idaman
12 Perpisahan
13 Apel Pertama
14 Apel Kedua
15 Masih Plin Plan
16 Habis Kesabaran
17 Ketika Di Hatinya Ada Celah
18 Bimbang
19 Hatinya Mulai Terbuka
20 Pengorbanan Orang Tua
21 Cintanya Bersemi
22 Do'a Ibu
23 Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24 Hari Bahagia Datang
25 Malam Pertama Di Lewatkan
26 Terlambat Menyadari
27 Kerasnya Hidup Di Luar
28 Hikmah
29 Pesonanya Masih Ada
30 Di Uji Kesetiaan
31 Generasi
32 Bunga Desa
33 Melebarkan Sayap
34 Skenario Ulang Tahun
35 Weekend Di Rumah
36 Liburan Ke Desa
37 Suatu Malam
38 Sajian Pagi
39 Malas Pulang
40 Menyambut Pagi
41 Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42 Makan Malam Romantis
43 Trauma Sakit Parah
44 Hadiah Fantastis
45 Ngidam Buah
46 Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47 Jalinan Cinta
48 Suami Siaga
49 Dua Sahabat
50 Misi Balas Dendam
51 Janji Setia
52 Cerita Masa Lalu
53 Kehidupan Dua Rumpun
54 Dalam Penantian Bagian 1
55 Dalam Penantian Bagian 2
56 Dalam Penantian Bagian 3
57 Dalam Penantian Bagian 4
58 Kebersamaan
59 Ujian Bagian 1
60 Ujian Bagian 2
61 Ujian Bagian 3
62 Ketika Hati Sedang Hampa
63 Pasca Peristiwa Bagian 1
64 Pasca Peristiwa Bagian 2
65 “Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66 Membuka Lembaran Baru
67 Menjalani Hari
68 Video Call Terakhir
69 Saat Berduka
70 Ngerumpi Tentang Idola
71 Rumah Duka
72 Oma Dalam Kenangan
73 Penantian
74 Di Blik Wanita Karier
75 Penyesalan Galang
76 Boomerang
77 Hadiah Unik Untuk Teman
78 Akibat Gesekan Masa Lalu
79 Surat Pengunduran Diri
80 Meninggalkan Profesi
81 Perginya Orang Yang Berprestasi
82 Tiba Di Kota Tujuan
83 Beradaptasi
84 Guncangan Jiwa
85 Zonk Dalam Pernikahan
86 Resep Spesial
87 Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88 Istri Sholehah
89 Akhir Cinta Kedua
90 Bertahan Demi Cinta
91 Prahara Rumah Tangga
92 Foto Wedding
93 Undangan Resepsi
94 Pendiriannya Masih Goyang
95 Safari
96 Ziarah Kubur
97 Nostalgia
98 Tamu Tak Terduga
99 Ketulusan
100 Islah Masal
101 Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102 Berbagi Cerita
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Gadis Penakluk
2
Mencari Cinta
3
Persaingan dua pemuda
4
Bertemu Teman Lama
5
Citranya Buruk
6
Tidak Mendapatkan Restu
7
Tabir Mimpi
8
Sikapnya Jadi Berubah
9
PR hukuman dari sekolah
10
Surat dari desa
11
Calon Menantu Idaman
12
Perpisahan
13
Apel Pertama
14
Apel Kedua
15
Masih Plin Plan
16
Habis Kesabaran
17
Ketika Di Hatinya Ada Celah
18
Bimbang
19
Hatinya Mulai Terbuka
20
Pengorbanan Orang Tua
21
Cintanya Bersemi
22
Do'a Ibu
23
Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24
Hari Bahagia Datang
25
Malam Pertama Di Lewatkan
26
Terlambat Menyadari
27
Kerasnya Hidup Di Luar
28
Hikmah
29
Pesonanya Masih Ada
30
Di Uji Kesetiaan
31
Generasi
32
Bunga Desa
33
Melebarkan Sayap
34
Skenario Ulang Tahun
35
Weekend Di Rumah
36
Liburan Ke Desa
37
Suatu Malam
38
Sajian Pagi
39
Malas Pulang
40
Menyambut Pagi
41
Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42
Makan Malam Romantis
43
Trauma Sakit Parah
44
Hadiah Fantastis
45
Ngidam Buah
46
Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47
Jalinan Cinta
48
Suami Siaga
49
Dua Sahabat
50
Misi Balas Dendam
51
Janji Setia
52
Cerita Masa Lalu
53
Kehidupan Dua Rumpun
54
Dalam Penantian Bagian 1
55
Dalam Penantian Bagian 2
56
Dalam Penantian Bagian 3
57
Dalam Penantian Bagian 4
58
Kebersamaan
59
Ujian Bagian 1
60
Ujian Bagian 2
61
Ujian Bagian 3
62
Ketika Hati Sedang Hampa
63
Pasca Peristiwa Bagian 1
64
Pasca Peristiwa Bagian 2
65
“Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66
Membuka Lembaran Baru
67
Menjalani Hari
68
Video Call Terakhir
69
Saat Berduka
70
Ngerumpi Tentang Idola
71
Rumah Duka
72
Oma Dalam Kenangan
73
Penantian
74
Di Blik Wanita Karier
75
Penyesalan Galang
76
Boomerang
77
Hadiah Unik Untuk Teman
78
Akibat Gesekan Masa Lalu
79
Surat Pengunduran Diri
80
Meninggalkan Profesi
81
Perginya Orang Yang Berprestasi
82
Tiba Di Kota Tujuan
83
Beradaptasi
84
Guncangan Jiwa
85
Zonk Dalam Pernikahan
86
Resep Spesial
87
Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88
Istri Sholehah
89
Akhir Cinta Kedua
90
Bertahan Demi Cinta
91
Prahara Rumah Tangga
92
Foto Wedding
93
Undangan Resepsi
94
Pendiriannya Masih Goyang
95
Safari
96
Ziarah Kubur
97
Nostalgia
98
Tamu Tak Terduga
99
Ketulusan
100
Islah Masal
101
Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102
Berbagi Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!