Ketika Di Hatinya Ada Celah

BU ARUM yang mendapat jadual operasinya hari ini, dijenguk lagi oleh anak mantu sepupunya. Evi sebagai putri dari pasangan ini, tidak ketinggalan hadir juga. Kamal yang tak kuasa berada didepan ibunya yang akan bertarung melawan penyakitnya, malah sudah dihampirinya di lobi yang biasa. Ternyta kali ini pemuda itu tidak menutup lagi ruang yang akan dimasuki gadis ini.

“Aku nggak nyangka banget sama kamu Ev. Dari mulai kami datang kerumah sakit sampai ibu akhirnya mau dioperasi, suport kamu sama aku besar sekali.”

“Kita kan saudara Kang. Semua itu tidak berarti apa-apa kalau dibanding apa yang selama ini kuharap dari akang.”

Terhadap Evi yang mengeluarkan kata-kata yang begitu enak ditelinganya, Kamal melirik dalam bentuk rasa simpati. Setelah pemuda itu memberinya ruang, ternyata Evi juga jadi berani menaikkan tangannya keatas pundak lelaki itu.

“Hari ini akang udah makan belum ?”

Kamal menggeleng. “Sejak ibu diputuskan akan dioperasi hari ini, dari kemarin aku nggak makan. Semalam juga aku tidak bisa tidur karena yang ada hanya ingin nangis dan nangis.”

“Hatinya itu ternyata rapuh sekali.  Buatku ini kesempatan untuk menyelami hatinya lebih dalam lagi. Plus mendapatkan cintanya seperti yang kuinginkan.”

“Kok kamu menatapku dalam seperti itu Ev ?”  Ketika Evi menatapnya terus, Kamal menegur.

“Kalau berterus terang, takut kamu tidak suka kang“

“Katakan saja Ev…Terhadap gadis secantik kamu, lelaki manapun pasti akan mikir berulang kali kalau mau bilang tidak suka. Termasuk aku tentunya.”

“Benarkah itu kang ?”   Ternyata Kamal tersenyum sambil mengangguk. Evi pun akhirnya berani blak-blakan mengeluarkan isi hatinya.

“Sejak kita bertemu lagi, aku sebenarnya suka sama kamu kang. Kalau akang sendiri bagaimana ?”

“Suka juga.”

“Aw….!” Ketika disini Kamal menjawab pertanyaan Evi, Wiwin yang disana menjerit dikamar mandi. Rupanya ketika sedang mencuci piring dan gelas, tangannya tertusuk beling.

Setelah mencuci piringnya selesai, Wiwin lalu mengobati lukanya itu. Kali ayahnya ikut andil membantu. Kebetulan untuk memasangkan plister luka, gadis itu tidak bisa melakukannya sendiri.

“Tadi kamu mencuci itu sambil melamun rupanya ? Kalau tidak, massa piringnuya bisa pecah ?”

Seandainya ayah tahu yang kurasakan saat ini, pasti dia tidak akan berkata seperti itu. Mengapa setelah kembali kedesa aku itu harus mengalami hal seperti ini ? Seandanya selama ini aku tidak egois, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Sekarang aku baru sadar, ternyata aku tidak benci sama dia.

“Lho Win ? Selama ayah bantu mengobati luka kamu, ternyata kamu sendiri malah menangis ? Kenapa lagi ?”

“Ibunya mau dioperasi itu hari ini kan ayah ?”

“Jadi selama ini kamu memikirkan mereka terus Win ?”

“Kalau mereka selama ini tidak baik sama kita, mungkin saya juga tidak akan ingat sama mereka ayah… Dan saya hanya ingat permintaan ibunya  itu… Selama ini dia ingin sekali bertemu dengan saya… Itulah yang membuat saya jadi murung selama mereka ada dirumah sakit… Dan ternyata hari ini  semua kesalahan  saya itu sudah mengakibatkan jadi terlukanya tangan saya.”

Kasihan putriku…Meski pun selama ini aku sering memarahinya kalau dia bersikap kurang baik terhadap lelaki pilihanku, tapi itu bukan untuk melihat dia sedih seperti ini. Dan sekarang aku pun mulai khawatir sama nak Kamal, jangan-jangan benar dia tidak akan menemui putriku lagi..

“Ayah ? Kok ayah juga jadi terlihat sedih seperti ini ? Berarti yang dirasakan kita saat ini, sama ?”

“Jangan kebanyakan bicara yang bisa menambah luka hati kita Win… Sekarang kamu sebaiknya istrirahat. Tenangkan pikirang kamu sambil tiduran dikamar…Masalah yang sedang kita hadapi, sebetulnya belum final. Tapi kalau mereka sudah pulang dari rumah sakit tetap tidak ada perkembangan, baru disana kita pasrah dan memikirkan lagi untuk kedepan. “

Disana  pak Sukma menyuruh putrinya istirahat. Disini Kamal  juga meninggalkan lobi rumah sakit karena ibunya sudah dikeluarkan dari ruangan operasi.

“Ibu sudah selamat ayah…Meskipun dia masih belum siuman, tapi saya yakin kita akan bisa berkumpul lagi.”

Ketika melihat ibunya sudah kembali ke sal, Kamal mencurahkan keharuan kepada ayahnya. Padahal Evi ada disana.

“Tapi kamu harus ingat satu hal Mal…”  Kata pak Kosim, sengaja  tidak pelan supaya Evi mendengar.

“ Kalau kita sudah kembali kerumah, obsesi ibu ingin bertemu calon istri kamu itu harus buru-buru dipenuhi sama kamu “

Setelah ayahnya berkata seperti itu ternyata Kamal langsung melirik kepada Evi. Setelah orangnya dipastikan melihat, lalu pemuda ini mengangguk.

“Sekarang ibunya dijaga dulu sama kamu ya ? Ayah ada perlu dulu sebentar “

“Rupanya selama ini akang itu sudah bertunangan  ”   tanya Evi setelah pak Kosim pergi. “Berarti kalau kapan-kapan aku main kerumah akang, tidak boleh ya ?”

“Kenapa tidak boleh Ev ?  Kapan pun kamu akan datang, pintu rumah kami pasti akan selalu terbuka buat kamu”

Kalau tidak melihat ayahnya sudah kembali, mungkin Kamal akan melanjutkan perkataannya.“Selama ini aku memang sudah bertunangan dengan seorang gadis. Tapi hububganku dengannya, sekarang sedang bermasalah. Dan kalau hubungan itu selamanya tidak bisa diperbaiki, terhadap kamu pasti aku akan lari Ev . Untuk melabuhkan cintaku supaya tidak karam”  kata Kamal akhirnya untuk drinya sendiri.

Ayahnya pun ternyata membawa kabar yang mencengangkan.

“Kabar yang menggembirakan Mal ”   celoteh pak Kosim

“Sebenarnya barusan ayah habis dari mana ?”    Kamal menatap ayahnya

“Menemui dokter yang menangani ibu…Kalau makanannya terjaga dan suplemen yang dibutuhkannya terpenuhi, tiga hari lagi ibu boleh pulang katanya Mal  “

“Sudah boleh pulang ayah ? Akhirnya….”

Lagi-lagi Kamal tidak meneruskan kalimat. Pemuda ini tidak tahu kalau kegirangannya itu sudah membuat Evi jadi cemberut.

“Kalau Kang Kamal sudah tidak menjaga ibunya lagi dirumh sakit, berarti aku akan kesulitan untuk bertemu. Sedangkan meski pun saat ini aku sedang jatuh cinta, sekolahku sudah pasti harus tetap nomor satu“

Selain cantik dan anak seorang dokter, ternyta Evi itu orang yang cerdas dan bermasa depan.  Dan sekarang, gadis itu sudah mulai masuk dalam kehidupan  Kamal anak seorang juragan tanah itu.

***

SORE ini langit sangat cerah. Bu Arum yang sudah pulang dari rumah sakit, dilayat para tetangga. Dari kemarin, kerumahnya itu tidak kurang dari sepuluh orang, pelayat yang datang. Satu-satunya pelayat dari jauh, sekarang sedang diantarkan Kamal keperapatan. Sambil menunggu angkot, ternyata mereka berdekatan terus dan terlihat mesra layaknya sepasang kekasih.

“Win ? Kayaknya aku nggak salah lihat deh ?  Yang sedang diperapatan bersama seorang perempuan itu kan tunangan kamu ?”

Dari warung bakso, Wiwin akhirnya mengalihkan pandangannya keperapatan Setelah menurutnya itu benar Kamal. “Iya La, itu memang dia.”

“Siapa perempuan yang yang bersamanya itu ya Win ? Kayaknya mereka sudah lama saling kenal ?”

“Mana aku tahu La ? Kalau begitu lebih baik sekarang kita terus perhatikan mereka dulu”  Usul Wiwin. Sedangkan hatinya sendiri sudah mulai terbakar.

“Kang, lama banget ya angkot masih belum ada yang kesini ?”

“Sabar Ev, kalau sudah sore begini kendaraan umum memang sudah tidak begitu banyak yang beroperasi.”

Orang yang sedang bersama Kamal itu ternyata Evi. Dan ketika barusan orangnya mengeluh tentang angkutan, ternyata Kamal juga langsung menghiburnya dengan memberikan suatu belaian hangat yang di idamkan oleh setiap gadis yang sedang jatuh cinta.

“Kalau pundaknya sudah kukamit begini, pasti tak akan rewel. Soalnya jadi tidak kedinginan lagi. Iya kan ?”

“Ach akang bisa aja…Emang sih kalau lama-lama disini sore hari, pasti nggak bakalan kuat. Anginnya kencang banget soalnya kang”

“Oya Ev, sekarang angkotnya sudah ada tuh. Berarti kebersamaan kita juga harus berakhir sampai disini dulu ya”

Angkot yang lewat disetop Kamal. Ternyata langsung berhenti.   Setelah keneknya keluar, Kamal dan Evi yang masih tetap bergandengan, lalu maju bersama.

“Dua orang ya? “

“Yang mau naiknya satu orang, dia aja “

“Oh.., jadi si Aa nya cuma mengantar kekasihnya aja?”

Kamal mengangguk sambil tersenyum. Setelah itu baru Evi disuruh  masuk. Dan semua adegan mesra ini disaksikan seluruhnya oleh Wiwin dan Lala dari rumah bakso.

“Dia kelihatan sangat bahagia…Pulangnyanya juga barusan di atas motor itu sambil tersenyum-senyum…”   gumam Wiwin ketika melihat motor Kamal yang mau pulang melintas kedepan rumah bakso.

Setelah Kamal yang mengantarkan Evi sudah kembali ke rumah, ternyata bu Arum langsung memanggilnya. Rupanya dari tadi ibunya punya unek-unek.

“Besok pagi Wiwin jemput ya Mal ? Soalnya ibu sudah tidak sabar lagi ingin ketemu dia”

“Bu, kalau besok mungkin saya tidak bisa…”

“Apa kamu bilang…? Mau mempertemukan ibu dengan dia kan janji kamu sebelum ibu masuk rumah sakit Mal”

“Iya bu… Tapi ibu maupun ayah, mulai hari ini sebaiknya lupakan saja dia “

”Apa itu karena Evi Mal ?  Seharian ini kamu dan dia memang ibu lihat akrab sekali…Rupanya itu sekarang sudah membuat kamu jadi melupakan tunanganmu sendiri.”

“Sebenarnya tidak juga bu. Wanita yang paling saya cintai hingga hari ini, tetap saja Wiwin.”

“Kamu jangan main-main dengan kita Kamal !  Semua ucapan kamu, barusan ayah dengar sendiri dari luar ! Kalau kamu tiba-tiba menyuruh kami supaya melupakan Wiwin, jelas ayah marah !  Apa kamu sudah lupa  waktu gadis itu masih dikejar-kejar sama kamu ?!  Waktu itu kamu dan ayah, berseteru sampai kamu tidak makan berhari-hari kan ?! Sekarang se enaknya saja kamu menyuruh kami supaya melupakan semua pengorbanan besar itu setelah kamu mendapat penggantinya!”

“Tuh Mal, ayah juga ternyata tidak terima…Jadi sekarang kamu juga harus tetap konsekuen…Berarti selain Wiwin, tidak boleh ada gadis lain yang dipikirkan kamu”

“Sekarang pergilah, mungkin kamu perlu merenung…!Tapi besok, kamu harus segera memberi keputusan. Dan tentunya yang diharapkan oleh kami, kamu itu tidak  berubah pikiran !“

“Ternyata mereka mengharapkanku tetap setia sama Wiwin . Bintang  yang selama ini kuperjuangkan dengan segala pengornanaku itu…Aku juga sebenarnya tidak mau kehilangan dia…Tapi kalau orangnya belum bisa melupakan orang yang pertama masuk dihatinya…?”   Pikir Kamal sambil ngeloyor ke kamarnya. Dan ternyata dari kamarnya itu sampai mata hari tenggelam, batang hidungnya tidak ditampakan lagi dihadapan kedua orang tuanya.

Terpopuler

Comments

Moba Kintil

Moba Kintil

amiin

2023-10-06

6

Asvi Raisa

Asvi Raisa

smangat truss sampai impian terwujud !

2023-01-05

11

Iki nurjaman

Iki nurjaman

Si akang deketin cewek lain cemburu tuh

2022-12-23

5

lihat semua
Episodes
1 Gadis Penakluk
2 Mencari Cinta
3 Persaingan dua pemuda
4 Bertemu Teman Lama
5 Citranya Buruk
6 Tidak Mendapatkan Restu
7 Tabir Mimpi
8 Sikapnya Jadi Berubah
9 PR hukuman dari sekolah
10 Surat dari desa
11 Calon Menantu Idaman
12 Perpisahan
13 Apel Pertama
14 Apel Kedua
15 Masih Plin Plan
16 Habis Kesabaran
17 Ketika Di Hatinya Ada Celah
18 Bimbang
19 Hatinya Mulai Terbuka
20 Pengorbanan Orang Tua
21 Cintanya Bersemi
22 Do'a Ibu
23 Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24 Hari Bahagia Datang
25 Malam Pertama Di Lewatkan
26 Terlambat Menyadari
27 Kerasnya Hidup Di Luar
28 Hikmah
29 Pesonanya Masih Ada
30 Di Uji Kesetiaan
31 Generasi
32 Bunga Desa
33 Melebarkan Sayap
34 Skenario Ulang Tahun
35 Weekend Di Rumah
36 Liburan Ke Desa
37 Suatu Malam
38 Sajian Pagi
39 Malas Pulang
40 Menyambut Pagi
41 Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42 Makan Malam Romantis
43 Trauma Sakit Parah
44 Hadiah Fantastis
45 Ngidam Buah
46 Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47 Jalinan Cinta
48 Suami Siaga
49 Dua Sahabat
50 Misi Balas Dendam
51 Janji Setia
52 Cerita Masa Lalu
53 Kehidupan Dua Rumpun
54 Dalam Penantian Bagian 1
55 Dalam Penantian Bagian 2
56 Dalam Penantian Bagian 3
57 Dalam Penantian Bagian 4
58 Kebersamaan
59 Ujian Bagian 1
60 Ujian Bagian 2
61 Ujian Bagian 3
62 Ketika Hati Sedang Hampa
63 Pasca Peristiwa Bagian 1
64 Pasca Peristiwa Bagian 2
65 “Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66 Membuka Lembaran Baru
67 Menjalani Hari
68 Video Call Terakhir
69 Saat Berduka
70 Ngerumpi Tentang Idola
71 Rumah Duka
72 Oma Dalam Kenangan
73 Penantian
74 Di Blik Wanita Karier
75 Penyesalan Galang
76 Boomerang
77 Hadiah Unik Untuk Teman
78 Akibat Gesekan Masa Lalu
79 Surat Pengunduran Diri
80 Meninggalkan Profesi
81 Perginya Orang Yang Berprestasi
82 Tiba Di Kota Tujuan
83 Beradaptasi
84 Guncangan Jiwa
85 Zonk Dalam Pernikahan
86 Resep Spesial
87 Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88 Istri Sholehah
89 Akhir Cinta Kedua
90 Bertahan Demi Cinta
91 Prahara Rumah Tangga
92 Foto Wedding
93 Undangan Resepsi
94 Pendiriannya Masih Goyang
95 Safari
96 Ziarah Kubur
97 Nostalgia
98 Tamu Tak Terduga
99 Ketulusan
100 Islah Masal
101 Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102 Berbagi Cerita
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Gadis Penakluk
2
Mencari Cinta
3
Persaingan dua pemuda
4
Bertemu Teman Lama
5
Citranya Buruk
6
Tidak Mendapatkan Restu
7
Tabir Mimpi
8
Sikapnya Jadi Berubah
9
PR hukuman dari sekolah
10
Surat dari desa
11
Calon Menantu Idaman
12
Perpisahan
13
Apel Pertama
14
Apel Kedua
15
Masih Plin Plan
16
Habis Kesabaran
17
Ketika Di Hatinya Ada Celah
18
Bimbang
19
Hatinya Mulai Terbuka
20
Pengorbanan Orang Tua
21
Cintanya Bersemi
22
Do'a Ibu
23
Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24
Hari Bahagia Datang
25
Malam Pertama Di Lewatkan
26
Terlambat Menyadari
27
Kerasnya Hidup Di Luar
28
Hikmah
29
Pesonanya Masih Ada
30
Di Uji Kesetiaan
31
Generasi
32
Bunga Desa
33
Melebarkan Sayap
34
Skenario Ulang Tahun
35
Weekend Di Rumah
36
Liburan Ke Desa
37
Suatu Malam
38
Sajian Pagi
39
Malas Pulang
40
Menyambut Pagi
41
Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42
Makan Malam Romantis
43
Trauma Sakit Parah
44
Hadiah Fantastis
45
Ngidam Buah
46
Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47
Jalinan Cinta
48
Suami Siaga
49
Dua Sahabat
50
Misi Balas Dendam
51
Janji Setia
52
Cerita Masa Lalu
53
Kehidupan Dua Rumpun
54
Dalam Penantian Bagian 1
55
Dalam Penantian Bagian 2
56
Dalam Penantian Bagian 3
57
Dalam Penantian Bagian 4
58
Kebersamaan
59
Ujian Bagian 1
60
Ujian Bagian 2
61
Ujian Bagian 3
62
Ketika Hati Sedang Hampa
63
Pasca Peristiwa Bagian 1
64
Pasca Peristiwa Bagian 2
65
“Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66
Membuka Lembaran Baru
67
Menjalani Hari
68
Video Call Terakhir
69
Saat Berduka
70
Ngerumpi Tentang Idola
71
Rumah Duka
72
Oma Dalam Kenangan
73
Penantian
74
Di Blik Wanita Karier
75
Penyesalan Galang
76
Boomerang
77
Hadiah Unik Untuk Teman
78
Akibat Gesekan Masa Lalu
79
Surat Pengunduran Diri
80
Meninggalkan Profesi
81
Perginya Orang Yang Berprestasi
82
Tiba Di Kota Tujuan
83
Beradaptasi
84
Guncangan Jiwa
85
Zonk Dalam Pernikahan
86
Resep Spesial
87
Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88
Istri Sholehah
89
Akhir Cinta Kedua
90
Bertahan Demi Cinta
91
Prahara Rumah Tangga
92
Foto Wedding
93
Undangan Resepsi
94
Pendiriannya Masih Goyang
95
Safari
96
Ziarah Kubur
97
Nostalgia
98
Tamu Tak Terduga
99
Ketulusan
100
Islah Masal
101
Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102
Berbagi Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!