“INI studio fhoto dan percetakan ? Tapi belum buka?” Pada saat Kamal baru mau mandi, gadis yang dibicarakannya beberapa saat lalu dengan mang Kardi, bergumam sendiri sambil lurak-lirik di depan pertokoan. Tidak lama kemudian di depannya ada motor lewat. Ternyata orang itu turun didepan toko tempatnya berdiri.
“Numpang Tanya mas? Disini bisa fhoto atau cetak?”
“Bisa dik. Adik mau difhoto?”
“Tadinya mau ngadfruk fhoto lama. Tapi ternyata tokonya masih tutup ?”
“Sekarang mau dibuka dik “
“Jadi studio ini punya mas?”
“Warisan dari leluhur…Tunggu sebentar ya dik. Roringdornnya mau saya buka dulu sekarang “
Setelah setudio nya dibuka, Wiwin akhirnya masuk. Pemilik setudio minta klise yang mau diadfruk dari gadis itu. Lalu gadis itu mengeluarkan dari dalam tasnya.
“Bisa diambilnya kapan ya mas ?”
“Hari ini juga bisa. Tapi harus agak sianagn”
“Kebetulan…Sekarang saya juga ada keperluan dulu…Kalau begitu cepat urus administrasinya ya mas. Kalau fhoto ukuran 10 R sama figuranya, jadi berapa ?”
“Tiga puluh ribu aja”
“Yah, saya mau bayar dimuka” kata gadis itu sambil mengeluarkan uang dari dompetnya. Setelah bernego, ia lalu pamit. Ke setudio itu ada lagi orang yang datang. “Saya mau fhoto kopeee ktp mas”
“Ya, tunggu dulu sebenatr” Terus dan terus sampai siang. Satu ketika, orang yang datang itu Kamal. Pemuda ini langsung dibuatnya membeliak ketika pemilik setudio yang di kenalnya sedang mengerjakan fhoto orang yang sedang di kejar-kejarnya dari kemarin.
“Mas Har? Gadis ini yang sedang saya cari-cari dari kemarin ? Kok sekarang fhotonya ada disini ?”
“Sebelum studio dibuka, orang ini sudah menunggu disini Mal…Sekarang orangnya pergi dulu”
“Mau ngambil fhotonya kapan mas ?”
“Hari ini”
“Hari ini…? Kalau begitu mau saya tunggu mas…Akhirnya aku bisa bertemu lagi dengannya hari ini…” Wajah Kamal berseri-seri
“Tapi sebaiknya kamu jangan yakin dulu Mal, dia itu baru satu jam yang lalu pergi dari sini…Kalau orangnya cuma mau belanja ke pasar, mungkin tidak akan lama lagi baliknya. Tapi kalau pergi dulu ketempat yang jauh terus tiba-tiba ada halangan, mas juga nggak yakin kalau dia jadi mengambil fhotonya hari ini”
“Jadi kalau menurut mas, sebaiknya saya itu gimana ?”
“Ada keperluan yang lain nggak ?”
“O iya mas, saya itu mau beli foster pemain bola “
“Kalau begitu, pergilah dulu. Mas yakin, gadis itu nggak bakal buru-buru kesini”
Karena sarannya pemilik studio yang sebetulnya masih famili jauhnya, Kamal akhirnya pergi ke TOSERBA. Tidak lama kemudian setelah ia masuk ke toko itu, gadis itu muncul, keluar dari kerumunan orang. Pemilik studio yang melihat semua ini, bukan main merasa bersalah terhadap Kamal.
“Saya mau mengambil fhoto Mas…Sekarang udah selesai kan ?”
“Oh, udah-udah…Tuh, fhotonya sama saya disimpan dulu didalam etalase”
“Itu kan berandalan yang kemarin berantem diperapatan ?” pikir Wiwin ketika melihat fhotonya ada disamping fhoto Kamal. “Kalau fhotonya disini sudah selesai, jangan-jangan orangnya hari ini akan mengambil…Kalau begitu sekarang aku harus buru-buru pergi dari sini. Aku nggak sudi kalau harus bertemu lagi dengannya., meskipun orangnya tampan ”
“Dik…?” Pemilik studio yang bernama Hariman membuyarkan lamunan Wiwin. “Ada apa dengan modol saya ?”
“Model…?”
“Iya dik…Maksud saya, semenjak dia dia sering stanbeye disini, toko saya jadi ramai. Khususnya jadi ramai dikunjungi oleh ABG-ABG perempuan. Kalau adik sendiri gimana sama model saya ini ?”
“Tapi setahu saya dia itu seorang berandalan yang suka bikin ke onaran di tempat-tempat ramai… Saya sendiri tidak suka sama cowok brandal “
“Malang sekali nasibmu Mal, ternyata gadis ini tidak suka sama kamu “ kata-kata ini disimpan oleh Hariman. Sedangkan yang di keluarkan. “Nih fhotonya dik…Kalau ada fhotonya lagi yang mau di adfruk atau lain sebagainya, datang lagi kesini ya ?”
“Insya’Alloh mas. Sekarang saya pamit dulu. Assalamualaikum…”
“Waalaikum’salam…” Benar-benar sial si tampan hari ini tuh! Orang yang di kejar-kejarnya, sekarang sudah pergi lagi”
“Tidak..! Aku tidak boleh kehilangan dia lagi!” Waktu Wiwin keluar dari studio, ternyata Kamal pun melihatnya. Sayangnya ia tidak bisa langsung menyusul karena pemilik TOSERBA, sedang mengambil kembalian uangnya
“Dik? Ini kembaliannya…Silahkan sekarang dihitung lagi “
“Ah nggak usah pak…Pasti udah pas ini”
Wajar kalau Kamal buru-buru karena takut gadis itu keburu jauh dan akhirnya ia kehilangan lagi. “Mal…? Itu nt kan…?” Namun ketika baru beberapa langkah di jalan. Dan karena itu memang namanya, Kamal pun akhirnya menghentikan langkahnya.
“Ded…? Elo…?” Bahkan Kamal setelah tahu bahwa yang memanggilnya itu temannya waktu SMA.
“Ternyata tidak salah penglihatan gua, bahwa yang keluar dari TOSERBA itu memang lo “ Yang dipanggil Dedi oleh Kamal, nyeloteh.
Suasana semakin menyenangkan setelah keduanya saling mengeluarkan candaan serta mengupas masa-masa SMA.
“Lo masih suka ingat si Lola nggak Mal setelah keluar sekolah ?”
“Lola…? Kayaknya nggak deh…Kalau lo apa masih suka sewa tukang pukul kalau incaran lo suka dekat sama orang lain ?”
“Dulu lo jahat soalnya, berani ambil cewek gua. Terpaksa gua juga sewa tukang pukul…Tapi ngomong-ngomong, si Fredi nya dimana sekarang ? Apa dia sama kuliah seperti gua ?”
“Kalau Fredi sama seperti gua nggak kuliah…Tapi dia lebih parah dari gua suram masa depannya…Malah dia jadi sering ber urusan dengan polisi sekarang, karena udah kecanduan make nya itu”
“Iya, ya ? Kalau mengingat lagi masa lalu, gua itu emang banyak salah sama teman-teman. Khususnya sama lo…Oleh karena itu, pada kesempatan ini, gua itu mau minta maaf sama lo, dan lo harus memaafkan semua kesalahan gua ya Mal ? Semuanya “ Dedi menghentikan langkahnya dulu dan memegang tangan Kamal. Kalau ada orang yang minta maaf itu, wajib memaafkannya. Begitu juga Kamal ketika Dedi meminta maaf atas kesalahan dimasa lalunya.
“Oya, sambil ngobrol tidak terasa ya ? Kita sekarang sudah sampai diterminal…Elo ma terus kemana Mal setelah ini ?”
“Gua mau ngambil motor di depan studionya mas Hari…Terus pulang. Elo sendiri mau kemana Ded, kayaknya mau pergi jauh ?”
“Nggak jauh kok…? Buku materi kuliah nggak ada di toko langganan. Sekarang gua mau coba nyari di Garut”
“O iya ? Didepan udah ada angkot yang mau berangkat tuh ? Elo mau naik angkot yang itu aja Ded ?”
“Garut!” Tangan Dedi di acungkan. Ternyata angkot itu langsung maju dari tempat ngetemnya. Setelah didepan Kamal dan Dedi, lalu berhenti.
“Dua orang ?”
“Satu orang nek "
Dedi lalu naik ke angkot itu. Ketika angkotnya mulai melaju lagi, dari pinggir jalan Kamal melambai. Selama angkot pergi meninggalkannya, dalam hati Kamal bergumam ”Dulu Dedi itu tidak ada apa-apanya dibanding aku. Setiap kali ada persaingan antara aku dan dia, pastilah aku yang keluar sebagai pemenangnya. Tapi sekarang seorang Dedi itu sudah merintis untuk masa depannya dengan memperdalam ilmu diperguruan Tinggi. Sedangkan aku tetap saja menjadi pecundang yang tidak berguna!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Dinda tiara
kl ada kemauan pasti akan ada jalan...,,
2023-04-03
10
Kang Mufti Official
semangat terus!!!
2023-01-06
3
Iki nurjaman
Nggak usyah terburu buru
2022-12-20
5