Habis Kesabaran

“WIWIN itu benar-benar keterlaluan ! Sudah  perginya ketika bapak sedang tidak ada ! Eh, sekarang sudah empat hari belum pulang juga !”

Sampai hari ini memang sudah empat hari Wiwin perginya dari rumah. Selama ini Kamal pun sudah hampir bosan terus-terusan menunggu. Kedatangannya kali ini untuk yang ketiga, ternyata sekarang pemuda itu mendengar pak Sukma memurkai putrinya .

“Hari ini bapak mungkin mau pergi kesawah ?”

“Iya nak. Hari ini disawah ada yang sedang membabad jerami. Sebenarnya bapak cuma mau mengantarkan makanan untuk pekerja itu.”

“Kalau begitu biar saya yang jaga rumah pak.  Maksud saya, hari ini Wiwin akan ditunggu pulang sambil jaga rumah. Mudah-mudahan hari ini dia benar-benar pulang.”

Setelah Kamal memutuskan mau tinggal dirumah, pak Sukma akhirnya berangkat kesawah sambil membawa makanan untuk pegawainya. Supaya tidak jenuh,  Kamal pun dirumah memutar audio dari handphonenya. Lagu yang diputar, tentunya yang sesuaia dengan kondisinya sekarang. Didengarkan sambil tiduran di sofa empuk yang dibelinya beberapa hari lalu. Ketika rasa kantuknya hampir menghinggapi kedua matanya, tiba-tiba pintu depan dibuka orang dengan se enaknya. Selain kedua matanya tidak jadi terpejam, Kamal pun langsung bangkit serta mematikan audio yang sedang diputarnya.  Sang pelaku yang membanting pintu, ternyata Wiwin yang selama ini sedang ditunggu-tunggunya.

“Ada kamu rupanya ? Sudah lama ?”       Peng !  Wiwin melemparkan tas yang  dibawanya. Atas ketidak sopanannya itu, Kamal benar-benar jadi terpancing emosinya.

“Kamu bisa hargai aku nggak sih ! Kayaknya sepatumu naronya mau dilempar juga!”

“Heh ! Aku ini lagi capek ! Ya suka-suka aku, lah, mau ngapain juga ! Dasar laki-laki lemah !”  oleh lawan bertengkarnya, Kamal dikata-katai. Mereka tidak tahu, kalau diluar ada pak Sukma yang sudah pulang lagi dari sawah.

“Win, kamu tahu tidak aku datang kemari  tujuannya apa !?  Dirumah, ibuku sedang sekarat ! Dalam ngigaunya dia terus menyebut-nyebut nama kamu…! Aku itu tidak mau menyesal se umur hudup Win! Itu sebabnya hari ini mau menjemput kamu, supaya seandainya ibuku meninggal, beliau bisa bertemu dulu dengan orang yang selalu menjadi obsesinya ! Tapi meski pun hari ini aku sempatkan datang kesini, sebuah ambulan yang akan membawanya kerumah sakit, siang ini akan datang ! Tapi ternyata kamu tidak menghargai pengorbananku…! Kamu tidak bisa merasakan kegalauanku…! Apalagi untuk menerima cintaku, itu pasti buat kamu merupakan sesuatu yang tidak mungkin !  Tapi sekarang kamu jangan sungkan kalau mau menemui  lelaki yang dijodohkan oleh tantemu itu ! Karena mulai hari ini aku sudah putuskan tidak akan menemui kamu lagi ! Nih, kunci rumahnya juga sekarang ku serahkan ke kamu!”

        Cring !   Kunci yang dilemparkan oleh Kamal kelantai sebelum angkat kaki, terdengar oleh pak Sukma yang sedang ngintip dibalik pintu. Pak Sukma kali ini buru-buru mendorong pintu itu. Maksudnya mau mencegah pertengkaran yang paling tidak di inginkannya. Tapi pas pintu dibuka, ternyata Kamal sudah diambang pintu . Dan karena masih sangat marah, sehingga Kamal perginya tidak pamit permisi. Padahal pak Sukma benar-benar dilewatinya.

“Kamu itu benar-benar kelewatan Win ! Sekarang kamu puas melihat ayah tidak dihargai lagi oleh nak Kamal ! Semua itu gara-gara keegoisan kamu !  Mengenai pertengkarang kalian, ayah mendengar semuanya dari luar !  Kamu pikir, meski pun sudah dicaci sekasar apapun , nak Kamal  akan tetap setia dengan cintanya  ?  Rupanya  itu  yang  ada  dalam  pikiran  kamu  selama  ini !  Dan ayah benar-benar tidak setuju  atas sikap kamu yang arogan seperti itu ! Kita ini orang miskin Win ! Kalau kesempatan yang ada terus disia-siakan, keadaan kita pasti akan tetap melarat seumur hidup ! Rumah yang selama ini kita tempati ini pemberian dari dia.! Seharusnya kamu berpikir jauh kesena sebelum bertindak semena-mena dirumah ini ! “  Oleh ayahnya Wiwin di caci maki

Siang sudah berganti lagi malam. Setelah sembahyang Isa Wiwin berdoa.”Ya Alloh, tunjukkan jalan yang baik untuk hambamu ini…Disekitar hamba banyak orang-orang yang baik…Disekitar hamba juga ada orang-orang yang sedang sakit…Mereka semua lindungi selamanya Ya Alloh…Amin “

Setelah berdoa dan membuka kerudungnya, Wiwin kali ini duduk didepan meja rias. Karena seharian banyak menangis, didalam cermin kedua matanya terlihat bengkak-bengkak. Ketika coba diingat lagi penyebabnya, ternyata  air matanya mengalir lagi.

Pada saat yang bersamaan, Kamal pun menekuk kedua lututnya dilobi rumah sakit. Bangku yang kosong dimanfaatkan pemuda ini sepuas-puasnya. Satu bangku itu hanya dikuasainya sendiri malam ini.

“Orangnya pasti yang sedang sedih itu. Sebab ketika dulu menyunati Ryian, kita pernah sama-sama makan kue bugis sambil  ngobrol. Ternyata sekarang kang Kamal anaknya U Kos itu makin tampan. “

“Yang sabar aja ya ? Doa dari kami, semoga operasi ibunya nanti lancar serta selamat sesuai harapan kita. “

“Saudari siapa ? Kenapa tahu ibu saya mau dioperasi ?”

“Kang Kamal sudah lupa ya sama aku ? Padahal ketika dulu keluarga kita hajatan, aku ngambikan wajit dan kue bugis untuk uak sekeluarga“

“Jadi kamu  Evi anaknya Oom Gunawan ? Dengan siapa kamu kemari ?”

“Sama papa dan mama kang. Kita tahu ibu kamu ada dirumah sakit, kan tadi sore  pale datang kerumah kami  ”

“Terus mau ngapain sekarang dia menghampiriku ?”  pikir Kamal sambil merubah posisi duduknya.

“Kang ?  Selama akang menunggu bule disini,  aku akan kesini setiap hari ya, kalau sudah pulang sekolah”

“Kamu tidak perlu repot-repot Ev. Apalagi  kalau harus buru buru setiap pulang sekolah.  Oya, dari pagi perutku belum diisi. Ternyata sekarang perutnya mulai terasa perih. Permisi dulu ya ?”

“Hm…Memangnya aku tidak ngerti . Dia mengaku perutnya lapar itu sebetulnya hanya alasan untuk menghindar dari aku. Lihat saja nanti !  Apa benar hatinya tidak terbuka untuk aku?”

Ketika Kamal tiba-tiba meninggalkannya dengan satu alasan, tiadalain Evi ternyata ber unek-unek. Setelah itu ia pun kembali lagi ke orangtuanya yang masih diruangannya bu Arum.

Malam berganti siang.Pak Sukma yang mau pergi kesawah, menghangatkan nasi sendiri karena Wiwin masih belum keluar dari kamarnya. Tapi sebelum ia pergi kesawah, ternyata putrinya itu dihampiri dulu.

“Win, kalau menurut ayah kamu itu tidak harus seperti ini kalau menyesal atas semua perbuatanmu. Nak Kamal sendiri, belum tentu tidak akan menemui kamu lagi. Kalau sekarang orangnya belum kesini juga, memang dia sedang jaga ibunya dirumah sakit kok ?  Anak mana pun apabila menghadapi ibunya sedang sekarat, pasti akan mengesampingkan masalah lain dulu.  Termasuk nak Kamal tentunya.”

Setelah oleh ayahnya diberi nasehat, ternyata Winarti kali ini  langsung menghapus air matanya.

“Ayah mau kesawah, pasti belum sarapan dulu ?”

“Sudah Win, nasi kemarinnya tadi sudah ayah hangatkan sendiri  dikompor minyak. Sekarang ayah berangkat dulu Ya ? Kalau sudah agak siang, nanti baju ayah yang sudah direndam, tolong cucikan.”

Setelah menemui dulu putrinya dan berpesan, pak Sukma akhirnya berangkat kesawah. Matahari sedang hangat-hangatnya. Ketika Winarti membuka jendela kamarnya, udara segar langsung masuk. Sehingga sebuah kamar yang berukuran 4x4 m2 itu, kini jadi hingar bingar dan tidak lembab lagi.

Pagi ini Kamal pun sedang bersama ibunya dan bermanja.

“Pokoknya Mal. Kalau ibu bisa pulang lagi kerumah, Wiwin harus kamu jemput. Kali ini tidak boleh tidak .”

Mendengar permintaan ibunya yang tetap ingin bertemu calon menantu, ternyata wajah Kamal yang selama ini berseri-seri langsung redup. Kepalanya yang selama ini sedang dibelai-belai ibunya pun, langsung diangkat dari atas lahunan bantal ibunya.

“Kenapa tetap  ingin bertemu sama Wiwin yang diminta ibu itu ? Bukan yang lain ?”

“Mal…? Ibu ingin ketemu sama dia itu sudah sejak dia belum kembali kedesa. Ya wajarlah kalau hal itu sekarang menjadi obsesi ibu. Bahkan disaat nyawa ibu sedang dipertaruhkan, yang ada dalam bayangan ibu, tetap hanya ingin bertemu dengannya Mal.”

“Eh, lagi pada ngapain kalian berdua ? Barusan ayah dengar, kamu berdebat dengan ibu Mal ? Dan ibu balas mendebat kamu ? Memangnya apa yang sedang kalian perdebatkan ?”

“Itu pak, barusan ibu meminta anak kita supaya segera mempertemukan Wiwin kepada ibu. Eh, orangnya malah rada-rada ngambek. Ibu juga jadi tidak mengerti ”

“Ya sudah… Supaya kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan, lebih baik bapak sendiri yang akan menjemputnya hari ini. Tapi selama ayah pulang dulu kerumah, kamu harus jaga ibu  baik-baik ya Mal ? Soalnya meski pun disini ada Ijah, tapi dia tidak bisa diandalkan dan tugasnya hanya nyuci saja. Jadi sekali lagi ayah tegaskan sama kamu, ingat jaga ibu selama ayah pergi. Layani kalau ada permintaannya.”

Hari ini ternyata pak Kosim berindisiatip untuk menjemput gadis yang bernama lengkap Wiwin Winarti.  Pada saat yang bersamaan, kebetulan gadis itu sedang dibujuk oleh temannya.

“Ikut ya Win ? Nggak lama kok. Setelah ke undangan itu, kita pun langsung pulang lagi.”

“Baiklah kalau begitu La… Sekarang aku mau ganti baju dulu ya ? Kebetulan mandinya udah barusan.”

Waktu temannya yang bernama Lala minta ditemani pergi kesebuah undangan,  Wiwin memang baru saja habis mandi. Dan sebentar lagi mereka akan berangkat.

Pada saat yang bersamaan, Pak Kosim sudah ada disebuah anggkot mau menuju kerumah pak Sukma. Disebuah perapatan, angkot yang ditumpanginya itu berhenti. Wiwin dan Lala sampai juga ditempat pemangkalan itu.

“La, kita naik angkot yang itu aja ya ? Ada orang turun tuh bapak-bapak.”    Kata Wiwin ketika pak Kosim turun dari angkot. Tidak jauh dari angkot yang sudah berhenti, yang akan naik dan turun pasti berpapasan. Begitu pula Wwin dan pak Kosim. Hanya pada saat mau membayar ongkos, dompet pak Kosim tiba-tiba terjatuh tidak diketahui pemiliknya. Supaya tidak diambil orang, ternyata  Wiwin memutuskan mengambilnya sendiri.

“Pak, ini dompet bapak barusan jatuh.”

Sebelum menerima, ternyata pak Kosim meraba-raba saku celananya dulu. Setelah ternyata dompetnya tidak ada, baru perhatiannya fokus lagi kepada gadis itu.

“Benar kan pak ini dompet bapak ?”

“Iya nak ? Terimakasih ya udah menolong bapak ?”

“Sama-sama Pak.”

“Untung ditemukan sama  gadis cantik itu. Uang yang ada di dompet ini kan jumlahnya belasan juta. Ahc.., dasar harus selamat. Mudah-mudahan Wiwin juga hari ini bisa kubawa. Dengan demikian, Kamal yang sudah beberapa hari menjaga ibunya dirumah sakit, tidak jenuh karena ditemani orang yang sangat dicintainya.”  Pikir pak Kosim  sambil menatap Winarti yang masuk angkot. Setelah angkotnya maju dan menjauh, baru  perjalanan pak Kosim dilanjutkan.

Terpopuler

Comments

Iki nurjaman

Iki nurjaman

Ku tinggalkan bafu tahu rasa!

2022-12-23

9

ilhampermana

ilhampermana

Jadi begini kalau si AA lagi marah?🐯🐯🐯

2022-12-15

6

Siti Mariyam

Siti Mariyam

juragan itu çalon mantunya

2022-12-01

5

lihat semua
Episodes
1 Gadis Penakluk
2 Mencari Cinta
3 Persaingan dua pemuda
4 Bertemu Teman Lama
5 Citranya Buruk
6 Tidak Mendapatkan Restu
7 Tabir Mimpi
8 Sikapnya Jadi Berubah
9 PR hukuman dari sekolah
10 Surat dari desa
11 Calon Menantu Idaman
12 Perpisahan
13 Apel Pertama
14 Apel Kedua
15 Masih Plin Plan
16 Habis Kesabaran
17 Ketika Di Hatinya Ada Celah
18 Bimbang
19 Hatinya Mulai Terbuka
20 Pengorbanan Orang Tua
21 Cintanya Bersemi
22 Do'a Ibu
23 Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24 Hari Bahagia Datang
25 Malam Pertama Di Lewatkan
26 Terlambat Menyadari
27 Kerasnya Hidup Di Luar
28 Hikmah
29 Pesonanya Masih Ada
30 Di Uji Kesetiaan
31 Generasi
32 Bunga Desa
33 Melebarkan Sayap
34 Skenario Ulang Tahun
35 Weekend Di Rumah
36 Liburan Ke Desa
37 Suatu Malam
38 Sajian Pagi
39 Malas Pulang
40 Menyambut Pagi
41 Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42 Makan Malam Romantis
43 Trauma Sakit Parah
44 Hadiah Fantastis
45 Ngidam Buah
46 Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47 Jalinan Cinta
48 Suami Siaga
49 Dua Sahabat
50 Misi Balas Dendam
51 Janji Setia
52 Cerita Masa Lalu
53 Kehidupan Dua Rumpun
54 Dalam Penantian Bagian 1
55 Dalam Penantian Bagian 2
56 Dalam Penantian Bagian 3
57 Dalam Penantian Bagian 4
58 Kebersamaan
59 Ujian Bagian 1
60 Ujian Bagian 2
61 Ujian Bagian 3
62 Ketika Hati Sedang Hampa
63 Pasca Peristiwa Bagian 1
64 Pasca Peristiwa Bagian 2
65 “Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66 Membuka Lembaran Baru
67 Menjalani Hari
68 Video Call Terakhir
69 Saat Berduka
70 Ngerumpi Tentang Idola
71 Rumah Duka
72 Oma Dalam Kenangan
73 Penantian
74 Di Blik Wanita Karier
75 Penyesalan Galang
76 Boomerang
77 Hadiah Unik Untuk Teman
78 Akibat Gesekan Masa Lalu
79 Surat Pengunduran Diri
80 Meninggalkan Profesi
81 Perginya Orang Yang Berprestasi
82 Tiba Di Kota Tujuan
83 Beradaptasi
84 Guncangan Jiwa
85 Zonk Dalam Pernikahan
86 Resep Spesial
87 Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88 Istri Sholehah
89 Akhir Cinta Kedua
90 Bertahan Demi Cinta
91 Prahara Rumah Tangga
92 Foto Wedding
93 Undangan Resepsi
94 Pendiriannya Masih Goyang
95 Safari
96 Ziarah Kubur
97 Nostalgia
98 Tamu Tak Terduga
99 Ketulusan
100 Islah Masal
101 Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102 Berbagi Cerita
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Gadis Penakluk
2
Mencari Cinta
3
Persaingan dua pemuda
4
Bertemu Teman Lama
5
Citranya Buruk
6
Tidak Mendapatkan Restu
7
Tabir Mimpi
8
Sikapnya Jadi Berubah
9
PR hukuman dari sekolah
10
Surat dari desa
11
Calon Menantu Idaman
12
Perpisahan
13
Apel Pertama
14
Apel Kedua
15
Masih Plin Plan
16
Habis Kesabaran
17
Ketika Di Hatinya Ada Celah
18
Bimbang
19
Hatinya Mulai Terbuka
20
Pengorbanan Orang Tua
21
Cintanya Bersemi
22
Do'a Ibu
23
Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24
Hari Bahagia Datang
25
Malam Pertama Di Lewatkan
26
Terlambat Menyadari
27
Kerasnya Hidup Di Luar
28
Hikmah
29
Pesonanya Masih Ada
30
Di Uji Kesetiaan
31
Generasi
32
Bunga Desa
33
Melebarkan Sayap
34
Skenario Ulang Tahun
35
Weekend Di Rumah
36
Liburan Ke Desa
37
Suatu Malam
38
Sajian Pagi
39
Malas Pulang
40
Menyambut Pagi
41
Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42
Makan Malam Romantis
43
Trauma Sakit Parah
44
Hadiah Fantastis
45
Ngidam Buah
46
Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47
Jalinan Cinta
48
Suami Siaga
49
Dua Sahabat
50
Misi Balas Dendam
51
Janji Setia
52
Cerita Masa Lalu
53
Kehidupan Dua Rumpun
54
Dalam Penantian Bagian 1
55
Dalam Penantian Bagian 2
56
Dalam Penantian Bagian 3
57
Dalam Penantian Bagian 4
58
Kebersamaan
59
Ujian Bagian 1
60
Ujian Bagian 2
61
Ujian Bagian 3
62
Ketika Hati Sedang Hampa
63
Pasca Peristiwa Bagian 1
64
Pasca Peristiwa Bagian 2
65
“Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66
Membuka Lembaran Baru
67
Menjalani Hari
68
Video Call Terakhir
69
Saat Berduka
70
Ngerumpi Tentang Idola
71
Rumah Duka
72
Oma Dalam Kenangan
73
Penantian
74
Di Blik Wanita Karier
75
Penyesalan Galang
76
Boomerang
77
Hadiah Unik Untuk Teman
78
Akibat Gesekan Masa Lalu
79
Surat Pengunduran Diri
80
Meninggalkan Profesi
81
Perginya Orang Yang Berprestasi
82
Tiba Di Kota Tujuan
83
Beradaptasi
84
Guncangan Jiwa
85
Zonk Dalam Pernikahan
86
Resep Spesial
87
Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88
Istri Sholehah
89
Akhir Cinta Kedua
90
Bertahan Demi Cinta
91
Prahara Rumah Tangga
92
Foto Wedding
93
Undangan Resepsi
94
Pendiriannya Masih Goyang
95
Safari
96
Ziarah Kubur
97
Nostalgia
98
Tamu Tak Terduga
99
Ketulusan
100
Islah Masal
101
Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102
Berbagi Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!