Masih Plin Plan

KAMAL yang tidak tahu Wiwin sedang pergi ke Bandung, mengetuk-ngetuk pintu rumahnya  pak Sukma. Pemilik rumah sebelah, keluar. Karena  tadi ia mendapat titipan kunci rumah itu ketika penghuninya  akan pergi dengan buru-buru.

“Dirumah kebetulan tidak ada siapa-siapa den. Tapi kalau aden mau masuk, ini kuncinya sekarang ada di ceu Min.”

“Siapa tadi yang menitipkan kuncinya sama ceu Min ?”

“Neng Wiwin den. Karena ketika dia mendapat titah dari tantenya harus ke Bandung secepatnya, Pak Sukma sudah pergi kesawah.”

“Win, Win. Kamu bikin aku kesal aja ! Ngapain lagi harus datang kemarkasnya mantan kamu? Itu bikin aku cemburu aja.!”

“Gimana den?  Apa aden sekarang  mau masuk meskipun  neng  Wiwinnya tidak ada ?”

Terhadap Kamal yang lama termenung, ceu Mimin minta penjelasan. Ternyata Kamal langsung memberinya keputusan yang masuk akal.

“Nngak ach ceu. Kalau memang calon istri saya nya lagi nggak ada, saya mau pulang aja. Tapi kalau dia sudah pulang, tolong beri tahukan bahwa hari ini saya datang kesini “

“Iya den, nanti akan ceu Min sampaikan. Mudah-mudahan neng Win perginya tidak lama  ya den?”

“Iya ceu. “  jawab Kamal singkat. Sedangkan  dalam hatinya.“Mau lama mau tidak, terserah ! Yang jelas kalau dia sudah datang, aku pasti marah ! Soalnya dia sudah  pergi ke markas mantannya tanpa pamit dulu sama aku !”   Jawaban Kamal dalam hatinya, ternyata lebih ke mengancam dan tajam-tajam.

Sesampainya kembali dirumah, pemuda itu ternyata langsung menemui ibunya yang sedang sakit.

“Bu, saya minta maaf ya ? Wiwin yang rencananya hari ini mau dipertemukan sama ibu, ternyata sedang pergi ke Bandung.”

“Nggak apa-apa Mal. Kebetulan ibu juga sekarang sedang kambuh lagi rasa nyeri  disekitar rahim nya itu.”

“Kalau begitu sore ini kita kedokter ya bu ?  Kalau sakitnya itu tidak sembuh-sembuh, ibu harus diperiksa.”

“Iya Mal. Sekarang ibu memang sudah tidak kuat.”

Sore hari ternyata Kamal benar-benar mengantar ibunya ke Dokter praktek. Tiba  diklinik  Kamal dan ibunya ngantri seperti yang lain.  Ketika nama ibunya dipanggil untuk diperiksa, jarum jam sudah menunjukkan pukul lima sore..

“Keluarga bu Arum ada disini ?”

“Saya sus.”

“Dari keluarga bu Arum diminta Dokter  untuk menghadap beliau.”

“Sekarang sus ?”

“Iya sekarang juga.”

Dokter yang meminta Kamal untuk menemuinya, ternyata masih diruang pemeriksaan. Tapi ketika Kamal datang, bu arum sudah tidak diranjang tempat pemeriksaan  pasyen lagi.

“Dokter sudah memeriksa ibu saya  kan ? Sakit apa ibu saya itu dok ?”

“Bisa bantu dulu ibunya diantar keruang tunggu ?”

“Oh , baik dok .  Bu, tunggu dulu disini ya ?  Sekarang  saya mau bicara dulu sama dokter yang barusan memeriksa ibu. “

“Iya Mal.”

Setelah ibunya diantarkan kerung tunggu, Kamal lalu keruangan dokter lagi. “Jadi ibu saya itu sakit apa Dok ?”   Kamal  langsung bertanya.

“Ini sebenarnya baru perkiraan berdasarkan keluhan-keluhan ibu dan lain sebagainya.  Tapi untuk akuratnya tentu saja harus dilakukan USG dan cek darah.  Jadi dugaan saya sementara, ibu anda itu ngidap kanker rahim yang sudah setadium empat.”

“Berarti ibu saya…?”

“Ya !  seandainya ibu anda itu benar  ngidap kanker rahim yang sudah setadium lanjut, artinya  bisa jadi penyakit ganas itu menghakhiri hidupnya lebih cepat. Tapi anda jangan putus asa dulu. Karena analisa seorang Dokter, berbeda dengan kekuasaan  sang pencipta.  Siapa tahu ibu anda pun yang dikaruniai  sesuai dengan harapan keluarga.”

“Amin Dok. Mudah-mudahan .”

“Karena masih banyak pasyen yang nunggu, jadi maaf . Kita tidak bisa ngobrol lama-lama.”

“Nnggak apa-apa dok. Saya malah mengucapkan terima kasih karena dokter sudah memberikan waktunya untuk saya. Jadi sekarang saya juga pamit dulu. Untuk proses selanjutnya, pasti saya akan minta surat pengantarnya kesini.”

“Ya, ditunggu.”

“Permisi dok. Selamat bertugas lagi.”

“Ya, sama-sama.”

Setelah dari ruangan Dokter, Kamal lalu menghampiri ibunya lagi.

“Bu, kita pulang sekarang.”

“Harus buru-buru Mal, langitnya sudah mendung tuh.”

“Iya bu. Kita harus buru-buru supaya tidak kehujanan.”

Kamal akhirnya membawa ibunya pulang. Sesampainya dirunmah, ibunya lalu disuruh berbaring lagi dikamarnya. Setelah ibunya berbaring, ayahnya sendiri diajak keluar melalui isyarat. Ternyata ayahnya mengikuti Kamal keluar. Setelah mereka diluar, lalu Kamal menceritakan semua kata dokter tadi.

“Ibu kamu harus sembuh Mal. Bagaimana pun upayanya...”    Setelah Kamal selesai menceritakan semuanya, ayahnya ternyata lebih sedih dari Kamal tadi.

“Kita harus segera urus untuk penanganan selanjutnya Mal, jangan ditunda-tubda lagi. “

“Iya ayah…,saya juga memang mau mengusulkan itu sama ayah… Sekarang sebaiknya kita akhiri dulu ngobrolnya, supaya ibu nggak curiga.”

“Habis dari mana dulu barusan kamu Mal ?”    Bu Arum menegur Kamal yang masuk kekamarnya lagi.

“Barusan saya habis ngobrol dulu sama ayah bu. Itu..,saya sama ayah berempug supaya ibu berobat kesepesialis. Ternyata ayah setuju.”

“Jadi kapan kalian akan membawa ibu berobat kedokter sepesialis ?”

“Nanti bu, dua atau  tiga hari lagi. Yang pasti, sebelum ibu kita bawa ke dokter sepesialis, saya akan membawa Wiwin terlebih dahulu kesini. Supaya nanti, dia bisa jaga ibu juga.”

“Tapi jangan hanya omong doank seperti kemarin-kemarin Mal. Soalnya ibu sudah kepingin banget bertemu dengan calon istri kamu itu.”

“Iya bu. Pokoknya besok, saya akan kesana lagi. Jadi buat ibu, untuk bisa bertemu calon mantu itu tinggal harus sabar semalam ini bu. Setelah itu ibu pasti akan bertemu dengan orang yang selalu menjadi obsesi ibu.”

Siang sudah berganti malam.  Indra yang mendapati orang yang sangat dicintai ketika terbangun dari tidurnya, meneteskan air mata saking terharu.

“Win.., benarkah ini kamu ?”    suara Indra lemah dan bergetar.

“Iya In, yang ada didepan kamu itu memang Wiwin. Tapi kamu jangan banyak bergerak, karena kaki kamu sedang mengalami patah tulang yang serius.” Ujar pak Suherman

“Dengan siapa dia kemari pah ? Cepat suruh pulang lagi kalau kesininya tidak sendiri “

“Oom ? Kok Indra berkata seperti itu ? Hati saya jadi sakit nih Oom ?”

“Sekarang kamu mau kemana Win? Kok,  dari tempat duduknya tiba-tiba bangkit ?”

“Mau pulang aja Oom. Buat apa saya disini kalau Indranya tidak suka dengan kehadiran saya.”

“Win.., kamu harus sayang sama tante ya ? Indra itu lagi sensitif. Jadi kita semua harus memaklumi dia. Termasuk harus dimaklumi kata-katanya yang sinis tadi sama kamu ya Win?”   Bu Ranti mencoba membujuk Wiwin. Ternyata gadis itu jadi mau menghampiri Indra lagi.

“In, kata-katamu tadi sudah menyakiti hati Wiwin. Sekarang kamu harus minta maaf sama dia, ayo. Kalau nggak, papa akan suruh dia tinggalkan kamu beneran lo “

Kalau harus kehilangan lagi orang yang sangat dicintai untuk kedua kali, Indra rupanya sangat takut. Kali ini Wiwin pun sudah membalas tatapan orang yang mau berdamai ini dengan cintanya yang masih ada. Setelah cintanya ditemukan lagi dimata Wiwin yang bening, ternyata pemuda itu tersenyum yang sangat dipaksakan.

“Win, maafkan aku ya ?  Memang seharusnya tadi aku tidak berkata seperti itu sama kamu. Sebenarnya aku hanya takut kehilangan kamu lagi Win. Tapi kini kamu sudah ada didepanku. Kamu mau kan kalau menemaniku disini sampai sembuh ?”

“Kalau sampai sembuh, jujur aku itu nggak bisa In. Tapi kalau tiga atau empat hari, nanti akan aku usahakan. Mudah-mudahan setelah aku pulang nanti, kamu bisa cepat pilih supaya bisa pulang kerumah.”

“Ya, empat hari juga nggak apa-apa Win. Tapi kedepannya, kamu harus ruthin jenguk aku dirumah.”

“Oom ? Tnte ? Kalau saya ajukan satu permintaan boleh nggak ?”  kata Wiwin setelah berdamai dengan Indra

Oom Anwar dan istrinya saling tatap. “Boleh ya ?”   keduanya mengangguk.

“Apa itu Win ?”

“Selama saya disini, Indra dijaganya saya saya aja. Oom sama tante, pulang aja kerumah. Gimana ?”

Pak Suherman dan istrinya saling tatap lagi. Kali ini dalam benak masing-masing terbayang anaknya yang dijaga gadis itu. Ketika baru sehari, Wiwin memang kuat tidak memejamkan matanya semalaman suntuk. Tapi hari kedua dan seterusnya, gadis itu mulai ngantuk. Dimana lagi tempat untuk menyandarkan kepalanya, kalau bukan  dipinggir ranjang  tempat anaknya berbaring.

Selama anaknya dijaga Wiwin, ternyata hal ini benar-benar terjadi. Dan kali ini, Wiwin yang rambutnya sedang dibelai-belai oleh Indra, terbangun dan ia merasa dikepalanya ada sesuatu.

“Astagfirulloh…” Selain buru-buru bangkit, Wiwin pun beristigfar. Tapi Indra tidak menghentikan yang sedang dilakukannya.

“Aku cuma ngusap-ngusap rambut kamu kayak gini kok dari tadi ?”

“Benar In ? Soalnya tadi aku ngantuk banget ?”

“Win ? Kalau aku bukan cuma membelai-belai rambut kamu, memangnya kenapa ?’

Wiwin ternyata tidak menjawab. Sekarang ia mulai ingat terhadap Kamal. Jangan-jangan selama ini orangnya suka datang kerumah? Pikirnya.

Dan ketika melihat Wiwin lama termenung, ternyata Indra pun curiga.

“Kamu memang udah tiga hari tiga malam jagain aku Win…Sekarang pasti kamu sudah kangen sama orang yang disana”

“Kurasa aku tidak pernah ngomong suka sama dia kekamu ? Tapi kenapa sekarang kamu hambarkan kebersamaan kita dengan kecemburuanmu  terhadapnya?”

“Itu karena aku sangat cinta sama kamu…Tapi kalau ternyata kamu tidak suka, baiklah sekarang aku tidak akan mengulangnya lagi. Tapi aku minta satu pembuktian dari kamu. Gimana ?”

“Demi Tuhan…Aku juga tidak mau berpisah dengan kamu In…Aku ini cinta pertama kamu…Juga sebaliknya…Jadi meskipun kedepannya aku jauh dari kamu, cinta kita pasti akan kujaga terus…Aku janji In”

Terpopuler

Comments

Iki nurjaman

Iki nurjaman

Baru sebentar baikan!

2022-12-22

7

ilmi maulida

ilmi maulida

Yang baru harus mengah dari yang lama. oke?

2022-12-15

7

ilhampermana

ilhampermana

Bisa di maklumi kalau masih plin plan...

2022-12-14

8

lihat semua
Episodes
1 Gadis Penakluk
2 Mencari Cinta
3 Persaingan dua pemuda
4 Bertemu Teman Lama
5 Citranya Buruk
6 Tidak Mendapatkan Restu
7 Tabir Mimpi
8 Sikapnya Jadi Berubah
9 PR hukuman dari sekolah
10 Surat dari desa
11 Calon Menantu Idaman
12 Perpisahan
13 Apel Pertama
14 Apel Kedua
15 Masih Plin Plan
16 Habis Kesabaran
17 Ketika Di Hatinya Ada Celah
18 Bimbang
19 Hatinya Mulai Terbuka
20 Pengorbanan Orang Tua
21 Cintanya Bersemi
22 Do'a Ibu
23 Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24 Hari Bahagia Datang
25 Malam Pertama Di Lewatkan
26 Terlambat Menyadari
27 Kerasnya Hidup Di Luar
28 Hikmah
29 Pesonanya Masih Ada
30 Di Uji Kesetiaan
31 Generasi
32 Bunga Desa
33 Melebarkan Sayap
34 Skenario Ulang Tahun
35 Weekend Di Rumah
36 Liburan Ke Desa
37 Suatu Malam
38 Sajian Pagi
39 Malas Pulang
40 Menyambut Pagi
41 Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42 Makan Malam Romantis
43 Trauma Sakit Parah
44 Hadiah Fantastis
45 Ngidam Buah
46 Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47 Jalinan Cinta
48 Suami Siaga
49 Dua Sahabat
50 Misi Balas Dendam
51 Janji Setia
52 Cerita Masa Lalu
53 Kehidupan Dua Rumpun
54 Dalam Penantian Bagian 1
55 Dalam Penantian Bagian 2
56 Dalam Penantian Bagian 3
57 Dalam Penantian Bagian 4
58 Kebersamaan
59 Ujian Bagian 1
60 Ujian Bagian 2
61 Ujian Bagian 3
62 Ketika Hati Sedang Hampa
63 Pasca Peristiwa Bagian 1
64 Pasca Peristiwa Bagian 2
65 “Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66 Membuka Lembaran Baru
67 Menjalani Hari
68 Video Call Terakhir
69 Saat Berduka
70 Ngerumpi Tentang Idola
71 Rumah Duka
72 Oma Dalam Kenangan
73 Penantian
74 Di Blik Wanita Karier
75 Penyesalan Galang
76 Boomerang
77 Hadiah Unik Untuk Teman
78 Akibat Gesekan Masa Lalu
79 Surat Pengunduran Diri
80 Meninggalkan Profesi
81 Perginya Orang Yang Berprestasi
82 Tiba Di Kota Tujuan
83 Beradaptasi
84 Guncangan Jiwa
85 Zonk Dalam Pernikahan
86 Resep Spesial
87 Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88 Istri Sholehah
89 Akhir Cinta Kedua
90 Bertahan Demi Cinta
91 Prahara Rumah Tangga
92 Foto Wedding
93 Undangan Resepsi
94 Pendiriannya Masih Goyang
95 Safari
96 Ziarah Kubur
97 Nostalgia
98 Tamu Tak Terduga
99 Ketulusan
100 Islah Masal
101 Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102 Berbagi Cerita
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Gadis Penakluk
2
Mencari Cinta
3
Persaingan dua pemuda
4
Bertemu Teman Lama
5
Citranya Buruk
6
Tidak Mendapatkan Restu
7
Tabir Mimpi
8
Sikapnya Jadi Berubah
9
PR hukuman dari sekolah
10
Surat dari desa
11
Calon Menantu Idaman
12
Perpisahan
13
Apel Pertama
14
Apel Kedua
15
Masih Plin Plan
16
Habis Kesabaran
17
Ketika Di Hatinya Ada Celah
18
Bimbang
19
Hatinya Mulai Terbuka
20
Pengorbanan Orang Tua
21
Cintanya Bersemi
22
Do'a Ibu
23
Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24
Hari Bahagia Datang
25
Malam Pertama Di Lewatkan
26
Terlambat Menyadari
27
Kerasnya Hidup Di Luar
28
Hikmah
29
Pesonanya Masih Ada
30
Di Uji Kesetiaan
31
Generasi
32
Bunga Desa
33
Melebarkan Sayap
34
Skenario Ulang Tahun
35
Weekend Di Rumah
36
Liburan Ke Desa
37
Suatu Malam
38
Sajian Pagi
39
Malas Pulang
40
Menyambut Pagi
41
Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42
Makan Malam Romantis
43
Trauma Sakit Parah
44
Hadiah Fantastis
45
Ngidam Buah
46
Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47
Jalinan Cinta
48
Suami Siaga
49
Dua Sahabat
50
Misi Balas Dendam
51
Janji Setia
52
Cerita Masa Lalu
53
Kehidupan Dua Rumpun
54
Dalam Penantian Bagian 1
55
Dalam Penantian Bagian 2
56
Dalam Penantian Bagian 3
57
Dalam Penantian Bagian 4
58
Kebersamaan
59
Ujian Bagian 1
60
Ujian Bagian 2
61
Ujian Bagian 3
62
Ketika Hati Sedang Hampa
63
Pasca Peristiwa Bagian 1
64
Pasca Peristiwa Bagian 2
65
“Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66
Membuka Lembaran Baru
67
Menjalani Hari
68
Video Call Terakhir
69
Saat Berduka
70
Ngerumpi Tentang Idola
71
Rumah Duka
72
Oma Dalam Kenangan
73
Penantian
74
Di Blik Wanita Karier
75
Penyesalan Galang
76
Boomerang
77
Hadiah Unik Untuk Teman
78
Akibat Gesekan Masa Lalu
79
Surat Pengunduran Diri
80
Meninggalkan Profesi
81
Perginya Orang Yang Berprestasi
82
Tiba Di Kota Tujuan
83
Beradaptasi
84
Guncangan Jiwa
85
Zonk Dalam Pernikahan
86
Resep Spesial
87
Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88
Istri Sholehah
89
Akhir Cinta Kedua
90
Bertahan Demi Cinta
91
Prahara Rumah Tangga
92
Foto Wedding
93
Undangan Resepsi
94
Pendiriannya Masih Goyang
95
Safari
96
Ziarah Kubur
97
Nostalgia
98
Tamu Tak Terduga
99
Ketulusan
100
Islah Masal
101
Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102
Berbagi Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!