Apel Kedua

.HARI sudah berganti. Wiwin menghapiri ayahnya yang tidak keluar dari kamar.

“Ayah makan bubur dulu… Dan kalau kepala ayah masih tetap pusing, setelah agak siang kita pergi ke Dokter ya ?”

Kekamar ayahnya, Wiwin melongo

“Udah kamu bawa kesini buburnya Win ?”

“Jadi ayah mau makan sekarang ? Kalau begitu buburnya akan saya ambil dulu didapur . Tunggu sebentar ya ayah.“

Setelah ayahnya  minta makan, Wiwin akhirnya balik lagi kedapur. Tidak lama karena bubur yang dibuatnya itu sudah dituang kedalam mangkuk dalam beberapa porsi. Tujuannya tadi, supaya untuk makan pagi, siang dan sore, prosesnya sudah tidak ribet lagi.

“Assalamualaikum…”  Ketika Wiwin sedang mengambil  bubur untuk ayahnya, didepan tiba-tiba ada yang uluk salam   Wiwin langsung kedepan sambil membawa mangkok buburnya.

“Kebetulan ada kamu kesini “  celoteh Wiwin setelah pintu dibuka.

Orang yang datang pun jadi tidak canggung “Memangnya kenapa Win ?”

“Ayah sakit . Rencananya setelah agak siangan kita akan ke Dokter.”

“Win, hari ini aku juga mau ngajak kamu pergi.” Kata Kamal setelah didalam.

“Pergi kemana maksudnya ?”

“Peralatan dapur kan belum ada. Jadi hari ini aku mau ngajak kamu ketoko mebel dan elektronik “

“Tapi…”

“Jangan tapi-tapi Win…Berangkatlah kamu dengan nak Kamal sekarang juga“  kata pak Sukma sambil menutupkan pintu kamarnya. Selama ayahnya berjalan mau menghampiri, Wiwin  melirik kepada Kamal. Ternyata orangnya sudah tersenyum mesum.

“Win ? Ayah kamu ternyata tidak apa-apa ?” Kamal menegur Wiwin. Itu karena pak Sukma tiba-tiba keluar dari kamarnya dan nimbrung atas rencana  yang diajukan Kamal . Dan sebelum gadis itu bisa menjelaskan, ayahnya sudah sampai didepan mereka.

“Ayah, jadi ayah tidak akan  kedokter ?”   Akhirnya kata Wiwin

“Ke Dokter untuk apa Win ? Ayah nggak apa-apa kok ?”

“Win ? Gimana kalau kita berangkatnya sekarang ? Cari barang yang kita perlukan kan butuh waktu yang tidak sebentar ? ”

“Kalau aku nolak, ayah pasti akan kumat lagi. Seharusnya aku tidak egois . Ya, setidaknya demi   ayah yang masih labil dalam banyak hal “ gumam dalam hati Winarti.

“Gimana Win ? Apa kita bisa berangkat sekarang ?”

“I, iya bisa.”

“Kalau begitu pamit dulu sama ayah kamu. Aku akan menunggu kamu diluar”   Dari tempat duduknya Kamal  bangkit. Ternyata langsung diikuti  pamitnya Wiwin kepada ayahnya. Melihat putrinya rukun dengan lelaki pilihanya, senyum kebahagiaan pak Sukma terus terpancar Sudah nyata kalau ia mendadak sembuh dari sakitnya.

Setelah Wiwin bisa dibawa pergi, ternyata Kamal tidak menyia-nyiakan peluang yang sudah ada. Sekarang ia membawa Wiwin masuk dulu kesebuah resto.

“Win, Sebelum  ke toko mebel dan elektronik,  kita makan-makan dulu ya direstoran paporitku ini. Sekali-sekali lah, temani aku makan diluar.”    Kata Kamal setelah akhirnya mereka mendapat tempat.

“Jangan-jangan selama ini dia sering datang kesini dengan perempuan lain? Soalnya barusan ngomongnya kayak gitu?” pikir Wiwin setelah duduk di kursi.

“Win, kamu mau pesan apa ? Sebelum menbeli segala kebutuhan, sekarang kita makan dulu ya ? Biar banyak energi kalau lagi pilih-pilih barang “

“Duh ini orang, pakai ngajak aku makan ditempat kayak gini lagi ? Kalau Indra tahu aku jalan sama  lelaki ini, pasti dia akan sedih . Karena berarti aku sudah tidak setia dengan  cintanya.”

“Kenapa malah termenung Win ? Tadi aku nanya ? Kamu mau pesan apa ?”

“Sama dengan yang kamu pesan aja “

“In, maafkan aku…Sekarang aku ternyata tidak bisa menghindar lagi . Sebenarnya bukan cuma demi ayah, tapi orang yang ada didepanku ini, sekarang benar-benar sudah mencuri hatiku dari kamu.”

“Brengsek.. ! Kenapa bt banget aku hari ini…!”   Pada saat yang bersamaan, Indra pun ternyata uring-uringan .  Dan karena diperpustakaan sudah tidak konsentrasi membaca, akhirnya ia keluar. Setelah diluar, lalu menghidupkan mesin motornya.

“Wiwin lagi apa ya sekarang ?”   Indra yang sedang diperjalanan, mulai melamun. Disini Kamal pun sudah mulai mengenyam makanan pesanannya dan makan dengan orang yang sangat dicintainya.

“Win, makasih ya hari ini udah mau jalan sama aku ? Dan aku harap, bukan hanya sekali ini kita seperti Romeo dan Julia itu.”    Sambil istirahat setelah makan, ternyata Kamal memanfaatkan situasi yang menurutnya satu-satunya kesempatan.

“Jangan gini-ginian ach… Jadi diliatiin orang tuh.”   Ketika tangannya ditelungkup Kamal diatas meja, ternyata Wiwin menegurnya dengan menunjukkan kenyataan yang ada.

“Kalau begitu sekarang kita melanjutkan lagi perjalanan yuk ? Karena sekarang perut kita udah kenyang.”

Kalau diajak pergi, ternyata Wiwin langsung bangkit. Pelayan dipanggil Kamal. Setelah orangnya datang, lalu pemuda itu membayar sruck tagihannya.

“Kalau dijalannya nyantai, nggak apa-apa kan ?”

Kali ini Wiwin tidak menjawab. Setelah mau melajukan motornya, ternyata Kamal mengambil dulu kedua tangan gadis itu lalu dibelitkan kepinggangnya.

“Supaya aman, tangannya harus tetap begini ya ?”

Prak !  Pada saat yang bersamaan, motor Indra yang disana tiba-tiba tabrakan dengan sebuah mobil yang meluncur dari arah yang berlawanan. Disini Kamal pun  tiba-tiba mengerem motornya secara mendadak. Karena takut jatuh, akhirnya Wiwin spontan  merangkul pinggang pemuda ini.

“Makasih ya ?”  Kamal  yang tidak turun dari motornya, menoleh kebelakang sambil tersenyum puas. Sedangkan kedua tangannya menelungkup tangan  Wiwin yang masih merangkul erat dipinggangnya.  Atas ulahnya itu, rupanya beberapa orang pengendara yang ada dibelakangnya, merasa dirugikan. Akhirnya mereka mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas.

“Hai…! Kalau pacaran jangan dijalan ! Kayak nggak ada tempat lain  aja !”

“Iya ! Lagian kalau udah ngebet, cepetan aja kawin ! Malah bermesra-mesraan ditempat yang ramai kayak gini !”

“Kamu  dengar kata mereka kan Win ? Mereka  menyalahkan perbuatan kita . Tapi buat aku nggak perduli. Kenapa ? Karena aku memang sangat cinta sama kamu… Dan kalau mereka tahu bahwa kita Romeo dan Julia, pasti mereka tidak akan berkata seperti itu. Karena  yang bisa memisahkan pasangan ini,  hanya maut . Iya kan Win ?”

“Sekarang kita lanjutkan lagi perjalanannya ya ?”  Kepada Wiwin yang tetap diam, Kamal berkata lagi. Ternyata Wiwin mengangguk. Terus menepis air matanya yang bergenang.

“Buru-buru korbannya bawa kerumah sakit. Ternyata dia masih hidup.”

Pada saat yang bersamaan, Indra yang mengalami kecelakaan mulai ditangani petugas. Isi Dompet Indra dikeluarkan oleh salah seorang polisi. Maksudnya mau menghubungi keluarganya. Upanya polisi dalam menangani kasus yang sedang terjadi, ternyata berhasil. Keluarga pak Suherman tiba disalah satu rumah sakit, tepat begitu ambulan yang membawa Indra sampai.

Efakuasi berikutnya, kini dilakukan pihak rumah sakit. Indra yang masih belum sadarkan diri dipindahkan dari ambulan ke kereta dorong. Yang tidak bisa menahan tangisnya, hanya bu Ranti dan Santi, disini. Pas Anakmya mau dimasukan keruang UGD, bu Ranti malah menangis histeris. “Indra... !”

“Mah udah mah…Anak kita nggak apa-apa…Sekarang tim medis akan menanganinya. Kita berdoa saja disini sambil menunggu kabar selanjutnya.”

Setelah ditenangkan oleh suaminya,Bu Ranti ternyata jadi bisa sedikit tenang. Tapi selama digandeng suaminya sambil duduk dibangku tunggu, tiba-tiba ingatannya jadi berganti kepada Wiwin.

“Wiwin harus diberitahu kejadian yang menimpa anak kita ini ya Pah. Juga pak Anwar sama istrinya.”

“Kalau pak Anwar boleh-boleh saja mah. Tapi kalau Wiwin, kan sekarang dia sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan anak kita…Jadi kalau menurut papa, Wiwin tidak perlu diberi tahu soal peristiwa yang menimpa anak kita.”

Bu Ranti ternyata terus diam. Mungkin menurutnya, kata-kata suaminya itu benar. Tentang kejadian yang menimpa Indra ini, pak Suherman pun akhirnya hanya mengabari  karyawannya itu. Dan ternyata Pak Anwar dan tante Wati sangat panik. Setelah menutup tele[pon, mereka lalu bergegas berangkat kerumah sakit.

“Pak Herman ? Tentang peristiwa yang menimpa nak Indra ini, Wiwin udah diberi tahu belum ?”        Sesampainya dirumah sakit, pak Anwar ternyata sehati dengan bu Ranti tadi. Pak Suherman langsung mengalihkan perhatian kepada istrinya itu.

“Tuh kan pah, Pak Anwar juga ternyata sependapat dengan mama ? Wiwin itu harus diberi tahu kejadian yang menimpa anak kita ini ?”

“Kalau begitu mengenai masalah ini, saya menyerahkan sama pak Anwar saja sepenuhnya.  Mau dikabari silahkan, mau tidak juga tidak apa-apa “

“Orangtuanya saudara Indra, yang mana ?” Pada saat diluar sedang rempugan, seorang perawat tiba-tiba membuka pintu dan menanyakan keluarga pasyen. Tentu saja perhatian semuanya jadi beralih ke perawat itu.

“Saya ayahnya sus. Bagaimana keadaan anak saya ?”

“Putra bapak sekarang sudah siuman.”

“Boleh kalau kami menemuinya sekarang sus ?”

Semua orang yang menyayangi Indra, bertanya bareng

“Boleh…Karena saudara Indra juga ternyata menanyakan terus orang yang paling disayanginya.”

“Siapa nama yang dipanggilnya sus ?”     Bu Ranti mewakili semuanya.

“Wiwin….Silahkan pak, Bu. Mendingan sekarang mendengar langsung dari orangnya sendiri.”

“Begitui ceritanya Win…Tante juga tadinya tidak mau mengganggu kehidupan kamu yang baru…Tapi Indra yang terluka parah, sangat penting dipulihkan mental dan fisiknya. Bagi dia yang kemungkinan bakal cacat seumur hidup akibat tulang kakinya yang patah itu, tante rasa hanya kamu orang yang tepat untuk menghiburnya. Jadi kami semua sangat mengharapkan sekali kedatanganmu .

Sp: TW.”  Tante Wati mengabari Wiwin mengenai Indra, melalui suarat kilat.

Terpopuler

Comments

Iki nurjaman

Iki nurjaman

Akhirnya dia mau jalan sama aku

2022-12-22

10

ilmi maulida

ilmi maulida

Memang benar benar jago ryu...

2022-12-15

8

Siti Mariyam

Siti Mariyam

playboy pasti bisa taklukan

2022-11-29

6

lihat semua
Episodes
1 Gadis Penakluk
2 Mencari Cinta
3 Persaingan dua pemuda
4 Bertemu Teman Lama
5 Citranya Buruk
6 Tidak Mendapatkan Restu
7 Tabir Mimpi
8 Sikapnya Jadi Berubah
9 PR hukuman dari sekolah
10 Surat dari desa
11 Calon Menantu Idaman
12 Perpisahan
13 Apel Pertama
14 Apel Kedua
15 Masih Plin Plan
16 Habis Kesabaran
17 Ketika Di Hatinya Ada Celah
18 Bimbang
19 Hatinya Mulai Terbuka
20 Pengorbanan Orang Tua
21 Cintanya Bersemi
22 Do'a Ibu
23 Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24 Hari Bahagia Datang
25 Malam Pertama Di Lewatkan
26 Terlambat Menyadari
27 Kerasnya Hidup Di Luar
28 Hikmah
29 Pesonanya Masih Ada
30 Di Uji Kesetiaan
31 Generasi
32 Bunga Desa
33 Melebarkan Sayap
34 Skenario Ulang Tahun
35 Weekend Di Rumah
36 Liburan Ke Desa
37 Suatu Malam
38 Sajian Pagi
39 Malas Pulang
40 Menyambut Pagi
41 Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42 Makan Malam Romantis
43 Trauma Sakit Parah
44 Hadiah Fantastis
45 Ngidam Buah
46 Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47 Jalinan Cinta
48 Suami Siaga
49 Dua Sahabat
50 Misi Balas Dendam
51 Janji Setia
52 Cerita Masa Lalu
53 Kehidupan Dua Rumpun
54 Dalam Penantian Bagian 1
55 Dalam Penantian Bagian 2
56 Dalam Penantian Bagian 3
57 Dalam Penantian Bagian 4
58 Kebersamaan
59 Ujian Bagian 1
60 Ujian Bagian 2
61 Ujian Bagian 3
62 Ketika Hati Sedang Hampa
63 Pasca Peristiwa Bagian 1
64 Pasca Peristiwa Bagian 2
65 “Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66 Membuka Lembaran Baru
67 Menjalani Hari
68 Video Call Terakhir
69 Saat Berduka
70 Ngerumpi Tentang Idola
71 Rumah Duka
72 Oma Dalam Kenangan
73 Penantian
74 Di Blik Wanita Karier
75 Penyesalan Galang
76 Boomerang
77 Hadiah Unik Untuk Teman
78 Akibat Gesekan Masa Lalu
79 Surat Pengunduran Diri
80 Meninggalkan Profesi
81 Perginya Orang Yang Berprestasi
82 Tiba Di Kota Tujuan
83 Beradaptasi
84 Guncangan Jiwa
85 Zonk Dalam Pernikahan
86 Resep Spesial
87 Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88 Istri Sholehah
89 Akhir Cinta Kedua
90 Bertahan Demi Cinta
91 Prahara Rumah Tangga
92 Foto Wedding
93 Undangan Resepsi
94 Pendiriannya Masih Goyang
95 Safari
96 Ziarah Kubur
97 Nostalgia
98 Tamu Tak Terduga
99 Ketulusan
100 Islah Masal
101 Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102 Berbagi Cerita
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Gadis Penakluk
2
Mencari Cinta
3
Persaingan dua pemuda
4
Bertemu Teman Lama
5
Citranya Buruk
6
Tidak Mendapatkan Restu
7
Tabir Mimpi
8
Sikapnya Jadi Berubah
9
PR hukuman dari sekolah
10
Surat dari desa
11
Calon Menantu Idaman
12
Perpisahan
13
Apel Pertama
14
Apel Kedua
15
Masih Plin Plan
16
Habis Kesabaran
17
Ketika Di Hatinya Ada Celah
18
Bimbang
19
Hatinya Mulai Terbuka
20
Pengorbanan Orang Tua
21
Cintanya Bersemi
22
Do'a Ibu
23
Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24
Hari Bahagia Datang
25
Malam Pertama Di Lewatkan
26
Terlambat Menyadari
27
Kerasnya Hidup Di Luar
28
Hikmah
29
Pesonanya Masih Ada
30
Di Uji Kesetiaan
31
Generasi
32
Bunga Desa
33
Melebarkan Sayap
34
Skenario Ulang Tahun
35
Weekend Di Rumah
36
Liburan Ke Desa
37
Suatu Malam
38
Sajian Pagi
39
Malas Pulang
40
Menyambut Pagi
41
Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42
Makan Malam Romantis
43
Trauma Sakit Parah
44
Hadiah Fantastis
45
Ngidam Buah
46
Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47
Jalinan Cinta
48
Suami Siaga
49
Dua Sahabat
50
Misi Balas Dendam
51
Janji Setia
52
Cerita Masa Lalu
53
Kehidupan Dua Rumpun
54
Dalam Penantian Bagian 1
55
Dalam Penantian Bagian 2
56
Dalam Penantian Bagian 3
57
Dalam Penantian Bagian 4
58
Kebersamaan
59
Ujian Bagian 1
60
Ujian Bagian 2
61
Ujian Bagian 3
62
Ketika Hati Sedang Hampa
63
Pasca Peristiwa Bagian 1
64
Pasca Peristiwa Bagian 2
65
“Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66
Membuka Lembaran Baru
67
Menjalani Hari
68
Video Call Terakhir
69
Saat Berduka
70
Ngerumpi Tentang Idola
71
Rumah Duka
72
Oma Dalam Kenangan
73
Penantian
74
Di Blik Wanita Karier
75
Penyesalan Galang
76
Boomerang
77
Hadiah Unik Untuk Teman
78
Akibat Gesekan Masa Lalu
79
Surat Pengunduran Diri
80
Meninggalkan Profesi
81
Perginya Orang Yang Berprestasi
82
Tiba Di Kota Tujuan
83
Beradaptasi
84
Guncangan Jiwa
85
Zonk Dalam Pernikahan
86
Resep Spesial
87
Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88
Istri Sholehah
89
Akhir Cinta Kedua
90
Bertahan Demi Cinta
91
Prahara Rumah Tangga
92
Foto Wedding
93
Undangan Resepsi
94
Pendiriannya Masih Goyang
95
Safari
96
Ziarah Kubur
97
Nostalgia
98
Tamu Tak Terduga
99
Ketulusan
100
Islah Masal
101
Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102
Berbagi Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!