Mencari Cinta

LAGU Ebiet G Ade yang berjudul “Cintaku kandas di rerumputan” Di putar pengelola rumah makan untuk menghibur pengunjung yang mulai ramai menjelang sore. Dari isi lagu tersebut, Kamal kini meresapinya sambil mencari gadis yang

menghindarinya.

“Menyisir kemana lagi sekarang ya? Mencari ke jalan Arif Rahman Hakim udah. Ke jalan A. Yhani dan

Khartini udah… O yahh mau coba nyari ke jalan Sartika ah”

Dari jalan yang sudah di laluinya, Kamal membelokan motornya. Menjalankan motor di jalan Sartika tidak

cepat. Pemuda ini mencoba rilex meskipun yang di carinya belum di temukan.

“Lagi nyari ya?” Tiba-tiba. Reg Kamal menghentikan motornya, tepat di depan gerbang sebuah rumah.

“Coba ya kalau dari tadi nyarinya itu langsung ke sini pasti tidak akan haus dan mandi keringat” Kata

Kamal sambil tersenyum.

“Kalau begitu cepetan turun donk, jangan duduk aja di atas jok…” orang di depan gerbang tebar pesona.

Kalau bukan demi majikanya malas aku ramah sama dia. Kamal membayangi orang yang di carinya

berpesan kepada orang yang ada di hapanya ini agar tidak memberitahukan keberadaanya kalau ada yang mencari.

“Untuk hari ini, cukup tahu orangnya ada di sini aja kali” Kamal salah paham

Tidak puas dengan jawaban kamal, orang itu membuka gerbang lalu turun ke jalan

“Mumpung di rumah tidak ada siapa-siapa A masuk dulu yuk” Kata orang itu, berbeda dengan yang di

bayangkan Kamal.

“Maksud kamu, di rumah ini tidak ada orang lain selain kamu?”

“Iya A. Karena majikan dan anak-anaknya sedang pergi liburan”

“Sial banget Gua hari ini! Gua kira orang yang di kejar-kejar ada di dalam!” Gerutu Kamal. Setelah itu ren

ren motor Kamal di hidupkan. Setelash menyala, belesur pemuda yang kembali menelan kekecewaan itu melarikan motonya.

“Aduuuhh… lagi-lagi seorang laki laki mencampakan ku… sakit hatiku sakit sampai kapan aku harus

hidup menyendiri… karena selalu di tinggal laki-laki…

“Ehh tapi aku kan jelek, Pantas kalau tidak beruntung. Lahh kalau cowok tadi kan ganteng, keren, jjs

pake moge. Orang tua nya pasti kaya dan banyak duit” Oceh yang di tinggalkan Kamal

sadar diri.

                    *

ANGIN sore berhembus menerpa wajah Kamal yang sedang menuju pulang. Rambutnya yang sudah lama tidak di potong hampir satu menit sekali di sibak-sibak. Tadi siang ia memancing di kolam belakang rumah. Tangkapanya lumayan besar. Dan tadi ia sudah menyuruh pembantunya ikan itu harus di masak sesuai seleranya.

“Jadi lapar…” Membayangi ikan bakar bumbu kecap, Kamal meraba perutnya. Ingin cepat sampai rumah, kecepatan motornya dari 40 km/jam di tambah jadi 60 km/jam.

“Sudah lewat ashar, Kamal belum pulang juga ya Bu” Orang tuanya di rumah sedang ngobrol di ruang depan sambil makan goreng pisang.

“Iya yah. Punya anak cuma satu-satunya, jadi kekhawatiran kita ke dia itu berlebihan”  Setelah habis satu potong Ibunya Kamal yang bernama Ibu Arum mengambilnya lagi satu potong.

“Pisangya manis ya pak”

“Kalo pisang nangka, memang cocoknya di goreng bu. Apalagi pisang ini sudah matang dari pohonya….

"Oh iya bu, apa ibu masih ingat anak

perempunya Dik Gunawan?”

“Masih pak, kalo tidak salah namanya Evi. Dulu waktu nyunati adiknya yang laki-laki, dia ngambilin wajit dan kue bugis untuk kita. Emangnya kenapa pak?”

“Sekarang pasti sudah jadi gadis remaja. Tali persaudaraan kita dan Dik Gunawan, pasti akan lebih erat kalau anak kita di jodohkan dengan putrinya”

“Sudah ibu duga, pembicaraan bapak pasti larinya ke sana” Obrolan mereka berhenti ketika di depan ada

suara motor.

“Itu Kamal sudah pulang pak”

“Bapak mau ke belakang dulu ya bu”

“Iya pak, Ibu mau ke depan bantu Kamal membuka pintu garasi” Setelah di luar, Ibunya Kamal membuka pintu garasi tempat menyimpan motor. Setelah motornya di masukan ke garasi, Kamal

meraba perutnya lagi.

”Lapar bu”

“Kalau begitu ayo langsung ke ruang makan. Kebetulan ayah dan ibu juga belum makan”

Setelah menyimpan kunci motornya ke kamar, Kamal langsung ke ruang makan. Ketika melihat ikan bakar bumbu kecap di atas meja, selera makanya makin tidak bisa di tunda.

“Wahh bakal makan besar nih”

“Jangan lupa cuci tangan dulu” Ayahnya mengingatkan.

“Iya ayah, terima kasih sudah perhatian”

“Jangan lupa jug abaca doa sebelum makan”  Ibunya menambahkan

“Iya bu” Kamal ngalas nasi. Ikan hasil tangkapanya tadi siang yang sudah berubah menjadi makanan lezat, di potong bagian daging pungkilnya. “Hmm enak… bumbu dan pedasnya pas” Celoteh pemuda ini setelah satu sendok masuk ke mulutnya.

“Bi Ijah memenag jago masak Mal. Tapi ingat, meskipun enak, kamu makanya jangan ke lahapan”

“Ayahmu benar Mal… “ Bu Arum nyambung, pas Kamal menyuap yang ke tiga. “Makanya ibu mau jodoh kamu itu yang pintar masak. Dan itu sudah ada ya pak”

“Uhuk..” Kamal yang sedang makan, tiba-tiba kesendak” Perrmisi saya mau ke belakang dulu”

“Kalau makanya belum selesai, jangan di tinggal-tinggal dulu Mal pamali”

“Selera makanya jadi hilang”

“Makan kamu baru tiga suap Mal?” Bu Arum bangkit, maksudnya mau mengejar Kamal. Tapi tanganya di tahan suaminya.

“Biarkan saja dia pergi”.

“Bapak kok Gitu?”

“Kamal tidak suka perkataan ibu yang mau mencarikan jodohnya. Sekarang ayo lanjutkan makanya ibu. Nati setelah selesai makan, kita samperin dia sama-sama.

Setelah di beri penjelasan oleh suaminya, Bu Arum akhirnya mau makan lagi. Tapi karena pikiranya sudah terganggu makanya jadi tidak lahap.

                    *

WAKTU magrib sudah lewat. Bu Arum dan Pak Kosim baru bisa masuk kamar anaknya sekarang, karena dari tadi pintunya di kunci dari dalam dan berkali-kali di ketuk, penghuninya tidak mau membuka. Kini Bu Arum sudah duduk di atas kasur. Sedangkan Pak kosim memutuskan berdiri saja.

“Mal, Benar tadi kamu tidak suka dengan perkataan Ibu/”

Air mata Kamal sudah bergulung di sekitar kelopak matanya. Sebagai laki-laki ia terus menahanya supaya tidak tumpah.

“Bicara Mal…” Kata Pak Kosim.  “Ayah dan ibu jadi merasa bersalah”

“Ayah dan ibu tidak bersalah… Cuma ketika ibu bicara keadaan saya sedang tidak baik-baik saja”

“Kamu sakit Mal?”

“Ada orang yang menyakiti kamu nak/”

Kamal di buru oleh kedua orang tua nya. Meskipun sebagai laki-laki, kali ini kesedihan pemuda ini tidak bisa di sembunyikan lagi air matanya tumpah pada saat menceritakan semua kejadian hari ini.

“Anak ksayangan ibu pasti baik-baik saja dan pasti hidup bahagia sesuai harapan kami” Kata Bu Arum usai Kamal bertutur.

“Ia Mal, kejadian hari ini, hanyalah proses untuk ke dewasaan kamu. Sekarang ayah mau keluar ya? Mala mini kamu harus istirahat yang cukup supaya tidak sakit”

“Ibu juga menyusul ayah yah? Jangan di pikirkan terus peristiwa buruk itu. Jaga kesehatan kamu”

Pintu kamar Kamal akhirnya menutup. Setelah kembali sendiri, Pemuda satu ini memastikan, malam ini tidak akan banyak tidur.

Terpopuler

Comments

Dinda tiara

Dinda tiara

Den kamal,tetap semangat ya?...
Mengejar cintanya...💕💕 sampai dapat.👍

2022-12-25

5

Iki nurjaman

Iki nurjaman

Cari sampai ditemukan ya?

2022-12-20

5

Kang Mufti Official

Kang Mufti Official

JANGAN PUTUS ASA BRO!!!🔥🔥🔥

2022-12-15

7

lihat semua
Episodes
1 Gadis Penakluk
2 Mencari Cinta
3 Persaingan dua pemuda
4 Bertemu Teman Lama
5 Citranya Buruk
6 Tidak Mendapatkan Restu
7 Tabir Mimpi
8 Sikapnya Jadi Berubah
9 PR hukuman dari sekolah
10 Surat dari desa
11 Calon Menantu Idaman
12 Perpisahan
13 Apel Pertama
14 Apel Kedua
15 Masih Plin Plan
16 Habis Kesabaran
17 Ketika Di Hatinya Ada Celah
18 Bimbang
19 Hatinya Mulai Terbuka
20 Pengorbanan Orang Tua
21 Cintanya Bersemi
22 Do'a Ibu
23 Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24 Hari Bahagia Datang
25 Malam Pertama Di Lewatkan
26 Terlambat Menyadari
27 Kerasnya Hidup Di Luar
28 Hikmah
29 Pesonanya Masih Ada
30 Di Uji Kesetiaan
31 Generasi
32 Bunga Desa
33 Melebarkan Sayap
34 Skenario Ulang Tahun
35 Weekend Di Rumah
36 Liburan Ke Desa
37 Suatu Malam
38 Sajian Pagi
39 Malas Pulang
40 Menyambut Pagi
41 Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42 Makan Malam Romantis
43 Trauma Sakit Parah
44 Hadiah Fantastis
45 Ngidam Buah
46 Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47 Jalinan Cinta
48 Suami Siaga
49 Dua Sahabat
50 Misi Balas Dendam
51 Janji Setia
52 Cerita Masa Lalu
53 Kehidupan Dua Rumpun
54 Dalam Penantian Bagian 1
55 Dalam Penantian Bagian 2
56 Dalam Penantian Bagian 3
57 Dalam Penantian Bagian 4
58 Kebersamaan
59 Ujian Bagian 1
60 Ujian Bagian 2
61 Ujian Bagian 3
62 Ketika Hati Sedang Hampa
63 Pasca Peristiwa Bagian 1
64 Pasca Peristiwa Bagian 2
65 “Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66 Membuka Lembaran Baru
67 Menjalani Hari
68 Video Call Terakhir
69 Saat Berduka
70 Ngerumpi Tentang Idola
71 Rumah Duka
72 Oma Dalam Kenangan
73 Penantian
74 Di Blik Wanita Karier
75 Penyesalan Galang
76 Boomerang
77 Hadiah Unik Untuk Teman
78 Akibat Gesekan Masa Lalu
79 Surat Pengunduran Diri
80 Meninggalkan Profesi
81 Perginya Orang Yang Berprestasi
82 Tiba Di Kota Tujuan
83 Beradaptasi
84 Guncangan Jiwa
85 Zonk Dalam Pernikahan
86 Resep Spesial
87 Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88 Istri Sholehah
89 Akhir Cinta Kedua
90 Bertahan Demi Cinta
91 Prahara Rumah Tangga
92 Foto Wedding
93 Undangan Resepsi
94 Pendiriannya Masih Goyang
95 Safari
96 Ziarah Kubur
97 Nostalgia
98 Tamu Tak Terduga
99 Ketulusan
100 Islah Masal
101 Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102 Berbagi Cerita
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Gadis Penakluk
2
Mencari Cinta
3
Persaingan dua pemuda
4
Bertemu Teman Lama
5
Citranya Buruk
6
Tidak Mendapatkan Restu
7
Tabir Mimpi
8
Sikapnya Jadi Berubah
9
PR hukuman dari sekolah
10
Surat dari desa
11
Calon Menantu Idaman
12
Perpisahan
13
Apel Pertama
14
Apel Kedua
15
Masih Plin Plan
16
Habis Kesabaran
17
Ketika Di Hatinya Ada Celah
18
Bimbang
19
Hatinya Mulai Terbuka
20
Pengorbanan Orang Tua
21
Cintanya Bersemi
22
Do'a Ibu
23
Bahagia Di Atas Penderitaan Orang Lain
24
Hari Bahagia Datang
25
Malam Pertama Di Lewatkan
26
Terlambat Menyadari
27
Kerasnya Hidup Di Luar
28
Hikmah
29
Pesonanya Masih Ada
30
Di Uji Kesetiaan
31
Generasi
32
Bunga Desa
33
Melebarkan Sayap
34
Skenario Ulang Tahun
35
Weekend Di Rumah
36
Liburan Ke Desa
37
Suatu Malam
38
Sajian Pagi
39
Malas Pulang
40
Menyambut Pagi
41
Antara Bisnis Dan Urusan Pribadi
42
Makan Malam Romantis
43
Trauma Sakit Parah
44
Hadiah Fantastis
45
Ngidam Buah
46
Satu Burung di Incar Dua Pemburu
47
Jalinan Cinta
48
Suami Siaga
49
Dua Sahabat
50
Misi Balas Dendam
51
Janji Setia
52
Cerita Masa Lalu
53
Kehidupan Dua Rumpun
54
Dalam Penantian Bagian 1
55
Dalam Penantian Bagian 2
56
Dalam Penantian Bagian 3
57
Dalam Penantian Bagian 4
58
Kebersamaan
59
Ujian Bagian 1
60
Ujian Bagian 2
61
Ujian Bagian 3
62
Ketika Hati Sedang Hampa
63
Pasca Peristiwa Bagian 1
64
Pasca Peristiwa Bagian 2
65
“Haruskah Maafmu Kutebus Dengan Nyawa”
66
Membuka Lembaran Baru
67
Menjalani Hari
68
Video Call Terakhir
69
Saat Berduka
70
Ngerumpi Tentang Idola
71
Rumah Duka
72
Oma Dalam Kenangan
73
Penantian
74
Di Blik Wanita Karier
75
Penyesalan Galang
76
Boomerang
77
Hadiah Unik Untuk Teman
78
Akibat Gesekan Masa Lalu
79
Surat Pengunduran Diri
80
Meninggalkan Profesi
81
Perginya Orang Yang Berprestasi
82
Tiba Di Kota Tujuan
83
Beradaptasi
84
Guncangan Jiwa
85
Zonk Dalam Pernikahan
86
Resep Spesial
87
Cinta Pertama Dan Kedua VS Istri
88
Istri Sholehah
89
Akhir Cinta Kedua
90
Bertahan Demi Cinta
91
Prahara Rumah Tangga
92
Foto Wedding
93
Undangan Resepsi
94
Pendiriannya Masih Goyang
95
Safari
96
Ziarah Kubur
97
Nostalgia
98
Tamu Tak Terduga
99
Ketulusan
100
Islah Masal
101
Episode Ending Kejutan Dari Mantan
102
Berbagi Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!