#17

Pertarungan antara Freya dan manager pemasaran semakin memanas. Manager tersebut tidak takut meskipun Freya adalah putri dari CEO mereka. Ia harus tetap mengeluarkan pendapat yang menurutnya baik.

Flashback on

“Ia hanya seorang model baru, belum ada yang mengenalnya. Bahkan ia sama sekali belum pernah melakukan pemotretan,” ujar sang manager.

“Aku percaya dia mampu,” Freya kembali membela Bryona.

“Mampu atau tidaknya seseorang, itu semua tergantung dari pernah atau tidaknya ia melakukan pekerjaannya itu. Aku akan memilih Leticia Rocco sebagai brand ambassador produk terbaru kita. Ia memang model baru, tapi followernya sudah banyak dan ia sering tampil di televisi,” sang manager kembali memberikan opininya.

“Kalau begitu menurutmu, sebaiknya kita memakai 2 orang model. Produk yang akan kita pasarkan hanya ada 1 namun memiliki 2 varian. Kita akan memasarkan masing-masing 1 varian, bagaimana?” Freya memicingkan matanya. Ia merasa manager itu memandang dirinya tak mampu karena ia baru saja lulus SMA.

“Baiklah. Saya meminta waktu 1 bulan untuk mempersiapkan semuanya karena Leticia akan ada project di Jepang.” pinta sang manager.

“Baiklah, kali ini aku akan menurutimu. Kamu boleh menggunakan semua SDM yang ada di perusahaan Rodriguez. Ayo Bry, kita pulang!” Bryona langsung mengekor pada Freya. Ia sedari tadi hanya bisa terdiam melihat bagaimana Freya berapi-api dalam mempertahankan prinsipnya.

“Kamu hebat Frey. Aku semakin lama semakinnnn kagum padamu,” Bryona menatap ke arah Freya yang menampilkan wajah datar.

Freya menoleh ke arah Bryona yang tersenyum ke arahnya, membuat dirinya akhirnya tersenyum, “Kamu cantik sekali Frey jika tersenyum.”

Mereka berdua akhirnya pulang sambil tertawa bersama.

**

Nic yang tidak mendapatkan pesan balasan dari Bryan seketika menjadi uring-uringan. Ia berjalan mondar-mandir tak tentu arah dan terus melihat ke arah ponselnya.

Ahhh, apa yang sebenarnya terjadi padaku? Sialll!!! - batin Nic.

Bryona yang baru saja kembali dari Perusahaan Rodriguez langsung membersihkan dirinya dengan berendam di dalam bathtub yang ditetesi aroma therapy.

Dengan menggunakan bathrobe dan handuk yang menggulung di rambutnya, ia berjalan keluar setelah selesai. Bryona menghampiri tas yang tadi dia bawa dan mengeluarkan ponselnya. Melihat dan membaca pesan yang dikirimkan oleh Nic, hati Bryona tiba-tiba menjadi khawatir.

“Ada apa denganmu, Bry?” tanya Freya yang melihat raut kegelisahaan di wajah Bryona saat mereka tengah menikmati makan malam.

“Apa besok aku bisa izin untuk pergi ke studio?” tanya Bryona.

“Apa kamu belum berhenti dari sana, Bry?”

“Aku sudah mengatakannya, tapi …. ia memintaku untuk memikirkannya lagi. Ia masih membutuhkan tenagaku dan katanya hanya sesekali saja.”

“Kalau begitu, terserah padamu saja, Bry. Aku tidak ingin kamu terlalu lelah karena terlalu banyak pekerjaan. Aturlah waktumu dan ingat, kuliahmu nanti jauh lebih penting.”

“Frey, apa kamu tidak akan ke New York? Mengingat manager pemasaran tadi memerlukan waktu 1 bulan, sedangkan kamu sudah harus berangkat minggu depan.”

“Itu mudah Bry. Aku akan mengatur semuanya nanti dari New York dan akan kembali saat pemotretanmu nanti. Jadi sebulan ini aku akan mempersiapkan semuanya dan kamu bisa beristirahat,” kata Freya, membuat Bryona akhirnya mengangguk mengerti.

**

“Ke Jepang?”

“Ya, bisakah kamu menemaniku ke sana. Hanya 2 malam saja, Bryan. Aku janji setelah ini aku tidak akan merepotkanmu lagi, aku akan segera mencari asisten pengganti dirimu.”

Bryan tampak berpikir dan akhirnya menganggukkan kepala. Ia akan pergi bersama Nic ke Jepang akhir pekan ini. Setelah ini, Nic berjanji akan segera mencari asisten baru, sehingga ia bisa fokus pada kuliah dan pekerjaannya di resto.

Akhir pekan pun tiba, Nic dan Bryan menggunakan pesawat komersil dan mereka akan tiba di Jepang dalam waktu sekitar 14 jam. Bryan langsung menyandarkan tubuhnya ke kursi dan memejamkan matanya. Ini adalah pertama kalinya ia naik pesawat lintas negara.

Dulu saat kecil, ia sering bepergian bersama kedua orang tuanya. Kadang menggunakan mobil, kadang menggunakan kereta. Mereka tidak pernah pergi terlau jauh dan terlalu lama karena kesibukan Dad Carlos. Kini, ia hanya bisa mengenang mereka dalam senyum.

Selama perjalanan, Nic beberapa kali menoleh ke arah Bryan. Jantung Nic tidak berdebar ketika Bryan menutup matanya dan tertidur. Namun, ketika pandangannya turun ke bawah dan melihat bibir Bryan, bayangan tentang ciuman dalam mimpinya kembali datang dan langsung membangkitkan sesuatu dalam dirinya. Ia langsung mengusap wajahnya kasar dan bangkit untuk pergi ke toilet.

Di dalam toilet, ia membasuh wajahnya dengan air kemudian memandang wajahnya sendiri di cermin.

“Apa kamu memang memiliki kelainan, Nicholas Gerardo?” gumamnya.

Nic segera kembali ke kursinya dan memejamkan mata. Ia rasa akan lebih baik seperti itu daripada ia membuka mata dan terus menerus melihat ke arah bibir milik Bryan.

Sesampainya mereka di Tokyo, mereka menuju ke pinggir kota di mana suasana masih terlihat sangat asri. Rumah-rumah terbuat dari kayu dan dikelilingi oleh pohon. Bisa terdengar pula riak air sungai di sepanjang jalan yang mereka lewati.

Mereka memasuki sebuah rumah dengan halam yang cukup luas dan memiliki danau kecil di dalamnya. Bryona yang takjub dengan pemandangan itu terlihat sangat bersemangat. Ia seperti sedang menyaksikan latar sebuah film Asia yang ditontonnya.

“Mari, Tuan,” seorang pelayan datang dan membawakan tas milik Nic. Mereka adalah kru dari sebuah produk Jepang yang menggunakan aktris Meksiko sebagai brand ambassador, untuk pemasaran di Amerika.

Mereka diantar ke kamar mereka. Bryona merasa salah saat staf di sana memberikan kamar yang sama antara dirinya dengan Nic. Itu berarti ia harus sekamar dengan Nic selama 2 malam.

“Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang? Penyamaranku bisa terbongkar jika seperti ini,” gumam Bryona.

“Tuan, apa tidak sebaiknya kita tidur di kamar terpisah saja? Ruangan ini menjadi lebih sempit dengan barang-barang keperluan pemotretan,” Bryona sedang berusaha agar ia tidak perlu sekamar dengan Nic. Namun, jawaban yang diberikan Nic membuatnya menghela nafas.

“Sudahlah, tidak mengapa. Lagipula hanya 2 malam, itu hanya sebentar,” kata Nic.

Bagi anda sebentar, Tuan. Tapi bagi saya? Ya ampun, sepertinya aku tidak akan bisa tidur selama 2 malam ini. Frey, apa yang harus kulakukan? - batin Bryona.

Malam ini dilewati Bryan dan Nic tanpa aktivitas pemotretan karena mereka memang akan memulainya besok pagi ketika matahari mulai muncul di timur.

Bryona harus membawa semua tas nya ke dalam kamar mandi agar segala aktivitasnya tidak diketahui oleh Nic.

“Apa kamu masih lama, Bryan?” tanya Nic.

“Ah sebentar lagi,” Bryona langsung menggunakan wig nya kembali dan membuka pintu.

“Kita ditunggu di luar untuk melakukan sedikit briefing,” ujar Nic. Mereka pun keluar dari kamar dan pergi ke tempat briefing.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

élis 🇵🇸

élis 🇵🇸

padahal ceritanya bagus ya, tp jarang yg komen, tetep semangat ya tor

2023-07-27

3

Bhebz

Bhebz

lanjut kak.. ceritanya bagus banget

2022-03-20

1

PimCherry

PimCherry

lanjuttt

2022-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!