#6

Di sekolah, Freya tidak mengijinkan Bryona untuk seorang diri. Freya akan selalu menemani Bryona, layaknya seorang bodyguard.

“Kamu tidak perlu menemaniku, Frey,” kata Bryona.

“Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu sendirian. Setidaknya biarkan aku menemanimu sampai kita lulus. Setelah itu kita akan pindah dari sini dan memulai hidup baru. Bukan begitu Bryan?” goda Freya, hingga Bryona terkekeh.

Leticia tidak pernah mengganggu Bryona lagi, karena ada Freya yang ternyata jago bela diri. Ia pernah masuk ke rumah sakit karena mendapat 2 pukulan di wajahnya.

**

Hari ini adalah hari dimulainya ujian akhir di seluruh Negara Meksiko. Para siswa berlarian menuju ke sekolah agar tidak terlambat. Sekali saja mereka terlambat, maka mereka tak bisa mengikuti ujian akhir. Dan itu artinya adalah, mereka harus mengulang kembali ujian itu tahun depan.

Bryona yang sedari pagi disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga, harus berlari ke sekolah. Hal itu membuatnya menjadi perhatian banyak orang, terutama para siswa yang justru menertawakan Bryona.

Cittt … brughhh

Sebuah mobil yang sedang berjalan tiba-tiba saja menabrak Bryona yang menyeberang dengan tergesa-gesa. Untung saja mobil tersebut tidak sedang dalam kode kecepatan tinggi. Freya yang baru tiba di depan sekolah menajamkan penglihatannya. Ia langsung berlari mendekat ketika melihat bahwa yang ditabrak adalah sahabatnya.

Dokk dokk dokk …

Freya mengetuk kaca mobil tersebut dan meminta pengemudinya untuk keluar, “cepat keluar, sebelum aku memecahkan kaca mobilmu,” ancam Freya.

Pria di dalam mobil berdecak kesal. Pasalnya baru saja ia bertengkar dengan Dad Chris, kini ia harus menghadapi seorang gadis berandalan.

“Cepatt!!!” Freya membantu Bryona berdiri, sebelum ia kembali mengetuk kaca jendela mobil yang terlihat mahal itu.

Theo akhirnya turun dari mobilnya, “Apa maumu?” tanya Theo sambil membetulkan letak kacamatanya.

“Cihh!!! Tentu saja meminta tanggung jawabmu. Cepat berikan kartu identitasmu,” kata Freya.

“Frey, sudah Frey. Aku yang salah karena tadi aku tak melihat lampu penyeberangannya. Lebih baik sekarang bantu aku ke kelas saja. Kita tidak boleh terlambat,” pinta Bryona.

“Tuh dengar temanmu. Dia sudah mengakui kalau ini adalah salahnya. Dasar gadis berandalan!” umpat Theo kesal.

Brakkk!!!

Freya memukul kap mobil Theo dengan kencang, “Awas kamu! Aku akan menghabisimu kalau aku bertemu lagi denganmu,” Freya segera membantu Bryona untuk masuk ke kelas. Mereka hanya ounya waktu 5 menit sebelum gerbang sekolah akan ditutup.

“Sialll!!! Pagi ini aku sudah mengalami 2 kejadian buruk. Bisa-bisa seharian ini aku akan sial!” gerutu Theo memukul setirnya.

**

“Ya ampun, Bry. Kamu tuh ya kebiasaan deh. Lain kali kalau terlambat, kamu telepon aku. Aku jemput,” ujar Freya.

“Maaf, Frey. Aku tidak ingin merepotkanmu.”

“Tapi lihat kalau sudah begini. Nanti kamu ujian malah tidak fokus karena lututmu terluka.”

“Tenang saja, aku sudah memantapkan diri dengan belajar semalaman. Aku pasti lulus, Frey. Aku ingin segera keluar dari rumah itu. Aku tak mau harus tetap berada di sini dan mengulang ujian. Mereka akan semakin memojokkanku karena aku gagal ujian.”

“Lain kali hati-hati.”

“hmm,” Bryona mengangguk, “Tapi tadi kamu keren sekali, Frey. Seperti ksatria wanita yang ada di film-film.”

“Ckk,” Freya berdecak kesal. Di saat seperti ini, Bryona masih saja bisa mencari hal untuk memujinya.

Freya dan Bryona mengikuti ujian dengan baik, hingga akhirnya mereka bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.

Dan kini, di hadapan Paman dan Bibinya, Bryona duduk. Ia akan mengutarakan keinginannya untuk keluar dari rumah itu.

“Aku akan pergi dari rumah ini,” kata Bryona sambil menatap langsung ke arah Paman dan Bibinya.

“Pergi?” tanya Dorothy.

“Ya.”

“Kapan?” Dengan cepat Dorothy bertanya karena ia sangat senang tidak perlu lagi menampung Bryona.

“Tidak bisa!” Thomas menolak kepergian Bryona.

“Kenapa kamu berkata begitu. Ini adalah ide bagus yang pertama kali keluar dari mulutnya,” kata Dorothy.

“Tidak bisa! Apa kata dinas nanti kalau mereka datang dan tidak menemukannya di sini? Mereka pasti mengira kita mengusirnya.”

“Benar juga. Lalu mereka akan menghentikan bantuan dana yang seharusnya kita dapatkan setiap bulan. Lalu, kita harus bagaimana?”

“Aku akan membuat surat pernyataan bahwa aku meminta bersekolah di luar kota. Jadi kalian tidak perlu khawatir dana itu tidak kalian terima,” Bryona merasa kesal karena yang dipikirkan oleh Paman dan Bibinya hanyalah uang semata.

“Tulislah kalau begitu. Setelah itu kamu bisa mengemasi barangmu dan pergi dari sini. Aku sudah muak melihat wajahmu,” ucap Dorothy dengan ketus.

Thomas akhirnya menyetujui ide Bryona. Ia kini bisa tidur dengan tenang karena tak akan ada lagi omelan dan ocehan dari Dorothy mengenai Bryona.

**

1 tahun berlalu,

Bryan Martin kini bersekolah di sebuah sekolah di Kota Campeche. Ia dikenal dengan laki-laki dengan tubuh berisi dan berkacamata. Freya tidak membuat Bryona terlalu gemuk, karena ia yakin jika seperti itu, maka hanya mengubah type pembullyan.

Tubuh Bryona semakin tinggi, sehingga Freya harus melakukan penyesuaian terhadap bentuk tubuh palsu yang dikenakan oleh Bryona.

“Frey,” sapa Bryona.

“Bryan,” begitulah sapaan balasan yang biasa Freya katakan. Semua siswa laki-laki di sekolah tersebut merasa iri pada Bryan karena ia bisa dekat dan menjadi sahabat Freya.

“Kamu semakin tinggi saja, Bry. Dan semakin cantik,” kata Freya.

“Jangan keras-keras, Frey. Nanti mereka mengira Bryan adalah lelaki melambai,” mereka berdua pun tertawa.

“Oya Bry, apa kamu akan langsung ke restoran?”

“Ya.”

“Apa kamu tidak mau pindah? Aku merasa tidak enak menempatkanmu di bagian dapur.”

“Frey, itu keinginanku. Aku senang berada di sana. Lagi pula mereka semua baik padaku,” kata Bryona.

“Tapi kamu sudah berubah, Bry. Tampilan kamu tak akan dibully lagi. Sebaiknya kamu pindah saja ke bagian resepsionis, pelayan, atau ke bagian administrasi saja,” ujar Freya.

“Tidak, aku senang di sana. Lagi pula jika aku pindah, apa nanti kata yang lain? Mereka pasti akan menganggapku memanfaatkan persahabatanku denganmu.”

“Ishh, kamu itu. Ya sudah kalau begitu. Nanti ke resto bersamaku ya. Aku akan ke sana melakukan pengecekan seperti biasa,” jelas Freya.

Bryona Martinez yang sekarang dikenal sebagai Bryan Martin, kini bekerja di restoran milik Freya. Ia meminta jabatan sebagai tukang cuci piring. Ia sangat berterima kasih pada Freya karena sudah memberinya tempat tinggal, memberinya pekerjaan, bahkan Freya juga membayar sekolah Bryona.

Frey, aku berjanji akan membalas semua kebaikanmu. Aku bisa kehilangan segalanya, tapi aku tak ingin kehilanganmu sebagai sahabatku. Aku sangat berterima kasih untuk semuanya. - batin Bryona.

Restoran bernama La Siera terletak di pinggir pantai. Restoran milik Freya sangat ramai oleh pengunjung lokal maupun turis. Freya dengan kemampuan IT nya, berhasil mendapatkan lokasi yang sangat strategis dengan harga yang murah. Kota Campeche sendiri sangat terkenal dengan wisata kuliner dan bangunan berwarna warni. Kota Campeche juga dikenal sebagai kota bajak laut.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Mommy-G

Mommy-G

sampe sini keren tor, lanjut ah

2022-05-05

2

Mayya_zha

Mayya_zha

lanjut ka

2022-02-18

0

It's me

It's me

semangat kak

2022-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!