#4

Nicholas Gerardo, seorang pemuda berusia 23 tahun. Sejatinya ia akan menggantikan Oscar Gerardo untuk menjalankan sebuah perusahaan bernama G-Corp, namun keinginannya untuk hidup bebas dan lepas dari nama orang tuanya, membuatnya sering mencuri waktu untuk absen dari perusahaan.

“Kamu mau kemana lagi, Nic?” tanya Theo.

“Biasaa,” ujarnya sambil meraih kamera dan mengalungkan di lehernya.

“Tiap hari kabur-kaburan melulu. Nanti kalau Uncle Os mencarimu, aku harus jawab apa lagi?” Theo menggerutu kesal. Ia harus selalu mencari alasan setiap hari demi menutupi kepergian Nicholas.

“Kamu diam saja, bilang tidak tahu.”

“Lalu bagaimana dengan meetingnya?”

“Kamu gantikan aku. Bukankah kamu ke perusahaan ini sekaligus untuk belajar? Atau mau kuadukan pada Uncle Chris bahwa kamu ke sini karena hanya ingin melarikan diri,” ancam Nic.

“Kamu itu..!!” Theo hanya bisa mengepalkan tangannya. Ia harus menerima apapun keinginan Nic hanya demi ia bisa bertahan di G-Corp. Theo akhirnya berbalik dan langsung menuju ruangannya untuk mempersiapkan berkas-berkas meeting.

Theodore Alexander, putra tunggal Chris Alexander dan sahabat dari Nicholas Gerardo. Ia melarikan diri dari rumah karena alasan sepele, yakni karena ia tak mau dijodohkan dengan putri sahabat Chris. Dengan alasan ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan seorang pengusaha yang sukses, ia meminta pada Dad Chris untuk belajar di G-Corp.

Oscar terpaksa menerimanya dan mengatakan pada Chris bahwa anak mereka masih muda. Biarkan mereka mencari jati diri dan mengembangkan karir mereka. Lagipula pasangan yang akan dijodohkan dengan Teo masih harus menyelesaikan pendidikannya.

Oscar, Chris, dan Hector adalah 3 sahabat yang sudah seperti saudara. Oscar meneruskan usaha kedua orang tuanya, yakni G-Corp, sementara Chris dan Hector membangun perusahaan masing-masing dan saat ini mereka sedang ingin melakukan merger dengan bantuan dana dari G-Corp.

**

Nicholas berjalan menyusuri taman kota setelah ia memarkirkan mobilnya di area parkir yang letaknya tak jauh.

Ia mengarahkan kameranya pada lingkungan sekitarnya. Ia sangat suka mengambil foto secara candid pada obyek hidup, terutama tentang interaksi antar manusia.

Dari balik kameranya, Nic selalu tersenyum sambil memandang kehidupan dari balik lensa berbentuk lingkaran itu. Ia melihat bagaimana cinta, marah, benci, hingga kesedihan dari semua gambar yang diambilnya.

Nicholas ingin pergi mengelilingi dunia, bertemu banyak orang dan menikmati hobi fotografinya. Saat ini, lensanya kembali menangkap seorang gadis berseragam sekolah sedang duduk sambil menatap ke langit.

Ia mengarahkan lensa itu pada gadis itu, gadis dengan jaket tebal, masker, dan topi, padahal cuaca sedang panas-panasnya. Nicholas memperbesar lensanya dan menangkap mata gadis itu. mata yang sangat cantik dan membuat Nic sesaat terdiam. Ia melihat mata gadis itu berkaca-kaca. Gadis itu hanya duduk sebentar, kemudian pergi dengan cepat sambil menggendong tas ranselnya.

Nicholas menurunkan kameranya, mencari keberadaan gadis itu, namun ia tak menemukannya di manapun. Ia pun akhirnya menyudahi hobinya dan kembali ke G-Corp.

**

Di dalam ruangannya, Nic masih terbayang pada gadis berseragam sekolah yang memiliki mata teduh.

Apa yang sedang ia tangisi? Apa kehidupannya menyedihkan? Atau dia baru mengalami kejadian yang tidak mengenakkan? - batin Nicholas. Ia melamun sambil menopang wajahnya dengan sebelah tangan. Melihat ke arah jendela tanpa sedikitpun melihat ke arah kertas-kertas di atas meja yang harus ia pelajari.

brakkk!!!

“Dad!” Nic langsung mengernyitkan dahinya dan mencebikkan bibirnya. Ia tahu Dad Oscar akan memarahinya karena ia tidak mengikuti meeting tadi siang.

“Pergi ke mana lagi kamu?” tanya Oscar dengan tatapan menyelidik.

“A-aku … aku hanya makan siang, Dad. Dad kan tahu aku belum makan tadi pagi,” kata Nic.

“Kamu itu, sudah meninggalkan Dad di meja makan tadi pagi, lalu kamu juga meninggalkan meeting tadi siang.”

Nic bangkit dari duduknya dan mendekati Dad Oscar, “Apa yang Mommy masak tadi pagi?” Nic sedang berusaha mengalihkan perhatian Oscar dari acara kaburnya tadi siang.

Oscar melihat ke arah Nic sambil memejamkan matanya, “Sepertinya aku beruntung bisa lari tadi pagi,” kata Nic sambil tertawa.

Oscar dan Nicholas sama-sama takut jika harus menghadapi makanan yang dimasak oleh Paula. Namun mereka berdua kadang tak bisa menghindar, terutama Oscar. Paula akan ngambek dan membuatnya harus tidur di ruang kerja karena Paula mengunci kamar mereka.

“Jangan tertawa kamu. Dad pastikan kamu akan merasakan apa yang Dad rasakan jika kamu terus melarikan diri seperti ini,” ancam Oscar, membuat Nic bergidik ngeri.

“Dad, apa malam ini Mommy akan memasak lagi?” Oscar tampak berpikir dan tiba-tiba saja tubuhnya merinding membayangkan akan memasukkan masakan Paula lagi ke dalam mulutnya.

“Apa kamu punya rencana?” tanya Oscar.

“Bagaimana kalau Dad mengajak Mom makan malam di luar? Setidaknya kita berdua aman,” saran Nic.

“Kamu benar juga. Tadi pagi Dad sudah hampir mati, jangan sampai nanti malam Dad mati betulan. Dad belum menikahkan kamu,” kata Oscar sambil menaik turunkan alisnya.

“Ishhh Daddy. Ayo cepat kirim telepon Mommy. Sebelum nanti Mommy masuk ke dapur dan tidak akan menerima ajakan Daddy,” Oscar langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Paula. Ia mengelus dada lega karena Paula menerima ajakannya.

“Selamattt …,” Nic turur mengelus dadanya, kemudian duduk bersandar di sofa.

Oscar bangkit dari duduknya, berjalan ke arah pintu. Namun sebelumnya ia berbalik badan dan menatap tajam ke arah Nic, “Jangan pernah kamu melarikan diri lagi dari perusahaan! Atau Dad akan melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan Uncle Chris pada Theo.”

Perjodohan? - batin Nicholas.

“Tidak Dad, aku tidak akan melakukannya lagi. Aku berjanji,” Nic menggoyangkan telapak tangannya ke kiri dan ke kanan, kemudian mengatupkan keduanya.

“Dan kamu juga akan merasakan masakan Mommymu masuk ke dalam mulutmu itu kalau terus berusaha menipu Dad, mengerti?!” Lagi-lagi Nic bergidik ngeri. Perjodohan dan memakan masakan Mom Paula, sama-sama mengerikan. Nic hanya bisa menganggukkan kepala tanda setuju. Sementara Theo mengintip dari balik pintu sambung antara ruangannya dengan ruangan Nic.

“Jangan hanya mengintip dan menguping saja Te, atau kamu mau juga merasakan apa yang kurasakan?” ancam Nic. Theo langsung berbalik menuju mejanya dan kembali memeriksa berkas-berkas laporan di hadapannya.

**

Freya masuk ke dalam sebuah ruangan khusus yang berada bersebelahan dengan kamar tidurnya. Ia menekan tombol di dinding untuk menyalakan lampu.

Ia menyalakan komputer yang memiliki teknologi canggih. Dad Hector adalah seorang ahli IT. Ia menurunkan bakatnya pada Freya. Bahkan sejak Freya berusia 6 tahun, Freya sudah bisa meretas website salah satu perusahaan yang merupakan musuh perusahaan Hector. Mereka melakukan tindakan licik untuk membuat keluarga Rodriguez terpecah, terutama Daddy dan Mommynya.

Terpopuler

Comments

Aditya Ivander

Aditya Ivander

𝚖𝚊𝚔𝚜𝚞𝚍𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚢 𝚚 𝚔𝚘𝚔 𝚋𝚒𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐 𝚢 𝚝𝚑𝚘𝚛. 𝚏𝚛𝚎𝚢𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚗𝚊𝚔 𝚑𝚎𝚌𝚝𝚘𝚛. 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚑𝚎𝚌𝚝𝚘𝚛 𝚖𝚗𝚐𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝚛𝚎𝚍𝚛𝚒𝚎𝚐𝚞𝚎𝚜 𝚝𝚛𝚞𝚝𝚊𝚖𝚊 𝚖𝚘𝚖𝚖𝚢 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚍𝚍𝚢𝚗𝚢𝚊.. 𝚖𝚔𝚜𝚍𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 thor😲

2023-11-25

1

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjuuuuutt Thor 😛😀💪👍🙏

2023-11-10

1

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Like and Favorit 😛😀💪👍👍

2023-11-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!