#8

Bryona sangat senang karena kini ia sudah mendapatkan pekerjaan tambahan. Untuk pekerjaan seperti tadi saja, Bryona mendapat uang yang lumayan dari Nicho.

Mereka saling bertukar nomor ponsel, dan Nicho akan menghubunginya jika ia membutuhkan tenaga Bryona. Bryona langsung menyimpan uang itu untuk menutupi penambahan biaya sewa apartemennya sekarang.

Ia pergi membersihkan diri dan memasak untuk makan malam. Bryona memandang dirinya di cermin. Saat sampai di Kota Campeche, ia memotong pendek rambutnya hingga benar-benar menyerupai laki-laki. Kini, ia kembali memanjangkan rambutnya dan menggunakan wig untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari.

Bryona duduk di sofa sambil berselancar di dunia maya. Ia membuka akun media sosialnya yang tak pernah ia lihat sejak ia tiba di Campeche. Sebuah foto yang diunggah oleh sepupunya, kembali mengingatkannya pada keluarga Alberto. Ia tahu bagaimanapun juga, keluarga pamannya itu sudah berbaik hati menampungnya, meski tindakan mereka tidak tulus hati.

Flashback on

“Cepat tandatangani!” teriak Dorothy sambil menarik rambut Bryona dengan kasar.

Pamannya Thomas meletakkan sebuah pulpen di hadapannya, memintanya menandatangani selembar surat yang menyatakan bahwa ia menyerahkan semua harta peninggalan kedua orang tuanya.

“Cepatt!!” teriak Dorothy sekali lagi.

Jeduggg …

Dorothy dengan kasar mendorong kepala Bryona hingga menyentuh meja. Sakit, itulah yang ia rasakan. Bukankah seharusnya mereka berlaku baik padanya jika menginginkan harta keluarganya, tapi ini malah sebaliknya.

“Sudah cepat tandatangani saja. Paman tidak bisa lama-lama,” Thomas segera mengambil pulpen tersebut dan meletakkannya di jari-jari Bryona.

“T-tapi Paman, ini milikku, milik orang tuaku,” Bryona berkata-kata sambil menatap sendu ke arah Thomas.

“Kamu tinggal di sini, makan di sini, bersekolah, memangnya itu semua tidak pakai uang? Mana cukup harta keluargamu untuk membiayai dan merawatmu,” ungkap Dorothy kesal.

Plakkk …

Sekali lagi Bryona mendapatkan pukulan di kepalanya. Hal itu seketika membuat kepalanya pusing dan matanya berkunang-kunang. Kemudian ia melihat Bibi Dorothy berjalan mendekati sebuah lemari dan mengambil sesuatu dari sebuah laci.

“Gunakan ini saja, biar cepat dan sah!” ujar Dorothy memberikan sebuah bak tinta kecil kepada Thomas. Dengan cepat Thomas langsung mengangkat ibu jari Bryona dan menekannya ke arah bak tinta tersebut dan menekannya ke atas kertas, sebagai pengganti tanda tangan.

“Pamann!!” teriak Bryona. Kini cap jarinya sudah tertera di selembar kertas, di mana ia meyatakan bahwa semua harta keluarganya ia serahkan kepada keluarga Paman dan Bibinya.

Bryona sebenarnya ingin mempertahankan semuanya. Jika memang ua harus membayar, ia akan membayar semuanya setelah ia bekerja atau mendapatkan harta milik keluarganya. Tapi tidak dengan menyerahkan semua, terutama perusahaan milik Dad Carlos.

Paman dan Bibinya tersenyum, sementara Bryona menahan sakit di dalam hatinya.

“Besok aku akan menyerahkan ini kepada pengacara. Setelah itu, aku lah yang akan memimpin perusahaan M-Tech,” kata Thomas sambil tersenyum.

Flashback off

**

“Selamat siang!” sapa Bryona pada rekan kerjanya di Resto La Siera. Hari ini begitu panas terasa di Kota Campeche. Bryona harus menahan keringat yang terasa mengalir di tubuhnya karena tubuh palsunya terasa semakin menempel di tubuhnya.

“Siang Bry!” rekan-rekan kerjanya membalas sapaan Bryona.

Bryona mengganti pakaiannya dengan seragam resto. Kemudian ia mengambil sarung tangan karet dan mulai membuang sisa-sisa makanan yang ada di piring kotor dan mulai membersihkan semuanya. Semua staf di dapur menyukai Bryona karena kerjanya yang cepat dan cekatan.

Baru saja ia selesai mencuci, ponselnya berbunyi. Saat ia melihat nama Nicho tertera di sana, senyum langsung muncul di wajahnya.

📞 hallo!

📞 Apa minggu depan kamu bisa membantu pekerjaanku lagi?

📞 tentu saja. Di mana? Nanti aku ke sana. Kirimkan saja jadwal dan lokasinya padaku.

📞Baiklah, nanti akan kukirimkan.

Setelah menerima telepon dari Nicho, perasaan Bryona sangat senang. Saat ini yang ada dalam pikirannya adalah mengumpulkan uang untuk ia kuliah. Ia tak ingin merepotkan Freya.

Seminggu berlalu, pertemuan Bryona dengan Nicho dijadwalkan pagi hari di taman Kota Campeche. Bryona datang terlebih dahulu dan langsung membantu Nicho saat ia melihatnya datang. Ia menurunkan beberapa perlengkapan pemotretan dari mobil milik Nicho.

Hari ini mereka akan melakukan pemotretan khusus pada seorang model. Nicho yang merupakan keturunan Gerardo, sangat dikenal di kalangan aktris dan model. Mereka mengenal Nicho sebagai seorang pengusaha. Ellona sendiri meminta pada Nicho untuk melakukan pemotretan padanya setelah melihat website milik Nicho yang diberi nama G-Shots.

“Nicho!” sapa Ellona, seorang model yang dikenal dengan kemampuannya dalam berdansa. Ellona sengaja menggunakan jasa Nicho karena secara tidak kangsung ia ingin mendekatkan diri kepada Nicho.

“Selamat pagi,” sapa Nicho, sambil tersenyum tipis pada Ellona.

“Menurutmu pakaian seperti apa yang cocok untuk kugunakan?” tanya Ellona.

“Sebaiknya kamu menggunakan pakaian berwarna terang karena cahaya matahari tidak terlalu terang, itu akan membuat dirimu menjadi fokus dalam foto,” Nicho memerintahkan Bryona untuk menata lampu di dekat sebuah pohon besar yang akan menjadi salah satu background fotonya.

“Ellona?” gumam Bryona. Bryona mengenali Ellona, karena Ellona adalah kakak kelasnya. Usianya berbeda 2 tahun dengan Bryona. Dulu Ellona adalah salah satu siswi yang sering mengejeknya saat ia baru pertama kali masuk ke SMP.

Bryona memandang Ellona dari atas ke bawah, mengaguminya. Kakak kelasnya itu memang sudah cantik sejak dulu, beda dengan dirinya yang hanya mendapat ejekan.

Kalau saja aku bisa berpenampilan seperti itu. Apa mungkin aku bisa menjadi diriku sendiri tanpa diejek dan dibully karena ukuran dadaku ini? - batin Bryona.

“Bryan! Mengapa kamu melamun? Cepat pindahkan lampu ini ke sana,” perintah Nicho saat melihat Bryan berdiri dan terdiam. Sementara Ellona berjalan mendekati Nicho.

“Nic, apa kamu akan benar-benar berubah haluan menjadi seorang fotografer?” tanya Ellona.

“Kenapa memangnya?” Nicho bertanya balik sambil menyeting kameranya.

“Bukankah lebih enak bekerja di perusahaan?”

“Sudah berhentilah bicara. Kita akan memulai pemotretannya sekarang,” Nicho tiba-tiba menjadi dingin ketika Ellona membahas perusahaan.

Bryona membantu meletakkan beberapa alat dan menarik kabel perlahan, Ellona memanggilnya.

“Apa kamu ingin uang?” Bisik Ellona pelan.

“Uang? Tentu saja saya mau,” Bryona tak munafik jika ia memang memerlukan uang.

“Kalau begitu, maukah kamu bekerja untukku?” tanya Ellona.

“Bekerja untukmu? Sepertinya tidak bisa, aku sudah bekerja untuk Tuan Nicho.”

“Kamu tetap bisa bekerja untuknya. Kamu hanya perlu melakukan sesuatu untukku.”

“Apa?” Ellona membisikkan sesuatu pada Bryona dan membuat mata Bryona membulat.

Ia kini berada di resto dan mendapatkan shift malam. Tangannya mencuci piring tapi pikirannya seperti tak di sana. Ia benar-benar tak menduga bahwa Ellona bisa berpikiran licik seperti itu.

Aku memang miskin, tapi aku tidak akan melakukan hal licik seperti itu. - batin Bryona

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

pst disuruh kasi obat ke minuman nic

2023-11-28

0

Naura Kamila

Naura Kamila

☺sabar Bryona, , , kita sama, , Q jg trmasuk berukuran dada besar, , sampai Q kurg PD smpe skrg, minder, , tp bnyak yg nguatin jg alhamdulillah, , katanya rizki, gk usah pasang silikon udh M*nt*k😂

2023-11-16

2

Bhebz

Bhebz

semangat kakak, gadis Pemimpi disini lagi

2022-02-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!