#11

Bryona turun menuju lobby ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah 1 siang. Ia memerlukan waktu yang agak lama karena perlu menyesuaikan tubuh palsunya yang semakin lama semakin pendek dan mulai terasa mengganggu aktivitasnya.

“Bryan!” Dari kejauhan Bryona bisa melihat Nicho sedang menunggunya di sofa lobby bersama dengan Theo.

“Maaf aku terlambat,” Bryona sedikit menundukkan kepalanya.

“Tidak apa, aku tahu kamu lelah,” Nicho tersenyum, sementara Theo mencebik kesal karena sejak tadi sahabatnya ini selalu saja memuji kinerja Bryan di hadapannya.

Mereka makan di sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari hotel. Setelah ini mereka harus pergi ke sebuah tempat yang dikenal dengan nama Taman Museum La Venta. Taman ini memberikan pemandangan Villahermosa yang spektakuler.

Taman museum ini memamerkan barang-barangnya di luar ruangan, memberikan pengalaman yang unik dan tak tertandingi. Bryona mengambil ponselnya dan mengambil beberapa gambar. Meskipun ponselnya bukanlah ponsel canggih, tapi masih bisa digunakan untuk memotret.

“Di mana kamu akan menemuinya?” tanya Theo yang kesal karena mereka sudah berjalan cukup jauh.

“Seharusnya kamu membiarkanku beristirahat saja tadi. Aku lelah, Nic!” Theo menggerutu kesal. Ia terpaksa ikut dengan Nicholas karena tiba-tiba saja orang tuanya memintanya menemui gadis yang akan dijodohkan dengannya.

“Hei Te! Bukankah tadi kamu yang meminta ikut? Seharusnya kamu membantuku di sini, bukan hanya bersantai,” Nicho berjalan sambil mengarahkan kameranya ke spot-spot cantik di sepanjang perjalanan mereka.

“Pergilah! Aku akan duduk di sini saja,” Theo duduk di sebuah kursi panjang di bawah sebuah pohon. Ia menyandarkan tubuh serta memejamkan kedua matanya, sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

“Aku tinggal kalau begitu. Bryan! Ayo!” Nicho dan Bryona berjalan sedikit ke dalam untuk sampai ke spot cantik yang akan menjadi lokasi pemotretan.

“Siapkan semuanya, Bry!” perintah Nicho.

Bryan segera menata beberapa lampu dan layar, serta merapikan beberapa kabel. Sekitar 30 menit kemudian, seorang aktris ternama datang bersama manager dan staf-stafnya yang bisa dibilang agak banyak.

“Nicho,” sapa aktris yang bernama Crystal.

“Bersiaplah, aku akan segera selesai,” Nicho mengatur letak kameranya, kemudian mengatur pencahayaannya. Sementara itu Crystal bersiap dengan make up dan kostumnya.

Nicho melihat ke arah posisi tempat pemotretan akan dilakukan dengan kamera yang telah ia pasang. Ia membidik dengan kameranya dan terdiam saat ia melihat Bryona sedang membersihkan spot foto dari kabel yang bersliweran.

Nicho terdiam, “mata itu?” gumam Nicho, saat melihat Bryona membuka kacamatanya dan membersihkannya. Jantungnya kembali berdegup kencang dan cepat. Ia langsung memegang dadanya.

Sepertinya aku benar-benar gila. - Batin Nicho sambil menghela nafasnya.

**

Theo sangat kesal menunggu, membuatnya menghampiri lokasi tempat pemotretan itu dilakukan. Sesaat ia berhenti saat melihat seseorang.

“Crystal?” gumam Theo pelan.

Crystal yang baru saja selesai melakukan pemotretan melihat kedatangan Theo.

“Theo? Kaukah itu? Ya ampun, sudah lama sekali aku tak melihatmu. Bagaimana kabarmu?” tanya Crystal akrab.

Sementara itu, Nicho dan Bryona membereskan peralatan yang mereka bawa. Peralatan yang dimiliki Nicho sangat praktis, hingga mereka tak perlu membawa barang terlalu besar dan berat.

“Aku baik. Bagaimana denganmu?” tanya Theo.

“Aku baik, bahkan sangat baik. Lihatlah sekarang bagaimana aku,” Crystal berputar di hadapan Theo, memperlihatkan pada pria itu bahwa ia sangat baik.

“Aku turut senang,” lanjut Theo.

“Oya Theo, aku ingin mengundangmu ke acara pertunanganku. Apa kamu masih tinggal di rumahmu yang dulu? Aku akan mengirimkannya ke sana.”

Deggg …

Hati Theo seakan diremas ketika mendengar bahwa Crystal akan bertunangan. Crystal adalah cinta pertamanya dan ia menunggu wanita itu kembali.

“Bertunangan?” Theo kembali bertanya. Ia berharap pendengarannya salah.

“Ya, aku bertunangan dengan Frederic Beltran. Acara akan dilangsungkan 1 minggu lagi. Kamu akan melangsungkan pernikahan kami 1 bulan lagi,” Crystal berkata pada Theo dengan tersenyum. Hati Theo kembali teriris saat Crystal menceritakan bagaimana hubungannya dengan Frederic.

“Baiklah, aku akan datang ke acara pertunanganmu. Selamat untukmu. Sekarang aku harus membantu Nicho dulu,” Theo merasa lebih baik ia segera pergi dari hadapan Crystal karena hatinya sudah sakit namun tak berdarah. Wanita yang ia tunggu dan ia harapkan menjadi kekasihnya ternyata akan bertunangan dan segera menikah.

**

Dung dung dung dung !!!

Suara musik memekakkan telinga, lampu berwarna warni terus berkedap kedip dan berputar-putar mencoba untuk menerangi ruangan yang memang sengaja dibuat suasana gelap.

Aroma alkohol mengganggu indera penciuman Bryona. Ia diajak oleh Nicho yang harus menemani Theo. Saat perjalanan pulang dari Villahermosa, Theo hanya diam seribu bahasa dan Nicho tahu apa penyebabnya.

Awalnya Nicho tak ingin mengajak Theo ke sana, tapi karena Theo memaksa, maka mau tidak mau Nicho mengijinkan meskipun ia tahu bahwa hal ini akan terjadi.

“Maaf Tuan, sebaiknya saya kembali saja. Saya tidak suka tempat seperti ini,” ujar Bryona. Ia memang belum pernah ke club dan tidak ada keinginan untuk menginjakkan kaki di sana.

“Baiklah, beristirahatlah. Aku akan menemani Theo di sini,” Nicho melihat dari wajah Bryan yang tidak nyaman. Ia tak ingin memaksa.

Bryona kembali ke kamar. Ia segera melepas tubuh palsunya dan pergi membersihkan diri. Ia benar-benar lelah dan merasa pengap dengan tubuh palsunya. Ia memandang dirinya di cermin, “Aku Bryona, bukan Bryan. Aku akan kembali nanti untuk memperlihatkan pada kalian semua bahwa aku akan berhasil. Tidak ada satupun dari kalian yang akan membullyku lagi.”

Bryona merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia sudah membersihkan tubuh palsunya juga agar besok ia bisa menggunakannya dengan cepat. Tak lama, Bryona pun akhirnya terlelap.

Tokkk tokkk tokkk …

Bryona mengerjapkan matanya saat mendengar suara pintu diketuk. Ia yang masih setengah sadar berjalan ke arah pintu.

“Apa kamu membutuhkan sesuatu, Frey?” gumam Bryona. Ia memegang handle pintu dan membukanya.

Brughhh ..

“Bryan … aku tidur di sini ya,” Nicho berjalan masuk sambil sempoyongan. Ia berjalan ke kiri dan ke kanan, dan menabrak barang-barang di depannya. Bryona yang setengah sadar langsung mencium bau alkohol saat Nicho masuk ke dalam kamarnya, membuatnya langsung membulatkan mata.

Nicho berbalik dan mencari keberadaan Bryan, “Bryan, kenapa kamu terus berdiri di situ? Bantu aku,” hampir saja Nicho terjatuh, namun Bryona dengan sigap menangkap tubuh Nicho.

“Aduhh tubuhmu berat sekali,” Bryona dengan perlahan membawa Nicho ke tempat tidur. Ia merebahkan tubuh Nicho, kemudian mengangkat kaki Nicho hingga seluruh tubuhnya berada di atas tempat tidur. Bryona juga menyelimuti Nicho. Baru saja ia ingin berbalik dan tidur di sofa, Nicho meraih pergelangan tangannya dan menariknya, hingga setengah tubuhnya jatuh di atas tubuh Nicho. Wajahnya berhadap-hadapan dengan Nicho, menyisakan jarak yang sangat tipis, hingga mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

koq nicho gak heran ada ciwi di kmr bryan, kan pakaian dinasnya udah dilepas😅

2023-11-28

2

Lavinka

Lavinka

lanjut Thor

2022-02-24

1

Elwi Chloe

Elwi Chloe

lanjutt

2022-02-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!