Masih Perawan!

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Pagi yang cerah terus berjalan hingga siang. Siang pun masih terus melaju hingga sore hari. Hingga pada akhirnya kafe kecil milik bu Dewi itu pun telah tutup. Masih melanjutkan diri menuju istirahat, Nadira pun mulai membersihkan dirinya setelah hampir seharian ini melayani banyak pembeli. Lelah?... sudah pasti, namun dirinya tetap sangat bersyukur karena di tempat inilah dirinya bisa hidup dengan lebih baik.

Dua hari sudah Nadira bekerja dan tinggal dengan bu Dewi serta Putri anaknya. Malam ini, Nadira tak langsung beristirahat. Nadira masih terjaga dengan masih memperhatikan layar handphone miliknya.

Air mata itupun telah bercucuran, entah semenjak kapan keluar. Nadira menangis tanpa suara. Hatinya masih begitu sangat terluka karena berpisah dengan putra yang sangat disayanginya Alvin. Rindu?... itulah rasa yang begitu menyelimuti hati Nadira. Andai jika diperbolehkan, ingin sekali rasanya Nadira membawa putranya dan membesarkannya.

Dengan masih menatap foto kebersamaannya bersama sang putra, wanita muda yang masih belum genap berusia dua puluh satu tahun itupun masih terus menangis. Nadira memunggungi pintu kamarnya, ia sengaja menyembunyikan tangisannya karena ia khawatir ketika ada seseorang masuk lewat pintu kamar, dirinya sampai ketahuan jika sedang menangis dan Nadira tak ingin hal itu.

" Sayang, Alvin, bunda merindukanmu nak, bunda ingin peluk Alvin ". Batin Nadira dengan menangis sesak.

" Nadira, kamu menangis? ". Seru Putri tiba - tiba dari sebrang kasur.

Sontak Nadira pun langsung terkejut, bahkan tubuhnya sampai terjingkat. Hingga tanpa sengaja handphone yang ia genggam tadi terlepas dari tangannya dan tergeletak di atas kasur.

Dengan terburu-buru Nadira pun segera menyeka air matanya yang tadi sempat meluncur dengan begitu derasnya.

" Nadira kamu menangis lagi, kenapa kamu menangis?, ini sudah yang kedua kalinya loh aku melihatmu menangis? ". Seru Putri lagi.

Nadira pun cukup tertegun setelah mendengar penuturan dari Putri. Apa?, yang kedua kalinya?, berarti Putri pernah melihatnya menangis sebelumnya. Lalu Putri pun menatap handphone Nadira yang masih menyala itu. Terlihat jelas jika di layar itu ada foto Nadira dan juga sosok anak kecil yang duduk dengan tersenyum di pangkuannya.

Merasa penasaran, Putri pun akhirnya meraih handphone itu.

" Put, sini handphonenya, biar aku isi ulang dulu daya listriknya ". Seru Nadira dengan mengulurkan tangannya agar Putri mau memberikan handphonenya itu.

" Tidak, kamu masih belum menjawab pertanyaanku ". Tolak Putri, lalu gadis itupun mulai duduk di dekat Nadira.

" Dira, sebenarnya ada apa sih, kenapa kamu menangis lagi, dan anak kecil di foto ini siapa?, dan terlihat sangat lucu dan tampan, apa anak kecil ini adikmu? ". Seru Putri lagi, dan dia pun begitu sangat penasaran.

Nadira terdiam sejenak, mungkin sekarang lah saatnya bagi dirinya untuk menceritakan semuanya, daripada nanti baik Putri maupun bu Dewi mendengar berita yang tak benar tentang dirinya, ya lebih baik memang harus diceritakan.

" Dira, kok kamu malah diam sih, kamu kebiasaan diam ya? ". Seru Putri lagi.

" Anak kecil di foto itu adalah putraku Put ". Sahut Nadira pada akhirnya.

" Apa? ". Pekik Putri.

Putri begitu sangat terkejut setelah mendengar sahutan dari Nadira. Jadi, anak kecil yang sedang dipangku dalam foto itu adalah anak Nadira. Jadi, Nadira sudah menikah?.

Putri benar - benar tak habis pikir. Jadi perempuan yang sudah dua hari ini menjadi temannya telah bersuami dan bahkan sudah memiliki seorang anak. Tapi, mengapa Nadira tak terlihat seperti perempuan yang telah bersuami apalagi sudah memiliki anak?. Sebenarnya siapa yang terlihat aneh?, Nadira yang memang tak nampak seperti wanita yang telah menikah, atau dirinya lah yang memang tak bisa mengenali jika perempuan yang ada di depannya ini telah bersuami?, karena Nadira pun tak nampak seperti seorang ibu - ibu.

" Iya Put, aku sudah memiliki anak, dan foto anak kecil yang duduk tersenyum di pangkuanku itu adalah anakku, dia putraku ". Jelas Nadira.

" Tapi Dir, bagaimana bisa?... kamu sudah menikah, dan kamu bekerja di sini, jadi maksudnya kamu merantau begitu ke kota, dan anak kamu tinggal berdua dengan suami kamu? ". Tanya Putri lagi yang masih merasa begitu penasaran.

Nadira pun hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari Putri yang ternyata begitu penasaran ini.

" Aku dan suamiku sudah bercerai Put ". Sahut Nadira.

" Apa? ". Pekik Putri lagi.

" Iya, kami sudah bercerai, dan kami sudah memilih jalan hidup kami masing - masing ". Sahut Nadira lagi.

Lalu Nadira pun terus menceritakan kisah hidupnya itu dari semenjak dirinya lulus dari sekolah menengah atas yang harus tak jadi kuliah karena kedua orang tuanya telah menjodohkan nya dengan seseorang.

Nadira menceritakan semuanya tanpa ada satupun yang ia kurangi ataupun ia lebih - lebih kan. Hingga di mana akhir dari ceritanya itu mengharuskannya untuk pergi merantau keluar kota dan menjauh dari keluarganya sendiri hanya demi menjaga nama baik keluarganya.

Putri yang mendengar kisah lengkap kehidupan Nadira dari semenjak lulus sekolah menengah atas itu, hingga dirinya berada di kota ini begitu sangat terkejut, sedih, tak tega, serta merasa terharu. Bagaimana tidak, Nadira yang diusianya yang masih tergolong begitu sangat muda, sudah menghadapi ujian kehidupan yang begitu memilukan.

" Ya Allah, Dira, jadi, kamu mengalami semua itu? ". Lirih Putri dengan sedih.

" Iya, tapi tak apa, aku sudah ikhlas menjalani semuanya kok, dan aku percaya, dibalik ujian yang Tuhan berikan untukku, pasti itu semua Tuhan berikan agar aku menjadi manusia yang kuat dan lebih baik lagi ". Sahut Nadira dengan tersenyum seolah dirinya benar - benar telah ikhlas atas kehidupan pahit yang pernah dialaminya.

" Berarti, kamu masih perawan dong? ". Sahut Putri lagi.

Nadira pun hanya menyahutnya dengan anggukan dan senyuman.

" Ya Allah, aku benar - benar tak menyangka jika ternyata kamu masih perawan, emm... itu artinya janda hanyalah statusmu? ". Sahut Putri lagi.

" Ya seperti itulah ". Sahut Nadira.

" Kalau ada laki - laki yang memandang kamu sebelah mata hanya karena kamu berstatus seorang janda, apalagi sampai dia menolak hemm... rugi laki - laki itu, memangnya, apa yang salah dengan status janda? ". Sahut Putri lagi.

" Sudah - sudah, kok malah itu sih yang dibahas, bahas yang lain sajalah ". Putus Nadira pada akhirnya, agar sang teman tak lagi membahas tentang status.

" Dira? ". Seru Putri lagi.

" Iya ". Sahut Nadira.

" Kamu tadi mengatakan tak bisa kuliah karena perjodohan, bagaimana kalau kamu kuliah saja tahun ini? ". Ujar Putri tiba - tiba.

Nadira terdiam sejenak. Jujur saja, sebenarnya dirinya sangat ingin melanjutkan pendidikannya, namun dirinya masih tak memiliki biaya yang cukup untuk kuliah. Meminta pada sang papa pun juga tak mungkin, karena setelah tiga bulan yang akan datang, papa nya tak akan lagi mengiriminya uang, dan itu artinya dirinya memang harus mandiri dan bekerja sendiri untuk bisa mendapatkan uang agar bisa bertahan hidup.

" Dira, kok kamu malah diam sih? ". Sahut Putri.

" Emm... sebenarnya aku ingin kuliah, tapi mungkin... tidak untuk setahun atau dua tahun kedepan ini, karena aku masih belum memiliki biaya yang cukup untuk kuliah, dan jalan satu - satunya ya aku harus bekerja dan menabung dari uang hasil pekerjaan ku, dan paling tidak, itu selama dua tahun ". Sahut Nadira jujur.

" Aduh Dira, masalah biaya itu jangan terlalu dipikirkan, InsyaAllah, rejeki itu tidak akan sulit dicari selama kita mau berusaha kok, kenapa harus menunggu dua tahun lagi jika kamu ingin masuk kuliah, sekarang kan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa sangat banyak dan mudah ". Sahut Putri.

" Benarkah?, tapi kan aku sudah lulus tiga tahun yang lalu dari bangku SMA, memangnya masih ada beasiswa untuk alumni SMA yang sudah lama lulusnya? ". Sahut Nadira, karena ia masih tak percaya.

" Apa salahnya jika mencoba dulu, di kampusku ada beasiswa pintar untuk calon mahasiswa maupun yang sudah jadi mahasiswa kok, asalkan mereka yang ingin mendapatkan beasiswa itu harus mengikuti serangkaian tes kepintaran dan berhasil mengisi setiap pertanyaan yang diajukan dengan baik dan benar, dan setelah mereka berhasil mendapatkan beasiswa itu, mereka sangat dianjurkan untuk bisa menjaga prestasi nya di kampus agar beasiswa nya bisa bertahan, bagaimana, apa kamu mau mengikutinya?, dan, setelah aku perhatikan, kamu anak yang pintar, bahkan sangat pintar ". Sahut Putri panjang lebar, agar Nadira paham.

Lagi - lagi Nadira tak langsung menyahut. Ia masih memikirkan pernyataan temannya ini. Dan setelah dipikir - pikir, sepertinya tak ada salahnya jika dirinya mengikuti tes kepintaran untuk mendapatkan beasiswa, siapa tahu dirinya berhasil.

" Bagaimana Dira, apa kamu mau?, dan seminggu lagi loh kesempatan untuk mendapatkan beasiswa ini akan dimulai ". Sahut Putri lagi.

" Iya aku mau Put ". Sahut Nadira pada akhirnya.

" Nah begitu dong, dari tadi dijawab kan enak ". Sahut Putri.

" Tapi caranya bagaimana, apa aku harus ke kampus mu dulu untuk mengikuti tesnya atau bagaimana? ". Tanya Nadira.

" Aduh, kalau soal itu mudah, kamu bisa mencarinya di jejaring internet, besok akan aku berikan link nya, kamu bisa daftar dan mengisi pertanyaan yang tersedia di sana ". Sahut Putri dengan santainya.

Nadira pun mengangguk paham setelah Putri menjelaskannya. Hatinya cukup senang saat ini. Akhirnya Nadira bisa mendapatkan peluang untuk bisa melanjutkan pendidikannya. Nadira hanya bisa berharap, semoga apa yang dipilihnya saat ini bisa memberikan nasib yang baik untuk masa depannya.

Dan tanpa Nadira sadari, kesedihan yang dirasakannya tadi, sudah mulai berkurang semenjak temannya Putri mengajaknya untuk selalu bercengkrama yang menggembirakan, sehingga meski hanya sedikit, kesedihan yang Nadira rasakan bisa berkurang, hingga akhirnya, kedua gadis itupun sama - sama terlelap mengarungi mimpi indah mereka.

*****

Pagi hari yang begitu menyejukkan dan bisa memberikan ketenangan pada setiap insan yang telah terjaga, nyatanya tak semua insan bisa mendapatkannya. Dan itulah yang terjadi pada kediaman pribadi Dani, ayah dari Alvin.

Drama yang begitu menyayat hati ini telah kembali terulang, entah sudah yang keberapa kalinya telah terjadi. Seperti di pagi ini, si kecil Alvin kembali menangis dengan tangisan yang begitu memilukan.

" Hwaa hiks hiks... Alpin mau bunda Dila hwaa... ". Jerit tangis Alvin yang masih meraung - raung ingin bertemu bunda Nadira nya.

" Sayang Alvin, tenanglah nak, di sini kan ada ayah sama bunda Diana, jadi Alvin jangan menangis lagi ya ". Seru Dani dengan masih setia menggendong tubuh mungil Alvin.

" Tak mau ayah Alpin mau bunda Dila hwaa... ". Tangis Alvin masih tetap pada keinginannya.

Alvin masih terus menangis, bahkan suara dari bocah kecil itupun sampai terdengar serak. Meski Alvin tak lahir dari rahim Nadira, namun kasih sayang serta ikatan batin diantara keduanya begitu sangat kuat. Alvin sungguh begitu sangat merindukan bunda nya, ia begitu sangat rindu. Bahkan semenjak dari kemarin bocah kecil itu begitu sulit untuk diajak makan, bahkan kini tubuh gembul nya terlihat sedikit mengecil karena kerinduannya pada sang bunda.

Sungguh malang nasib Alvin. Seorang anak kecil yang begitu menyayangi dan membutuhkan kasih sayang dari seorang bunda yang selama ini telah merawat dan membesarkan nya, harus merasakan kerinduan serta kepahitan karena tak dapat melihat sosok yang selama ini menjadi ibu baginya.

Sementara Diana, ibu kandung dari Alvin sendiri merasa tak sanggup dengan situasi ini. Ia tak sanggup melihat putranya yang terus menangis meraung - raung ingin segera bertemu dengan sosok wanita yang menjadi bunda untuknya, sementara dirinya yang jelas - jelas adalah ibu kandung dari Alvin, tak bisa membuat Alvin menganggapnya sebagai bunda sama seperti Alvin yang menganggap Nadira sebagai bunda nya.

" Ayah Alpin mau bunda ayah, Alpin mau bunda Dilaaaaa... hwaaa... ".

" Sayang, sabar ya nak, iya kita pasti akan bertemu bunda Dira, tapi bukan sekarang, bunda Dira nya Alvin masih ada pekerjaan di luar kota nak, sabar dulu ya sayang ". Sahut Dani lagi yang masih berusaha menenangkan putranya, entah ini sudah yang keberapa kalinya Dani berusa menenangkan Alvin.

Diana hanya diam bak sebuah patung, dirinya tak berani lagi mendekati Alvin lantaran Alvin pernah menolaknya dengan keras akan kepeduliannya. Diana hanya bisa menitikkan air mata kesedihannya karena sang putra yang sampai saat ini masih tak mau menganggap keberadaannya.

" Alvin, maafkan bunda nak, ini semua salah bunda, bunda tak masalah jika kamu masih tak mengakui bunda sebagai ibumu, tapi setidaknya, janganlah kamu menolak keberadaan bunda nak ". Batin Diana menangis, dengan dirinya yang masih menatap Alvin.

Bersambung..........

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

syukur syukur alvinnya sakit biar tahu rasa kalian,,lagian ibu dewi juga keterlaluan, katanya senang sama dira namun malah menjebak dira dan tak pernah menengok dira ,,, balasan kalian akan segera datang..

2023-10-28

1

Nanang Hardyantp

Nanang Hardyantp

kata nya cerai tanda tangan langsung talak tiga berarti kawin negara emang boleh d bawah 17 THN

2023-10-04

0

Faisal

Faisal

Suaminya dulu memberikan belanja bulanan. Tak habis begitu saja krn Dira tdk kemana-mana?

2023-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!