Andra Becham Salim

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Pagi telah datang menyambut, membangunkan setiap insan. Sepasang kaki mungilnya kini masih terus melangkah maju lalu berbalik, maju dan berbalik lagi. Entah sampai kapan sepasang kaki mungil yang begitu menggemaskan itu akan terus melangkah berbolak - balik layaknya sebuah setrika pakaian yang berfungsi untuk merapikan pakaian.

Pagi - pagi sekali, si kecil Aida sudah mondar - mandir di lantai dasar rumahnya setelah mendapat kabar dari sang daddy, jika di pagi inilah daddy nya itu akan kembali pulang setelah hampir satu minggu berada di luar negeri. Dan karena kabar itulah gadis kecil yang masih berusia empat tahun itu begitu sangat tak sabar ingin segera menyambut kedatangan sang daddy tercintanya.

" Nona Aida, sebaiknya nona duduk saja ya, kasihan itu kaki nona dari tadi mondar - mandir terus ". Seru bi Sari pada nona kecilnya.

" Tidak bibi, Aida mau nunggu daddy, kalau Aida duduk, telus daddy nya Aida datang, nanti Aida nya tidak bisa lali untuk peluk daddy ". Sahut Aida.

" Non, kalaupun daddy nya non sudah datang, dan nona Aida tidak memeluk daddy, pasti daddy nya non akan tetap memeluk nona Aida ". Sahut bi Sari yang berusaha memberikan pengertian.

" Huum, baiklah bibi, Aida nulut deh sama bibi ". Sahut Aida pada akhirnya, lalu gadis kecil itupun memilih untuk duduk di sofa empuk yang ada di ruangan itu.

Sementara dilain tempat, lebih tepatnya di kafe milik bu Dewi, nampak Nadira, Putri, dan juga bu Dewi sendiri, tengah sibuk melayani banyak pembeli yang datang. Apalagi waktu kini masih terasa begitu sangat pagi, sehingga sangat banyak orang yang berdatangan terutama bagi mereka yang ingin sarapan agar dapat mengganjal perut mereka yang terasa sudah lapar.

Pada hari ini Putri tidak melakukan kuliah karena tidak ada jadwal kuliah, sehingga membuat gadis itupun benar - benar memanfaatkan waktu liburnya untuk membantu sang ibu dalam menjalani usahanya.

" Bu, meja di nomer sembilan ingin menambah satu porsi lagi katanya ". Seru Nadira.

" Baiklah nak ". Sahut bu Dewi, lalu wanita paru baya itupun kembali menyiapkan menu yang sama sebelum akhirnya diserahkan pada Nadira.

Dan ketiga wanita itupun terus melayani banyak pembeli yang sudah keluar masuk di kafe mereka. Mungkin, suasana di kafe bu Dewi, baru akan terasa mulai lengang ketika waktu sudah hampir menunjukkan pukul sembilan pagi, sama seperti hari - hari biasanya.

*****

Setelah hampir pukul setengah sembilan menantikan kehadiran sang daddy, kini gadis kecil yang bernama Aida itu, nampak begitu kecewa lantaran daddy yang ditunggu - tunggu nya tak kunjung datang, sehingga dari hal itu, membuat si kecil Aida, lebih memilih menuju kamar untuk mengurangi rasa kekecewaannya.

" Non, sarapan dulu yuk, ini sudah pukul setengah sembilan loh, tapi nona Aida masih belum sarapan sama sekali ". Seru bi Sari pada nona kecilnya.

" Tidak bibi, Aida malas salapan sekalang, habisnya daddy ingkal janji, katanya mau pulang pagi ini, tapi ini kan sudah mau siang ". Sahut Aida dengan raut sedikit merengut nya.

" Ya sabar dulu non, mungkin daddy nya nona Aida masih dalam perjalanan, kan daddy nya non bukan hanya pergi keluar kota, tapi keluar negeri ". Sahut bi Sari yang lagi - lagi berusaha untuk memberikan pengertian pada nona kecilnya.

Dan setelah bi Sari mengucapkan kalimat itu, tak ada lagi sahutan dari si kecil Aida. Sebenarnya Aida tak masalah jika daddy nya pulang terlambat. Namun yang membuatnya sangat berharap jika daddy nya akan segera kembali adalah karena keinginannya yang ingin segera bertemu dengan bunda nya. Aida ingin berkunjung ke rumah bunda barunya itu dengan mengajak daddy nya.

Di saat si kecil Aida masih berada di dalam kamar dengan ditemani oleh bi Sari. Ternyata telah datang sebuah mobil mewah yang memasuki halaman rumah yang begitu luas itu.

Semua orang yang masih berada di dalam ruangan sudah pasti tak dapat mendengar adanya deru mobil mewah itu.

Bremmm....

Deru mobil mewah itupun telah berhenti dengan mendarat di parkirannya. Semua penjaga yang berada di sekitar area itupun datang mendekat untuk menyambut sosok yang akan keluar dari dalam mobil mewah itu.

Hingga tak lama dari itu, sosok yang dinantikan itupun telah benar - benar keluar menampakkan dirinya.

" Selamat datang tuan ". Seru sapa semua penjaga yang menyambut kedatangan tuan nya, namun sapaan mereka sama sekali tak mendapat sahutan dari sang tuan.

Ya, dialah Andra Becham Salim, seorang pria dingin tak tersentuh yang terkenal dengan kekayaannya yang begitu luar biasa banyak.

Andra Becham Salim bukan hanya dikenal di tanah kelahirannya saja, namun, dirinya juga sangat dikenal oleh banyak orang di negara luar karena berbagai usahanya yang begitu luar biasa besar.

Andra Becham Salim memiliki banyak perusahaan yang berkembang sangat besar dan maju sehingga membuat banyak para pengusaha yang lainnya begitu sangat tertarik dan ingin menjalin kerjasama dengannya agar mereka bisa mendapat keuntungan yang besar dalam bisnis mereka.

Sosoknya yang sangat realistis, cerdas, disiplin, dan konsisten dalam menjalankan usahanya, membuat mereka sangat percaya dan tak meragukan akan kemampuan dari sosok Andra Becham Salim.

Dan kini, sosok pria yang akrab disapa dengan panggilan tuan Andra itu, terus melanjutkan langkah lebarnya menuju rumah besarnya.

Pria yang telah berusia matang itu terus melangkah karena dirinya sudah tak begitu sabar ingin segera menemui sosok gadis kecilnya, yaitu satu - satunya sosok yang paling mampu membuat dirinya tersenyum bahagia setelah kepergian istri tercintanya.

Dan kini, Andra pun telah berhasil menaiki anak tangga dan mulai menuju ke kamar sosok gadis mungilnya itu.

Ceklek..... pintu kamar itupun telah berhasil dibukanya.

" Sayang ". Seru suara bariton itu pada gadis kecilnya.

" Daddy ". Sahut gadis kecil itu.

" Daddy ". Sahutnya lagi, lalu gadis kecil itupun langsung berhambur memeluk tubuh kekar daddy nya.

" Oh, putri daddy ". Sahut Andra dengan perasaan sayangnya, lalu pria bertubuh tinggi itupun membawa gadis kecilnya ke dalam gendongan nya.

" Daddy, kenapa daddy lama sekali pulangnya?, Aida kan lindu ". Seru gadis kecil yang ternyata memang benar Aida.

" Maafkan daddy sayang, kan daddy banyak pekerjaan, jadinya daddy pulangnya agak terlambat. Maafkan daddy ya, putri daddy ini mau kan memaafkan daddy? cup... ". Sahut Andra dengan mencium kening putrinya.

Setelah mendengar penuturan maaf dari daddy nya, membuat Aida sepertinya akan memanfaatkan momen ini.

" Tuan, kalau begitu, saya pamit keluar dulu ". Seru bi Sari, disaat tuan Andra nya masih mengobrol dengan sang putri.

" Silakan bi ". Sahut Andra singkat.

Karena sang putri masih tak kunjung menyahut, Andra pun memilih untuk duduk di sofa dengan membawa tubuh mungil putrinya itu duduk di pangkuannya.

" Sayang, apa yang sedang putri daddy pikiran? ". Seru Andra.

" Daddy, daddy selius mau dapat maaf dali Aida? ". Sahut Aida lagi yang ingin memastikan.

" Tentu sayang, daddy merasa sangat senang jika Aida mau memaafkan kesalahan daddy, jika Aida sampai tak memaafkan kesalahan daddy, nanti daddy tidak bisa tidur ". Sahut Andra.

" Emm oke, tapi ada salatnya ". Sahut Aida.

" Apa saratnya? ". Tanya Andra.

" Salatnya adalah, hali ini, daddy halus antal Aida ke lumahnya bunda ". Sahut Aida pada akhirnya dengan tersenyum.

Mendengar kata bunda dari mulut mungil putrinya, seketika itu membuat Andra menjadi mengernyit bingung.

" Bunda?, bunda siapa sayang? ". Sahut Andra bingung.

" Bunda nya Aida daddy ". Sahut Aida dengan penuh keyakinan.

" Bunda nya Aida itu, cantik sekali, kalau ketemu sama bunda, pasti daddy akan suka dan sayang sama bunda, kalna bunda nya Aida itu olang yang baik ". Imbuh Aida lagi untuk semakin meyakinkan daddy nya.

Mendengar jawaban yang begitu panjang lebar dari putri kecilnya, sebenarnya telah membuat hati Andra menjadi begitu penasaran. Namun, Andra tetap bersikap tenang dan mencoba untuk bersikap tak sok ingin tahu, apalagi di depan putrinya.

" Sebenarnya siap perempuan yang sudah putriku anggap sebagai bunda?, siapa dia yang sudah begitu lancang membuat putriku begitu dengan mudahnya menjadikan dia ibu?, ini tidak bisa aku biarkan, awas saja jika dia berani bermacam - macam pada putriku ". Batin Andra yang merasa tak suka.

*****

Saat ini, sang waktu telah menunjukkan hampir pukul dua sore, yang menandakan jika sudah saatnya lah kafe bu Dewi akan segera ditutup.

Disaat kafe nya sudah hampir tutup, nampak seorang pria bertubuh tinggi nan gagah nya bersama seorang gadis kecil telah datang menghampiri kafe itu.

Bu Dewi yang pada saat ini berdiri tak terlalu jauh dari etalase, bisa melihat dengan jelas siapakah sosok pria gagah itu. Mengetahui akan kehadirannya, sontak saja membuat bu Dewi dengan segera menghampiri sosok itu. Bu Dewi benar - benar tak menyangka jika sosok yang sangat berpengaruh seperti pria itu sampai datang ke kafe kecil miliknya ini.

" Selamat sore tuan Andra, aduh, suatu kehormatan bagi saya karena tuan mau datang ke tempat saya yang kecil ini ". Seru bu Dewi yang masih tak menyangka dengan kehadiran sosok yang begitu disegani itu.

" Sore ". Sahut Andra singkat.

" Bunda ada? ". Tanya si kecil Aida tiba - tiba.

Mendengar pertanyaan dari gadis kecil yang bisa dipastikan jika dia adalah putri dari sang tuan Andra, membuat bu Dewi menjadi merasa bingung.

" Aku kemari ingin bertemu dengan wanita yang putriku panggil bunda, kata putriku dia wanita yang cantik dan baik hati, bisa tolong suruh dia ke sini, putriku ingin menemuinya ". Sahut Andra pada akhirnya.

Mendengar sahutan dari sang tuan, membuat bu Dewi baru mengerti sekarang, jadi, wanita yang dimaksud oleh tuan Andra adalah Nadira.

" Baiklah tuan, kalau begitu, tuan dan juga nona kecil mari duduk dulu, akan saya panggil nak Dira nya ". Sahut bu Dewi lama.

Dan akhirnya, Andra dan juga putri kecilnya Aida telah duduk di salah satu meja dan kursi yang ada di sana, sementara bu Dewi telah memanggil Nadira agar segera menemui mereka.

" Dira, kamu keluar dulu sebentar nak, ada tuan Andra dan juga putrinya yang ingin menemuimu ". Seru bu Dewi.

" Tuan Andra?, tuan Andra siapa bu? ". Sahut Nadira yang merasa bingung.

" Wah Dira, kamu kenal sama tuan Andra, waaah... hebat sekali kamu Dir ". Timpal Putri yang merasa kagum.

" Tuan Andra siapa?, aku tidak mengenalnya ". Sahut Nadira dengan menggeleng.

" Sudahlah Dir, aku tahu kenapa kamu tidak jujur, pasti karena kamu merasa malu untuk mengakui kalau kamu memang mengenal tuan Andra kan? ". Sahut Putri lagi dengan sedikit menggoda sahabatnya.

" Tapi Put, aku benar - benar tidak mengenal siapa itu tuan Andra, aku saja baru tahu dari ibu kalau ada orang yang bernama tuan Andra mencariku ". Sahut Nadira lagi dengan penuh keyakinan.

" Benar kamu tidak mengenalinya Dir? ". Sahut Putri lagi yang masih tak percaya.

" Tapi nak, tuan Andra dan juga putrinya mencari sosok wanita yang ciri - cirinya seperti kamu, dan ibu yakin, tuan Andra tidak mungkin salah dalam mencari seseorang nak ". Sahut bu Dewi dengan tak kalah meyakinkannya juga.

Setelah mendengar semuanya, entah mengapa membuat hati Nadira menjadi merasa takut. Nadira merasa takut akan sosok yang disebut - sebut oleh bu Dewi dan juga Putri. Bagaimana bisa orang yang bernama tuan Andra itu ingin menemuinya sementara Nadira sendiri tak mengenalnya.

" Sudah nak, ayo cepat temui tuan Andra dan juga putrinya, jangan biarkan mereka menunggu terlalu lama ". Seru bu Dewi.

" B-baik bu ". Sahut Nadira pada akhirnya. Dan mau tak mau Nadira pun harus menemui mereka. Dan jika dilihat bagaimana cara bu Dewi dan juga Putri yang sudah tahu tentang tuan Andra, sepertinya tuan Andra bukanlah orang biasa.

Dengan berusaha menahan rasa gugupnya, Nadira pun melangkah dengan pasti untuk menemui mereka. Hingga disaat dirinya melewati pintu kafe, dapat Nadira lihat adanya sosok pria yang sedang duduk bersama dengan putri kecilnya. Karena Nadira melihat tubuh mereka dari arah samping, membuat Nadira tak bisa melihat dengan jelas dua sosok yang ingin menemuinya. Tapi...

" Gadis kecil itu seperti tak asing ". Batin Nadira.

Hingga pada akhirnya, langkah Nadira benar - benar terhenti di dekat mereka.

" Permisi tuan ". Seru Nadira dengan khas suara lembut nya.

Mendengar adanya suara itu, sontak saja membuat daddy dan juga putri kecilnya itu langsung menoleh ke arahnya.

" Bunda ". Sahut Aida dengan tatapan berbinar nya.

" Sayang ". Sahut Nadira yang begitu terharu.

" Bundaaa... ". Pekik Aida, lalu gadis kecil itupun langsung turun dari tempat duduknya dan berhambur memeluk bunda nya.

" Bunda, Aida lindu ". Seru Aida dengan perasaan rindunya.

Aida memeluk dengan begitu erat bunda nya itu, begitupun dengan Nadira yang berusaha membungkukkan tubuhnya untuk memeluk tubuh mungil Aida. Nadira sudah tahu sekarang, jadi, sosok yang ingin bertemu dengannya adalah Aida, sosok anak kecil yang telah menganggapnya sebagai bunda nya.

Karena dilanda oleh rasa rindu, membuat Nadira dan juga Aida masih terus berpelukan dan tak menyadari dengan keadaan di sekelilingnya. Kedua wanita beda generasi itu lupa, jika saat ini di dekat mereka tengah ada seorang pria yang masih duduk tenang dengan menatap intens keduanya.

" Ehemm... ". Dehem Andra.

Sontak saja adanya suara deheman itu telah berhasil menyadarkan Nadira dan juga si kecil Aida dari perasaan saling merindu yang sempat mengharu biru itu. Hingga, Nadira pun mulai melepas rengkuhannya dari tubuh mungil Aida.

Dan kini, sorot mata tajam Andra sudah mengarah pada tatapan sendu kedua bola mata Nadira.

Deg...

Nadira begitu sangat tertegun kala dirinya benar - benar melihat sosok pria yang tengah duduk dengan penuh kewibawaan ini. Nadira sangat terkagum dengan ketampanan tuan Andra, namun dalam waktu yang bersamaan pula dirinya juga merasa takut akan sosok tuan Andra ini.

Berwajah tampan, berhidung mancung, memiliki bola mata biru, serta rahangnya yang nampak terlihat tegas, membuat wajah tuan Andra ini nyaris sempurna, bahkan mungkin dalam pandangan semua kaum hawa.

Namun sangat disayangkan, karena tuan Andra memiliki tatapan yang begitu tajam dan terlihat dingin, membuat Nadira menjadi merasa takut, bahkan untuk sekedar menatapnya dengan sedikit lama.

Sementara Andra sendiri, masih setia dengan sikap dinginnya. Meski sebenarnya iapun juga merasa sangat kagum dengan kecantikan Nadira, namun pria itu tetaplah seorang Andra. Seorang pria dingin yang tak mudah tersentuh apalagi hanya karena kecantikan dari seorang wanita. Andra, bukanlah seorang pria yang mudah goyah hanya karena melihat kecantikan seorang wanita.

Bersambung..........

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

kesan pertama sama sama kagum

2023-10-28

1

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

nanti juga bakal bucin

2022-05-24

1

Sukliang

Sukliang

untung ibu dewi bener2 baik

2022-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!