Bertemu Gadis Kecil

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Sang waktu masih terus berjalan. Tanpa terasa, sudah hampir tiga minggu lamanya Nadira bekerja pada bu Dewi. Meski sikap keramahan selalu dirinya haturkan, namun dibalik itu semua, hatinya begitu sangat terluka dengan segala kepedihannya.

Berpisah dengan putra tercintanya begitulah sangat berat. Nadira sangat tahu bagaimana putranya Alvin itu begitu sangat ingin dan selalu bisa berada di dekatnya. Dan Nadira sangat yakin jika putranya saat ini sedang berada di masa yang sulit karena berpisah dengannya. Namun itu adalah jalan yang terbaik untuk saat ini, pelan tapi pasti, putranya Alvin akan bisa menerima semuanya. Dan Nadira hanya bisa berharap dan selalu berdoa agar sang putra bisa selalu diberi kesehatan.

" Bu, menu yang ini untuk nomer tujuh kan bu? ". Seru Nadira setelah menu pesanan itu telah siap di atas nampan.

" Iya nak, ini menu untuk menu di meja sana ". Sahut bu Dewi.

" Ya sudah, mau Dira antar ke sana ". Sahut Nadira.

Dengan penuh kehati - hatian Nadira pun membawa pesanan itu pada meja yang dituju.

" Permisi mas, ini menu pesanannya ". Seru Nadira ramah, lalu dengan hati - hati gadis itupun mulai meletakkan satu persatu menu makanan itu di meja.

Sepanjang Nadira meletakkan menu - menu itu, salah satu dari mereka seolah tak henti menatap Nadira. Sebenarnya kedua pemuda itu merasa kagum dengan kehadiran Nadira, namun yang paling tak henti menatap dengan tatapan tak biasa itu adalah pemuda yang satunya.

Jujur saja Nadira yang dipandang seperti itupun sebenarnya merasa tak nyaman dan merasa risih, namun dirinya tetap berusaha untuk bersikap secara profesional agar para tamu yang datang di kafe itu tak merasa kecewa karena pelayanannya yang kurang baik.

" Selamat menikmati ". Seru Nadira lagi.

" Terima kasih mbak ". Sahut kedua pemuda itu dengan tersenyum.

Nadira pun kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur, dan pada saat dirinya melewati lorong di sekitar meja, tiba - tiba saja ada salah seorang pria yang dengan begitu percaya dirinya mengedipkan sebelah matanya pada Nadira.

Nadira yang mendapati sikap semacam itu sebenarnya merasa sangat tak suka bahkan merasa kesal, namun Nadira berusaha untuk tak menggubris nya.

" Sabar Dira, beginilah risiko saat bekerja di tempat yang banyak orangnya ". Batin Nadira.

Nadira masih terus melanjutkan langkahnya itu menuju dapur. Nadira tak pernah menyangka jika dirinya akan mendapat perlakuan semacam ini dari tamunya sendiri, karena selama dirinya bekerja di tempat ini, tak pernah sekali pun Nadira mendapat perlakuan semacam ini. Namun Nadira tak mempermasalahkannya, selama itu masih tak melebihi batas, Nadira masih bisa memaafkannya.

" Dira ". Seru bu Dewi lembut setelah Nadira berada di dekatnya.

" Iya bu ". Sahut Nadira.

" Kamu kesal pada mereka nak? ". Tanya bu Dewi.

Nadira menjadi mengernyit bingung setelah mendengar pertanyaan dari bu Dewi. Kesal kepada mereka?, mereka siapa yang bu Dewi maksud.

" Maksud ibu? ". Sahut Nadira bingung.

" Ya apa kamu merasa kesal pada mereka yang sudah sengaja menatap dan bersikap yang tak biasa pada kamu nak, kalau kamu merasa tak terima, akan ibu peringati mereka sekarang juga ". Sahut bu Dewi pada akhirnya.

Nadira pun baru paham maksud dari bu Dewi, jadi orang yang dimaksudnya adalah dua orang yang tadi. Nadira hanya bisa tersenyum menanggapinya.

" Tidak perlu bu, ibu tidak perlu melakukannya, ini sudah menjadi risiko jika bekerja di tempat umum seperti ini, dan kalaupun mereka melakukan hal - hal yang sangat berlebihan apalagi sampai berbuat yang tak senonoh, akan Dira hadapi mereka sendiri bu, tidak perlu ibu yang melakukannya ". Sahut Nadira dengan tersenyum, Nadira sangat paham jika bu Dewi bermaksud untuk membela nya.

" Huum... baiklah nak ". Sahut bu Dewi pada akhirnya.

Lalu bu Dewi dengan Nadira pun melanjutkan aktivitas mereka untuk kembali menata beberapa menu makanan yang akan segera dikirim hingga selesai.

" Alhamdulillah, sudah selesai bu, apa makanan ini akan di kirim sekarang? ". Tanya Nadira.

" Iya nak, makanan ini harus di kirim sekarang, karena sekitar satu jam lagi sudah waktunya jam istirahat kampus ". Sahut bu Dewi.

Ya, makanan yang sudah mereka siapkan itu adalah makanan untuk para dosen serta staff kampus yang ada di kampus itu yang memang sudah sering memesan makanan di kafe bu Dewi, lebih tepatnya yang memesan makanan itu adalah para dosen dari anaknya yang kuliah di kampus itu.

" Ya sudah nak, ini kunci motornya, dan kalau di kampus kamu bertemu dengan Putri, jangan lupa sampaikan sama dia untuk belajar yang benar di kampus, kalau tidak bertemu ya sudah kamu segera pulang saja nak ". Lanjut bu Dewi dengan memberikan kunci motornya itu.

" Iya bu ". Sahut Nadira.

Tak ingin membuang waktu lebih lama lagi, akhirnya Nadira pun segera membawa pesanan makanan itu agar segera sampai di kampus Putri.

Helm untuk pengaman kepalanya telah Nadira pasang dengan benar. Makanan pesanan yang dibungkus dengan rapi itupun telah diletakkan dengan baik di motornya agar tak bergeser. Dan sekarang, saatnya lah bagi Nadira menghidupkan motor matic nya itu menuju kampus Putri.

*****

Tak butuh waktu lama bagi gadis yang masih belum genap berusia dua puluh satu tahun itu sampai di halaman kampus sosok teman yang kini telah menjadi sahabat dekatnya. Mungkin hanya butuh waktu kurang lebih sepuluh menit bagi Nadira sehingga dirinya telah sampai di halaman kampus.

" Wah, kampusnya besar sekali ". Puji Nadira setelah ia telah sampai di depan sana.

" Jadi Putri kuliah di kampus yang bagus seperti ini, apa aku bisa kuliah di sini? ". Batin Nadira berbicara dengan masih menatap gedung kampus sahabatnya itu.

" Ya Allah Dira, kok kamu malah melamun sih, kamu ke sini kan untuk mengirim makanan ". Gumam Nadira dengan menggeleng.

Nadira pun kembali melangkah untuk lanjut menuju ruangan kampus. Di saat dirinya telah masuk dengan posisi masih tak terlalu jauh melangkah setelah melewati pintu masuk, nampak beberapa anak kampus yang ada di sana memperhatikan kedatangan Nadira, hingga dari arah yang berlawanan darinya, nampak ada salah seorang wanita yang berusia matang telah berjalan dengan penuh berwibawa.

Dan benar saja, setelah melihat wanita itu, membuat beberapa mahasiswa menyapa dengan sopan wanita yang berusia matang itu. Dan bisa Nadira pastikan jika wanita itu adalah salah seorang dosen di kampus ini.

" Permisi mbak, makanan ini dari kafe nya bu Dewi ya? ". Seru wanita itu tiba - tiba setelah berada di dekat Nadira.

" Eh, iya bu, ini makanan dari kafe bu Dewi ". Sahut Nadira, ternyata wanita yang Nadira anggap dosen inilah yang telah memesan makanan di kafe nya.

" Ya sudah, kalau begitu saya ambil ya makanannya ". Seru ibu itu ramah.

" Baik bu ". Sahut Nadira, lalu ia pun memberikan pesanan makanan itu pada dosen perempuan yang ada di depannya.

" Terima kasih ya mbak sudah diantar ke sini, biasanya sih teman saya yang selalu menjemput pesanan makanannya ke kafe bu Dewi, tapi karena tadi sempat ada rapat, jadinya kami meminta untuk diantarkan saja makanannya ". Seru bu dosen itu.

" Iya bu tidak apa - apa ". Sahut Nadira dengan tersenyum.

" Ya sudah, ini mbak uangnya, terima kasih ya mbak ". Ujar dosen wanita itu dengan menyodorkan uang pada Nadira.

" Iya ibu sama - sama ". Sahut Nadira.

Dan setelah drama penyerahan pesanan makanan itupun, akhirnya Nadira kembali melangkahkan sepasang kaki jenjangnya itu menuju halaman luar kampus untuk segera pulang, karena tak bertemu dengan sang sahabat Putri, akhirnya Nadira pun lebih memilih untuk pulang saja sesuai pesan dari bu Dewi.

*****

Dengan kecepatan sedang, Nadira, gadis yang berparas cantik itu mengendarai motor matic nya ikut membelah jalanan ibu kota. Sepanjang perjalanan menuju pulang, sesekali Nadira memandangi tepian jalan di kota itu.

Hingga disaat motornya melewati daerah di sekitar taman kota, tanpa sengaja Nadira melihat sesosok gadis kecil yang sedang duduk bersimpuh di tepi taman dalam keadaan menahan isak tangisnya.

" Ya Allah, anak kecil itu kenapa?, kenapa dia menangis, kemana orang tuanya? ". Seru Nadira yang merasa iba.

Karena merasa iba dan khawatir, akhirnya Nadira pun memilih untuk untuk membelokkan motor matic nya itu untuk menemani sang gadis kecil. Nadira berniat untuk menemani gadis kecil yang sedang menangis sesenggukan itu tanpa adanya seseorang yang menemaninya.

Setelah dirinya sampai di taman, dengan perlahan Nadira mendekati gadis kecil yang masih terisak itu.

" Sayang, kamu sedang apa di sini, kenapa kamu menangis hem? ". Seru Nadira lembut setelah berada di dekat gadis kecil itu.

Sontak gadis kecil yang masih terisak itupun langsung menoleh ke arahnya.

" Mommy ". Seru gadis kecil itu tiba - tiba.

Gadis kecil itu pun langsung berdiri dari posisinya dan...

Grepp... ia langsung memeluk Nadira dengan begitu eratnya.

" Mommy hiks hiks... jangan tinggalkan Aida hiks... Aida tak mau mommy pelgi myh hiks hiks... ". Seru gadis kecil itu yang ternyata bernama Aida.

Sontak Nadira pun merasa sangat terkejut dengan pernyataan gadis kecil yang masih memeluknya dengan begitu erat ini. Nadira merasa bingung dengan sosok gadis yang masih memeluknya. Mengapa gadis kecil ini menyebutnya dengan sebutan mommy.

Nadira pun membalas pelukan gadis kecil yang sedang menangis dalam dekapannya. Dengan perlahan tangannya itu mulai terulur untuk mengelus punggung mungilnya yang masih bergetar.

" Sayang, kenapa kamu menangis nak, jangan menangis ya, nanti hilang loh cantiknya kalau menangis ". Sahut Nadira lembut.

Lalu gadis kecil yang bernama Aida itu pun mulai melepas rengkuhannya dari Nadira.

" Mommy, mommy jangan pelgi ya, temani Aida di sini, Aida takut sendilian mommy ". Seru Aida dengan isakannya yang sudah mulai mereda.

" Emm sayang, maaf ya, bukannya bunda menolak, tapi, jangan panggil bunda dengan sebutan mommy ya nak, karena bunda ini bukan mommy nya Aida, mungkin Aida salah mengenali orang sayang ". Sahut Nadira dengan perasaan tak enak hatinya.

" Aida tidak punya mommy, kata daddy, mommy nya Aida sudah pelgi ke sulga, jadi Aida tidak punya mommy, mommy mau kan jadi mommy nya Aida? ". Seru si kecil Aida dengan begitu polosnya.

Deg...

Hati Nadira begitu sangat sangat tertegun dan terenyuh setelah mendengar pengakuan gadis kecil yang ada di dekatnya ini. Hatinya merasa sangat iba padanya, bagaimana tidak, disaat masih balita seperti ini, di mana anak seusianya masih begitu sangat membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu, malah tak mendapatkan nya karena ia sudah kehilangan ibunya, sungguh Aida gadis kecil yang malang.

Dengan perasaan sayangnya, Nadira pun mulai menarik dengan lembut tubuh mungil Aida, dan membawanya ke dalam pelukannya.

" Bagaimana mommy, apa mommy mau jadi mommy nya Aida? ". Seru Aida lagi dengan mendongakkan wajahnya.

" Emm, iya sayang, Aida boleh menganggap bunda sebagai mommy nya Aida, tapi, jangan panggil bunda dengan sebutan mommy ya sayang, panggil saja dengan sebutan bunda, bunda tidak terbiasa dengan sebutan mommy nak ". Sahut Nadira pada akhirnya.

" Iya bunda ". Sahut Aida dengan tersenyum senang, lalu gadis kecil itupun kembali memeluk bunda barunya itu.

Akhirnya setelah sekian lama, keinginan Aida sudah terkabulkan. Dari semenjak dahulu gadis kecil itu ingin memiliki seorang ibu sama seperti anak - anak yang lainnya namun tak kunjung terwujud. Dan kini, akhirnya apa yang menjadi keinginannya itu terwujud juga pada hari ini. Sungguh Aida merasa sangat bahagia.

Bersambung..........

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

Lila Susanti

Lila Susanti

/Sob//Sob//Sob/

2023-11-07

2

FikaDicka Fika

FikaDicka Fika

seruu😭

2022-09-30

1

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

yg salah si dani gelo,, misahin alvin sama ibunya akhirnya kamu juga yg riweuh😠

2022-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!