Siapa Wanita Ini ?

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Malam indah yang penuh rahmad ini, selalu dimanfaatkan oleh sepasang ibu dan anak itu untuk mendapat ridho dari sang ilahi. Semenjak usia Alvin hampir menginjak usia tiga tahun, semenjak itu pula Nadira membimbing putranya untuk mengaji bersama, dan kebiasaan itu sudah menjadi rutinitas mereka setelah sholat maghrib hingga menjelang waktu Isyak.

Malam ini pun rutinitas bocah kecil itu sudah selesai, dan itu artinya sudah saatnya bagi Alvin untuk duduk bersantai entah itu menonton kartun yang memberikan edukasi bagi anak usia dini, maupun Alvin mengobrol bersama dengan bundanya.

Alvin si bocah kecil itu sedang duduk bersama dengan bundanya Nadira. Sepasang ibu dan anak itu sedang menonton kartun kesukaan Alvin.

" Bunda ". Seru Alvin dengan menengadahkan wajahnya menatap sang bunda.

" Iya sayang, ada apa nak? ". Sahut Nadira lembut dengan mengelus pucuk kepala putranya Alvin.

" Alpin tapan ya bunda bisa setolah sepelti meleta? ". Sahut Alvin dengan menunjuk beberapa anak kecil yang masuk ke gerbang sekolah yang ada di film kartun yang ia tonton.

" Alvin mau sekolah sayang?, tunggu dulu sabar, usia Alvin kan masih tiga tahun, masih harus menunggu satu tahun lagi sayang untuk bisa sekolah seperti mereka ". Sahut Dira lembut.

" Belalti masih lama ya bunda? ". Tanya Alvin lagi yang ingin memastikan.

" Ya cukup lama sayang, tapi Alvin tenang saja, menunggu satu tahun itu tidaklah lama sayang jika Alvin menantinya dengan santai ". Sahut Dira yang mencoba memberikan pengertian pada putranya.

" Alvin mau langsung sekolah TK nak? ". Lanjut Nadira lagi.

" Emmm... Alpin mau setolah sepelti meleta bunda ". Sahut Alvin dengan segala keyakinannya dengan kembali menunjuk film kartunnya.

" Iya bunda paham, itu artinya Alvin mau sekolah TK, ya sudah sabar dulu ya sayang, tunggu sekitar satu tahun lagi ya nak ". Sahut Nadira lagi.

Alvin pun mengangguk mengerti. Ia yakin jika apa yang diucapkan oleh bunda nya memanglah benar. Dan akhirnya sepasang ibu dan anak itupun kembali melanjutkan menonton film kartunnya.

Ibu dan anak itu cukup lama memperhatikan animasi yang memberikan edukasi itu dengan cukup lama, hingga sekitar hampir satu jam mereka menonton, tiba - tiba saja...

Drtt... drtt... drtt...

Suara getaran handphone itu berhasil mengalihkan mereka. Sepertinya ada seseorang yang sedang menelfon.

" Sebentar ya sayang, bunda mau ambil handphone dulu, siapa tahu penting nak ". Seru Nadira, lalu wanita muda itu pun beranjak dari posisinya dan meraih handphonenya itu.

Sebuah senyuman kecil nampak tersemat dikedua sudut bibirnya. Ternyata ini bukan panggilan telepon biasa, tapi, suaminya Dani sedang melakukan panggilan video padanya.

" Alvin, ayah mu yang video call nak ". Seru Dira senang.

" Asyik... mana bunda, Alpin mau bicala sama ayah ". Seru Alvin kegirangan.

Bocah kecil itu begitu sangat antusias setiap kali sang ayah menghubunginya. Mungkin karena ayahnya Dani tak pernah menemui nya secara langsung, sehingga jika setiap sang ayah melakukan panggilan video, Alvin begitu sangat tak ingin melewatkan momen seperti ini.

" Halo ayah, assalamualaitum, ayah ". Seru sapa Alvin senang setelah bocah kecil itu membuka panggilan dari sang ayah.

" Waalaikumsalam anak ayah, kabar Alvin bagaimana sayang? ". Sahut Dani dengan tersenyum yang nampak dari layar handphone Nadira.

" Tabalnya Alpin baik ayah... ayo, ayah tapan pulang, tok ayah tidak pelnah pulang sih ". Sahut Alvin yang ingin ayahnya segera pulang.

" Iya, ayah akan segera pulang sayang, Alvin sabar dulu ya ". Sahut Dani.

" Hemm, dali dulu Alpin selalu nunggu, tapi ayah tetap tak pulang - pulang ". Gerutu Alvin, menurutnya dirinya terlalu lama menunggu.

Nadira yang melihat dan mendengar bagaimana putranya berkomunikasi dengan ayahnya hanya bisa merasakan perasaan yang sama semenjak dulu.

Ya, setiap kali Dani menghubunginya, tak pernah sekalipun Dani menanyakan kabar tentang dirinya. Apakah dirinya baik - baik saja selama ia tinggal?, ataukah dirinya merasakan lelah disaat merawat Alvin?, semua itu tak pernah suaminya Dani tanyakan.

Tapi sebenarnya tak mengapa jika suaminya Dani tak menanyakan kabarnya, karena Nadira pun juga tak mengharapkan hal itu, hanya saja, setidaknya sebagai seorang laki - laki yang berstatus sebagai suaminya, sudah sewajarnya menanyakan kabar tentang istrinya yang sudah lama ia tinggalkan.

" Alvin ". Serunya.

" Iya ayah ". Sahut Alvin.

" Alvin selalu ingin kalau ayah harus segera pulang, memangnya kalau ayah sudah pulang, Alvin mau ikut dengan ayah kemanapun ayah pergi? ". Tanya Dani.

Alvin tak langsung menyahut. Bocah kecil itu nampak sedang memikirkan tawaran dari ayahnya.

" Iya, mau ayah, Alpin mau itut ayah ". Sahut Alvin pada akhirnya.

Deg...

Mendengar jawaban dari putranya Alvin, entah mengapa tiba - tiba saja Nadira merasakan dadanya terasa begitu sesak. Entah mengapa sahutan dari kalimat dari putranya itu seolah mengisyaratkan jika akan terjadi suatu perpisahan.

Nadira sendiri pun tak mengerti, perasaan macam apa ini yang tengah dirinya rasakan. Rasa bahagia yang tadi sempat dirinya rasakan meski itu hanya secuil, kini mendadak hilang dan berganti kebingungan serta kekhawatiran.

" Alvin, apa kamu yakin benar ingin ikut ayah ". Tanya Dani lagi yang ingin memastikan.

" Iya ayah, Alpin mau itut ayah, asaltan ayah tidak pelgi - pelgi lagi ". Sahut Alvin.

" Baiklah nak, tidak akan lama lagi ayah akan segera pulang, dan Alvin harus mau ya ikut ayah ". Sahut Dani lagi.

" Iya ayah, pasti ". Sahut Alvin mantap.

" Ya sudah, kalau begitu ayah tutup dulu ya telfon nya nak, Alvin tunggu saja ayah pulang ". Sahut Dani.

" Iya ayah ". Sahut Alvin.

" Assalamualaikum ". Sahut Dani lagi untuk mengakhiri obrolan dengan sang putra.

" Waalaitumsalam ayah ". Sahut Alvin.

Setelah saling menanyakan kabar antara sang ayah dengan putranya, akhirnya usai juga sudah. Nadira menatap wajah putranya Alvin. Sangat terlihat jelas senyuman dengan wajah berseri - serinya, rupanya putranya sangat bahagia karena ayahnya akan segera pulang.

" Ini bunda handphone nya ". Seru Alvin dengan memberikan handphone itu pada bundanya.

" Alvin senang nak karena sebentar lagi ayah Alvin akan pulang? ". Seru Nadira tersenyum, namun perasaannya begitu teriris.

" Iya bunda, Alpin senang setali talna ayah mau pulang ". Sahut Alvin dengan masih berurai senyuman.

" Ya sudah, ini kan sudah pukul tujuh malam lewat, saatnya Alvin tidur sayang, ingat, Alvin harus istirahat yang cukup, agar nanti kalau ayah Alvin sudah pulang, Alvin bisa main sepuasnya dengan ayah ". Seru Nadira tersenyum agar putranya itu mau menurutinya.

" Baik bunda ". Sahut Alvin patuh.

Lalu Nadira pun membimbing putranya itu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu, sebelum akhirnya mereka tidur dan meraih mimpi indah.

*****

Semburat mentari pagi mulai nampak menyinari hamparan permukaan bumi bagian timur. Cahaya mentari itu semakin memancar dengan begitu terang kala sang mentari semakin menampakkan wujudnya hingga benar - benar terpampang nyata sehingga cahayanya mulai hampir sempurna menyinari permukaan bumi.

Nadira dengan putranya pun telah usai sarapan. Mereka selalu sarapan dengan semangat karena Nadira selalu mengajak bi Asih dan juga bi Ida untuk ikut sarapan bersama, tak peduli meski yang diajak itu adalah pembantunya sekalipun.

" Ngeeeng... ngeeeng... ngeeeng... tin... tin... tin... ". Alvin begitu lihai memainkan motor mainannya.

Kedua tangan mungil bocah itu begitu sangat terampil dalam memainkan mainannya. Alvin menggerakan dan memutar - mutarkan motor balap mainannya itu dengan begitu semangat. Hingga tak lama dari itupun bundanya datang menghampirinya.

" Alvin, Alvin mau buah melon nak?, ini bunda sudah potong - potong buahnya ". Seru Dira lembut dengan meletakkan mangkuk yang berisi potongan buah melon itu di dekat putranya.

" Alpin mau bunda ". Seru Alvin senang, dan bocah kecil itu mulai menggunakan garpu mininya untuk memakan buah melon itu.

" Eummm, enak bunda ". Serunya dengan mulut mungilnya yang masih menguyah.

" Enak sayang, bagus kalau Alvin su... ".

Tok... tok... tok... adanya suara ketukan pintu itupun telah berhasil membuat kalimat Nadira menjadi terpotong.

Tok... tok... tok...

" Iya, sebentar ". Sahut Nadira.

" Siapa ya pagi - pagi begini sudah bertamu? ". Gumam Nadira dengan melangkah menuju pintu.

Ceklek..... pintu rumah itupun telah berhasil Nadira buka. Wanita muda itu mulai mengarahkan pandangannya pada lantai. Ia mencoba memperhatikan sepasang kaki jenjang tamunya itu, namun ternyata tamunya bukan hanya satu orang tetapi dua orang, yaitu laki - laki dengan perempuan.

Nadira terus mengarahkan pandangannya itu menuju atas untuk memastikan siapakah sepasang tamu yang masih pagi ini telah bertamu ke rumahnya. Hingga tatapan Nadira benar - benar tertuju pada mereka berdua.

Deg...

Nadira begitu sangat terkejut. Ia membelalakkan kedua bola matanya tak percaya saat telah melihat siapa tamu yang datang di pagi ini.

" Di mana Alvin? ". Seru Dani dengan nada dinginnya.

Ya, tamu yang datang adalah Dani, oh tidak bukan tamu, tapi yang datang adalah sang tuan pemilik rumah, yang tak lain adalah suami Nadira sendiri.

" Menyingkir lah, aku ingin bertemu Alvin ". Seru Dani lagi.

Nadira tak menyahut. Wanita muda itu terdiam di tempat bak sebuah patung.

" Kenapa kamu diam Dira?, aku menyuruhmu menyingkir, aku ingin masuk ". Sentak Dani.

" Eh, i-iya kak ". Sahut Nadira dan reflek tubuh mungilnya itupun langsung bergeser ke samping pintu.

Dani pun menggandeng tangan kiri wanita yang ada di sampingnya ini, dan mengajaknya masuk. Dengan tanpa mempedulikan keberadaan Nadira di dekatnya, Dani pun bersama wanitanya ini melangkah begitu saja seolah tak menganggap kehadiran Nadira yang jelas - jelas adalah istrinya.

Apa yang terjadi di hadapannya dapat Nadira lihat semuanya dengan begitu jelas. Sebenarnya apa dengan maksud semua ini?. Mengapa suaminya Dani baru datang setelah sekian lama, bahkan dengan membawa seorang wanita?.

" Ya Allah, kenapa hatiku terasa panas seperti ini, sebenarnya siapa wanita itu?, kenapa kak Dani membawanya ke rumah ini? ". Batin Nadira.

Alvin dengan wanita di sampingnya ini pun mulai mendekati Alvin. Rupanya Alvin sedang bermain motor balap mainan dengan sambil lalu memakan potongan buah.

Seorang wanita yang sedari tadi telah Dani genggam erat tangannya, merasakan perasaan bergejolak yang sulit diartikan. Rasa rindu, bersalah, ingin memeluk, semuanya seolah bercampur menjadi satu.

Ia ingin langsung merengkuh tubuh mungil Alvin, namun ia tak memiliki keberanian. Hatinya begitu bergetar karena bisa melihat sosok mungil yang sudah tiga tahun ini tak ia lihat.

" Alvin ". Panggil Dani setelah dirinya berjongkok namun tanpa melepas genggaman tangannya dari wanita di sampingnya.

Sontak saja Alvin pun langsung menghentikan aktivitas bermain nya, lalu Alvin pun langsung menoleh ke arah belakang.

" Alvin, ini ayah nak ". Seru Dani lagi dengan perasaan harunya.

" Ayah ". Pekik Alvin.

Dengan tanpa memikirkan apa - apa lagi Alvin pun langsung membalikkan tubuhnya, hingga...

Grepp... Alvin pun memeluk sang ayah Dani, sosok ayah yang selama ini sangat ia rindukan dan ia nantikan kehadirannya.

Bersambung..........

Hai kakak - kakak, Author kembali update, semangat membaca.

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

Modish Line

Modish Line

dasar ga tau diri lu Dani🤬🤬

2023-10-18

0

evvylamora

evvylamora

apa perempuan ini koma gitu hbs melahirkan?? jd anaknya sm Dani disuruh Dira yg urus, nah skrg udh sadar nih.. Gitu kali yaa

2023-10-01

0

sherly

sherly

kasian kamu Dira... jd baby sister anak suamimu .. Dani beneran kurang ajar.. KL dah punya istri ngapain nikahin Dira...

2023-09-29

1

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!