Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Malam hari yang terasa begitu sunyi senyap, menjadi teman tidur bagi ibu muda dan juga bayi mungilnya. Sudah cukup lama Nadira membaringkan tubuh mungilnya itu dengan masih setia memeluk bayi mungilnya Alvin.

Nadira memperhatikan dengan begitu lekat wajah makhluk kecil yang tanpa dosa ini. Sepasang kedua bola mata indahnya memang menatap wajah mungil putranya Alvin, tapi, yang melatarbelakangi ia menatapnya adalah karena Nadira terngiang akan ucapan kedua sahabatnya yang tadi datang.

Apa yang telah diucapkan kedua sahabatnya itu, memang sudah ada dalam benaknya, namun, tak mengakar begitu kuat. Hingga setelah kedua sahabatnya yang berbicara, jadilah Nadira yang semakin merasakan adanya hal yang aneh yang telah terjadi.

Nadira masih menatap wajah terlelap Alvin. Sepuluh hari merawatnya benar - benar membuat Nadira telah jatuh hati padanya. Baginya Alvin adalah putranya, ia sangat menyayanginya, dan bersama Alvin lah Nadira merasakan kebahagiaan sebagai seorang ibu untuk pertama kalinya.

Cup... sebuah kecupan hangat yang begitu lembut, Nadira sematkan pada kening mungil putranya.

" Alvin, anak bunda, bunda tidak tahu nak apakah firasat bunda ini benar atau salah. Namun yang pasti, bunda sangat menyayangimu seperti bunda menyayangi anak kandung bunda sendiri.... jika, kamu memang benar anak kak Dani dengan perempuan lain, InsyaAllah, bunda ikhlas menerimanya nak... bunda sangat menyayangimu Alvin ". Seru Nadira dengan segala kasih sayangnya.

Makhluk mungil itu masih setia Nadira peluk dengan hangat. Ia memeluknya seolah tak ingin kehilangannya. Dan tanpa terasa, telah terjatuh tetesan air mata nan bening dari kedua mata indahnya.

Sebenarnya Nadira sendiri juga tak paham mengapa dirinya harus menangis. Bukankah ia tak memiliki perasaan apapun pada suaminya Dani, lalu mengapa dirinya harus menangis?, karena memang pada faktanya, Dani tetaplah suaminya, meski mereka tak saling mencintai, tetap saja akan menimbulkan rasa tak mengenakkan pada hati Nadira, apalagi sesuatu yang tak mengenakkan itu adalah adalah firasatnya yang mengatakan jika Alvin adalah anak Dani bersama wanita lain.

*****

Hari - hari masih terus berlalu menyusuri pergantian waktu. Tanpa terasa tiga tahun sudah Nadira menjalani bahtera rumah tangga bersama Dani. Namun, selama tiga tahun pula, sikap suaminya Dani masih sama seperti yang dulu, masih sama seperti pada saat hari pertama Nadira menjadi istrinya, lebih tepatnya menjadi istri yang tak dianggap.

Berjalan nya waktu hingga tiga tahun lamanya, menandakan jika si kecil Alvin telah tumbuh menjadi anak balita yang sehat dan begitu menggemaskan. Alvin tumbuh menjadi anak yang begitu menyayangi ibunya. Bahkan kemanapun ibunya pergi anak balita laki - laki itu selalu saja ingin ikut.

Dan pada pagi hari yang belum menunjukkan pukul enam pagi, Nadira ingin membeli beberapa sayuran yang biasa bapak gerobak sayur menjualnya dan bersinggah di depan pintu gerbang rumahnya.

" Bunda, hali ini bunda ingin beli sayul lagi? ". Seru si mungil Alvin tiba - tiba yang sudah berdiri tegak di belakang tubuh Nadira.

Sontak Nadira pun langsung berhenti sebelum di ambang pintu dan menoleh pada sosok mungil yang berseru kepadanya.

" Anak bunda, sudah di sini rupanya, iya, bunda ingin keluar nak, mau beli sayur, Alvin ingin sesuatu, biar bunda belikan jajanan pasar di sana? ". Sahut Nadira lembut setelah mendekati putranya.

" Emmm... Alpin mau itut bunda saja, Alpin mau cali sendili jajannya ". Sahut Alvin, rupanya bocah kecil itu ingin melihat sendiri secara langsung jajanan pasar yang sering dibelikan oleh bunda nya dari penjual sayur itu.

Nadira tak langsung menyahut, ia sedikit mempertimbangkan keinginan putranya, namun tak lama dari itu, Nadira pun mengangguk sebagai tanda jika dirinya setuju dengan permintaan putranya.

" Ya sudah sayang, Alvin boleh ikut ". Sahut Nadira dengan tersenyum, lalu ibu muda itu mulai meraih tangan kanan mungil putranya menuju halaman depan rumah.

Alvin tersenyum senang karena akhirnya bocah kecil itu mendapat kesempatan untuk bisa melihat secara langsung jajanan pasar yang sering ia makan.

Dengan perlahan mengikuti langkah mungil putranya, Nadira menuju gerobak sayur itu. Nampak di sana sudah ada tiga orang wanita paru baya yang memang menjadi pelanggan setia bapak penjual sayuran itu.

" Selamat pagi pak Mahmud, ibu - ibu ". Sapa Nadira ramah setelah ia dan juga putranya berada di dekat gerobak sayur itu.

" Selamat pagi nak Dira ". Sahut mereka yang juga tak kalah ramahnya.

" Eh, ini anak kamu ya nak Dira, tumben ikut, biasanya kan yang selalu sama kamu kalau tidak bi Asih pasti bi Ida ". Seru salah satu dari ketiga wanita paru baya itu yaitu bu Suri.

" Iya bu, saya memang sengaja bawa anak, bi Asih sama bi Ida memang sengaja tidak saya ajak ". Sahut Dira apa adanya.

" Oooh ". Ketiga wanita paru baya itupun mengangguk paham.

Nadira lalu meraih tubuh mungil putranya Alvin, untuk ia gendong. Alvin si bocah mungil itupun mulai memperhatikan beberapa jajaran kue pasar yang tersedia di sana. Semuanya benar - benar terlihat menarik indera penglihatannya.

" Alvin mau yang mana sayang? ". Seru Nadira karena sepertinya putra kecilnya ini nampak kebingungan dengan banyaknya jajanan tradisional yang ada di depannya.

" Wah, sepertinya nak Alvin bingung ya mau pilih yang mana? ". Seru bapak tukang sayur itu yang tak lain adalah pak Mahmud.

" Mau bunda pilihkan sayang? ". Tawar Nadira dan Alvin pun meresponnya dengan anggukan.

Nadira mulai memilih beberapa jajanan yang ada di sana, dan Alvin pun ternyata menunjuk dua jajanan pasar yang belum pernah ia makan karena ibunya sering membelikan jajanan yang lain.

" Ada lagi yang Alvin mau? ". Tawar Nadira lagi.

" Tidak ada bunda, ini saja ". Sahutnya.

Seusai membeli jajanan untuk putranya, Nadira pun kembali melanjutkan untuk membeli beberapa sayuran untuk persediaan selama dua atau tiga hari ke depan.

Sebenarnya di saat Nadira dengan sang putra datang untuk pertama kalinya, ketiga wanita paru baya itu seolah tak berhenti menatap, apalagi menatap Alvin.

Sepertinya ketiga wanita paru baya itu begitu penasaran dengan sosok Alvin, anak dari Nadira yang sangat jarang bahkan hampir tak pernah orang - orang lihat selain hanya terkadang Alvin muncul dan berada di teras rumahnya.

" Emm... nak Dira ". Seru bu Suri tiba - tiba.

" Iya bu ada apa? ". Sahut Nadira.

" Ibu boleh tanya sesuatu? ". Tanya bu Suri.

" Boleh, memangnya ibu mau bertanya apa? ". Sahut Nadira.

" Maaf ya, bukannya ibu mau tahu urusan kehidupan orang lain, Alvin ini kan anak kamu, tapi kapan ya kamu hamil, kok Ibu tidak pernah melihatnya? ". Seru bu Suri pada akhirnya karena itulah yang selalu membuatnya penasaran akan sosok Alvin.

Nadira langsung terdiam. Tangan mungilnya yang awalnya nampak lihai memilah dan memilih sayuran, kini seketika langsung terhenti karena pertanyaan dari tetangganya.

" Iya nak Dira, kapan ya kamu hamil?, dan kemana juga suami kamu, kok ibu belum pernah melihatnya? ". Timpal ibu yang satunya yang tak lain adalah bu Tuti.

Nadira semakin tak mampu menggerakkan kedua belah bibirnya. Lidahnya benar - benar terasa kelu. Nadira tak tahu harus menjawab apa. Pertanyaan mereka benar - benar memojokkan nya. Itulah mengapa sebabnya Nadira sangat jarang bahkan hampir tak pernah membawa putranya keluar lebih dari gerbang halaman rumahnya, karena hal semacam inilah yang dirinya takutkan.

" Ibu - ibu, ayah Alpin lagi teulja di lual tota, jadi ayah Alpin tidak ada di lumah ". Sentak Alvin yang tiba - tiba menyahuti pertanyaan ibu - ibu itu.

Entah keberanian dari mana, namun, sepertinya Alvin tak suka dengan pertanyaan ibu - ibu ini.

" Hehe... iya nak Alvin, ayah kamu sedang bekerja di luar kota ya ". Sahut bu Suri dengan tawa sumbangnya. Bu Suri sudah menyadarinya sekarang jika baik Nadira dan juga anaknya, tak menyukai pertanyaan nya ini.

" Ayah Alpin itu, teulja di lual tota, ayah Alpin juga seling pidio tol sama Alpin ". Tambah Alvin lagi. Sepertinya bocah kecil itu ingin memperjelas jika suami dari ibunya yang tak lain adalah ayah Alvin sendiri benar - benar ada.

" Oh, iya nak Alvin ". Sahut bu Suri dan bu Tuti. Mereka merasa tak enak hati karena sepertinya Nadira dan juga putranya merasa sangat tersinggung.

Sementara pak Mahmud dan juga pembelinya yang satunya hanya bisa diam. Sebenarnya mereka merasa sedikit heran dengan bu Suri dan bu Tuti. Bisa - bisanya mereka berdua begitu ingin tahu kehidupan orang lain, apalagi yang ditanyakan adalah kehidupan rumah tangga Nadira, ada - ada saja. Jika sudah tersinggung seperti ini, kan jadi repot.

" Ya sudah pak Mahmud, Dira beli empat ikat sayur ini saja ". Sahut pada akhirnya.

" Yakin nak Dira hanya mau beli ini, biasanya kan lebih banyak dari ini? ". Sahut pak Mahmud.

" Yakin pak, Dira rasa ini sudah cukup untuk hari ini dan besok ". Jelas Dira.

" Baiklah nak, akan segera bapak bungkus ". Sahut pak Mahmud, lalu pria paru baya itupun segera memasukkan sayuran milik Dira ke kantong plastik sebelum akhirnya Nadira bawa.

" Ya sudah kalau begitu, pak Mahmud ibu - ibu, Nadira masuk dulu ". Pungkas Dira pada akhirnya, lalu wanita cantik itupun melenggang masuk bersama anaknya meninggalkan empat orang paru baya itu di sana.

" Aduh, ini semua gara - gara bu Suri sama bu Tuti ini, pasti nak Dira itu tersinggung ibu tanya - tanya kehidupan pribadinya, lain kali, tidak perlu lah bu mengurusi kehidupan pribadi orang lain ". Seru bu Tika pada akhirnya setelah cukup lama wanita paru baya itu diam.

Bu Suri dan bu Tuti pun tak menyahut ocehan temannya bu Tika. Mereka seolah bersikap masa bodoh meski sebenarnya di dalam hatinya mereka merasa bersalah.

Bersambung..........

Hai kakak - kakak, Author kembali update, semangat membaca.

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

evvylamora

evvylamora

maaf ya, ini gimana ceritanya, si Dani ga balik2 gitu selama 3thn?? ato gimana nih??

2023-10-01

0

evvylamora

evvylamora

maaf ya, ini gimana ceritanya, si Dani ga balik2 gitu selama 3thn?? ato gimana nih??

2023-10-01

0

sherly

sherly

luar biasa sampai bertahan 3 thn... baik banget sih kamu Dira, ngurus anak teman si Dani.. kenapa ngk curiga sih.. tes DNA kek... mau2 nya kamu dinikahin trus ditinggal eh dtg2 si Dani bw bayi... syg sih boleh Ama Alvin tp ngk bego2 juga kali Dira.. sampai ngk curiga Ama mertua dan sikap dani

2023-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!