Kedatangan Calon Mama Mertua

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Sang hati masih begitu sedih. Kesedihan itupun benar - benar telah tersirat nyata dan tergambar dari lingkaran hitam di sekitar kedua mata indahnya.

Hampir semalaman gadis cantik itu menangis. Dirinya begitu sangat sedih dan tak siap jika harus menikah di usianya yang begitu sangat belia. Masih sekitar lima bulan lagi usianya baru genap delapan belas tahun, tapi, pernikahannya sudah tinggal menghitung hari lagi. Jika Nadira tak memikirkan perasaan kedua orang tuanya, sudah pasti dirinya lebih memilih untuk pergi saja dari rumah ini.

Pagi ini Nadira benar - benar tak semangat melakukan pekerjaan rumahnya. Hati dan pikirannya benar - benar kalut memikirkan nasibnya yang seperti ini.

Seusai mencuci piring kotor di dapur, kini Nadira hendak melakukan pekerjaan yang lainnya, yaitu menyiram beberapa tanaman bunga yang tumbuh subur di halaman belakang rumahnya.

Nadira terus melangkah, hingga saat sepasang kaki jenjangnya itu melewati bagian ruangan tamu yang terhalang oleh dinding, samar - samar dirinya mendengar adanya suara yang begitu cukup familiar di indera pendengarannya.

Ya, Nadira sangat tahu betul siapa pemilik suara itu. Ternyata calon mama mertuanya itu sedang datang bertamu, dan ternyata sang mama dan sang kakak lah yang menemui calon mama mertuanya itu.

" Ada mama dan kak Siska yang sudah menemani mamanya kak Dani, jadi aku tak perlu menemuinya ". Gumam Nadira, lalu gadis remaja itupun berlalu menuju halaman belakang rumahnya.

" Bunga - bunga yang cantik, saatnya aku siram kalian ". Seru Nadira, lalu gadis itupun mulai menyiram tanaman bunga itu dengan air yang sudah mengalir dari dalam selang.

Untuk sesaat kesedihan yang dirasakannya menjadi hilang. Keindahan serta warna dari bunga - bunga itu seolah menjadi hiburan yang begitu menyenangkan untuk hatinya yang sedih.

" Nadira ". Panggil seseorang yang sangat ia tahu siapa orangnya.

" Kak Siska, ada apa kak, kenapa kakak ke mari? ". Sahutnya bertanya.

" Sudah jangan banyak bertanya, lepaskan pekerjaan mu itu, mama menyuruhmu untuk menemui calon mama mertuamu cepat ". Seru Siska tanpa bantahan.

Nadira langsung menurut saja, ia tak ingin jika sampai jadi sasaran kemarahan mamanya, apalagi papanya sedang pergi keluar untuk melihat tokonya, sudah pasti tak akan ada yang membelanya.

" Ini tante, Nadira nya ". Seru Siska dengan menuntun Nadira.

" Nadira, kemarilah nak, duduk di samping tante, tante membawa sesuatu untukmu sayang ". Seru Lusi sang calon mama mertua.

Nadira pun duduk di samping mama dari laki - laki yang akan menjadi suaminya itu. Jujur saja, sebenarnya Nadira merasa risih dengan situasi sekarang ini, namun demi menghormati para orang tua, dirinya harus tetap tenang dalam menghadapi mereka.

Lusi sang calon mama mertuanya itupun mengerahkan dua paperbag pada Nadira, nampaknya wanita paru baya itu sedang ingin melakukan pendekatan pada calon menantunya.

" Dira, dibukanya nanti saja ya sayang, semoga kamu suka hadiah dari tante ". Seru lusi tersenyum setelah memberikan dua paperbag itu.

Nadira hanya memberi respon senyuman saja pada calon mama mertuanya. Dirinya sama sekali tak berminat jika harus memulai pembicaraan dengan calon mama mertuanya, meski sebenarnya tante Lusi ini terlihat baik dan ramah padanya, namun tetap saja, masih butuh waktu bagi Nadira agar dirinya bisa menerima semua ini dengan sepenuh hatinya.

Perbincangan mereka masih terus berlanjut. Nadira pun hanya sesekali menjawab iya ataupun tidak, ketika tante Lusi menanyakan sesuatu padanya. Bahkan tante Lusi itupun banyak menceritakan tentang sikap putranya Dani yang selalu dirinya bangga - banggakan, dan Nadira yang mendengar bagaimana sifat dari calon suaminya itu, sedikit cukup senang, karena calon suaminya Dani sepertinya adalah sosok yang sangat baik dan bertanggung jawab.

Hingga hampir satu setengah jam mereka mengobrol, nampaknya tante Lusi sudah ingin mengakhiri silaturahmi nya, mungkin karena ia masih ada kepentingan lain sehingga ingin menyudahi pertemuan ini.

" Ya sudah jeng, Dira, Siska, kalau begitu saya pamit dulu ya, sepertinya saya sudah harus pulang ". Seru Lusi.

" Aduh jeng, kenapa terburu - buru sih jeng, kami masih ingin bicara loh dengan jeng Lusi ". Sahut Santi.

" Ya lain kali saja ya jeng, sudah, jeng Santi tak perlu khawatir, nanti kalau anak kita sudah menikah, pasti saya dan keluarga akan lebih sering silaturahmi ke mari jeng ". Sahut Lusi dengan memberi pengertian.

" Baiklah jeng, yang dikatakan jeng Lusi memang benar, aduh kalau begitu saya sudah tak sabar ingin kedua anak kita cepat - cepat menikah jeng ". Sahut Santi dengan senangnya.

" Iya jeng, ya kita doakan saja agar semuanya berjalan lancar sehingga apa yang kita inginkan tercapai, amin ". Sahut Lusi.

Dengan bergantian Lusi pun memeluk dan mencium calon besan dan juga calon menantunya Nadira sebelum akhirnya wanita paru baya itupun benar - benar pergi dari kediaman pak Yudi.

Kini hanya tinggallah Santi sang mama, Siska sang kakak, dan Nadira sendiri di rumah itu.

" Kamu itu bagaimana sih Dira?, ada calon mama mertuamu datang kemari harus kamu sambut dengan suka cita, ini malah memasang wajah murung seperti itu, dasar anak tak tahu sopan santun ". Kesal Santi.

" Iya ma, memang anak ini tak punya sopan santun, apa susahnya sih tersenyum pada calon mama mertua sendiri ". Timpal Siska yang membenarkan kalimat mamanya.

Nadira yang mendengar ocehan kesal dari sang mama dan juga kakaknya pun hanya diam. Dan dari sikap mereka berdua sangat jelas di mata Nadira, jika, ternyata mamanya dan juga kakaknya sangat ingin dirinya pergi dari rumah ini. Entahlah, apakah perasaannya ini benar atau tidak, tapi yang pasti, itulah yang dirinya rasakan.

*****

Suasa alam sekitar terasa mulai hangat. Mungkin karena waktu sudah memasuki sore hari wajar saja memang jika rasa panas pun berubah jadi menghangat.

Di dalam kamarnya, Nadira memperhatikan beberapa hadiah yang diberikan oleh tante Lusi tadi, ternyata isinya adalah beberapa perlengkapan make up, parfume, dan juga dua buah syal yang sangat indah.

" Tante Lusi baik sekali, maafkan Dira ya tante yang sudah bersikap sedikit acuh tadi ". Lirih nya.

Tak ada kegiatan rumah apapun pada sore ini, karena semua pekerjaannya telah selesai Nadira lakukan.

Nadira mengedarkan pandangan nya ke arah jendele, entah mengapa dirinya seolah mendengar suara motor yang sangat ia kenal betul siapa pemiliknya, namun kedatangan motor itu masih berada di balik pintu gerbang halaman depan rumahnya.

" Suara itu, seperti suara motor Fitri? ". Gumamnya dengan masih menatap halaman rumahnya.

Dan ternyata benar, kedua sahabatnya lah yang datang. Mereka sepertinya masih berbicara dengan pak Ilham di depan sana. Karena tak sabar ingin menemui kadua sahabatnya, Nadira pun segera keluar dari kamarnya.

Gadis remaja itu melangkah dengan sedikit cepat untuk menyambut kedatangan kedua sahabatnya itu di teras rumahnya.

" Terima kasih ya pak Ilham, kalau begitu kami permisi masuk dulu ". Seru Fitri, lalu gadis itupun kembali melajukan motornya hingga sampai di garasi rumah Nadira.

" Rika, Fitri ". Seru suara seorang gadis yang sangat Rika dan Fitri kenal.

" Nadira ". Sahut keduanya, lalu Rika dengan Fitri pun meletakkan helm mereka sebelum akhirnya melangkah mendekati Nadira.

" Kamu sudah ada di luar saja, kamu tahu ya kalau kita mau datang ke sini? ". Seru Fitri setelah berada di dekat sahabatnya.

" Tadi aku di kamar, dan tak sengaja aku seperti mendengar suara motor mu, ya jadinya aku keluar ". Sahut Nadira.

" Hihihihi... Dir - Dir, sampai sebegitu pekanya kamu sama kedatangan kita, bahkan suara motor ku pun sampai kamu kenali ". Seru Fitri dengan tawanya yang sedikit geli.

" Hahahaha... iya benar sekali ". Timpal Rika yang tak kalah gelinya.

" Ya sudah masuk dulu, kalian datang ke sini tanpa memberitahuku pasti ada yang ingin kalian bicarakan ". Ajak Nadira.

Dan ketiga gadis remaja itupun masuk bersama. Nadira melanjutkan langkahnya menuju dapur untuk membuatkan minuman penyejuk untuk kedua sahabatnya, sedangkan Fitri dan Rika sudah duduk di ruang tamu.

Tak butuh waktu lama, si gadis cantik Nadira pun keluar dengan tiga gelas jus jeruk dan juga kue lapis legit di nampannya.

" Fitri, Rika, ini di minum dulu minumannya, ini rasanya enak loh ". Seru Nadira dengan meletakkan minuman dan makanan ringan itu di atas meja.

" Terima kasih ya Dir ". Seru Rika.

" Iya, jangan lupa kue lapis legitnya juga di makan, ini enak loh, aku sendiri yang buat tadi pagi ". Seru Nadira lagi.

" Wah wah wah, kamu ini Dir dalam hal membuat makanan juga pintar, pintar bersih - bersih rumah, pintar masak, hemm... kamu itu seperti perempuan yang sudah siap jadi istri tahu ". Seru Rika.

Deg...

Hati Dira langsung tertegun setelah mendengar ucapan sahabatnya. Apa yang dikatakan oleh Rika, itu memanglah benar. Dirinya memang seperti perempuan yang sudah siap menikah, karena pada kenyataannya, tak lama lagi, dirinya memang akan segera menikah.

" Dir, kita ke sini ada yang mau kita bicarakan sama kamu, ini tentang kuliah kita ". Seru Fitri.

" Huum betul ". Dehem Rika karena gadis itu sedang mengunyah kue.

" Lalu? ". Tanya Dira singkat.

" Loh, kok malah lalu sih Dir, ya kita harus kuliah lah, itu kan kesepakatan kita dari awal jika kita lulus SMA kita akan kuliah di universitas yang sama, dan menurutku Universitas I, itu adalah salah satu universitas terbaik di daerah kita, bagaimana, kamu mau kuliah di sana? ". Jelas Fitri.

" Tidak ada kuliah ". Sentak suara yang cukup nyaring dari seberang ruangan sana.

Sontak saja Fitri dan juga Rika pun langsung menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata mama Dira lah yang menyentak mereka.

" Tante apa kabar ". Seru Fitri.

" Baik ". Sahut Santi ketus.

Baik Fitri maupun Rika sudah tahu bagaimana sifat mama Dira. Jadi mereka sudah paham jika si tante Santi ini, memang tak akan pernah bersikap lembut pada teman - teman Dira.

Namun terasa ada yang mengganjal dalam benak mereka saat ini, apa tadi maksud tante Santi yang mengatakan tidak ada kuliah, memangnya Dira tak akan kuliah?.

" Kenapa kalian menatap tante seperti itu?... oh tak apa, aku sudah paham kenapa kalian bingung ".

" Baiklah, akan tante beri tahu sekarang, dengarkan ya, Nadira itu tidak akan kuliah, kenapa?... karena Nadira akan segera menikah ". Pungkas Santi.

Deg...

"'Apa?... ". Fitri dengan Rika begitu sangat terkejut bukan main. Bahkan mereka membelalakkan kedua bola matanya tak percaya. Benarkah sahabatnya ini akan segera menikah?, tapi, mengapa secepat ini?.

" Dir, benar kamu akan menikah Dir? ". Tanya Fitri dengan masih tak habis pikir.

" Iya Dira, kamu benar mau menikah?... yang benar saja Dir, ingat loh, kamu itu masih sangat muda, masih belum delapan belas tahun, dan kamu sudah akan menikah? ". Timpal Rika yang juga merasa tak habis pikir dengan Nadira.

" Fitri, Rika, bukannya tante sudah memberitahu kalian, kenapa kalian masih bertanya lagi? ". Tegas Santi.

" Bu-bukan seperti itu tante, hanya saja kita sangat terkejut... ba-bagaimana bisa Dira akan menikah secepat ini, terus kuliahnya bagaimana?, dan setahu kami, Dira akan kuliah dengan mengikuti tes IQ di kampus agar mendapat beasiswa pintar, tapi kalau Dira sudah menikah kan, tak akan dapat beasiswa lagi tante ". Seru Fitri yang menjelaskan.

" Kalian ini tak mendengar ucapan tante tadi ya, tak ada kuliah, Nadira tidak akan kuliah, karena Nadira akan segera menikah ". Pungkas Santi lagi dengan sejelas - jelasnya.

Nadira hanya bisa terdiam dan menunduk. Bahkan cairan bening itupun sudah hampir memenuhi setiap sudut kedua bola mata indahnya, hanya dengan satu kedipan saja, maka, cairan bening itupun langsung luruh membasahi kedua pipi putihnya.

" Jadi tante ingatkan pada kalian, jangan lagi kalian bahas soal kuliah - kuliah karena Dira tak akan kuliah ". Lanjutnya lagi.

Sang sahabat Rika dan juga Fitri pun merasa sangat kasihan pada Dira. Sangat terlihat jelas jika sahabatnya ini sedang menahan kesedihannya.

Sebenarnya apa yang telah terjadi, mengapa tiba - tiba Nadira ingin menikah?, dan apa yang terjadi pada hari ini, benar - benar sangat jauh dari impiannya.

Bersambung..........

Hai kakak - kakak, ini adalah karya kedua Author, semangat membaca ya.

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

Nuri Ummu Reyhan

Nuri Ummu Reyhan

curiga ini bkn mama kandung

2023-10-16

2

🍁Angela❣️𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angela❣️𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

Mungkin Nadira bukan anak kandung ....

2023-10-02

0

Johanah Tata

Johanah Tata

kok dira yang katanya lulusan terbaik kayak orang bodoh ya... harusnya sudah dikatai jadi beban dia berfikir untuk mencari uang sendiri la ini kok pasrah hiiiiiiiiiii

2023-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!