Dira Itu Adalah Pacarku

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Motor matic yang ditumpangi oleh dua orang gadis itu, kini sudah sampai di depan teras rumah. Ya, setelah sekitar lima belas menit lamanya mengendara, kini Nadira bersama Putri pun telah sampai di depan rumah mereka.

Kafe pun telah tutup, semenjak Nadira kuliah, kini dirinya tak bisa lagi bekerja setiap hari pada bu Dewi, mungkin selama satu minggu, Nadira akan bekerja sebanyak dua kali saja. Namun bu Dewi sama sekali tak mempermasalahkan hal itu.

Bu Dewi yang sudah menganggap Nadira sebagai putrinya sendiri sudah sangat mendukung agar Nadira bisa kuliah. Namun meski begitu, dalam setiap sorenya, Nadira selalu menyiapkan keperluan untuk berjualan yang akan digunakan dalam menyajikan hidangan pada para tamu.

" Assalamualaikum bu, Putri sama Dira datang ". Seru Putri ketika dirinya akan masuk ke rumahnya.

" Waalaikumsalam ". Sahut bu Dewi dari dalam rumah.

Lalu Nadira dengan Putri pun mencium punggung tangan kanan bu Dewi secara bergantian.

" Bagaimana kuliahnya nak, lancar? ". Tanya bu Dewi pada keduanya.

" Alhamdulillah, lancar bu ". Sahut Nadira.

" Ya sudah, kalian letakkan dulu tasnya, setelah itu kalian makan, pasti kalian sudah lapar ". Suruh bu Dewi.

" Iya bu ". Sahut Putri dan juga Nadira.

Inilah yang selalu Nadira dambakan ketika dirinya sehabis pulang dari kuliah, bu Dewi selalu menyambut kedatangannya dengan baik, dan menyuruhnya makan, layaknya hal yang biasa kebanyakan para ibu lakukan pada anak - anaknya setelah pulang dari belajar.

Namun, karena Nadira tak pernah mendapatkan perlakuan yang dilakukan oleh bu Dewi dari ibu kandungnya sendiri, membuat Nadira merasa begitu beruntung dan sangat terharu, karena dirinya bisa merasakan sesuatu yang selama ini ingin dirinya dapatkan, yaitu kasih sayang seorang ibu. Nadira sangat bersyukur karena dirinya sudah dianggap anak oleh bu Dewi.

" Bu, ayam krispi nya masih ada? ". Tanya Putri.

" Ada nak, semua menu yang menjadi kesukaan kalian sudah ibu sisihkan sampai nanti malam ". Sahut bu Dewi.

" Ya maklumlah Putri bertanya bu, kemarin saja ayam krispi nya sudah habis hihihi... ". Sahut Putri cekikikan.

" Tidak, kejadian kemarin tidak akan terulang lagi, menu kesukaan kalian masih ada, ya sudah, letakkan dulu tas kalian nak, dan cepat segera makan ". Sahut bu Dewi lagi.

" Iya bu ". Sahut Nadira dengan Putri lagi secara kompak.

Dan akhirnya kedua gadis yang baru datang dari kuliah itupun melakukan apa yang disuruh oleh bu Dewi. Sebelum mereka melakukan aktivitas sore mereka sebelum malam menjelang.

*****

Malam yang indah, telah menaungi hampir setiap atap rumah yang berpenghuni, hal itu terjadi karena sang mentari telah lama kembali ke tempat peraduan nya. Dan tanpa terasa, waktu kini sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan sudah menjadi kebiasaan dua gadis yang sudah kuliah itu akan segera mempersiapkan diri mereka untuk belajar.

Ceklek.... pintu kamar itupun telah Nadira buka.

" Sudah Dir? ". Tanya Putri.

" Sudah Put ". Sahut Nadira.

Seperti kebiasaannya, sebelum Nadira memulai belajar, Nadira terlebih dahulu membantu bu Dewi untuk menyiapkan segala keperluan untuk berjualan di esok hari. Beruntung bu Dewi sudah memiliki seorang asisten yang seumuran dengannya, sehingga Nadira menjadi tak terlalu khawatir karena sudah meninggalkan bu Dewi yang berjualan, karena dirinya yang sedang fokus untuk kuliah.

" Sudah mau belajar kamu Dir? ". Tanya Putri karena sudah melihat sang sahabat yang mulai membuka buku catatannya.

" Iya, aku mau belajar Put, aku memang harus rajin belajar untuk mempertahankan beasiswa ku ". Sahut Nadira.

" Iya aku paham, tapi kamu kalau belajar jangan sampai larut malam, ingat, tubuhmu itu juga butuh istirahat ". Ujar Putri yang menasihatinya.

" Iya ". Sahut Nadira singkat, lalu gadis itupun mulai membaca catatan materi yang diberikan oleh dosennya.

Ya, Nadira yang notabene nya anak yang rajin, sering kali membuatnya lupa diri jika sudah asyik belajar. Nadira sering lupa waktu jika sudah belajar. Belajar baginya adalah sesuatu yang begitu mengasyikkan, sehingga tak heran jika dirinya selalu mendapatkan nilai yang sangat baik selama mengenyam pendidikan.

" Dira ". Seru Putri tiba - tiba.

" Iya, ada apa Put? ". Sahut Nadira yang langsung menoleh.

" Aku kok curiga sama Adit ya? ". Ujar Putri.

" Kak Adit?, kamu curiga sama kak Adit?, sudahlah Put, jangan membahas orang, apalagi kalau menaruh kecurigaan ". Sahut Nadira yang berusaha agar sang sahabat tak melanjutkan lagi kalimatnya.

" Tapi ini menyangkut kamu Dira, entah kenapa aku curiga kalau si Adit itu suka sama kamu ". Ungkap Putri, karena memang itulah yang ia curigai dari sikap Adit pada Nadira.

Nadira yang mendengar ungkapan tak terduga dari sang sahabat pun menjadi langsung gugup. Bukan tanpa sebab Nadira merasakan seperti ini, karena ungkapan sahabatnya yang mengatakan jika ketua BEM di kampusnya menyukainya, selama ini pun juga Nadira rasakan, hanya saja Nadira berusaha menepis prasangka nya itu, siapa tahu apa yang dirinya sangkakan tidaklah benar.

" Sudahlah Put, jangan dibahas lagi, lagipula mana mungkin kak Adit menyukaiku, kamu ini ada - ada saja ". Sahut Nadira karena dirinya berusaha mengelak.

" Ih kamu, dikasih tahu malah tidak percaya, aku sangat yakin kalau si Adit itu suka sama kamu Dir ". Sahut Putri lagi.

Hingga akhirnya, Nadira pun memilih untuk tak menyahut kalimat sahabatnya lagi agar urusannya menjadi tak semakin panjang.

*****

Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di kediaman pribadi Andra, dalam waktu yang hampir bersamaan, yang juga tak lepas dari aktivitas malamnya.

Sudah menjadi kebiasaan Andra jika setiap malamnya selalu memeriksa email penting yang masuk.

Kini, di ruangan mewah kerjanya, Andra si pria berusia matang itu, nampak begitu serius memperhatikan beberapa email yang masuk. Sementara putrinya Aida, saat ini sudah terlelap di kamarnya. Mungkin karena hampir seharian ini gadis kecil itu belajar bermain piano, sehingga menyebabkan gadis kecil itu terlelap lebih awal dari waktu biasanya.

Cukup lama Andra membaca satu persatu email yang masuk itu, hingga entah apa yang terjadi, dalam memorinya telah berkelabat bayang - bayang akan seorang gadis yang beberapa minggu yang lalu sempat bermain bersama dengan putrinya di sebuah taman.

Andra teringat dengan wajah Nadira, si gadis cantik yang begitu pendiam itu. Bayang - bayang akan di mana Nadira saling mengejar dengan putrinya menjadi banyak berseliweran sehingga membuat fokusnya menjadi teralihkan.

Karena ingatan tentang Nadira itu, membuat Andra pun menjadi berhenti membaca email. Andra malah membuka aplikasi yang lainnya di mana foto kebersamaan Nadira bersama putrinya berada.

Ya, pada saat putrinya Aida bermain bersama Nadira di taman, yang sempat terjadi beberapa minggu yang lalu, tanpa sepengetahuan mereka, dengan sengaja Andra sudah memotret kebersamaan mereka.

Kini aktivitas yang sempat memeriksa email tadi sudah berubah menjadi aktivitas memandangi banyak foto. Andra memperhatikan satu persatu foto kebersamaan putrinya bersama Nadira. Sangat nampak jelas dari foto itu jika putrinya Aida begitu sangat bahagia. Hingga tatapan Andra, kini hanya fokus pada sosok Nadira.

Andra terus memandangi wajah dari foto Nadira itu dengan begitu seksama. Hingga tanpa dirinya sadari, telah terbit seulas senyum kekaguman di wajah tampannya.

" Cantik ". Tanpa sadar batin Andra memuji.

Senyuman itu masih terus terpancar dari wajah tampannya. Seolah tak pernah bosan, Andra masih terus memandangi wajah cantik Nadira yang ada di layar handphonenya itu, hingga...

" Ya Tuhan, apa yang sudah ku lakukan, tidak - tidak, buang pikiranmu Andra, kenapa kamu malah mengagumi dia ". Batin Andra yang sudah tersadar dari keterkaguman nya.

Setelah tersadar dengan semua itu, dengan cepat Andra pun segera menutup aplikasi yang banyak menyimpan foto itu. Andra merasa telah terjadi hal yang tak beres pada dirinya. Bagaimana bisa dirinya mengagumi sosok Nadira, seorang gadis yang masih belum lama dirinya kenal.

Lagipula Nadira itu bukanlah tipe wanita idamannya, wanita idamannya adalah wanita yang pintar dan berkelas, bukan seorang wanita seperti Nadira yang hanya seorang pelayan di kafe. Sungguh sangat jauh dari kriteria wanita idamannya.

Merasa sudah tak ada lagi hal yang perlu dirinya lakukan di ruangan kerjanya, Andra pun akhirnya memilih beranjak dari tempat duduknya itu. Andra ingin ke kamar putrinya Aida untuk memastikan apakah putrinya sudah nyaman dengan tidurnya sebelum akhirnya daddy beranak satu itu menuju kamarnya sendiri untuk beristirahat.

*****

Susana di lorong kampus yang cukup populer itu, nampak begitu sangat ricuh. Di waktu menuju siang ini, tepatnya di waktu istirahat makan siang, para mahasiswa dan mahasiswi yang seharusnya menikmati waktu istirahat mereka, malah menjadi berkerumun di lorong kampus lantaran suatu masalah yang terjadi.

Dalam perkara ini, nampak Riska, Yanti dan juga Tina, telah mencecar habis - habisan Nadira. Ketiga wanita yang sama - sama sudah berada di semester lima itu terus merendahkan Nadira lantaran statusnya yang seorang janda.

" Enak sekali kamu ya, kuliah di sini dengan beasiswa, dasar janda tidak tahu diri, mereka yang berhak mendapatkan beasiswa kuliah di sini itu adalah mereka yang bukan janda, ini, kamu malah janda, punya anak satu pula ". Marah Riska yang terus dengan segala penghinaannya.

" Tutup mulutmu Riska, dari tadi kamu menghina Dira terus, memangnya kenapa kalau Dira kuliah di sini karena beasiswa, kenapa harus tidak pantas untuk mendapatkan beasiswa, memangnya kampus ini kampus milik kamu apa? ". Marah Putri yang masih terus membela sahabatnya Nadira.

" Hey, Putri bodoh, memang benar kamu bodoh ya, aturan di kampus ini sudah jelas, mereka yang berhak mendapatkan beasiswa adalah mereka yang belum menikah dan juga bukan seorang janda, temanmu ini seorang janda, kamu paham tidak, adanya janda yang kuliah di sini karena mendapatkan beasiswa, itu adalah pelanggaran, dasar sama - sama tak punya malu ". Marah Riska lagi yang seolah tak ada habisnya untuk menghina.

" Betul itu, kalian memang tidak punya malu ". Timpal Tina yang membenarkan kalimat Riska.

" Yaiyalah mereka tidak punya malu, jika memang mereka punya malu, tidak mungkin dia yang seorang janda kuliah di kampus ini dengan memanfaatkan beasiswa, dan dia temannya yang tak punya malu juga, juga tidak akan membelanya, heran, sudah salah masih membela diri ". Timpal Yanti juga dengan segala penghinaan yang juga tiada habisnya.

Mendengar semua cacian dan penghinaan yang ditujukan pada dirinya, membuat Nadira hanya bisa menunduk malu dengan tetesan air matanya yang sudah mengalir. Nadira menunduk menangis dengan posisinya yang masih berdiri. Tak pernah Nadira sangka, jika di hari ini, dirinya malah mendapatkan penghinaan yang begitu menjatuhkan harga dirinya.

Sementara semua mahasiswa dan juga mahasiswi yang telah menyaksikan secara langsung apa yang sudah terjadi, benar - benar begitu sangat terkejut dan tak percaya. Mereka tak percaya jika di kampus ini ada seorang janda yang mendapatkan beasiswa, padahal aturan sudah sangat jelas jika mereka yang berstatus sudah menikah ataupun seorang janda, sama sekali tidak memiliki hak untuk mendapatkan beasiswa.

Bukan hanya rasa terkejut yang mereka dapatkan, bahkan para mahasiswa yang sudah menaruh hati pada Nadira, begitu sangat tak menyangka dan merasa kecewa, karena wanita yang mereka sukai dan diharapkan bisa menjadi pasangannya ternyata sudah menjadi seorang janda, bahkan janda beranak satu. Sungguh mereka benar - benar sangat kecewa. Bahkan termasuk Adit yang selama beberapa hari ini sedang berusaha mendekati Nadira.

*****

Sementara di lain tempat, lebih tepatnya di sebuah perusahaan besar milik keluarga Salim, nampak sang tuan telah kembali ke ruangan kantornya setelah sekitar dua jam lamanya melakukan meeting.

Kini pria dengan bola mata biru itu sudah duduk di kursi kebesarannya. Namun, baru sekitar beberapa menit dirinya bersinggah, tiba - tiba ada suara getaran yang begitu tak asing dalam indera pendengaran nya.

Drtt...drtt... drtt...

Suara getaran handphone nya pun mengalihkan pandangan Andra. Merasa perlu, Andra pun mulai meraih handphone yang ia letakkan di mejanya itu.

" Dosen kampus?, ada apa menelfon? ". Gumam Andra lalu ia pun segera mengangkatnya.

" Iya ada apa menelfon ku? ". Tanya Andra.

" Tuan, di kampus sedang ada masalah, para mahasiswa sedang protes karena salah satu dari mahasiswi baru yang mendapatkan beasiswa ternyata ada yang seorang janda ". Sahut dosen itu.

" Apa, janda?, bagaimana bisa ada janda? ". Tanya Andra yang sangat terkejut.

" Maafkan kami tuan, ini semua terjadi atas keteledoran kami, kami kurang teliti dalam mendata peserta mahasiswa baru yang berhak mendapatkan beasiswa ". Sahut dosen itu dengan nadanya yang terdengar begitu merasa bersalah.

" Lalu bagaimana, apakah mahasiswi itu pintar? ". Tanya Andra.

" Jika dilihat dari hasil tes, nilai rapot, serta keaktifannya dalam mengikuti mata kuliah, mahasiswi ini bisa dibilang sangat berprestasi dan patut untuk diperhitungkan tuan ". Sahut dosen itu dengan jujur.

" Siapa nama mahasiswi itu? ". Tanya Andra.

" Mahasiswi itu Nadira Ayu tuan, salah satu karyawan dari bu Dewi yang sering mengantarkan pesanan makanan ke kampus ". Jelas dosen itu.

Deg....

Mendapati kabar dari dosen di kampus miliknya tentang mahasiswi yang seorang janda, sontak membuat Andra begitu sangat terkejut bukan main. Andra sangat terkejut karena wanita yang ia kira seorang gadis ternyata adalah seorang janda.

" Tuan, bagaimana ini, apa yang harus kami lakukan?, mahasiswi ini begitu sangat berprestasi ". Seru dosen itu lagi.

" Baiklah, kalian tunggu saja dulu di sana, aku akan segera ke kampus ". Sahut Andra pada akhirnya.

" Baik tuan ". Sahut dosen itu.

Dan panggilan telefon itupun telah berakhir.

" Jadi Dira janda?, apa yang terjadi?, kenapa dia menjadi janda diusia yang masih sangat muda? ". Gumam Andra yang masih tak percaya.

Karena tak ingin membuang waktu lagi sebab masalah yang sudah runyam. Andra pun akhirnya memilih langsung bergegas untuk menyelesaikan masalah di kampus miliknya itu.

*****

sementara di lorong kampus, kericuhan itu masih terus terjadi. Riska dengan kedua sahabatnya masih terus merendahkan Nadira dan mendesak para dosen untuk segera mengeluarkan Nadira dari kampus mereka.

" Tunggu apa lagi, cepat kamu keluar dari kampus ini ". Sentak Riska lagi, entah sudah yang ke berapa kalinya Riska melakukannya pada Nadira.

" Cukup Riska, jangan kamu menjadi yang paling sok berkuasa di kampus ini, dosen saja masih menunggu kedatangan tuan Andra, kenapa malah kamu yang dari tadi terus mengusir hah? ". Sentak Putri yang tak kalah juga.

Putri benar - benar sudah lepas kendali karena sahabat terdekatnya terus - terusan direndahkan oleh Riska dan juga kedua sahabatnya.

" Percuma menunggu tuan Andra, sekalipun tuan Andra datang, pasti ujung - ujungnya si janda yang tidak tahu diri ini akan di keluarkan juga dari kampus ". Sahut Riska dengan meremehkannya.

" Ada apa ini? ". Seru suara bariton seorang pria yang sangat tak asing di telinga mereka.

Sontak semua para mahasiswa termasuk para dosen yang ada di sana langsung menoleh ke arah sumber suara itu. Dan ternyata benar, tuan Andra lah yang berjalan menuju ke arah mereka.

Andra melangkah membelah kerumunan diantara para mahasiswa dan mahasiswi itu, hingga kini langkah Andra benar - benar terhenti tepat di samping Nadira.

Dalam sekilas Andra melirik Nadira yang sedang menunduk. Dapat Andra lihat dengan jelas jika Nadira sedang menangis.

" Ada apa ini, kenapa malah ribut seperti ini? ". Tanya Andra.

" Tuan Andra, mahasiswi yang mendapatkan beasiswa dari kampus kita, ternyata ada yang seorang janda, bahkan sudah punya anak, dia orangnya, Nadira ". Sahut Riska dengan menunjuk Nadira yang masih setia menunduk.

" Lalu? ". Singkat Andra.

" Ya dia harus dikeluarkan tuan, kan aturan di kampus kita ini sudah jelas, jika seorang janda tidak berhak mendapatkan beasiswa ". Sahut Riska lagi dengan segala kebenaran yang ditegaskan nya.

" Kampus ini adalah milikku, siapa pun bisa kuliah di kampus ini, asal kalian tahu, Dira itu adalah pacarku, jadi dia berhak kuliah di kampus ini ". Jelas Andra.

Deg...

Bersambung..........

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😎😎😎

2023-11-07

1

susi 2020

susi 2020

😍😍🥰

2023-11-07

1

Ayu Sriwahyuni Sriwahyuni

Ayu Sriwahyuni Sriwahyuni

kita siapa yg blg pacar rupanya manusia kulkas

2023-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!