Merawat Bayi

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Sang mentari mulai memancarkan sinar indahnya menampakkan susunan - susunan atap rumah yang tertata rapi nan indah.

Di pagi hari yang masih terasa begitu sejuk serta embun yang masih bersinggah di tiap helai rumput dan dedaunan, ternyata telah menjadi teman bagi seorang gadis yang telah menyandang status sebagai seorang istri semenjak satu hari yang lalu.

Di pagi hari yang masih sangat sejuk ini, Nadira telah melanjutkan aktivitasnya untuk membersihkan ruangan rumahnya. Setelah sholat subuh dirinya langsung bertempur di dapur, kini gadis remaja yang masih belum genap berusia delapan belas tahun itu tengah asyik menyapu. Meski tak ada suaminya Dani yang mendampingi, tak membuat seorang Nadira merasa kecewa dan diabaikan, mungkin karena dirinya telah terbiasa diabaikan.

Nadira masih terus menyapu ruangan rumahnya itu, hingga disaat dirinya menyapu hampir di dekat pintu, terdengar seperti sedang ada yang mengetuk pintu rumahnya.

Tok... tok... tok...

" Siapa ya pagi - pagi sudah datang, apa mungkin kak Dani? ". Gumam Dira, lalu gadis itupun mulai membuka pintunya.

Kriett... dan nampaklah tiga sosok di depannya, dua orang wanita paru baya, dengan seorang laki - laki bertubuh tinggi tegap dan diperkirakan usianya sekitar tiga puluh tahunan lebih.

" Assalamualaikum nona, selamat pagi ". Seru salam mereka bertiga.

" Waalaikumsalam, iya selamat pagi, maaf, ibu - ibu dengan bapaknya sedang ada keperluan apa ya? ". Tanya Dira langsung, pasalnya ketiga tamu yang tak diundang ini sudah memanggilnya nona.

" Perkenalkan nona, nama saya bi Asih, saya dengan dua teman saya ini di suruh oleh tuan Dani untuk bekerja di sini nona ". Sahut bi Asih yang memberitahu.

Nadira pun sudah paham sekarang, jadi tiga orang ini adalah pembantu yang kak Dani maksud, pantas saja jika mereka sudah memanggilnya dengan sebutan nona.

" Ya sudah, bibi - bibi dan om nya silakan masuk ". Ajak Dira pada akhirnya.

Dua orang wanita paru baya dengan pria berusia matang itu pun ikut melangkah dengan mengekori tubuh mungil Nadira, hingga sampailah mereka di ruang tamu.

" Mari silakan duduk dulu ". Suruh Dira, dan ketiga orang yang dipekerjakan oleh Dani itupun mulai duduk mengikuti perintah Dira.

" Baiklah, sebelumnya Dira akan memperkenalkan diri dulu sama bibi Asih dan temannya ".

" Nama saya Nadira Ayu, jadi bibi sama om nya panggil saja saya dengan panggilan Dira atau Nadira juga boleh, jadi bibi - bibi ini sama om nya jangan memanggil Dira dengan sebutan nona ya, panggil saja Dira ". Ucap Dira dengan segala kesopanan nya.

" Tapi non, rasanya kami merasa kurang pantas jika memanggil nona Dira dengan sebutan Dira saja ". Sahut bi Asih untuk mewakili ketidaknyamanan dirinya dan juga temannya.

" Tak apa bi Asih, panggil saja Dira ". Tolak Dira lagi sehingga membuat tiga orang itupun akhirnya menyetujui permintaan sang nona.

" Kalau begitu, Dira ingin tahu nama kalian, bisa diperkenalkan satu - satu, biar Dira bisa lebih mengenal kalian ". Pintanya lagi.

" Kalau nama bi Asih itu Asih Astuti ". Sahut bi Asih.

" Kalau nama saya Ida Hasni, jadi nak Dira bisa memanggil bibi dengan panggilan bi Ida ". Sahut bi Ida.

" Kalau nama saya Dian Romli nak Dira, jadi nak Dira bisa panggil saya dengan panggilan om Dian ". Jelas Dian.

Dira yang telah mendengar satu persatu nama dari para asisten rumah tangganya ini mengangguk paham. Dira cukup merasa senang dengan kehadiran mereka, karena sepertinya orang - orang yang kak Dani nya suruh ini, nampaknya seperti orang - orang yang baik.

" Baiklah bi Asih, bi Ida, om Dian, kalian kan kak Dani yang menyuruh bekerja di sini, apa kalian sudah tahu tugas dan pekerjaan kalian di sini?, ya maklum lah, Dira kan tak paham apa yang kak Dani suruh ". Seru Dira dengan tersenyum getir karena dirinya yang sedikit canggung.

" Kalau bi Asih dengan bi Ida, bekerja sebagai pembantu nak Dira, ya mulai dari memasak dan menjaga kebersihan rumah nak Dira, sedangkan Dian ini, bekerja sebagai security, jadi Dian ini bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar rumah nak Dira ". Jelas bi Asih, karena memang itulah tugas dan pekerjaan mereka.

" Oh jadi seperti itu, baiklah, kalau begitu, bi Asih, bi Ida, sama om Dian, boleh masuk ke kamar masing - masing, kalian bisa meletakkan pakaian kalian yang sudah ada di kamar, ya sudah kalau begitu, akan Dira antar ke kamar kalian, dan untuk om Dian, kamar om ada di luar di samping rumah ini ". Jelas Dira dengan mulai beranjak dari posisinya.

" Baiklah nak Dira ". Sahut Dian.

Usai perbincangan itu, akhirnya dengan bimbingan dari Dira, ketiga asistennya itu mulai memasuki ruang kamar mereka masing - masing. Yang Dira tahu, suaminya bukanlah seseorang yang kaya raya, lalu mengapa suaminya sampai mempekerjakan tiga orang pembantu?, bagaimana cara menggaji mereka?, entahlah, Dira tak paham, yang penting saat ini, Dira mengikuti saja apa keinginan suaminya Dani.

*****

Hari - hari masih terus berlanjut, membimbing sang waktu untuk terus berganti. Tanpa terasa sudah dua bulan lamanya Nadira telah menyandang status sebagai seorang istri.

Ya, seorang istri, suatu status yang dimiliki oleh seorang wanita yang telah dinikahi oleh seorang pria, atau biasa disebut wanita yang telah bersuami. Bersuami?... benarkah dirinya sudah memiliki seorang suami, jika memang benar seperti itu, lalu di manakah suaminya?, bukankah seorang suami akan mendampingi istrinya, lalu di mana suaminya?, bahkan setelah beberapa jam selesai mengucapkan ijab kabul hingga selama dua bulan lamanya, tak pernah ia pulang.

Namun, terlepas Dari itu, Dani yang menjadi suami Dira itu, selama dua bulan ini memanglah tak pernah putus dalam memberikan uang nafkahnya.

Meski Dira sendiri memang tak pernah berharap dirinya akan di perhatikan oleh suaminya, namun tetap saja, semuanya terasa begitu aneh. Hubungan suami istri antara dirinya dengan Dani sangatlah tak wajar. Mereka berstatus sebagai suami dan juga istri, namun pada kenyataannya hubungan mereka tak selayaknya suami dengan istri dan berbanding terbalik dengan status yang dijalaninya.

Orang tua mertuanya pun tak pernah datang meski itu hanya sekali saja, dan hanya menanyakan kondisinya lewat jalur video call, sedangkan orang tua kandungnya sendiri jangan ditanya. Mereka sama sekali tak pernah menanyakan kabar Dira, kecuali Dira sendiri yang menanyakannya, itupun hanya papanya saja yang bisa Dira hubungi.

Untuk sejenak Dira bepikir. Dirinya ternyata tak ada bedanya dengan manusia yang hidup sebatang kara, bagaimana tidak, dirinya memiliki kedua orang tua, namun seperti tak memilikinya. Dirinya memiliki saudara, namun seperti tak memilikinya. Dan dirinya juga memiliki seorang suami, namun juga seperti tak memiliki seorang suami. Benar - benar miris hidupnya memang, namun apapun itu, Dira akan tetap berusaha menerima nya dengan hati yang lapang.

Setelah cukup lama dirinya merenung, Dira mencoba melihat penunjuk waktu di smartphone nya, dan ternyata waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam.

" Huum... ternyata ini sudah cukup larut malam, waktunya aku tidur sekarang, biar besok subuh lebih segar bangunnya ". Gumam Dira, lalu gadis remaja itupun mulai melangkahkan sepasang kaki jenjangnya menuju kamar mandi sebelum akhirnya kembali lagi ke ranjang kasur untuk beristirahat.

Setelah sekitar lima menit, akhirnya gadis itu sudah keluar dari kamar mandi.

" Huum... buang air kecil sudah, sikat gigi juga sudah, sekarang waktunya aku tidur ". Gumam Dira dengan melangkah menuju ranjang kasurnya.

Baru saja ia mendaratkan tubuhnya di ranjang kasur, tiba - tiba saja...

Tok... tok... tok...

" Dira, buka pintu kamarnya ". Seru suara seorang pria dari balik pintu kamar itu.

" Hah... siapa yang ingin masuk ke kamarku?, tidak mungkin tamu, kan pintu rumah sudah di kunci ". Gumanya yang sedikit heran.

Tok... tok... tok...

" Dira, cepat buka pintunya, kenapa kamu malah mengunci dengan di slop dari dalam? ". Seru suara itu lagi.

Sontak Dira pun sangat terkejut. Ternyata suara orang yang mengetuk itu adalah suara kak Dani suaminya sendiri. Tak ingin berlama-lama, Nadira pun langsung bergegas untuk membuka pintunya.

Krieett... pintu itupun telah Nadira buka.

" Kamu ini lama sekali sih buka pintunya? ". Ucap Dani kesal setelah mendapat di bukanya pintu kamar.

Nadira yang sudah dua bulan ini tak bertemu dengan suaminya, hanya diam mematung setelah melihatnya datang kembali. Nadira terdiam di ambang pintu. Nadira masih tertegun tak menyangka jika suaminya telah datang kembali.

Namun sesaat setelah itu, ada yang mengusik pandangan kedua bola mata indahnya. Kini kedua manik mata indah Dira malah tertuju pada sesuatu yang terletak dalam rangkulan sepasang tangan kak Dani nya, dan bisa Nadira pastikan jika yang berada dalam rangkulan suaminya itu adalah seorang bayi. Ya, suaminya kak Dani telah menggendong seorang bayi.

" Kenapa kamu berdiri di ambang pintu?, menyingkir lah, aku ingin masuk ". Ucap Dani dingin sehingga membuat Nadira pun langsung berpindah dari posisinya untuk memberikan Dani jalan masuk.

Dani meletakkan bayi mungil yang berada dalam rengkuhannya itu di kasur empuk milik Nadira, ya di ranjang kasur Nadira, bukan di ranjang kasurnya.

Dani menatap sayang pada bayi mungil itu. Dan tentunya hal itupun tak luput dari perhatian Dira. Nadira merasa bingung dengan apa yang dilihatnya. Sebenarnya apa yang terjadi, mengapa suaminya ini membawa seorang bayi, dan bayi ini bayi siapa, mengapa suaminya terlihat begitu sangat menyayangi bayi itu?, itulah berbagai pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya.

" Kak Dani, bayi itu, bayi siapa kak? ". Tanya Dira pada akhirnya, karena itulah hal yang sangat mengganggu pikirannya.

Dani pun berdiri dari posisi duduknya. Kini Dani dan Dira pun saling menatap. Tatapan Dani saat ini malah berubah sedikit sendu, Nadira pun bisa melihat itu dengan jelas.

" Kak Dani, ada apa kak?, kenapa kakak diam?, bayi itu bayi siapa kak? ". Seru Dira lagi, entah keberanian dari mana sehingga gadis remaja itu banyak bertanya pada Dani.

" Bayi ini, anak dari temanku, aku sengaja membawanya pulang agar kamu bisa merawat bayi ini ". Sahut Dani.

Nadira yang mendengar penuturan dari suaminya itu cukup terkejut. Apa?, merawat bayi?. Bagaimana bisa dirinya di suruh merawat bayi?. Apa maksud kak Dani nya yang ingin dirinya merawat bayi temannya, memangnya ada apa dengan temannya sehingga tak bisa merawat bayinya sendiri?.

" Jadi, mulai malam ini, kamu harus merawat bayi ini Dira, namanya Alvin Putra Rahman, kamu harus merwatnya dengan baik, karena aku masih harus pergi lagi ". Jelas Dani.

Benar - benar si Dani ini, dalam setiap untaian kalimat yang dirinya lontarkan seolah tanpa filter saja dan tak memikirkan bagaimana perasaan Dira, apa yang diucapkannya bagai sebuah perintah yang harus dilaksanakan detik itu juga.

Dengan masih dilanda keterkejutan karena dirinya diharuskan merawat seorang bayi, padahal Dira sendiri tak tahu menahu bagaimana cara merawat bayi, merasa bingung tak tahu harus berbuat apa.

" Kak Dani, emm... kenapa harus Dira yang merawat bayi ini kak, Dira kan tak mengerti apa - apa tentang cara merawat bayi ". Ucap Dira, karena itulah yang dirinya khawatirkan.

" Sudahlah, kamu jangan bertanya apa - apa lagi Dira, bisa tidak bisa, kamu harus merawat Alvin, kalau kamu merasa kesulitan untuk merawatnya, minta bantuan sama dua pembantu wanita yang sudah aku suruh kerja di sini ". Jelas Dani tanpa bantahan.

Setelah menjelaskan kalimatnya, Dani pun kembali menatap bayi mungil itu yang sudah berumur satu minggu.

Cup... cup... ciuman hangat itupun kembali Dani sematkan di wajah mungil Alvin. Seolah berat berpisah dengannya, namun Dani memang harus pergi, karena ada hal penting yang masih perlu dirinya urus.

" Aku harus pergi Dira, ingat, kamu harus bisa merawat dan menjaga Alvin dengan baik, jangan sampai terjadi hal buruk apapun yang terjadi pada Alvin, apa kamu mengerti? ". Ucap Dani.

Namun Dira hanya diam tak menyahut.

" Dira apa kamu mengerti? ". Seru Dani lagi dengan sedikit menyentak.

" I-iya kak Dira mengerti ". Sahut Dira setelah dieinya terdiam.

Dengan tanpa mengucap salam manis atau kalimat permisi apapun, Dani langsung saja keluar dari kamar itu. Sungguh Dira tak mengerti dengan laki - laki yang berstatus sebagai suaminya itu. Adakah suaminya menanyakan kabarnya setelah ia sampai?, sayangnya tidak ada. Apakah dirinya baik - baik saja setelah ditinggal selama dua bulan?, suaminya pun juga tak menanyakannya. Sungguh miris memang. Ini sebenarnya pernikahan semacam apa?.

Bersambung..........

Hai kakak - kakak, Author kembali update, semangat membaca ya.

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩAngela❣️🍁𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍌 ᷢ ͩAngela❣️🍁𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

Masi Banyak teka teki nih

2023-10-02

0

Sri Darlina

Sri Darlina

kenapa hrs bodoh Thor pemeran utama

2023-09-29

2

abu😻acii

abu😻acii

nyimak

2023-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!