Dira Janda

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Riuhan suara di sebuah kampus yang cukup ternama itu, nampak para mahasiswa dan juga mahasiswi sudah cukup banyak memenuhi sebuah ruangan kafe yang terletak di lantai dasar.

Ya, diwaktu yang sudah menunjukkan jam makan siang ini, para mahasiswa dan juga mahasiswi itu sedang menikmati waktu istirahat mereka. Namun, akhir - akhir ini, suasana di lingkungan kampus terutama di waktu istirahat terasa begitu berbeda. Itu semua terjadi karena kehadiran seorang mahasiswi baru yang begitu sangat cantik, sehingga banyak dari mahasiswa yang begitu terkagum dengan kecantikannya dan menarik perhatian mereka seolah tak henti untuk terus memandangi nya.

Ya, mahasiswi baru yang begitu cantik yang mampu menarik perhatian kaum adam itu adalah Nadira Ayu, sosok gadis cantik yang sudah lebih dari satu minggu ini sudah duduk di bangku kuliah semester pertama.

Dan pada kesempatan makan siang ini, Nadira hanya duduk dengan sahabat dekatnya Putri. Meski sudah lebih dari satu minggu Nadira kuliah di kampus ini, namun dirinya masih tak begitu akrab dengan mahasiswi yang lainnya yang memiliki satu jurusan dengannya.

" Dira ". Panggil Putri.

" Iya ". Sahut Nadira dengan menunduk karena dirinya sedang makan.

" Kamu senang kan kuliah di sini? ". Sahut Putri.

" Iya, aku senang kuliah di sini, para dosennya ramah, dan ilmu pengetahuan yang diberikan sangat menambah wawasan ku ". Sahut Nadira, karena memang itulah yang dirinya rasakan selama mulai masuk kuliah.

" Baguslah kalau begitu, tapi sebenarnya ada yang membuat kamu merasa risih kan? ". Sahut Putri yang menebak.

Nadira pun menjadi mengangkat pandangannya pada sang sahabat.

" Risih?, maksud kamu Put? ". Sahut Nadira yang tak paham.

" Aku tahu kamu senang kuliah di sini, tapi kamu sendiri merasa risih karena di kampus ini banyak laki - laki yang naksir sama kamu ". Sahut Putri dan kali ini sepertinya tebakannya memang benar.

Mendengar jawaban dari sang sahabat, membuat Nadira meletakkan dengan lembut sendok dan garpu nya. Apa yang dikatakan oleh sahabatnya ini memanglah benar jika dirinya merasa risih dengan para mahasiswa yang sering memandangnya.

" Ya sudahlah Dir, kamu tahan saja selama kuliah di sini, aku yakin, meski dari mereka banyak yang suka sama kamu, mereka tidak akan jahil sama kamu, karena apa?, karena kamu itu perempuan yang pendiam dan sedikit cuek hihihihi... ". Sahut Putri dengan cekikan kecilnya.

Nadira pin ikut tersenyum simpul setelah mendengar jawaban sekaligus nasihat dari sahabatnya ini. Dan mungkin memang benar apa yang dikatakan Putri, dan bahkan mungkin para mahasiswa itu merasa sungkan pada dirinya karena sifatnya yang pendiam dan sedikit cuek.

Sementara di posisi lain, lebih tepatnya di meja tempat duduk yang hanya terhalang oleh empat orang mahasiswi yang berdekatan dengan meja Nadira, Nampak dari arah sana seorang mahasiswa yang sedang ditemani oleh dua orang sahabatnya, sedang menatap Nadira dengan tatapan penuh damba.

Ya, mahasiswa itu adalah Adit, salah satu mahasiswa semester lima yang juga merupakan ketua BEM di kampusnya. Semenjak masa ospek mahasiswa baru yang sudah dilangsungkan sekitar tiga minggu yang lalu, semenjak itulah Adit melihat sosok Nadira.

Untuk pertama kalinya Adit begitu terkagum pada adik kelasnya, sehingga dari keterkaguman itupun membuat Adit menjadi penasaran pada sosok Nadira, dan dari rasa penasarannya itupun membuat Adit sepertinya mulai menyukai sosok Nadira.

" Hey Dit, kamu ini mau makan atau mau melamun sih, coba lihat ini, makananmu masih belum tersentuh sama sekali, kalau tidak mau sama makanannya, kemarikan biar aku memakannya ". Seru Salah satu sahabat Adit yang tak lain adalah Jaka.

" Eh apa sih, enak saja kamu, aku yang sudah pesan kok malah kamu yang mau makan, dasar rakus ". Sahut Adit ketus setelah dirinya sempat terkejut.

" Ya habisnya kamu dari tadi hanya melamun, sebenarnya kamu melamunkan apa sih? ". Sahut Jaka yang tak mau kalah.

" Biasalah, siapa lagi yang dia lamunkan jika bukan si Dira, mahasiswi cantik yang membuat kaum Adam terpanah ". Celetuk salah satu sahabat yang lainnya yang tak lain adalah Feri.

" Apa sih kamu Fer, siapa juga yang melamunkan Dira, sudahlah ayo kita makan ". Putus Adit yang seolah mengelak dari tebakan temannya.

" Memang kita dari tadi sudah makan, kamunya saja yang belum makan ". Ketus Jaka, ia merasa tak habis pikir dengan sahabatnya ini. Sementara Feri sendiri sudah merasa menang karena tebakannya benar tentang Adit.

Dan setelah sempat terjadi drama makan siang di meja ketiga mahasiswa itu, akhirnya mereka bertiga pun benar - benar menikmati waktu makan siang mereka.

Namun, di tempat duduk duduk lain, nampak seorang mahasiswi dengan didampingi dua orang mahasiswi yang lainnya sedang menatap tak suka pada sosok Nadira. Ya, mahasiswi itu adalah Riska, salah satu mahasiswi semester lima yang juga satu jurusan dengan Adit.

Riska merasa tak suka pada Nadira lantaran pria yang menjadi incarannya selama ini malah lebih menaksir Nadira, sehingga hal itu membuat Riska merasa sangat tak suka pada sosok Nadira yang merupakan mahasiswi baru di kampusnya.

" Sudah Ris ayo makan, nanti makananmu bisa dingin ". Seru Yanti yang tak lain adalah temannya.

" Iya - iya aku mau makan ". Sahut Riska dengan nadanya yang terdengar tak bersahabat.

" Riska, kamu masih kesal sama mahasiswi baru itu? ". Tanya temannya juga yang tak lain adalah Tina.

" Ya iyalah aku kesal, bagaimana tidak kesal coba, jika Adit yang selama ini aku nantikan cintanya malah lebih naksir sama mahasiswi yang baru itu, dasar wanita pengganggu ". Sahut Riska dengan raut kesalnya.

" Tapi kamu tidak perlu khawatir Ris, kan si Adit tidak pacaran juga sama dia, jadi ya sudahlah ". Sahut Tina lagi.

" Apa pacaran?, awas saja jika mereka memang benar pacaran, tidak akan aku beri ampun wanita pengganggu itu ". Sahut Riska lagi bahkan tatapannya malah menjadi nyalang.

Mendengar sahutan yang sudah mengundang api amarah dari sang sahabat, membuat Tina dan juga Yanti akhirnya lebih memilih diam. Mereka tak ingin menyahut lagi, karena jika menyahut sudah pasti ujung - ujungnya merekalah yang akan disalahkan.

Dan pada akhirnya semua mahasiswa dan mahasiswi itupun benar - benar menikmati makan siang mereka, sebelum akhirnya waktu masuk kelas benar - benar dimulai.

*****

Sang mentari sudah hampir condong ke ufuk barat, yang menandakan jika waktu sudah menunjukkan sore hari. Para mahasiswa dan juga mahasiswi di kampus yang populer itupun sudah mulai bertebaran keluar lantaran sudah saatnya lah bagi mereka untuk pulang setelah lebih dari setengah hari mereka menggali ilmu pengetahuan di kampus itu.

" Dira ". Panggil suara seorang pria yang berada tak jauh darinya.

Sontak Nadira dengan Putri pun langsung berhenti melangkah dan membalikkan tubuh mereka.

" Adit?, ada apa kamu panggil - panggil Dira? ". Sahut Putri setelah Adit berada di dekat mereka.

" Dira kamu sudah mau pulang kan? ". Bukannya menjawab pertanyaan dari Putri, si Adit malah bertanya pada Nadira.

" Emm... iya kak, Dira sama Putri sudah mau pulang ". Sahut Nadira jujur.

" Kalau begitu, bagaimana kalau kamu pulang denganku saja? ". Tawar Adit tiba - tiba, entah mengapa Adit menawarkan diri seperti itu, padahal dirinya tahu jika Nadira akan pulang bersama Putri.

" Ya ampun Adit, kamu itu hanya mengganggu saja, kenapa Dira harus repot - repot pulang sama kamu kalau sudah ada aku, lagipula kamu ini aneh sekali, Dira itu tinggal sama aku, ya sudah pasti dia pulangnya sama aku, ini malah kamu yang mengajak Nadira pulang, dasar aneh kamu ". Sentak Putri lantaran menurutnya Adit begitu sangat aneh.

" Ya mungkin siapa tahu Nadira butuh boncengan, kan bisa boncengan sama aku, apa salahnya kalau menawarkan diri untuk membantu adik kelas sendiri ". Sahut Adit meski itu bukanlah alasan yang sebenarnya.

" Aduh, kamu ini benar - benar aneh Adit, menawarkan boncengan kok malah sama orang yang membawa kendaraan sendiri, kalau mau membantu membonceng orang, tuh bantu mereka yang tidak punya kendaraan saat ke kampus ". Sahut Putri dengan menunjuk beberapa mahasiswa yang sedang menunggu angkutan umum untuk pulang.

" Ayo Dir kita pulang ". Ajak Putri pada akhirnya.

" Ya sudah kak, kalau begitu Dira pulang dulu ". Sahut Nadira dengan tersenyum kecut.

" Iya ". Sahut Adit singkat.

Jujur sebenarnya Adit merasa sedikit kecewa lantaran dirinya tak bisa mengajak Nadira untuk pulang bersama, padahal dirinya sudah sangat ingin untuk mengenal Nadira lebih dekat lagi, tapi sepertinya, nasib tak berpihak kepadanya.

Sementara dari arah yang cukup jauh dari posisi Adit, yaitu lebih tepatnya di samping pintu utama masuk ke kampus, nampak Riska sedang menatap dengan begitu kesalnya. Riska merasa sangat begitu kesal lantaran Adit sudah semakin dekat pada Nadira, bahkan Adit sampai menawari untuk pulang bersama.

" Awas saja kalau kamu benar - benar menjalin hubungan dengan Adit, tidak akan aku biarkan kamu bisa kuliah dengan tenang di kampus ini ". Gumam Riska yang sudah benar - benar merasa sangat kesal pada Nadira.

" Riska ". Pekik Tina dan juga Yanti dari lorong kampus.

Sontak suara itu membuat Riska langsung menoleh ke arah kedua sahabatnya yang mulai mendekatinya itu.

" Ada apa sih kalian sampai teriak begitu, heran deh ". Sahut Riska kesal.

" Aduh Ris, kamu wajib tahu ini ". Sahut Yanti dengan rautnya yang seolah sedang ada sesuatu yang sangat gawat.

" Iya, kamu harus tahu ini Ris, ini menyangkut reputasi kampus kita ". Timpal Tina juga dengan raut yang tak kalah gawatnya.

" Ada apa sih kalian, jangan membuat aku penasaran tahu ". Sahut Riska kesal.

" Ris, kamu tahu Dira, ternyata Dira itu seorang janda ". Ujar Yanti.

Deg...

" Iya benar Riska, ternyata Dira seorang janda, bahkan dia itu janda beranak satu ". Timpal Tina dengan segala kejelasannya.

" Apa?... Dira janda?... ". Pekik Riska.

Riska benar - benar sangat terkejut dengan berita ini. Bagaimana bisa kampusnya memberikan sebuah beasiswa pendidikan untuk mahasiswi yang sudah berstatus janda?.

" Iya Riska, Dira, si adik kelas mahasiswi baru itu seorang janda beranak satu, dan dia kuliah di sini karena mendapatkan beasiswa, ini gawat, kampus kita sudah benar - benar kecolongan ". Sahut Tina yang semakin memperjelas tentang berita ini.

" Tapi bagaimana bisa kampus kita bisa kecolongan, tidak mungkin kan kalau kampus kita salah dalam memberikan beasiswa?, dan aturan sudah sangat jelas, jika di kampus kita ini, tidak memberikan beasiswa pada janda ". Sahut Riska yang merasa tak percaya dengan apa yang sudah terjadi.

" Tapi pada faktanya memang seperti itu, Dira mendapatkan beasiswa dari kampus, kita itu mendapatkan infonya tidak asal - asalan Riska, kita itu mendapatkan infonya dari sekretaris ketua BEM yang sedang mendata ulang data mahasiswa baru yang mendapatkan beasiswa, dan data milik Dira menunjukkan jika Dira itu seorang janda ". Sahut Yanti dengan segala kebenaran informasi yang dirinya dapatkan.

" Ya ampun, apa - apaan ini?, kenapa kampus kita bisa kecolongan seperti ini, ini tidak bisa dibiarkan, aku harus melaporkan ini pada rektor, pokoknya Dira tidak boleh kuliah di kampus ini, kalau perlu kita adakan demo biar Dira cepat keluar dari kampus ini ". Sahut Riska dengan bersungguh - sungguh, rupanya Riska benar - benar tak main - main dengan masalah ini.

" Iya betul aku setuju, Dira memang harus keluar dari kampus ini, enak saja dia bisa kuliah karena mendapat beasiswa, padahal dirinya janda ". Timpal Tina.

" Aku juga sangat setuju ". Timpal Yanti pula yang juga ikut membenarkannya.

Sepertinya, hal buruk kali ini akan benar - benar menimpa Nadira kembali, setelah kehidupan menyedihkan nya selama di kampung, kini dirinya sudah akan menimpa musibah yang sepertinya akan benar - benar menjatuhkannya.

Bersambung..........

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

hei mbak kuliah tuh pendidikan umum yah,,bebas mau usia berapa pun dan status apa pun juga mau janda kek duda kek nenek kakek lah benas itu mah,,hadeehh,,dasar yah manusia sirik itu banyak macamnya

2023-10-28

2

🍁Angela❣️𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angela❣️𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

APA ADA YANG SALAH'DENGAN JANDA ????? DIRA JUGA GK MAU JADI JANDA !!!!

2023-10-02

1

galaxi

galaxi

bukankah kuliah tdk ada batasan ya....

2023-10-02

1

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!