Janda?!

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Suasana di ruangan tamu itu terasa hening tatkala adanya sesosok yang tengah hadir dengan membawa sebuah koper yang cukup besar yang kini masih setia berdiri di tempatnya. Ya, setelah resmi bercerai dengan sang suami Dani, Nadira sudah memutuskan untuk kembali ke rumah di mana dirinya pernah di besarkan.

Kini Nadira sudah duduk di ruang tamu rumah sendiri. Namun, kedua orang tuanya bersama sang kakak perempuannya malah menatap bingung pada dirinya. Bingung?, hal wajar memang jika keluarganya merasa bingung dengan kedatangan nya, pasalnya Nadira datang dengan membawa koper miliknya, Mengapa Nadira datang membawa koper?, memangnya Nadira akan tinggal di rumah ini lagi?, itulah pertanyaan yang ada dalam benak keluarganya.

" Dira, tumben kamu datang pagi - pagi kemari nak, dan ini, kamu malah membawa koper, memangnya kamu mau kemana nak? ". Seru Yudi bertanya pada putrinya Dira.

" Iya, kamu ini kok datang ke sini malah membawa koper?, aneh kamu Dira ". Sambung sang mama Santi.

" Tunggu dulu, jangan katakan kalau kamu sedang bertengkar dengan suamimu Dira? ". Tebak Siska yang juga ikut menimpali, dan jika hal itu memang benar, sudah pasti Siska merasa senang.

Nadira tak langsung menyahut cecaran pertanyaan yang dilontarkan oleh keluarganya, jika mereka tahu, pasti mereka akan sangat terkejut, tapi, dirinya juga harus mengatakan tentang masalah yang sebenarnya pada keluarganya.

" Dira, jawab pertanyaan papa nak, sebenarnya apa yang terjadi, apa benar jika kamu dan suamimu bertengkar dan kamu malah pergi dari sana? ". Tanya Yudi lagi, bahkan raut khawatir nampak jelas di wajahnya.

" Pa, ma, kak Siska, sebenarnya, Dira dengan kak Dani sudah resmi bercerai ". Sahut Nadira pada akhirnya.

Deg...

Bak mendapat sambaran petir yang begitu keras. Mereka begitu sangat terkejut bukan main. Apalagi pak Yudi. Pria paru baya itu begitu sangat terkejut disaat putrinya mengatakan tentang perceraiannya.

" Apa maksudmu Dira?, kamu bercerai dengan Dani?, kamu jangan bercanda nak? ". Sentak Yudi yang masih tak percaya dengan kabar yang begitu mengejutkan ini.

" Iya pa itu benar, Dira dan kak Dani sudah resmi bercerai, dan Dira datang kemari karena Dira ingin kembali tinggal di rumah Dira lagi pa ". Sahut Dira jujur dengan setenang mungkin.

" Tapi bagaimana bisa kamu bercerai dengan suamimu nak, memangnya apa yang sudah terjadi sampai kalian harus bercerai seperti ini, bahkan papa tak mendengar kabar miring apapun dari kehidupan rumah tangga kalian, dan sekarang, papa malah menerima kenyataan jika kamu dan suamimu sudah resmi bercerai, yang benar saja kamu ini Dira ". Sahut Yudi lagi, perceraian putrinya ini masih sangat sulit untuk Yudi terima.

" Maafkan Dira pa, tapi inilah kenyataannya, dari awal kak Dani memang tidak pernah mencintai Dira pa, kak Dani mencintai wanita lain yaitu istrinya, bahkan, jauh sebelum kak Dani menikahi Dira, kak Dani sudah menjadi suami dari istrinya itu pa, kak Dani sangat mencintai istrinya ". Sahut Nadira, karena memang itulah kenyataan yang sebenarnya.

Yudi yang mendengar penjelasan yang baru saja diucapkan oleh putrinya ini, semakin bertambah terkejut. Pengakuan yang diucapkan oleh Nadira benar - benar telah menikam hati pria paru baya itu.

" Maafkan Dira pa, Dira tidak bisa menyelamatkan pernikahan Dira, kami tidak saling mencintai ". Lanjut Nadira lagi, bahkan kini ia sudah menunduk.

Jujur saja, sebenernya saat ini hati Yudi mulai dilanda dengan rasa bersalah. Seharusnya dari awal ia tak menuruti keinginan istrinya dan juga besannya itu, karena semenjak Yudi melihat Dani, Yudi sendiri pun bisa merasakan jika Dani sama sekali tak menyukai Nadira, tetapi mereka malah tetap dipaksa untuk menikah. Ini semua adalah salah nya. Yudi merasa bersalah karena keegoisan nya dengan sang istri, masa depan Dira menjadi rusak seperti ini.

Jika Yudi sedang dilanda dengan rasa bersalah akan nasib Nadira, maka beda halnya dengan dua wanita yang beda generasi ini. Santi sang mama dan juga putrinya Siska, merasa sangat senang akan kesialan yang menimpa nasib Nadira. Ibu dan anak itu merasa sangat bahagia dengan kabar akan rusaknya rumah tangga Nadira yang berujung dengan perceraian.

" Baguslah jika kamu bercerai dengan suamimu, itu memang pantas untukmu Dira ". Batin Santi tersenyum.

" Heh, akhirnya yang aku harapkan terjadi, akhirnya kamu menderita karena pernikahanmu Dira, baguslah, akhirnya kamu jadi janda ". Batin Siska dengan tersenyum puas.

Yudi masih menatap iba pada putrinya. Jika saja pernikahan mereka tak pernah terjadi, pasti putrinya ini tak akan bernasib seperti ini.

" Dira... maafkan papa nak, maafkan papa yang dulu pernah menyuruhmu untuk menikah, dan sekarang, nasib pernikahan mu malah berakhir seperti ini ". Sahut Yudi dengan segala perasaan bersalah nya.

Nadira pun lalu mendongak memandang papanya dan tersenyum.

" Pa, ini semua bukan salah papa, hanya saja memang seperti inilah takdir hidup Dira ". Sahut Nadira dengan tetap mengembangkan senyumannya.

Santi dengan Siska memutar kedua bola matanya malas. Dua wanita beda generasi itu merasa masa bodoh dengan senyuman ketegaran Nadira. Meski tersenyum sekalipun, Nadira tetaplah sudah menjadi seorang janda yang pada akhirnya akan dipandang sebelah mata oleh banyak orang.

*****

Malam hari yang menenangkan nyatanya tak membuat setiap insan yang menikmati malam itu juga ikut merasakan ketenangan. Kini, kegaduhan yang cukup mengusik telah mengisi ruangan peristirahatan sepasang paru baya itu. Putri mereka yang turut hadir dalam pembicaraan penting ini juga ikut mendukung keinginan mamanya untuk segera mengusir keberadaan Nadira.

" Pa, mama tetap ingin jika Dira pergi dari rumah ini pa, sudah cukup lama kita mengurus anak itu, mama tidak mau Dira tinggal di sini lagi pa, suruh dia pergi ke luar kota ". Sentak Santi lagi yang masih tetap pada keputusannya.

" Tapi ma, itu sangat tidak mungkin, bagaimana bisa kita menyuruh Dira untuk pergi dari rumah ini, rumah ini juga rumah Dira ma, tidak, papa tidak mau jika Dira pergi dari rumah ini ". Sahut Yudi yang juga masih tetap pada keputusannya.

" Pa, yang dikatakan oleh mama itu benar pa, Dira memang harus pergi dari rumah ini, dan ini memang sudah waktunya dia tidak kembali lagi ke rumah ini, kalau papa merasa bingung harus memberikan alasan apa pada Dira agar dia mau pergi dari rumah ini, ya papa katakan saja kalau di rumah ini tidak ada yang berstatus janda, apalagi kan papa tahu, janda itu akan dipandang sebelah mata oleh banyak orang, dan kalau sudah seperti itu, pasti yang akan terkena imbasnya adalah nama baik dari keluarga kita. Orang di luar sana akan memandang buruk keluarga kita karena dalam keluarga ini tidak ada yang berstatus janda, jadi jalan terbaiknya adalah Nadira harus pergi dari rumah ini ". Sahut Siska lagi dengan ketegasan karena Siska juga memiliki keinginan yang sama dengan mamanya.

Yudi menjadi merasa sangat bingung. Bisa - bisanya istri dan anaknya ini ingin agar Nadira pergi dari rumah ini, itu adalah hal yang sulit untuk dilakukan, apalagi rumah ini adalah rumah di mana Nadira di besarkan dari semenjak bayi.

" Oh, jadi papa masih tidak mau jika Dira pergi dari rumah ini?, baiklah, kalau begitu, biar mama yang pergi dari rumah ini ". Ancam Santi, padahal dirinya hanya berpura-pura.

" Ma, yang benar saja mama ini, tidak, mama tidak boleh pergi dari rumah ini ". Sentak Yudi.

" Ya sudah, kalau papa memang tidak ingin mama pergi dari rumah ini, maka papa harus mengusir Dira dari rumah ini pa ". Sahut Santi yang tak kalah menyentak.

Sungguh Yudi benar - benar kalang kabut dengan situasi ini. Pria paru baya itu sangat tak ingin jika Nadira harus pergi meninggalkan rumah ini, namun keadaan saat ini begitu memanas, sehingga membuat dirinya tak bisa berbuat apa - apa.

*****

Pagi hari yang begitu masih terasa sangat pagi, lebih tepatnya, sang mentari masih baru muncul. Keluarga kecil itu sudah duduk bersama seakan ingin membahas sesuatu yang sangat penting.

Ya, di pagi ini, Nadira telah di suruh oleh sang papa untuk berkumpul bersama di ruang tamu. Dan anehnya, di waktu yang masih sangat pagi, dan hal ini sangat tak biasa.

" Dira, ada yang ingin mama dan papa katakan padamu nak ". Seru Yudi pada akhirnya.

" Katakanlah pa ma, apa yang ingin papa dan mama katakan pada Dira ". Sahut Dira lembut.

Untuk sejenak, Yudi berusaha menghela nafasnya. Hatinya begitu tak sanggup untuk mengatakannya, tapi harus bagaimana?.

" Pa, ma, ada apa?, apa yang ingin papa dan mama sampaikan pada Dira, Dira akan mendengarkan nya pa ma ". Sahut Nadira lagi.

Dalam hal ini, Nadira merasa sedikit bingung. Ingin mengatakan sesuatu saja papanya terlihat sedikit tegang seperti ini. Dan jika sudah seperti ini, sudah pasti ada masalah dibaliknya.

" Dira, sebelumnya maafkan papa, mama, dan juga kakakmu nak, tapi kami harus mengatakan ini ".

" Nak, mulai hari ini, kamu jangan tinggal di rumah ini lagi, kamu harus pergi keluar kota dan tinggal di sana ". Jelas Yudi pada akhirnya.

Deg...

Bak mendapat hantaman dahsyat di dadanya. Hati Nadira bagai terasa ditikam. Nadira terdiam membeku. Apa yang diucapkan oleh papanya, telah membuat dirinya membeku bagai sebuah patung yang tak bernyawa. Nadira begitu sangat terkejut akan pernyataan papanya, sehinggu deru nafasnya seolah terhenti seketika itu juga bagai sosok yang kehilangan nyawanya.

" P-pa, a-apa maksud papa menyuruh Dira pergi dari rumah ini? ". Sahut Nadira dengan nadanya yang bergetar.

" Maafkan papa nak, tapi ini adalah yang terbaik untuk kamu dan kita semua. Kamu tahu kan, jika di keluarga ini, tidak ada yang berstatus sebagai seorang janda. Dan jika dari keluarga kita ada yang menjadi janda, maka itu akan sangat mencoreng nama baik keluarga ini ".

" Jadi papa minta sama kamu Dira, mulai hari ini, kamu sudah harus bersiap pergi keluar kota sebelum tetangga kita tahu jika dalam keluarga ini ada yang berstatus sebagai janda, jadi papa mohon padamu nak, segera kemasilah barang - barangmu dan pergi keluar kota ".

" Untuk uang ongkos dan biaya hidup kamu selama beberapa bulan ke depan, kamu jangan khawatir, karena papa sudah menyiapkannya ". Ucap Yudi panjang lebar.

Sebenarnya disaat Yudi mengatakan semua hal ini pada Nadira, hatinya begitu terasa sangat sakit. Namun, apalah daya, dirinya juga tak bisa berbuat apa - apa. Dan mungkin, menyuruh Nadira pergi keluar kota adalah jalan terbaik, karena dengan seperti itu, putrinya yang berhati malaikat ini tak akan lagi merasakan penghinaan dan perlakuan tak baik dari keluarganya sendiri.

Sedangkan Nadira, yang mendengar penuturan panjang lebar dari papanya, merasa begitu sangat hancur. Nadira tak pernah menyangka, jika sang papa, satu - satunya orang di rumah ini yang peduli padanya dengan begitu tega mengatakan hal yang begitu menyayat hatinya.

Bahkan papanya telah menyiapkan uang ongkos serta biaya hidupnya setelah pergi dari rumah ini. Tidakkah orang tuanya bertanya terlebih dahulu apakah dirinya mau untuk pergi keluar kota atau tidak, mengapa kedua orang tuanya memutuskan secara sepihak seolah mereka melupakan jika dirinya juga memiliki hak untuk bersuara. Tidakkah keluarganya berpikir, jika dirinya saat ini membutuhkan mereka sebagai penguat nya. Sungguh hati Nadira merasa sangat miris meratapi hidupnya yang begitu menyedihkan.

Bersambung..........

Hai kakak - kakak, Author kembali update, semangat membaca.

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

dira di ceraikan dani tanpa uang jgn harta gono gini ,, La terus yg katanya keluarga kok malah mengusir dira fix ini mama tiri sama kakak tiri dan jgn jgn rumah itu peninggalan mamanya dira..

2023-10-28

0

Modish Line

Modish Line

Dira nih kayanya anak tiri, selalu dianak tirikan sama keluarganya...malang sekali nasibmu Dira

2023-10-18

0

Modish Line

Modish Line

yudi kaya banci , jadi cowok kok engga bisa tegas...Gmn bisa jadi kepala keluarga kalo engga tegas kaya bgt?

2023-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!