Zain lebih dulu pergi. Sementara Chika masih duduk terdiam. Dia tidak ingin menyakiti hati seseorang, tapi dia juga tidak memiliki perasaan apapun pada Zain.
Putusnya Chika dengan Alvaro membuat Chika menutup pintu hatinya. Seakan Chika tidak dapat merasakan jatuh cinta pada seorangpun. Bahkan sikap dan perilaku Zain selama ini hanya di anggap biasa saja. Padahal jika cewek lain di perlakukan seperti Zain ke Chika pasti mereka sudah luluh hatinya.
"Teh nya diminum dong. Masa di lihatin aja sih. Keburu esnya cair loh" seseorang yang sedari tadi melihat Chika menghampiri Chika yang sedang melamun.
"Kenapa? kamu masih mengharapkan cowok itu balik ke kamu? memohon ke kamu dan mengajakmu untuk kembali?" tanya orang itu. Chika langsung menatap orang itu.
"Gak ada salahnya sih kalo kamu masih berharap seperti itu. Tapi, setidaknya kamu jangan menutup hati kamu. Siapa tahu dia bisa mengobati luka di hati kamu" ucapnya lagi.
Chika tidak menghiraukan ucapannya. Chika lebih memilih asik membaca buku yang ia bawa.
Seorang pelayan membawakan dua buah croissant dan satu Cafe Latte. Orang yang berada di depan Chika pun mengucapkan terima kasih ke pelayan tadi.
"Maaf mbak, saya tidak pesan ini" Chika tersenyum sambil mendorong sepiring Croissant tadi.
"Aku yang memesannya untuk kamu" ucap orang tersebut. Pelayan tadi pun pergi.
"Makanlah dulu" lanjutnya. Chika menatap orang itu.
"Kenapa sih setiap aku kesini selalu saja ada kamu? Kamu ngikutin aku ya?" tanya Chika yang sudah bosan melihat orang itu.
Orang itu tertawa melihat Chika dengan pertanyaannya. Lalu, dia menatap Chika.
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ya. Bye" ucap orang tadi. Setelah lama menatap Chika dia pergi sambil melambaikan tangannya dan tersenyum.
Chika yang sedikit lapar pun akhirnya menatap Croissant yang ada di depannya. Chika tidak dapat menahannya lagi. Lumayan kan dapat Croissant gratis. Kapan lagi coba? dulu dapat Red Velvet gratis juga. Usai menyelesaikan makannya Chika pun pulang.
Sepanjang jalan Chika memikirkan orang yang selalu muncul di hadapannya tanpa di inginkan olehnya.
"Ah, kenapa dia terus sih? Siapa sih tuh cowok?" Chika bertanya-tanya.
Tak terasa Chika sudah sampai di depan rumahnya. Rumah sederhana yang terletak di gang kecil.
Chika masuk ke dalam rumah. Terlihat ibu Nya yang sedang mengobrol dengan temannya di rumah.
Chika langsung masuk ke kamarnya setelah berpamitan dengan teman-teman ibu Nya. Chika masih sedikit terbayang wajah orang yang tadi duduk di depannya.
Sementara, Chika melupakan Alvaro. Tapi, ketika ia sedang melamun di kamarnya, Chika pasti merindukan Alvaro. Tidak dapat di
pungkiri bahwa sampai saat ini di dalam hati Chika masih ada Alvaro.
***
Chika kini sedang di sibukkan dengan menyusun skripsinya. Beberapa kali ia mengerjakannya di Cafe. Chika lebih memilih sering mengerjakan skripsinya di perpustakaan kampus. Sebab, setiap ke Cafe itu Chika selalu mendapatkan asupan tambahan. Entah itu Croissant, Cake ataupun Es teh manis tambahan ketika minumannya sudah habis.
Chika merasa heran dengan itu semua. Apa mereka tidak rugi jika setiap Chika ke sana selalu saja menyediakan sesuatu. Dengan alasan Anniversary lah, jelang malam minggu lah, edisi khusus mahasiswa lah atau apapun. Chika hanya dapat melongo melihatnya dan menikmatinya. Itu kenapa Chika lebih sering mengerjakan di perpustakaan kampus
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
golddiamond
Waah enaknya yang gratisan..hehehehehe...aku mampir ya Thor
2022-12-29
0