Di sebuah ruangan, terlihat seorang pria yang sedang menatap sebuah foto wanita cantik yang sedang tersenyum. Pria itu memanggil seluruh anak buahnya ke dalam ruangan tersebut.
"Panggil yang lain kesini!" perintah pria tadi pada asistennya.
Setelah semua anak buahnya berkumpul, pria itu menunjukkan satu foto yang sejak tadi ia pandang.
"Cari tahu semua tentang orang ini dan kamu!" Pria itu menunjuk dua orang yang berbadan tinggi, putih dan berisi.
"Cari dia sampai ketemu!" perintahnya.
"Lalu, kalau sudah ketemu gimana bos?" tanya pria itu.
"Tugas kalian cari tahu dulu tentang dia dan jika kalian sudah menemui orang ini kabari saya untuk tugas selanjutnya" pria itu memperjelas perintahnya lagi.
Setelah anak buahnya pergi, pria itu melanjutkan kembali pekerjaannya bersama Asistennya.
***
Di kediaman Theo dan Chika.
Chika sudah mulai menunjukkan sikap bahwa ia mulai mencintai Theo. Setiap Theo kerja di rumah, Chika selalu membuatkan secangkir teh.
Ketika Theo tidak ke kantor, Chika selalu pulang lebih cepat. Ia lebih memilih makan siang bersama Theo daripada bersama kedua temannya itu.
Theo terlihat bahagia sekali dengan perubahan Chika yang kini lebih perhatian. Chika menyiapkan makan siang bersama di meja makan.
"Masakan kamu selalu enak" Theo memuji masakan Chika yang memang beneran enak.
"Hanya makanan biasa yang suka aku masak untuk mama dan papa" jawab Chika sambil tersenyum senang.
"Oh iya, nanti malam mama sama papa mengundang kita untuk makan malam di rumah mereka. Jadi kamu tidak perlu masak" kata Theo sambil menuangkan air ke gelasnya dan juga ke gelas Chika.
Selesai makan, Chika kembali ke dapur. Chika mencari bahan-bahan untuk membuat kue. Chika ingin membawakan kue bolu untuk mertuanya.
"Putri, Kamu ~" belum sempat menyelesaikan bicaranya, segenggam tepung terbang ke tubuh Theo.
"Oh, ya ampun. Maaf" Chika mengambil kain bersih dan menepuknya ke tubuh Theo.
Berawal dari sebuah tepung, kini dapur semakin menjadi berantakan. Theo membalasnya dengan menaburkan tepung ke tubuh Chika.
"Kena!" Theo menaburkan tepung.
"Kamu!" teriak Chika sambil tertawa.
"Kamu yang mulai duluan" Theo mencubit pipi chubby Chika.
"Kamu yang tiba-tiba nongol. Kan membuatku kaget!" balas Chika.
"Sebentar!" ucap Theo.
"Boleh aku minta satu permintaan?" tanya Theo.
"Apa itu?" Chika tersenyum ke Theo.
"Panggil aku sayang" pinta Theo.
"Apa? hahahaha" Chika tertawa mendengarnya.
"Permintaanmu membuatku malu. hahaha"
"Sudah hampir setahun kita menikah. Kamu tidak pernah memanggilku dengan sebutan sayang" Theo memanyunkan bibirnya.
Chika tertawa dan mendekati Theo. Lalu, Chika memeluk Theo dengan sangat erat.
"Sinilah sayang" Chika mendekat dan memeluk Theo.
"Terima kasih sudah berjuang untuk membuatku jatuh cinta padamu. Walau aku masih belum yakin apakah ini cinta?" Chika masih memeluk Theo.
"Dan aku berterima kasih kamu sudah mau membuka hatimu untukku dan sudah mencintaiku" jawab Theo dengan membalas pelukannya.
Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang sedari tadi bersembunyi menyaksikan mereka.
"Kamu bau telur" Theo menutup hidungnya.
"Aku sedang membuatkan kue untuk mama dan papa" Chika kembali melanjutkan membuat kuenya.
"Tinggalkan untukku sedikit ya" pinta Theo. Chika menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu aku selesaikan pekerjaanku dulu. Kalau kamu butuh bantuan tinggal panggil Bik Ela dan Bik Tina" kata Theo.
"Siap Tuan" Bik Tina tiba-tiba muncul ketika merasa terpanggil oleh Theo.
"Tuh, mereka paling cepat. Bahkan tadi aku hanya berkata pelan saja, Bik Tina langsung muncul. Ajaib bukan?" canda Theo membuat Chika tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments