Hari yang di tunggu-tunggu oleh Chika pun datang. Dengan dibalut kebaya berwarna putih gading, rambut bergelombang dan terurai indah dan wajah yang di hiasi dengan make up yang natural menambah kecantikan Chika yang luar biasa.
"Aduh, anak mama cantik banget. Mama bangga sama kamu yang berhasil menyelesaikan pendidikan tepat waktu. Meski bukan mama yang membiayai. Maafkan mama ya Chika, mama gak bisa memberikan lebih" ucap sang mama yang duduk di sebelah Chika.
"Apa sih mama? Justru Chika bangga bisa bantu mama. Chika bisa kuliah tanpa merepotkan mama sama papa. Chika bisa mendapatkan beasiswa dan lulus tepat waktu" Chika memeluk sang mama.
Mereka bertiga berangkat ke tempat acara wisuda. Papa Heru menggunakan kemeja batik dan Mama Maya menggunakan kebaya yang berwarna sama dengan Chika.
Mama Maya dan Papa Heru menyaksikan acara wisuda Chika. Begitu nama Chika di panggil, Mama Maya dan Papa Heru saling merangkul dengan senyuman bahagia. Papa Heru bukanlah orang berduit hanya karyawan biasa dan Mama Maya hanya seorang ibu rumah tangga.
Chika naik ke atas panggung dengan hati yang bahagia. Chika tak dapat menahan air mata yang memaksanya untuk keluar. Chika menangis terharu ia tidak menyangka akan sampai ke jenjang seperti ini. Bahkan ia tidak banyak berharap bisa mendapat gelar S1.
Setelah acara selesai. Chika bersama kedua orang tuanya foto bersama. Chika tidak seperti yang lainnya mendapat banyak bunga dan ucapan. Selama kuliah Chika tidak mementingkan pertemanan. Hanya sekedar kerja kelompok saja.
Setelah foto bersama, ternyata sudah ada dua pria yang menanti Chika. Mereka adalah Zain dan Theo. Zain mendengar berita kelulusan Chika dari sahabatnya yang juga wisuda bersama Chika. Theo, sengaja datang untuk mengucapkan selamat ke calon istrinya.
"Selamat ya, kamu hebat Chika. Semoga ilmu yang kamu dapat bermanfaat untukmu kelak" ucap Zain sambil memberikan buket bunga besar ke Chika.
"Terima kasih kak, maaf ya kak" belum sempat menyelesaikannya Zain sudah menjawab.
"Tidak ada yang harus di maafkan dan memaafkan. Aku mengerti kok, gak semua yang kita inginkan tercapai. Itu kenapa aku sangat menyukaimu. Kamu tidak seperti mereka" Zain tersenyum. Tak lama Sahabat Zain memanggilnya.
"Cong!" begitulah panggilan yang di berikan oleh sahabatnya.
"Aku pergi dulu ya. Sekali lagi selamat untuk kelulusan kamu" Zain tersenyum dan pergi menghampiri sahabatnya.
Mama Maya mendekati Chika begitupun Theo dan Papa Heru.
"Dia siapa nak?" tanya Mama Maya.
"Dia yang naksir sama Putri ma. Cuma sama Putri di tolak" jawab Theo.
"Kamu gak cemburu nak Theo?" tanya Mama Maya sambil tersenyum.
"Theo mah gak perlu cemburu ma. Kan hati Putri cuma ada Theo seorang" Theo mengedipkan sebelah matanya ke Chika. Hanya Theo yang memanggil Chika dengan sebutan Putri.
Chika menatap tajam Theo. Setelah acara wisuda, Chika di sibukkan dengan acara pernikahannya dengan Theo yang terbilang sangat mendadak.
Segala keperluan berkas-berkas dan lokasi acara telah mereka siapkan. Chika meminta acara yang sederhana karena mengingat Chika tidak memiliki banyak teman. Sejak sekolah Chika jarang bergaul. Pergaulan Chika hanya sebatas teman kerja kelompok saat belajar. Setelah pulang sekolah ataupun kuliah Chika langsung pulang. Chika lebih senang sendiri itu sebabnya Chika lebih suka ke Cafe sendiri. Hanya saay bersama Alvaro dia ke Cafe itu untuk bertemu dengan Alvaro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments