Esok harinya sebelum berangkat ke kampus Arga mengajak Dira ke suatu tempat tanpa sepengetahuannya. Setibanya disana Dira terlihat bingung karena Arga malah membawanya ke lingkungan apartemen. Arga yang melihat kebingungan Dira langsung menggandeng tangan Dira dan mengajaknya masuk.
"Jadi kamu ngajak aku berangkat pagi pagi buat ke tempat ini, emangnya kamu mau beli apartemen?" tanya Dira asal.
"Iya," jawab Arga dan masuk ke lift sambil memegang tangan Dira.
"Maksudnya kamu beneran mau beli apartemen? Kamu serius, gak bercanda, kan?" tanya Dira memastikan ucapan arga.
"Iya aku udah beli salah satu unit disini untuk kita tinggali, seperti yang aku katakan tadi malam aku mau kita tinggal berdua," ucap Arga.
"Oh gitu ... tapi kita tetap harus izin sama Papa dan Mama kamu mas," ucap Dira yang masih merasa tidak enak jika harus meninggalkan mertuanya dan kakek untuk pindah tempat tinggal.
"Iya nanti kita ngomong sama Papa dan Mama, pasti mereka bisa ngerti kok," jawab Arga yang mengerti perasaan istrinya.
Ting!
Lift yang membawa mereka akhirnya sampai di lantai tempat unit yang akan mereka tinggali.
Arga mengajak Dira masuk ke dalam apartemen yang akan mereka tempati.
"Gimana kamu suka? Kalok gak kita bisa ganti unit yang lain," tanya Arga yang melihat Dira diam saja.
"Eh enggak, aku suka kok ini mah bagus banget mas pasti mahal ya? Kamu gak malak sama Papa atau Kakek kan buat beli apartemen ini mas?" tanya Dira sambil bercanda, karna melihat apartemen yang akan mereka tempati termasuk apartemen mewah.
"Kamu gak usah pikirin tentang hal itu, yang penting kamu suka dan merasa nyaman tinggal di sini dan kamu tenang aja aku belinya pake uang aku sendiri," ucap Arga.
"Aku sih di mana pun itu, aku pasti suka asalkan sama kamu," ucap Dira sambil mengerlingkan matanya.
"Dasar genit," dan pergi meninggalkan Dira yang tertawa sendiri.
*
*
Setelah melihat lihat apertemen yang akan mereka tempati, mereka beranjak untuk berangkat ke kampus.
Setibanya mereka di kampus semua orang melihat ke arah Dira dengan tatapan yang sulit diartikan. Dira yang tidak biasa ditatap seperti itu merasa risih.
"Mas di wajah aku gak kotoran atau yang lainnya kan?" tanya Dira memperlihatkan wajahnya di depan Arga, ia merasa aneh dengan tatapan orang orang kampus.
"Nggak ada apa apa kok, muka kamu bersih," jawab Arga sambil memperhatikan wajah Dira dari dekat.
"Terus kenapa dari keluar mobil mereka terus liatin aku, kayak ada sesuatu yang aneh? Beneran tidak ada sesuatu diwajah aku mas atau penampilan aku yang aneh?" Dira kembali bertanya sambil memutar tubuhnya di hadapan Arga.
Arga kembali memperhatikan Dira dari ujung kepala sampai ujung kaki tapi memang tidak ada yang aneh dari penampilan sang istri, Dira terlihat seperti biasa, malah menurutnya Dira terlihat semakin cantik.
"Mmm ... kamu cantik. Udah lah gak usah dipikirin mereka terus ngeliatin kamu karna kamu nya terlalu cantik," ucap Arga berbisik di telinga Dira dan kembali menautkan tangannya dengan tangan Dira dan berjalan menuju kelas. Hal itu malah membuat pipi Dira merah mendengar ucapan suaminya.
"Woy! Ini di kampus tangannya dilepas dulu!" teriak arka yang tiba tiba muncul dibelakang mereka dengan Ivan.
"Tau, mentang mentang sudah sah nempel terus kayak perangko, hargailah kita kita yang jomblo ini," ucap Ivan dengan ekspresi sok sedihnya.
"Iya, mesra mesranya nanti di rumah aja, di kampus kita belajar dulu." Ucap Mita yang tiba tiba sudah berada di samping Dira.
"Buset! Dedek gemes gue kok tiba tiba udah ada disini aja? Sini di samping Abang Arka, biar gak iri liat mereka berdua," ucap arka menggoda Mita.
"Ogah!" ucap Mita
"Hahahaha.... kasian banget Abang Arka di tolak lagi," ucap Dira.
"Sejak kapan kamu panggil arka dengan sebutan Abang?" Arga yang tidak suka mendengar Dira menyebut Arka abang.
"Hahaha...... kayaknya ada bau bau kecemburuan nih," ucap Ivan sambil tertawa melihat Arga yang cemburu.
"Siapa juga yang cemburu," ucap Arga dan masuk ke kelas dengan memegang tangan Dira.
"Hahahaha......." Arka dan Ivan tertawa melihat tingkah Arga yang bagi mereka itu adalah momen yang sangat langka.
Sedangkan Mita tersenyum melihat Arga yang sepertinya sudah mulai memiliki perasaan pada sahabatnya itu, ia merasa lega karena Dira tidak harus merasakan cinta bertepuk sebelah tangan.
"Syukurlah,,,," ucap Mita lalu ia pun masuk ke kelas menyusul Dira, diikuti oleh Arka di belakangnya yang masih menggodanya.
Sementara Ivan masih terus menatap Arga dan Dira yang masuk ke kelas. "Semoga kamu selalu bahagia," gumam ivan sambil tersenyum, entah apa arti senyumannya.
*
*
Di kediaman keluarga Arga.
Sore harinya Arga dan Dira duduk di ruang keluarga untuk membicarakan soal keinginan Arga yang ingin tinggal berdua, disana sudah ada kakek, dan orang tua Arga.
"Jadi apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya papa Arga, yang merasa jika ada hal penting yang ingin dibicarakan Arga.
"Sebenarnya kami merencanakan untuk tinggal berdua pa, kami ingin belajar mandiri," ucap Arga.
"Kalian mau tinggal dimana?" tanya papa Arga kembali.
Arga yang mendengar pertanyaan papanya langsung menjawab "Aku sudah beli apartemen pa, jadi kalau Papa, Mama ataupun kakek gak keberatan kita mau tinggal disana," berharap semoga papanya memberikan izin, sedangkan Dira hanya diam ia akan mengikuti saja gimana nantinya.
"Kalau itu sudah menjadi keputusan kalian papa tidak bisa melarang," ucap papa Arga.
"kalau kakek gimana, kakek nggak keberatan, kan?" tanya Arga menatap kakeknya.
"Kalau kakek terserah kamu, sekarang kamu sudah menjadi kepala keluarga, jadi itu hak kamu untuk membuat keputusan asalkan itu hal yang baik," ucap kakek Irwan memberikan izin.
Arga yang melihat mamanya terlihat berat membiarkannya pindah, langsung memegang tangan mamanya. "Ma, Arga janji bakalan sering sering bawa mantu kesayangan mama ke sini kalau nanti Arga sudah pindah dari sini, Arga tau mama bukannya gak rela harus pisah sama Arga tapi mama gak rela jauh dari mantu mama iya kan?" ucap Arga berusaha mencairkan suasana, yang langsung mendapatkan cubitan dari sang mama.
"Iya! Mama memang gak rela pisah sama mantu mama, mending kamu aja sana yang tinggal di apartemen jangan bawa bawa mantu mama," ucap mama Arga.
"Mana bisa gitu ma, aku mana bisa tidur kalau gak ada istri yang menemani, emangnya mama mau kalau dipisahkan dari papa?" ucap Arga.
"Ya udah sana bawa aja papa kamu tinggal sama kamu biar mama sama mantu mama," ucap mama Arga tidak mau kalah.
"Kok mama bawa bawa papa sih, yang mau pindahkan Arga bukan papa," ucap papa Arga sambil memelototi arga.
Sedangkan Dira dan kakek Irwan hanya menjadi penonton melihat perdebatan ibu dan anak itu.
Arga yang mendapatkan kode dari papanya untuk kembali membujuk sang mama yang takut jika mama beneran mewujudkan omongannya yang tadi, kembali membujuknya.
"Ma izinin ya ma,,, kan mama mau cepet cepet punya cucu, kalau disini Arga kurang leluasa, kalau tinggal berdua Arga kan bisa setiap saat buatnya tanpa ada yang gangguin biar cucu mama cepet jadinya," ucap Arga membujuk mamanya dengan alasan cucu.
Dira yang mendengar hal itu dibuat melongo, dengan ucapan suaminya, bisa bisanya dia membujuk mama dengan alasan membuat cucu.
"Ya udah, tapi kamu harus janji buat sering sering bawa mantu mama kesini," ucap mama Arga.
"Iya mama tenang aja Arga akan sering kesini bawa mantu kesayangan mama," ucap Arga lega karna sudah mendapatkan izin dari keluarganya.
Baru saja Arga dan Dira hendak beranjak dari ruang tamu tiba tiba suara seseorang menggema dari pintu depan yang membuat Arga kesal.
"Assalamualaikum!..."
.
.
.
Bersambung. . . . .
JANGAN LUPA DI LIKE, KOMEN AND FAVORIT😉👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Sri Mulyati
tinggal pindah ke apartemen.
Semoga sesuai omongan Arga.
cepat ada cucu dan cicit Arga Junior.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘
2022-06-09
1
lim woo
apa sih arka iri aje lu
2022-02-21
0