1 Minggu kemudian.
Setelah pembicaraan mereka seminggu yang lalu, hubungan Dira dan Arga tetap seperti biasanya, seperti dua orang yang tidak saling mengenal, Arga yang tetap cuek pada Dira, begitupun dengan Dira walaupun ia sudah lama menyukai Arga, tapi dia bukanlah tipe perempuan yang akan mengekspresikan atau menunjukkan perasaan sukanya pada orang yang ia suka, ia sangat ahli dalam hal menyembunyikan perasaan, terutama terhadap lawan jenisnya. Oleh sebab itu tidak ada yang tau kalau selama ini ia menyukai Arga, kecuali sahabatnya Mita.
"Woy!" Mita tiba tiba saja datang dan mengagetkan Dira yang terlihat sedang melamun di kantin kampus.
"Ish,,, gangguin orang aja," ucap Dira kesal.
"Habisnya dari kemarin gue perhatiin Lo kayak gak ada semangat, Lo lagi mikirin apa?" tanya Mita, karna tidak biasanya sahabatnya yang selalu ceria itu terlihat tidak bersemangat.
"Mit,,, misalnya nih Lo suka sama seseorang dan ternyata orang itu adalah orang yang telah dijodohkan oleh orang tua Lo, menurut Lo gimana Mit ..." tanya Dira ingin tau tanggapan Mita.
"Mmm,,, gue pasti senanglah secara orang yang gue suka ternyata adalah jodoh gue," jawab Mita.
"Tapi gimana kalau dia gak suka sama Lo?" tanya Dira kembali.
"Gue bakalan berusaha buat dia suka sama gue," ucap Mita dengan santai.
"Oh,,, gitu ya ..." ucap Dira.
"Tunggu dulu, kok Lo tiba tiba nanya hal begitu ke gue, jangan jangan Lo lagi menghayal suatu saat Arga bakalan jadi jodoh Lo ya ..." ucap Mita.
"Enak aja, nggak, udah itu makanannya udah datang," ucap Dira mengalihkan pembicaraan. Ia belum siap untuk bercerita soal perjodohannya dengan Arga pada Mita.
*
*
Sementara itu di tempat lain, Arga dan teman-temannya sedang makan siang di cafe dekat kampus tiba-tiba saja mendapatkan telpon dari papanya dan mengabarkan jika sang kakek sudah siuman.
"Hallo,,,, Arga kamu masih di kampus?" tanya papa Arga.
"Iya pa,,, aku lagi makan siang."
"Kalau gitu kamu cepat datang ke rumah sakit kakek sudah siuman dan mencari kamu, jangan lupa kamu bawa Dira kesini sekalian."
"Oh,,, iya bentar lagi aku ke sana Pa," ucap Arga dan langsung mematikan sambungan telponnya dan bergegas untuk mencari Dira.
Arga yang melihat Dira sedang makan bersama Mita di kantin kampus, langsung menghampirinya.
"Anindira kamu ikut aku sekarang!" ucap Arga tanpa basa basi.
Dira dan Mita kaget ketika Arga tiba tiba menghampiri Dira dan langsung mengajaknya pergi.
"Kemana?" tanya Dira.
"Ayo cepat gak usah banyak tanya," ucap Arga dan menarik tangan Dira untuk mengikutinya.
Sedangkan Mita yang terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat masih bengong melihat kepergian mereka.
Ia bertanya tanya dalam hati ada hubungan apa antara mereka berdua karena gak biasanya Arga seperti itu apalagi melihat Dira yang sedikitpun tidak terlihat membantah Arga yang membawanya pergi, karena iya tahu walaupun Dira begitu menyukai Arga ia bukan tipe perempuan yang mudah untuk di bawa pergi begitu saja oleh laki laki selain keluarganya.
"Wah kayaknya satu Minggu ini gue telah melewati hal penting," gumam Mita dan membiarkan rasa penasarannya, ia akan tanyakan nanti pada sahabatnya itu.
Akhirnya Dira pun mau tidak mau mengikuti langkah Arga tanpa bertanya kembali, walaupun ia penasaran kemana Arga akan membawanya dan ada apa.
Di dalam mobil hanya keheningan yang terjadi tidak ada dari mereka yang memulai pembicaraan.
Sampai akhirnya Dira yang sudah tidak sabar ingin tau kemana Arga akan membawanya akhirnya bertanya.
"Arga sebenarnya kita mau kemana?" tanya Dira penasaran.
"Ke rumah sakit kakek sudah siuman," jawab Arga.
"Jadi kakek kamu sudah siuman?"
"Iya, dan dia meminta kita untuk segera ke sana," ucap Arga.
Setelah mengatakan hal itu keduanya kembali terdiam membuat suasana hening di dalam mobil mahal itu kembali terjadi karna antara Dira dan Arga tidak ada yang memulai pembicaraan.
Sampainya di rumah sakit mereka langsung bergegas menuju tempat kakeknya dirawat.
Arga dan Dira masuk dan langsung menemui kakek Irwan, papa dan mama Dira juga ternyata sudah ada disana.
Kakek Irwan yang menyadari kedatangan mereka langsung memanggil Arga dengan suara lemahnya, Arga yang melihat hal itu langsung mendekati sang kakek.
"Arga kamu masih ingat, kan dengan permintaan kakek sebelumnya dan kamu sudah berjanji untuk menurutinya," ucap kakek Irwan dengan suara lemahnya. "Kakek boleh menagih janji kamu sekarang, kan?" ucap Irwan yang mengingatkan Arga tentang permintaannya sebelum ia jatuh sakit dan tak sadarkan diri ia sudah meminta Arga untuk menikahi seorang gadis yang telah dijodohkan dengannya.
"Iya Arga ingat kek ..." jawab Arga.
kakek Irwan beralih memandangi Dira dan meraih tangannya, sambil berkata.
"Kamu pasti Anindira putrinya Arman, kan?" tanya kakek Irwan pada Dira.
"Iya kek,,," jawab Dira singkat.
"Dira kakek adalah sahabat dari almarhum kakek kamu, dulu waktu kalian masih kecil,,, kami berjanji untuk menjodohkan cucu cucu kami yaitu kamu dan Arga," kakek Irwan menjeda ucapannya.
"Dira kamu bersedia, kan menuruti permintaan kakek untuk menikah dengan cucu kakek?" ucapnya kembali dengan suara lemah.
Dira yang ditanya seperti itu hanya bisa memandangi kedua orang tuanya, yang hanya merespon tatapan sang putri dengan menganggukkan kepala pertanda Dira harus menerima permintaan kakek Irwan.
Arga yang menyadari kebingungan Dira langsung menggenggam tangan Dira dan menatapnya dengan yakin dan Dira hanya bisa menghela napas dan meyakinkan dirinya jika ia tidak salah mengambil keputusan.
"Dira bersedia kek," ucap Dira tegas.
"Kalau begitu kalian menikahlah sekarang disini," ucap kakek Irwan, meski perintah itu diucapkan dengan suara lemah tapi terdengar tegas tidak menerima penolakan.
Dira yang mendengarnya sedikit terkejut, apalagi saat mendengar ucapan Arga.
"Baik Kek," yang langsung dijawab oleh Arga.
Akhirnya Dira hanya pasrah saja mungkin ini memang jalan yang sudah ditakdirkan untuknya, lagi pula orang yang akan menjadi suaminya adalah Arga laki laki yang selama ini ia sukai yang menjadi cinta pertamanya.
"Semangat Dira mungkin doa doa yang selama ini kamu panjatkan tentang jodoh masa depanmu sedang dalam proses on going, jadi jalani saja takdir hidup yang telah digariskan kepadamu jangan takut dan sedih, semangat Anindira Putri ..." ucap Dira dalam hati yang menyemangati dirinya yang sedang dilanda rasa nano-nano dihatinya, antara rasa senang Karena akan menikah dengan orang yang ia cintai dan takut akan nasib pernikahannya nanti karena hanya dia yang mencintai Arga.
Akhirnya semua telah siap, persiapannya sederhana saja karena pernikahan akan di lakukan di rumah sakit di ruang VIP tempat kakek Irwan dirawat.
Arga duduk di depan papa Dira dan di sana juga sudah ada penghulu dan beberapa orang sebagai saksi pernikahan Arga dan Dira.
Tidak lama kemudian masuklah Dira yang digandeng oleh mamanya dan juga mama Arga. Dira dengan balutan kebaya putih dan riasan sederhana yang menampakkan wajah cantik dan manisnya meskipun hanya dengan make up yang sederhana.
Dira yang terpesona dengan Arga, meskipun hanya menggunakan jas warna hitam yang sederhana dengan kopiah di kepalanya tidak mengurangi ketampanan seorang Arga Rahardian.
"Astaga tuhan ... calon suami gue ganteng banget ..." batin Dira.
Begitupun dengan Arga yang terpesona dengan penampilan Dira yang terlihat anggun dalam balutan kebaya putihnya meskipun dengan riasan sederhana calon istrinya itu tetap terlihat cantik.
"Saya terima nikah dan kawinnya Anindira Putri binti Arman Prayoga dengan maskawin uang empat juta dua ratus dibayar tunai!" Arga mengucapkan ijab Kabulnya dengan satu tarikan napas.
"Sah...?"
"Sah ..." semua saksi mengucapkan secara bersamaan.
"Alhamdulillah ... saudara Arga dan saudari Dira sekarang kalian telah resmi menjadi suami istri baik secara agama maupun negara," ucap pak penghulu.
Kakek Irwan yang menyaksikan pernikahan cucunya tersenyum bahagia.
"Akhirnya aku berhasil menikahkan cucu cucu kita seperti keinginan mu dulu Surya ..." batin Irwan yang mengingat sang sahabat.
Setelah para saksi mengucapkan kata sah, tidak lupa lantunan doa, langsung dipanjatkan untuk kedua mempelai dengan harapan kebahagian selalu menghampiri rumah tangga mereka.
Dengan arahan pak penghulu Dira meraih tangan Arga yang kini telah resmi menjadi suaminya.
Begitu juga dengan Arga yang memberikan ciuman di kening sang istri.
Dira yang mendapatkan ciuman dari Arga untuk pertama kalinya merasakan jantungnya berdetak dengan sangat kencang, bukan sekedar jedag jedug lagi tapi jantungnya sudah ketar ketir tidak karuan.
Akhirnya Arga dan Dira resmi menjadi pasangan suami istri, dan kehidupan baru akan segera dimulai.
.
.
.
JANGAN LUPA DIKOMEN, LIKE AND FAVORIT😉👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Maya●●●
kondangan nih😁
2022-08-01
2
Senajudifa
makax mira update trs
2022-06-24
0
Nana
ada unboxing ngak yaa 🤣🤣🤣🤣ada kan thorrr?
2022-06-11
1