Happy Reading. . . . . . . . . .
Jangan Lupa di Like😉
.
.
.
Saat Dira dan Mita sedang duduk di kantin kampus sambil menunggu pesanan mereka, terlihat Arga dan kedua temannya mendatangi kantin dan diikuti oleh Elena yang tidak tau malu terus mengikuti Arga tanpa memperdulikan sikap cuek Arga. Elena akan terus berusaha untuk mendekati Arga, ia masih belum percaya jika Arga dan Dira sudah menikah.
"Bener bener tidak tau malu si Elena, kesel gue liatnya," ucap Mita.
"Udah sih kalok kesel nggak usah diliatin, mending kita makan biar kenyang." ucap Dira tidak peduli dengan apa yang dilakukan Elena.
"Lo gak cemburu Dir?" tanya Mita.
"Udah kebal gue," ucap Dira singkat dan ia pun melanjutkan makannya.
Tiba tiba Arga duduk disampingnya dan mengambil bakso yang sedang dimakan oleh Dira. Elena yang ingin ikut duduk di samping Arga tidak jadi karena bangku di meja itu sudah penuh dan dengan terpaksa ia pun pergi mencari meja yang lain.
"Loh mas, kok bakso aku diambil?"
ucap Dira tapi Arga malah menyuapinya.
"Udah makan aja kita semangkok berdua," ucap Arga memakan bakso tersebut sambil menyuapi Dira.
"Nggak panas," gumam Dira sambil memegangi kening Arga.
"Emang aku gak panas," jawab Arga.
Baru saja Dira ingin kembali bersuara Arga terlebih dahulu memotongnya.
"Aku juga nggak kerasukan jin," ucapnya dan kembali menyuapi Dira bergantian dengan dirinya.
Sedangkan Mita dan kedua teman Arga melongo melihat kelakuan Arga yang baru pertama kali mereka lihat.
"Kita bener bener cuma jadi nyamuk disini, Mita lo masih jomblo kan?" tanya Arka.
"Ngapain Lo tanya gue jomblo atau enggak?" tanya Mita jutek.
"Ya, kan kalau Lo jomblo Lo bisa jadi pacar gue," jawab Arka sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Ih ... Walaupun gue jomblo ogah banget gue pacaran sama Lo," ucap Mita.
"Astaga Lo langsung ditolak bro," ucap Ivan sambil tertawa.
"Oh ya Ga, hari ini Lo jadi ke cafe, kan?" tanya Ivan serius.
"Iya, sekalian gue mau ajak Dira juga," ucap Arga dan mereka pun melanjutkan makannya. "Sebelum pulang kita mampir ke cafe dulu Ra,' ucap Arga yang dijawab anggukan oleh Dira.
*
*
Sesampainya di cafe Arga mengajak Dira masuk ke sebuah ruangan yang terlihat seperti ruang kerja pribadi. Dira yang merasa penasaran kenapa Arga mengajaknya kesini akhirnya bertanya ke Arga.
"Mas ini ruangan siapa? kok kamu bawa aku kesini?" Tanya Dira.
" Ini ruangan kerja aku " Jawab Arga.
"Kamu kerja disini?" tanya Dira kembali.
"Iya ini cafe punya aku."
"Hah, sejak kapan?"
"Dari baru kuliah aku, Ivan dan Arka mulai merintis cafe ini."
"Ooo.... gitu, berarti kamu kasih aku uang bulanan kemarin dari hasil cafe ini dong mas?"
"Iya, masak aku udah nikah tapi masih nafkahi kamu pake uang dari orang tua sih."
Kemudian Arga pergi meninggalkan Dira di ruang kerjanya karna ada yang harus dibahas dengan kedua temannya terkait perkembangan cafe.
Dira yang bosan menunggu Arga akhirnya tertidur di sofa ruang kerja Arga.
"Ra ... bangun ... kita pulang ..." ucap Arga membangunkan Dira.
"Mmm ... kamu udah selesai?" tanya Dira mengucek matanya.
"Iya, tapi kita sholat magrib dulu, baru setelah itu kita pulang," ucap Arga.
Setelah sholat magrib barulah Arga dan Dira pergi meninggalkan cafe.
*
*
Pagi harinya seperti biasa Dira menyiapkan pakaian yang akan digunakan Arga.
Karna hari ini mereka tidak ada kelas maka hari ini Arga akan ke kantor papanya. Jadi dari beberapa bulan lalu semenjak kakeknya sakit arga sudah mulai membantu papanya ketika jadwal kuliah tidak terlalu padat, seperti hari ini.
"Ra, hari ini kamu siapin pakaiannya yang formal, hari ini aku ikut papa ke kantor dan jangan lupa," belum sempat Arga meneruskan ucapannya Dira sudah terlebih dahulu menjawab
"Iya, iya, siap tuan muda ..." paham dengan apa yang ingin dikatakan Arga.
"Good!" ucap Arga mengacungkan jempolnya.
Setelah menyiapkan pakaian Arga, Dira pun langsung turun ke bawah untuk membantu bibi menyiapkan sarapan. Ya walaupun hanya bantu bantu mindahin makanan ke meja makan.
"Aku ke atas dulu bik, mau panggil mas Arga dulu buat sarapan," ucap Dira.
"Iya Non ..."
Ketika masuk ke kamar Dira langsung di buat terpesona oleh penampilan Arga. Suaminya itu terlihat semakin tampan dengan pakaian formalnya.
"Haaa ... gila suami gue ganteng banget pantesan si ulat keket sampai gak tau malu ngejar ngejar dia, orang modelannya udah mau ngalahin aktor Korea aja, sumpah jantung gue gak kuat udah kayak diajak lari maraton aja" batin Dira sambil menatap Arga penuh kagum.
"Udah gak usah diliatin terus, suami kamu ini memang sudah ganteng dari lahir," ucap Arga.
"Astaga mas Arga ku sejak kapan berubah jadi cowok narsis? Kebanyakan bergaul sama orang orang aneh sih," ucap Dira yang mengingat teman teman laknat Arga.
" Emang, termasuk kamu."
"Jadi maksud mas Arga aku aneh?!"
"Aku gak bilang begitu, kamu sendiri loh, yang bilang kamu aneh," ucap Arga. "Hahahaha..." Arga keluar dari kamarnya sambil tertawa dan meninggalkan Dira yang bengong.
Bukannya marah Dira malah kembali dibuat terpesona dengan tawa Arga, untuk pertama kalinya ia melihat Arga tertawa lepas seperti itu.
"Sumpah ganteng banget ..." ucapnya sambil memegangi dadanya.
Di meja makan Dira mengambilkan nasi beserta lauk pauknya untuk Arga, ia sudah mulai terbiasa dengan perannya sebagai istri dan benar benar belajar untuk menjadi istri Soleha seperti katanya yang selalu menyebut dirinya dengan sebutan itu.
Setelah sarapan Dira juga mengantar Arga sampai depan pintu dan membawakan tas kerjanya.
"Salam dulu dong ..." ucap Dira lalu mencium tangan suaminya, Arga yang dicium tangannya oleh Dira tertegun, padahal ini bukan pertama kalinya Dira mencium tangannya setelah mereka menikah. Tapi kali ini rasanya berbeda seperti ada sesuatu yang menggelitik dihatinya.
Arga yang tidak ingin terlihat gugup di depan Dira berusaha mengontrol ekspresinya agar terlihat biasa saja.
"Wah kayaknya kamu udah benar benar jadi istri Soleha," ucap Arga.
"Aku, kan memang istri Sholeh kamu nya aja yang baru nyadar, oh iya mas nanti kalau pulang beliin mie ayam ya ..." ucap Dira sambil memperlihatkan wajah memelasnya.
"Iya, nanti aku belikan."
Cup
Kali ini bukan suara pesan masuk dari hp Arga. Tapi Arga benar benar mencium kening Dira dan mengelus rambut Dira.
"Aku berangkat kerja dulu, Assalamualaikum ..." ucap Arga kemudian beranjak meninggalkan Dira yang masih kaget karena ciuman dari Arga.
Sedangkan Dira masih diam mematung sambil memegangi dadanya tanpa memperdulikan mobil Arga yang sudah tidak terlihat.
"Astaga Arga menciumnya, ini bukan mimpi kan kalau mimpi jangan bangun dulu Anindira," gumam Dira sambil menepuk nepuk pipinya dan ternyata ia tidak mimpi ciuman tadi nyata Arga benar benar menciumnya.
Sedangkan Arga sepanjang perjalanan ia terus tersenyum sendiri mengingat apa yang dilakukannya tadi.
.
.
.
Bersambung. . . . .
JANGAN LUPA DI LIKE, KOMEN AND FAVORIT😉👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Visual Arga dengan pakaian formalnya.
...Mohon sarannya untuk tulisan yang lebih baik😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ayu syahfitri
makin lengket nih arga dan dira
2022-07-14
0
Sri Mulyati
semakin sayang deh mereka berdua.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-06-09
2
Ning Rum
awal yg baik
2022-03-10
0