Dira hanya diam saja sambil menundukkan kepalanya, ia tidak tau harus bersikap seperti apa sampai akhirnya terdengar suara Arga yang meminta izin pada papanya untuk mengajak Dira keluar.
"Maaf om Tante, boleh saya izin untuk bicara berdua saja dengan Anindira?" tanya Arga meminta izin pada orang tua Dira.
"Oh,,,, kalau begitu silahkan Nak Arga, mungkin ada yang ingin kalian bicarakan terkait dengan perjodohan kalian," ucap papa Dira memberi izin, agar keduanya bisa berbicara berdua.
"Ayo," ucap Arga setelah mendapatkan izin dari Arman.
Ia pun membawa Dira untuk mengobrol di cafe sebrang rumah sakit.
Setibanya di sana Arga langsung mengajak Dira untuk duduk dan ngobrol sambil menunggu pesanan mereka.
"Oh ya,,, kayaknya kita gak perlu saling memperkenalkan diri secara kita udah satu kelas dari SMA, gak mungkinkan kamu lupa sama aku?" tanya Arga.
"Ya ampun Arga gimana aku bisa lupa sama kamu, yang ada aku malah lupa cara melupakanmu," Batin Dira dengan gombalan receh nya.
"Masih ingat kok," ucap Dira kaku.
"Oh,,, syukurlah kalau begitu, jadi menurut kamu gimana, apa kamu menerima perjodohan ini? Tanya Arga.
"Menurut kamu gimana,,, apa kamu akan menerima untuk dijodohkan denganku?" Dira balik bertanya.
"Kamu bukannya jawab malah nanya balik, kalau aku gak bisa menolak, soalnya ini adalah permintaan kakek dan aku sudah janji untuk menerima perjodohan ini, terus kamu gimana?" tanya Arga kembali.
"Aku juga gak bisa menolak permintaan papa, apalagi perjodohan ini adalah wasiat dari kakek aku," jawab Dira.
"Ok! Kalau gitu kita sudah sepakat untuk menerima perjodohan ini dan itu artinya kamu udah siap untuk menikah denganku kapanpun kakek memintanya, jadi kamu tidak punya kesempatan untuk menolak bahkan jika kakek minta kita nikah detik ini juga kamu harus setuju," ucap Arga panjang lebar.
"Iya,"
"Jawaban kamu pasrah banget, aku udah bicara panjang lebar kamu jawabnya cuma iya doang?" Ucap Arga kesal.
"Kamu gak tau aja kalau aku grogi ngobrol sama kamu, gimana mau jawab panjang keburu jantung aku yang jedag-jedug gak karuan." ucap Dira dalam hati karena untuk pertama kalinya ia ngomong berdua seperti ini dengan Arga.
Tidak lama setelah itu pesanan mereka datang dan karena mereka masih sama sama canggung merekapun melanjutkan makan dalam suasana hening.
Mereka telah selesai dengan makanannya. Tapi sebelum mereka beranjak meninggalkan cafe, Arga kembali mengeluarkan suaranya.
"Dira ada satu lagi yang ingin aku sepakati denganmu," ucap Arga sambil menatap Dira.
"Apa?"
"Jika kita benar benar telah menikah, aku ingin kita merahasiakan pernikahan ini, terutama di kampus," pinta Arga sambil menunggu persetujuan Dira.
"Baiklah jika itu yang kamu inginkan aku menyetujuinya," ucap Dira tersenyum kecut, sepertinya benar dugaannya Arga terpaksa menerima perjodohan ini.
"Bagus, kalau begitu kita hanya perlu bersiap jika sewaktu waktu kakek meminta kita untuk menikah," ucap Arga.
"Ok," jawab Dira sambil menahan sesak di dadanya.
Setelah mengatakan hal itu Arga beranjak dari duduknya meninggalkan Dira di cafe.
Dira masih belum beranjak untuk menyusul Arga. "Aku berharap suatu hari nanti kamu akan mencintaiku Arga," gumam Dira sambil menatap punggung Arga yang semakin menjauh.
Setelah mengobrol banyak hal dengan keluarga Arga akhirnya Dira dan kedua orang tuanya pun berpamitan untuk pulang.
Sebelum ia masuk ke mobil Arga kembali mengingatkannya tentang pembicaraan mereka tadi. "Ingat dengan kesepakatan kita, jika kamu harus siap untuk menikah kapanpun itu," bisik Arga ketika ikut mengantar Dira dan kedua orang tuanya ke depan rumah sakit.
"Iya," ucap Dira sambil menganggukkan kepalanya mengerti.
Dira menatap keluar jendela sambil menghela napas berkali kali untuk mengurangi perasaan tidak nyaman yang mengganjal di hatinya.
Ia telah lama menyukai sosok dingin itu, tapi Dira tidak memiliki keberanian untuk menunjukkan perasaannya jadi ia hanya bisa memendam dan memperhatikan wajah tampan itu dari jauh.
Arga Rahardian adalah seseorang yang banyak dikagumi kaum perempuan karena ketampanannya, dan pastinya tajir.
Sikap dingin serta cueknya terhadap seorang wanita tidak membuat mundur perempuan perempuan yang mengejarnya.
Bahkan seorang gadis cantik bernama Elena yang dijuluki sebagai primadona di kampusnya terus mendekatinya tapi sedikitpun tidak direspon oleh Arga.
Jika perempuan sekelas Elena pun Arga tolak bagaimana dengan Dira yang tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan sang primadona kampus itu.
*
*
Esok harinya.
Hari ini Arga benar benar telat ke kampus, untungnya dosen yang mengisi kelas hari ini belum datang jadi ia tetap bisa mengikuti perkuliahan tanpa mendapatkan teguran dari dosen.
Permintaan sang kakek untuk menikahi seseorang yang telah dijodohkan dengannya membuatnya tidak fokus mengikuti perkuliahan, apalagi kondisi kakeknya yang semakin menghawatirkan mau tidak mau ia harus mengabulkan permintaan kakeknya untuk menikah.
Setelah kelas selesai kedua temannya Arka dan Ivan mendekatinya.
"Lo kenapa Ga?
Gue perhatiin dari tadi Lo kayak gak fokus mengikuti kelas?" tanya Ivan.
"Gue ceritanya nanti aja, sekarang gue mau makan dulu," ucap Arga yang langsung beranjak dari kelasnya yang diikuti kedua temannya.
Setelah memesan makanan, Arka yang tidak sabaran langsung saja bertanya.
"Lo sebenarnya ada masalah apa Ga? Gak biasanya Lo nggak fokus kayak tadi?"
"Gue disuruh nikah," jawab Arga singkat.
"What!!!" ucap Arka dan Ivan bersamaan karena kaget dengan jawaban Arga.
"Lo serius Ga? Lo nggak sedang bercanda, kan?" tanya Ivan.
"Emangnya muka gue Keliatan bercanda?" Arga malah balik bertanya, bukannya menjawab pertanyaan Ivan.
"Ya enggak sih orang muka Lo datar begitu, jadi Lo serius dengan ucapan Lo barusan? Terus Lo setuju gitu?" cerocos Arka yang hanya dijawab anggukan oleh Arga.
"Tapi gimana dengan si Elena bukannya gosipnya Lo pacaran sama itu cewek?" ucap Ivan sambil tertawa mengejek.
"Terus Lo percaya?" ucap Arga singkat.
"Oohhh ..." ucap keduanya tanpa menanyakan kembali, karena yang iya tau Elena lah yang selalu mengejar Arga dan ngaku ngaku sebagai pacarnya Arga, dan mereka pun melanjutkan kegiatan makan siangnya.
Sementara Ivan terus menatap kearah lain sambil tersenyum samar, entah apa yang ia lihat sampai membuatnya tersenyum.
.
.
.
Bersambung . . . . . . .
Jangan lupa di like👍🏻
Komen
Favorit
Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
lanjuttttt
2022-08-16
1
Chayra
lucu si dira ih,, gemes 😂
2022-07-11
0
Chayra
wkwkwkwkwk
2022-07-11
0