Happy Reading. . . . . . . . . .
Jangan Lupa di Like😉
.
.
.
Ketika Arga dan Dira akan masuk mobil tiba tiba seseorang memanggil Arga.
"Arga!!!"
Mereka pun berhenti ketika mendengar seseorang memanggil Arga dan orang itu menghampiri Arga yang ternyata adalah Elena.
Ia menghampiri Arga sambil tersenyum tanpa memperdulikan keberadaan Dira.
Dira yang melihat hal itu tersenyum jengah dengan kelakuan titisan ulat keket itu.
"Hai Arga, kamu udah mau pulang?" tanya Elena.
"Hm," jawab Arga singkat.
"Arga kita kan searah aku boleh, kan nebeng sama kamu, soalnya ban mobil aku kempes Ga," ucapnya sambil menunjuk ban mobilnya yang kempes lebih tepatnya sengaja dikempesin.
"Gak bisa Kita ada urusan ke tempat lain jadi Lo gak bisa ikut," yang langsung dijawab oleh Dira.
"Apaan sih, gue ngomongnya sama Arga bukan sama Lo. Lagian ini mobil Arga bukan mobil Lo kan?" ucap Elena pada Dira.
"Boleh ya Ga, kamu gak kasian sama aku?" Elena kembali memohon agar iya bisa semobil dengan Arga.
"Cepat naik," ucap Arga datar yang mengizinkan Elena untuk ikut ke mobilnya.
"Loh Ga bukannya tadi kamu bilang kita akan ke rumah sakit ,masak kita harus anterin dia dulu," ucap Dira protes.
"Kita ke rumah sakit dulu baru kita anterin Elena," jawab Arga.
"Ha? Ke rumah sakit? Memang siapa yang sakit Ga?" tanya Elena penasaran.
"Kakeknya," Dira yang menjawab pertanyaan Elena.
"Ayo cepat masuk," ucap Arga.
Dira yang mendengar hal itu sedikit kecewa karena Arga tidak keberatan mengantar Elena apalagi sampai rela membawanya ikut ke rumah sakit dengannya.
Sedangkan Elena yang diperbolehkan Arga untuk ikut, apalagi ia akan diajak Arga untuk menjenguk kakeknya, merasa senang karena ia yakin pasti kedua orang tua Arga juga ada disana dan ia berniat untuk mendekati keluarga Arga dan setelah itu ia bisa membujuknya agar ia bisa dekat dengan Arga.
"Gue harus bisa ambil hati keluarga Arga, gue harus terlihat baik di depan keluarganya agar gue bisa dekat dengan Arga bahkan menjadi kekasihnya," batin Elena.
Elena yang begitu senang bisa semobil dengan Arga dan bertemu dengan keluarganya langsung membuka pintu depan mobil dan ingin duduk di samping Arga, tapi sebelum hal itu terjadi Arga mencegahnya.
"Lo duduk di kursi belakang, Ra kamu di depan," menyuruh Dira untuk duduk di kursi depan yang Dituruti Dira tanpa membantah.
Sepanjang perjalanan Elena terus mengoceh yang membuat telinga Dira menjadi panas, ingin rasanya ia memberitahu pada titisan ulat keket itu kalau ia adalah istri sah Arga supaya dia berhenti kepedean untuk terus mendekati arga, tapi melihat Arga hanya diam saja membuatnya merasa kalau Arga sepertinya tidak ingin orang lain tau tentang pernikahannya.
"Ga kok kamu bisa pulang sama ini cewek sih?" tanya Elena.
"Bukan urusan Lo," jawab Arga.
"W**ahai Elena si titisan ulat keket, asal Lo tau aja ya kalau gue adalah istri dari orang yang Lo kejar kejar, dasar tidak tau malu suami orang di incar mau jadi pelakor Lo?" ucap Dira yang hanya berani ia ucapkan dalam hati. Seandainya ia tidak ingat dengan kesepakatannya dengan Arga untuk merahasiakan pernikahan mereka, ingin rasanya ia mengatakannya pada Elena tentang statusnya sebagai istri Arga.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka telah sampai di rumah sakit dan langsung menuju ruangan tempat kakek Irwan dirawat.
Dira terlebih dahulu masuk dan diikuti oleh Arga dan Elena.
"Assalamualaikum ..." ucap Dira sambil menyalami mertuanya.
"Wa'alaikumussalam ..." jawab mama Arga yang langsung menyambut mantu kesayangannya itu dan memeluknya dengan sayang tanpa menyadari keberadaan Elena.
Elena yang melihat Dira dan seseorang yang ia yakini adalah mama Arga begitu dekat dan terlihat jika wanita paruh baya itu menyayangi Dira merasa heran dan ada rasa iri.
"Halo Tante kenalin aku Elena, Tante mamanya Arga ya?" ucapnya memperkenalkan diri.
Rika yang baru sadar akan keberadaan Elena mengira jika dia temannya Dira tersenyum dan menyambut uluran tangan Elena.
"Iya saya mama Arga, kamu pasti temannya Dira ya?"
"Eh bukan Tante saya teman dekatnya Arga," ucapnya sambil menyelipkan anak rambutnya dengan memasang senyum malu malu kucing.
Dira yang melihat hal itu tersenyum sinis ke arah Arga dan duduk di sofa menyaksikan drama yang sedang dilakoni Elena.
Ingin rasanya ia kasih balsem biar gak kegatelan terus sama suami orang.
"Dasar si ulet keket kegatelan banget mau aku garuk pake garpu biar gak terus terusan bertingkah kegatelan. Arga juga diam aja liat si ulat keket itu jangan jangan ia malah suka digatelin titisan ulet keket," batin Dira kesal.
Arga yang melihat senyum sinis Dira ia yakin kalau istrinya itu sedang kesal dengannya dan Elena.
Rika yang melihat tingkah laku Elena menyadari jika ada bau bau bibit pelakor disekitar anak dan menantunya langsung waspada, karna yang ia tau putranya yang dingin itu bukan tipe orang yang mudah dekat dengan perempuan apalagi sampai berteman.
Dengan laki laki saja ia hanya melihatnya selalu bersama Ivan dan Arka.
"Oh ... kamu temannya Arga? Berarti kamu tau dong kalau Arga sekarang sudah punya istri?" tanya Rika sengaja ingin memberitahukan pada Elena jika putranya sudah menikah.
"Ha! istri, maksud Tante Arga sudah menikah? Gak mungkin, lagian dari tadi aku gak liat istri Arga disini," ucapnya tidak percaya.
"Loh bukannya tadi katanya kamu teman dekatnya Arga, masak teman kamu nikah kamu gak tau," ucap mama Arga kembali dengan nada menyindir.
Arga yang melihat hal itu hanya menyaksikan saja, karna ia tau mamanya pasti bisa menyingkirkan wanita sejenis Elena yang terus mengejarnya itu.
"Kalau begitu saya kenalin kamu dengan menantu kesayangan saya, Dira sini sayang," memanggil Dira untuk mendekat.
"Ini kenalin Anindira Putri, istri sah dari Ardi Rahardian menantu kesayangan keluarga Rahardian," ucap Rika memperkenalkan Dira.
Elena yang mendengar ucapan mamanya Arga yang memperkenalkan Dira sebagai istri Arga begitu kaget, ia tidak pernah menyangka jika Arga sudah menikah apalagi dengan perempuan bernama Dira itu.
Namun Ia yang sudah dikuasai oleh egonya yang ingin memiliki Arga tetap tidak percaya dengan apa yang dikatakan mamanya Arga.
"Arga mama kamu pasti bohongkan? Pasti kalian sengaja bersekongkol supaya aku tidak lagi ngejar ngejar kamu, pokoknya aku gak percaya dan aku akan tetap berusaha buat dapatin kamu bahkan jika kamu benar sudah menikah, karna cuma aku yang pantas buat kamu," ucap Elena dan ia pun langsung pergi tanpa mau mendengarkan kembali ucapan orang orang yang ada disana.
Mama Arga hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan gadis cantik itu, tapi sayangnya otaknya dangkal.
"Astaga, padahal cantik tapi kok kelakuannya kayak gitu ckckck ... pokoknya Arga sekarang kamu harus lebih hati hati dan tegas sama perempuan perempuan di luar sana apalagi yang modelannya kayak tadi, jangan sampai kamu membuat menantu cantik mama sakit hati awas aja kamu," ucap Rika sambil memberikan peringatan pada Arga.
"Iya ma, aku udah berasa kayak anak kandung rasa anak tiri, kayaknya mama lebih sayang sama menantu mama dari pada aku," ucap Arga dengan mode merajuk.
Dira yang melihat hal itu jadi terharu dengan perlakuan mertuanya itu, ia jadi merasa sangat berharga.
"Aaa ... aku jadi kangen mama ku," ucap Dira dalam hati yang melihat Arga merajuk pada mamanya. "Eh tapi Arga gak bakalan marah sama aku kan gara gara mama mengatakan soal hubungan kita pada Elena?" batin Dira merasa tidak enak.
"Ya udah sekarang mending kalian temuin kakek sepertinya dia sudah bangun," ucap mama Arga yang menyuruh Arga dan Dira masuk ke kamar tempat kakek Irwan dirawat karena ruangan tempat kakeknya dirawat sudah seperti rumah lengkap juga dengan dapurnya.
"Kakek ..." ucap Dira langsung mendekat ke ranjang kakek Irwan dan menyalaminya.
"Cucu kakek, kamu baik baik saja kan? Arga gak memperlakukan kamu dengan buruk kan?' ucapnya sambil mengelus kepala Dira.
"Jadi yang ditanyain cuma Dira aja aku udah di lupain, lagian nggak mama nggak kakek yang di tanyain pasti bagaimana perlakuan aku ke Dira sekali kali gitu aku juga ditanyain," ucapnya protes ke kakeknya.
Sedangkan Dira , kakek dan juga mamanya hanya tertawa melihat Arga yang sedang merajuk. Sepertinya Dira sudah lupa dengan kekesalannya pada Elena.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh saking asiknya mereka mengobrol bahkan disana juga sudah ada papa Arga. Karena sudah malam akhirnya Dira dan Arga berpamitan untuk pulang.
Sebenarnya Dira ingin menginap menemani mertuanya untuk menjaga kakek tapi tidak diperbolehkan oleh mertuanya itu.
"Dira beneran gak dibolehin nginep ma?" Tanya Dira pada sang mama.
"Nanti kalau kamu nginep Arga kesepian gak ada yang nemenin," jawab mama Arga.
"Udah kalian lebih baik fokus saja untuk membuat adonan cucu cucu yang lucu," papa Arga menggoda anak dan mantunya itu
"Iya bener kata papa kamu,,, lebih baik fokus buat adonannya, bukannya kamu udah janji mau memberikan kekek sebelas cicit," kakek Irwan ikut menimpali menggoda Dira yang pipinya sudah seperti terbakar saking merahnya.
"Udah Kek, jangan di godain terus istri aku, Kakek gak liat mukanya udah merah gitu," sedangkan Dira hanya tersenyum menanggapi candaan kakek Irwan.
Setelah berpamitan dengan kedua orang tua Arga dan juga Kakeknya, Dira dan Arga pun akhirnya pulang.
*
*
Setelah mobil Arga sampai di kediamannya, ia melihat kesamping dan ternyata Dira sudah tidur dengan nyenyak.
"Astaga malah tidur,,,, udah bangunnya susah lagi, Ra,, Ra,, Anindira,,," gerutu Arga yang berusaha membangunkan Dira tapi ia tak kunjung bangun dan akhirnya Arga pun menggendong Dira dan membaringkannya di ranjang.
"Good night ... ."
Cup!
.
.
.
Bersambung . . . . . . .
JANGAN LUPA DI KOMEN, LIKE AND FAVORIT😉👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Secara tak langsung Arga memberi celah utk orang ketiga..Ntar kalo Dira di deketin cowok lain kamu jgn marah ya Ga..
2024-02-11
0
Senajudifa
jgn kesel2
2022-06-26
1
Nana
benar Mom si arga ga tegas tuuhh
2022-06-11
0