Kangen Love, aku lagi dilapangan tadi. Sekarang sedang daftarkan Balen lomba berenang, Daniel sudah rusuh ingatkan aku tiap hari.
Pesan Rumi akhirnya dibalas pukul dua siang, Rumi lagi sibuk-sibuknya di kantor jadi tidak lihat handphone lagi. Tadi sudah beberapa kali mengintip tidak ada respon dari Larry.
Yumi aku dilapangan lagi, di Warung Elite Cabang Utara dampingi anak-anak latihan basket. Handphone aku tinggal di locker.
Sore pukul empat menjelang pulang kantor baru Rumi bisa melihat handphonenya lagi. Senyum-senyum membaca pesan dari Larry. Padahal Larry cuma tulis begitu, tapi Rumi senangnya bukan main.
"Pulang Rum?" ajak Aditya pada Rumi, tadi Rumi sudah bilang mau nebeng Aditya. Bukan nebeng sih tapi minta antar pulang karena rute mereka berbeda.
"Sudah selesai semua? kita tidak perlu lembur?" tanya Rumi pada Aditya.
"Terserah mau ikut lembur atau aku antar pulang, setelah antar kamu aku kembali lagi ke sini." kata Aditya.
"Jangan sok rajin deh, kita lembur saja." kata Rumi, membuat Aditya terkekeh.
"Apanya yang sok rajin, Bos minta antar pulang ya harus antar Bos dulu dong." Aditya menggoda Rumi.
"Bosyong." jawab Rumi tertawa, Aditya selalu saja bilang Rumi Bos padahal mereka setara. Dan Aditya sudah lebih senior dari Rumi.
Mereka kembali lanjutkan pekerjaannya, Rumi sampai lupa balas pesan dari Larry karena kesibukannya di kantor hari ini. Tepat pukul tujuh malam, pekerjaan Rumi dan tim selesai, barulah mereka memutuskan untuk pulang. Sesuai rencana Rumi pulang diantar Aditya. Supir kantor dibiarkan pulang cepat hari ini, karena kasihan kalau harus antar Rumi dulu. Kalau Aditya tidak kasihan karena rumahnya tidak terlalu jauh dan tidak gunakan kendaraan umum seperti Pak Supir.
"Makanya punya pacar dong, jadi kalau pulang malam begini ada yang jemput." gerutu Aditya yang seakan tidak iklas antar Rumi pulang.
"Iya sebentar lagi juga ada yang antar jemput, kamu jangan sedih tidak bisa antar aku pulang lagi." jawab Rumi tengil membuat Aditya tertawa.
"Siapa?" tanya Aditya penasaran.
"Kalau dikasih tahu nanti kamu kagum lagi." kata Rumi bertambah tengil.
"Ish... Pak Atim ya?" Aditya menggoda Rumi, Pak Atim yang paling sering antar jemput Rumi kalau sedang tidak di pakai Mami.
"Pak Atim saja kandidat yang bisa antar aku pulang ya?" Rumi jadi tertawa, Aditya orang kepercayaan Opa Santoso yang diminta menjaga Rumi.
Untung saja istri Aditya tidak cemburuan, waktu Rumi masih suka minum sering kali Aditya dihubungi pihak club dini hari karena diminta menjemput Rumi yang sudah tidak sadarkan diri.
"Dit, gue tahu siapa yang paling bahagia karena sekarang gue sudah tidak bikin ulah lagi." kata Rumi pada Aditya.
"Gue lah." jawab Aditya.
"Istri lu lah, karena suaminya tidak diganggu lagi." Rumi terbahak.
"Ini masih mengganggu masih minta diantar pulang." jawab Aditya membuat Rumi terbahak.
"Nanti kalau sudah beres aku minta maaf khusus sama istri dan anak-anak kamu deh." kata Rumi tertawa.
"Beres apa? gue sudah dikontrak seumur hidup sama bigbos buat awasi tuan putri." kata Aditya membuat Rumi kembali terkekeh, siapa yang bisa lawan Opa Santoso kalau sudah perintah.
"Larry tuh." tunjuk Aditya saat parkirkan kendaraannya didepan rumah Papi Mario, lihat Larry baru saja tiba dan turun dari mobil.
"Ah kok dia datang." Rumi jadi sumringah.
"Sudah tidak bertepuk sebelah tangan rupanya." Aditya terkekeh. Rumi pun ikut terkekeh lalu segera turun dari mobil setelah ucapkan terima kasih pada Aditya.
"Larry duluan." teriak Aditya dari dalam mobil sambil lambaikan tangan pada Larry.
"Mas Adit hati-hati." Larry balas lambaikan tangan pada Aditya.
"Leyi, kamu kok kesini." Rumi langsung senyum-senyum bahagia. Katanya tidak mau bertemu Rumi hari ini.
"Kamu marah?" tanya Larry pada Rumi.
"Tidak." Rumi gelengkan kepalanya pandangi Larry yang sekarang ada dihadapannya.
"Pesan aku dibaca saja tidak dibalas." kata Larry membuat Rumi tambah berbunga-bunga karena Larry khawatirkan Rumi merajuk. Rumi tersenyum memandang Larry.
"Senyum-senyum lagi." Larry pandangi Rumi, lega karena Rumi tidak merajuk.
"Takut ya aku marah, berarti beneran Love." kata Rumi membuat Larry tersenyum lebar.
"Masuk yuk." ajak Rumi pada Larry.
"Sudah malam." Larry melirik jam dipergelangan tangannya, sudah pukul delapan malam.
"Kamu juga capek baru pulang kerja." kata Larry lagi.
"Mami dan Papi belum pulang, aku sendiri juga di rumah, temani aku sampai Papi dan Mami pulang." kata Rumi melihat Mobil Papi belum ada di parkiran.
"Aku juga belum makan, temani makan dulu." pinta Rumi berharap.
"Mau makan dimana?" tanya Larry.
"Terserah..." mulai bergaya ala wanita pada umumnya bilang terserah.
"Ayo..." ajak Larry langsung saja Rumi bergayut manja dilengannya. Rasanya mau peluk saja karena Rumi sudah kangen Larry dari mulai buka mata tadi pagi. Rumi lepaskan gandengan tangannya saat Larry bukakan pintu mobilnya untuk Rumi.
"Aku senang kamu kesini." Rumi sampaikan apa yang ia rasakan.
"Karena pesanku dibaca saja." jawab Larry tersenyum.
"Tadi aku sibuk urus persiapan syuting iklan hari minggu, jam empat baru lihat handphone baru mau balas ternyata harus lembur. Jadi fokus urus kerjaan tidak lihat handphone lagi." Rumi menjelaskan.
"Katanya semalam kamu tidak bertemu aku." kata Rumi tertawakan Larry.
"Iya." hanya iya saja tidak jelas, Rumi tertawa. Harus dipancing baru ketahuan maksud iya nya itu apa.
"Ternyata kangen ya?" pancing Rumi.
"Hmmm..." mengangkat alis sambil fokus menyetir bikin Rumi gemas saja.
"Aku juga kangen." kata Rumi membuat Larry menoleh dan tersenyum pada Rumi.
Larry parkirkan kendaraannya di Salah satu restaurant di dekat komplek perumahan, tidak terlalu jauh dari rumah.
"Ayo katanya lapar." kata Larry ajak Rumi turun dari Mobil. Larry turun lebih dulu, Rumi pun ikut turun.
"Besok-besok kalau lembur kasih tahu, biar aku jemput." kata Larry pada Rumi.
"Katanya tidak mau antar jemput kalau belum di restui." Rumi ingatkan Larry.
"Besok kan hasilnya keluar. In syaa Allah sehat dan semua lancar." jawab Larry berharap.
"Leyi Aku lupa, aku kan lagi detox, jadi hari ini hanya makan semangka seharian." kata Rumi tertawa sadari kebodohannya.
"Jadi?" Larry tanyakan Rumi.
"Harus cari semangka, supaya detox dari pagi tidak sia-sia." jawab Rumi.
"Ayo ke toko buah." ajak Larry, disana ada jual jus atau beli saja buahnya biar Rumi makan.
"Kamu sudah makan?" tanya Rumi.
"Sudah tadi di Cabang Utara." jawab Larry.
"Berarti cuma temani aku makan saja ya?" tanya Rumi.
"Iya kan kamu minta di temani tadi." kata Larry menggandeng Rumi susuri pertokoan menuju toko buah, tanggung kalau harus pindah parkiran lagi. Untung saja ada semangka belah jadi Rumi tidak harus beli utuh karena terlalu banyak untuk malam ini. Langsung dimakan ditempat, karena toko buah siapkan meja-meja untuk pelanggan yang mau makan buah ditempat ataupun minta dibuatkan jus murni.
"Thank you Leyi." bisik Rumi pada Larry.
"Anytime Love." Larry balas berbisik buat Rumi jadi tambah berbunga-bunga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Rani Seftia
up lgi thor.penasaran nunggu hasil ny
2022-02-06
2
ida maruli
aaaaa sweet banget deh... nggak sabar nunggu hasil tes keluar
2022-02-06
2
Fitri Raihan
Kok aku seneng yach,,, ayo thor up lagi aku tunggu 😍😍😍
2022-02-06
2