BAB 19 : NONTON BIOSKOP

Nandang dan Andini sudah berada di sebuah tempat makan bakso terkenal enak di kota mereka.

Ini adalah kali pertama Nandang pergi dengan Andini tanpa emak. Mana janjian sama Naila lagi. Saat di desa dulu saja ia tak pernah sebegininya menjaga adik satu satunya itu. Tapi, berhubung mereka kini sudah tinggal di kota besar. Tentu saja Nandang tidak berani menolak permintaan sang emak.

Nandang lama merindukan senyum Naila, ia juga sadar ada getaran aneh dalam dadanya saat hanya mendengarkan nama Naila saja di sebut oleh Andini.

Tapi, Nandang tidak berani menyimpulkan jika itu cinta atau bukan. Ia merasa belum jadi manusia. Tapi kadang ada nama Naila ia sebut untuk memohon agar bisa bertemu kembalk dalam keadaan sehat, syukur syukur bisa selalu dekat.

Hanya verbal Nandang selalu tidak singkron dengan hatinya. Ia tak pernah memperlakukan Naila dengan baik, ia lebih suka meledek pipi chuby Naila yang ternyata bahkan tidak pernah menyusut sejak dulu.

Naila tetap bertubuh agak bongsor, karena itulah dia tumbuh menjadi remaja yang pemalu dan sulit mendapat teman setulus Andini yang sejak dulu selalu baik dengannya.

Naila anak semata wayang, mana mungkin di ijinkan pergi begitu saja sendirian. Kalau tidak Tatik, supir, tentu ayahnya sendiri yang akan mengantarnya kemana mau. Seperti hari ini, ia di antar oleh sang ayah.

Perjanjian dari rumah, ayahnya hanya mengantar. Tidak boleh ikut nimbrung, sebab ia pasti akan merasa tidak bebas bercengkrama dengan sahabatnya.

Bagus Permana memang membatasi pergaulan anak gadisnya. Tetapi bukan berarti tidak mengijinkan anaknya berteman. Ia lebih memilih mengalah repot, asalkan ia dapat memastikan jika anaknya baik-baik saja.

Tadinya Bagus akan menunggu di mobil saja atau berada di luar temoat makan mereka, untuk menunggui Naila. Tapi niat itu di urungkannya saat melihat ada Nandang bersama Andini.

"Waah... ada Nandang. Kebetulan sekali. Kita ngobrol di luar saja Nan. Biarkan mereka berdua-duaan di mana suka." Wajah Bagus sumringah melihat ada lawan bicaranya.

Wajah Nandang tak kalah senang, terlihat dari senyum tetukir bak bulan sabit yang tercetak di bibir merah mudanya. Walau sesungguhnya agak kecewa tak bisa lama-lama memandang Naila.

"Nan... gimana sudah daftar IPDNnya?" tanya Bagus penuh semangat.

"Sudah pak tinggal tunggu panggilan tes selanjutnya."

"Perbanyak latihan fisik Nan. Juga banyak-banyak mengerjakan latihan soal ujiannya."

"Nan sudah ikut bimbingan belajar pak, juga banyak mendownlod kisi-kisi soal." Jawab Nandang apa adanya.

"Naah... mantap. Itu maksud bapak tadi Nan. Kok jadi susah ngomongnya. Haa...haa. Nanti kalau nilaimu sudah masuk standard minimum, bapak akan bantu titip namamu dengan bagian yang bisa bapak mintai tolong."

"Kenapa begitu pak?"

"Agar berkasmu tidak di geser. Jadi akan selalu di kawal biar dapat."

"Hah... harus begitu ya pak?"

"Tidak selalu sih. Tapi jika memang ada kolega kenapa tidak."

"Bagaimana kalau Nan coba kemampuan Nan sendiri dulu pak?"

"Ya saat meraih nilai sesuai standar itu kamu sudah berusaha sendiri namanya." Lanjut Bagus yang sangat ingin membantu Nandang.

"Huum... baiklah. Nan akan berusaha semaksimal mungkin pak." Optomis Gilang.

"Nan... misalnya kamu tidak dapat apakah kamu sudah punya alternatif lain?" tanya Bagus lagi.

"Nan sudah masuk PTN tanpa tes lewat jalur SBMPTN. Sebab sudah saya persiapkan srjak kelas X, sebab data nilai sudah di ambil sejak semester 1 sampai 5 pak." Terang Nandang apa adanya.

"Alhamdulilah. Kamu ambil jurusan apa Nan?"

"Fakultas Hukum pak."

"Mengapa tidak kedokteran?"

"Minat bakat saya tidak merujuk ke jurusan itu Pak. Dari pada keteteran belajar nantinya. Jadi yang pasti saya sukai saja." Bagus mengangguk-angguk setuju.

"Di makan baksonya Nan. Keburu dingin sedari tadi kita ngobrol saja." Tawar Bagus pada Nandang.

Selanjutnya mereka menikmati bakso yang sudah terhidang di depan mereka. Dilanjutkan obrolan-obrolan ringan lainnya.

Nandang memang baru akan lulus Sekolah Menengah Atas, tapi wawasannya cukup luas. Sehingga di ajak ngobrol bertema apa saja oleh mantan camat yang kini menjabar sebagai sekretaris di sebuah kantor di pemerintahan pun, ia tampak bisa mengimbangi.

"Nan... kalau adikmu mau main dengan Naila, sebaiknya kamu antar ke rumah ya. Kita bisa main catur selama mereka saling bercengkrama. Bagaimana menurutmu?"

"Waaah ide bagus tuh pak. Tapi... apa kami tidak akan mengganggu bapak. Mungkin sekarang bapak banyak pekerjaan setelah pindah ke kota." tolak halus yang sebenarnya sangat suka dengan tawaran tersebut.

"Aaah... bisa di atur lah itu Nan. Kasian Naila belum banyak punya teman. Dan susah akrab dengan orang baru." Jawab Bagus tiba-tiba curhat pada Nandang.

"Iih... ayah. Naila yang ketemuan sama Andin. Kok malah jadi ayah yang susah di ajak pulang setelah ketemu kak Nan." Tukas Naila yang sudah berdiri di dekat ayahnya.

"Lhooo.... kalian sudah selesai? sebentar sekali ngobrolnya. Ga kurang lama Nai?"

"Ini sudah dua jam ayah." Jawab Naila.

"Oke... oke. Baiklah. Kita pulang sekarang nih?" tanya Bagus pada anaknya.

"Huum... masih sore sih. Maunya masih sama Andin." Naila meminta perpanjangan waktu pada sang ayah.

"Ya di lanjut saja kalau memang belum puas. Ayah betah kok di sini." Jawab Bagus pada anaknya.

"Bosan dong ayah kalo di sini terus." Rengek Naila lagi.

"Maunya kemana?" Naila hanya mengangkat kedua bahunya. Tak punya ide akan kemana lagi, agar tetap bersama Andini.

Bagus melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu masih menunjukkan pukul 5 sore lewat.

"Bentar ayah bayar bakso kita dulu."

"Maaf Pak. Sudah Ndin bayar semua." jawab Andini malu-malu.

"Waaah.... bapak di traktir nih ceritanya?" kekeh Bagus.

"Iya ayah... Andin hari ini ulang tahun." Jelas Naila lagi pada ayahnya.

"Ooh... begitu. Selamat ulang tahun ya Andini. Panjang umur, sehat selalu, jadi anak pinter yang bisa di banggakan orang tua, terlebih tumbuh dalam lindunngan Allah SWT." Doa Bagus untuk Andini.

"Amiiin. Terima kasih doanya pak." hormat Andini pada ayah sahabatnya itu.

"Karena bapak sudah di traktir, sekarang giliran bapak yang mentraktir yang ulang tahun. Bagaimana kalau kalian nonton bioskop saja?" tawar Bagus yang tentu di balas dengan antusias dari mereka.

"Horeeee.... makasiih ayah." Naila kesenangan bahkan melebihi Andini. Hanya Nandang yang memasang raut wajah datar.

"Kakak... kenapa tidak suka?" tanya Andini peka.

"Bukan tidak suka. Tapi ini sudah hampir magrib. Kita bagaimana pulangnya? Belum sholat juga." Jawab Nandang agak resah. Sebab pamitnya tadi hanya sampai sebelum magrib sudah harus di rumah.

"Tenang. Sebelum ke bioskop, kita sholat di masjid terdekat dulu. Soal pulang terlambat nanti bapak yang ijin sama emak kalian. Kalau takut pulangnya jauh, nanti bapak dan Naila yang mengiringi kalian pulang. Bagaimana?" tanya Bagus yang memang sangat senang anaknya bergaul dengan Nandang dan Andini yang berkepribadian santun itu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

alhamdulillah, Pak Bagus baik banget

2022-02-21

7

Suparti Ginanjar

Suparti Ginanjar

wah nandang calon mantu idaman pak camat 👍👍

2022-02-21

4

Mma Rachmawati

Mma Rachmawati

Rezeki anak sholeh 😊

2022-02-21

5

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : MIMPI BASAH
2 BAB 2 : RUMAH DINAS
3 BAB 3 : NOTA JUAL BELI
4 BAB 4 : DEAL
5 BAB 5 : ARTI NAMA
6 BAB 6 : IPDN
7 BAB 7 : SUASANA KOTA
8 BAB 8 : MAMI ONEL
9 BAB 9 : PINJAMAN PUN BERKAH
10 BAB 10 : PEKERJAAN TAMBAHAN
11 BAB 11 : TIDAK PUNYA AYAH
12 BAB 12 : BAHAGIA
13 BAB 13 : SARAN PUSPA
14 BAB 14 : CURHATAN MAMI
15 BAB 15 : CINTA PERTAMA NANDANG
16 BAB 16 : ULTAH NANDANG
17 BAB 17 : NASIHAT PUSPA
18 BAB 18 : HADIAH BUAT ANDINI
19 BAB 19 : NONTON BIOSKOP
20 BAB 20 : PEKERJAAN NANDANG
21 BAB 21 : KEPILUAN NANDANG
22 BAB 22 : OBROLAN ANDINI DAN NANDANG
23 BAB 23 : KURSI RODA
24 BAB 24 : JAWABAN JUJUR
25 BAB 25 : NONI
26 BAB 26 : NANDANG TERENYUH
27 BAB 27 : NALURI LELAKI
28 BAB 28 : PERTENGKARAN
29 BAB 29 : NIAT BAIK
30 BAB 30 : NANDANG MAKIN DEWASA
31 BAB 31 : RENCANA RENOVASI
32 BAB 32 : SEWA KAMAR
33 BAB 33 : CURHAT NAILA
34 BAB 34 : CALON ISTRI
35 BAB 35 : SUDAH PUNYA PACAR
36 BAB 36 : PISANG BAKAR
37 BAB 37 : GANTIAN CURHAT
38 BAB 38 : SEDANG SELINGKUH
39 BAB 39 : ANTARA NYAMAN DAN CINTA
40 BAB 40 : ADA YANG MENGGANJAL
41 BAB 41 : SALAH PAHAM
42 BAB 42 : GENDUT SAJA DULU
43 BAB 43 : KOSONG
44 BAB 44 : JANGGAL
45 BAB 45 : TEMPAT TERNYAMAN
46 BAB 46 : NANDANG GEREGETAN
47 BAB 47 : RINDU
48 BAB 48 : TERLUKA TAPI TAK BERDARAH
49 BAB 49 : DADA INI SELALU SIAP
50 BAB 50 : RENCANA
51 BAB 51 : KKN
52 BAB 52 : I WANT YOU
53 BAB 53 : DITA SAKIT
54 BAB 54 : HAMIL
55 BAB 55 : KISAH DITA
56 BAB 56 : KEJUTAN NANDANG
57 BAB 57 : URING URINGAN
58 BAB 58 : GADIS BAR BAR
59 BAB 58 : SURAT SEHAT
60 BAB 59 : PENYAKIT GADIS
61 BAB 60 : MUNGUT SISA
62 BAB 61 : SALAH TINGKAH
63 BAB 62 : MATA BICARA
64 BAB 63 : ANDINI KEPO
65 BAB 64 : NAILA JATUH CINTA
66 BAB 65 : JADI PACARKU YA
67 BAB 66 : KUDA TERBANG
68 BAB 67 : PENYEMBUH LUKA
69 BAB 68 : TUJUAN KKN
70 BAB 69 : BUKAN KENCAN
71 BAB 70 : MINTANYA LAMA
72 BAB 71 : NANDANG NORAK
73 BAB 72 : WISUDA
74 BAB 73 : LEBAY
75 BAB 74 : KU KIRA KAU RUMAH
76 BAB 75 : DI USIR
77 BAB 76 : VULKANISIR BAN
78 BAB 77 : CERAH
79 BAB 78 : KESIMPULAN
80 BAB 79 : IMAN, AMIN, KABUL
81 BAB 80 : MELAMAR
82 BAB 81 : DI TOLAK
83 BAB 82 : SAMPAI DI SINI PAHAM
84 BAB 83 : IJAB KOBUL
85 BAB 83 : KEJUTAN
86 BAB 84 : SEPULUH JUTA
87 BAB 85 : KERACUNAN
88 BAB 86 : TASYUKURAN
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB 1 : MIMPI BASAH
2
BAB 2 : RUMAH DINAS
3
BAB 3 : NOTA JUAL BELI
4
BAB 4 : DEAL
5
BAB 5 : ARTI NAMA
6
BAB 6 : IPDN
7
BAB 7 : SUASANA KOTA
8
BAB 8 : MAMI ONEL
9
BAB 9 : PINJAMAN PUN BERKAH
10
BAB 10 : PEKERJAAN TAMBAHAN
11
BAB 11 : TIDAK PUNYA AYAH
12
BAB 12 : BAHAGIA
13
BAB 13 : SARAN PUSPA
14
BAB 14 : CURHATAN MAMI
15
BAB 15 : CINTA PERTAMA NANDANG
16
BAB 16 : ULTAH NANDANG
17
BAB 17 : NASIHAT PUSPA
18
BAB 18 : HADIAH BUAT ANDINI
19
BAB 19 : NONTON BIOSKOP
20
BAB 20 : PEKERJAAN NANDANG
21
BAB 21 : KEPILUAN NANDANG
22
BAB 22 : OBROLAN ANDINI DAN NANDANG
23
BAB 23 : KURSI RODA
24
BAB 24 : JAWABAN JUJUR
25
BAB 25 : NONI
26
BAB 26 : NANDANG TERENYUH
27
BAB 27 : NALURI LELAKI
28
BAB 28 : PERTENGKARAN
29
BAB 29 : NIAT BAIK
30
BAB 30 : NANDANG MAKIN DEWASA
31
BAB 31 : RENCANA RENOVASI
32
BAB 32 : SEWA KAMAR
33
BAB 33 : CURHAT NAILA
34
BAB 34 : CALON ISTRI
35
BAB 35 : SUDAH PUNYA PACAR
36
BAB 36 : PISANG BAKAR
37
BAB 37 : GANTIAN CURHAT
38
BAB 38 : SEDANG SELINGKUH
39
BAB 39 : ANTARA NYAMAN DAN CINTA
40
BAB 40 : ADA YANG MENGGANJAL
41
BAB 41 : SALAH PAHAM
42
BAB 42 : GENDUT SAJA DULU
43
BAB 43 : KOSONG
44
BAB 44 : JANGGAL
45
BAB 45 : TEMPAT TERNYAMAN
46
BAB 46 : NANDANG GEREGETAN
47
BAB 47 : RINDU
48
BAB 48 : TERLUKA TAPI TAK BERDARAH
49
BAB 49 : DADA INI SELALU SIAP
50
BAB 50 : RENCANA
51
BAB 51 : KKN
52
BAB 52 : I WANT YOU
53
BAB 53 : DITA SAKIT
54
BAB 54 : HAMIL
55
BAB 55 : KISAH DITA
56
BAB 56 : KEJUTAN NANDANG
57
BAB 57 : URING URINGAN
58
BAB 58 : GADIS BAR BAR
59
BAB 58 : SURAT SEHAT
60
BAB 59 : PENYAKIT GADIS
61
BAB 60 : MUNGUT SISA
62
BAB 61 : SALAH TINGKAH
63
BAB 62 : MATA BICARA
64
BAB 63 : ANDINI KEPO
65
BAB 64 : NAILA JATUH CINTA
66
BAB 65 : JADI PACARKU YA
67
BAB 66 : KUDA TERBANG
68
BAB 67 : PENYEMBUH LUKA
69
BAB 68 : TUJUAN KKN
70
BAB 69 : BUKAN KENCAN
71
BAB 70 : MINTANYA LAMA
72
BAB 71 : NANDANG NORAK
73
BAB 72 : WISUDA
74
BAB 73 : LEBAY
75
BAB 74 : KU KIRA KAU RUMAH
76
BAB 75 : DI USIR
77
BAB 76 : VULKANISIR BAN
78
BAB 77 : CERAH
79
BAB 78 : KESIMPULAN
80
BAB 79 : IMAN, AMIN, KABUL
81
BAB 80 : MELAMAR
82
BAB 81 : DI TOLAK
83
BAB 82 : SAMPAI DI SINI PAHAM
84
BAB 83 : IJAB KOBUL
85
BAB 83 : KEJUTAN
86
BAB 84 : SEPULUH JUTA
87
BAB 85 : KERACUNAN
88
BAB 86 : TASYUKURAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!