BAB 4 : DEAL

Puspa menatap cemas penuh harap isi dari kuitansi yang di serahkannya pada pak Chaerul adalah sesuatu yang tidak merugikannya. Tak mampu nalarnya memikirkan bagaimana kelanjutan hidup mereka bertiga kelak.

“Maaf bu, ini adalah kuitansi bahwa Alm. Pak Sarwo pernah menjual sebidang tanah berukuran 20 x 30 di Bandung, ini ada alamat lengkapnya terlampir.” Jawab Chaerul setelah meneliti Kuitansi dan tulisan di belakang serta beberapa berkas penunjang terlampir.

“Astagafirullahalazim. Jadi bagaimana ya pak?” Puspa melemas.

“Ya… dengan berat hati saya mengatakan. Maaf, bahwa ibu sekeluarga memang tidak memiliki hak lagi untuk tinggal di rumah dinas tersebut. Tetapi, perihal ibu mengais rejeki sebagai pengelola kantin. Secara pribadi dan mewakili sekolah. Saya masih mengijinkan.” Tegas Chaerul.

Luruh rasa hati Puspa mendengar perkataan yang di sampaikan oleh kepala sekolah tersebut. Puspa tidak menyalahkan pihak sekolah, justru merasa malu. Bahwa sesungguhnya selama ini mereka telah bagai benalu tinggal di sebuah rumah yang sama sekali bukan haknya.

“Tidak pak. Bapak tidak salah. Saya yang merstinya harus minta maaf, sebab tak tau malu tinggal selama ini dengan keterangan tidak jelas. Untuk itu, bisakah bapak meberikan kami waktu paling tidak satu minggu untuk berkemas dan pindah rumah?”

“Maaf bu, bukan ingin ikut campur. Kira-kira ibu akan pindah kemana? Mengingat putra ibu Nandang sudah duduk di penghujung waktu kelulusan. Tentu tidak boleh pindah sekolah.”

“Iya… tentu saja kami hanya pindah rumah yang masih di sekitar kecamatan ini pak.” Jawabnya cepat.

“Baiklah, kami berikan tenggang waktu setidaknya 10 hari ya bu. Dan akan kami sampaikan juga kepada pak Andi. Sebab beliau juga sudah berkeluarga, mungkin akan membawa serta anak dan istri beliau kesini.”

“Iya terima kasih atas kemurahan hati bapak untuk memberi kami waktu. Sekali lagi, maakan saya dan keluarga ya pak.”

“Tidak masalah bu, sebab dengan adanya ibu tinggal di sekitar sekolah juga selama ini sangat banyak membantu dan menjaga kebersihan lingkingan sekolah. Kami yang harusnya berterima kasih.” Ujar Chaerul dengan penuh kehati-hatian.

Puspa menarik nafa dalam, menyadari bahwa kini mereka harus berkemas untuk pindah dari rumah yang banyak menyimpan kenangan bersama almarhum suaminya tersebut. Tapi, apa mau di kata. Sebab untung memang tak dapat di raih dan malang pun tak dapat di tolak.

Puspa memutar otaknya untuk berpikir, akan kemana mereka pindah rumah. Bukan masalah biaya, sebab selama ini Puspa memang jenis ibu beranak beranak dua yang sangat hemat juga pandai menabung. Tujuannya tidak lain, ingin mengumpulkan uang untuk mendukung tercapainya cita-cita kedua anaknya. Tapi, kemanakah mereka pindah dalam waktu dekat ini.

“Bu Puspa…?” Panggil seseorang saat Puspa baru saja masuk ke kantin sekolah, yang tadi ia tutup karena menghadap kepala sekolah.

“Oh.. bu Tatik. Tumben ke sekolah bu?” Sapanya ramah kepada bu Tatik yang notabene adalah istri Camat ibunya Naila teman Andini.

“Iya, saya ingin bertemu dengan bu Puspa.”

“Oh.. iya ada apa ya bu?” penasaran Puspa.

“Itu, di kantor Bapak lusa akan ada acara. Lumayan mendadak bu, ada tamu dari Kabupaten sekitar 15 orang. Kata bapak perlu kudapan juga makan siang. Saya sudah menghubungi bu Leha, tempat biasa saya berlangganan makanan. Tetapi, beliau tidak menyanggupi bu. Karena, penyakit asam uratnya kambuh katanya. Apa ibu bersedia menerima pesanan tersebut, saya yakin selain membuat kue dan roti, ibu pasti bisa memasak yang lainnya. Bagaimana bu?”

“Aduh… bagaimana ya bu. Sebenarnya sih bisa bu. Tapi maaf saya baru saja dapat sedikit masalah.” Ungkapnya sedikit ragu.

“Masalah apa bu?” Tanya bu Tatik ingin tau. Dan Puspa pun menceritakan perihal rumah yang sedang bermasalah tersebut juga perihal tenggang waktu yang sekolah berikan padanya. Bu Tatik menyimak dengan seksama.

“Oh… itu bukan masalah besar bu. Tidak jauh dari rumah jabatan Camat. Kami punya rumah pribadi yang kebetulan tidak ada yang menempati. Jika ibu mau, silahkan tinggal sementara di sana.”

“Maaf bu… maksudnya tinggal sementara bagaimana?”

“Ya, asalkan ibu merawatnya seperti merawat rumah sendiri saja untuk sementara.”

“Maaf bu, untuk sementara itu tetap harus ada jangka waktu. Dan tinggal dengan merawat bagai rumah sendiri itu bagaimana? Apakah saya harus bayar sewa begitu?”

“Tidak usah bu, tingal secara cuma-cuma saja. Setidaknya hingga bapak tidak menjabat sebagai camat lagi.”

“Maaf bu, kira-kira bapak jadi Camat sampai berapa lama?”

“Nah, kalau untuk itu. Kami juga tidak bisa menetukannya.”

“Kalau begitu, saya juga tidak berani menempatinya bu.” Jawab Puspa tegas.

“Oh… bagaimana jika ibu menyewa di salah satu barak milik kami. Juga tidak jauh dari rumah itu. Tapi, ukurannya sangat kecil bu jika untuk ibu tinggal bertiga. Sebab itu, biasa di gunakan untuk pasangan baru menikah yang mungkin baru punya anak bayi.”

“Oh, tidak apa-apa bu. Lebih baik kami menyewa barak itu saja. Mungkin kami hanya menunggu Nandang lulus SMP ini saja. Untuk tetap tinggal di Kecamatan ini. Sebab, di sini memang belum ada Sekolah Menengah Atas kan bu.” Papar Puspa kemudian.

“Iya juga sih. Berarti kurang lebih 11 bulan saja lagi ya bu.” Tambah bu Tatik lagi.

“Iya insyaallah begitu.”

“Tapi bu, sungguh. Barak itu akan sesak jika ibu dan barang-barang ibu pindah ke sana.”

“Barang kami tidak banyak bu, untuk perabotan seperti kursi, lemari bahkan tempat tidur yang ada itu masih milik Negara mungkin bu. Kami hanya memiliki kasur, bantal guling, beberapa pakaian dan alat makan untuk mendukung jualan saya saja.” Jawab Puspa agak malu.

“Oh… kalau begitu cukup bu. Jadi, tolong ibu terima dulu pesanan saya. Kemudian kami akan bantu kepindahan ibu, bagaimana?”

“Alhamdulilah. Bagaimana dengan harga sewanya bu? Apa saya bayarkan tiap bulan atau langsung untuk setahun saja?”

“Nanti saja kita bicarakan hal itu ya bu. Yang penting ini ibu terima dulu uang untuk belanja modal pesanan saya.”

“Wah… jangan begitu bu. Tolong sebut saja nominalnya, agar saya siapkan.”

Tatik mendengus agak dalam, tak tega sesungguhnya ia menarik uang sewa pada seorang janda ini, terlebih selama ini Andini adalh teman terbaik anak tunggalnya.

“Apakah lima ratus ribu itu terlalu mahal bagi ibu?” tanyanya pelan.

“Mengapa ibu bertanya pada saya? Bukankah barak yang ibu sewakan sudah ada tarif standartnya.” Senyum Puspa agak heran pada Tatik.

“Ya… anak kita kan sahabatan bu. Masa tidak bisa kurang lebih. Kan saya jadi malu menaruh harganya.” Jawab Tatik lagi.

“Bu… saya lebih malu jika harganya tidak sesuai tarif normal.”

“Begini saja. 5 juta untuk setahun ya bu. Terserah ibu mau mulai bayar atau cicilnya mulai bulan kapan.” Tukas Tatik memgambil kesimpulan.

“Masyaallah… ibu baik sekali. Yakin bu?”

“Insyaallah yakin. Dan Deal ya bu.” Tatik menjulurkan tangannya pada Puspa.

“Deal.” Jawab Puspa yang sungguh bersyukur telah mendapat jalan keluar pada masalah yang sempat merusak tatanan pikirannya tadi.

Bersambung…

Hai Readers

Jangan Lupa tinggalkan like mu

Agar emak bisa makin semangat nulisnya

Makasih

Terpopuler

Comments

Wanda Revano

Wanda Revano

ini dikota apa desa y nyak sewa rumahnya.ditempatku kontrak 1th masih 3jt nyak.apa tempat ku yg emang masih desa bgt y

2023-04-12

1

Partini Maesa

Partini Maesa

biar gx mampu hrs punya harga diri

2022-04-10

2

Ipeh Nurfitria

Ipeh Nurfitria

semanggat mak nan-nin.semanggat uga emak thor

2022-02-22

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : MIMPI BASAH
2 BAB 2 : RUMAH DINAS
3 BAB 3 : NOTA JUAL BELI
4 BAB 4 : DEAL
5 BAB 5 : ARTI NAMA
6 BAB 6 : IPDN
7 BAB 7 : SUASANA KOTA
8 BAB 8 : MAMI ONEL
9 BAB 9 : PINJAMAN PUN BERKAH
10 BAB 10 : PEKERJAAN TAMBAHAN
11 BAB 11 : TIDAK PUNYA AYAH
12 BAB 12 : BAHAGIA
13 BAB 13 : SARAN PUSPA
14 BAB 14 : CURHATAN MAMI
15 BAB 15 : CINTA PERTAMA NANDANG
16 BAB 16 : ULTAH NANDANG
17 BAB 17 : NASIHAT PUSPA
18 BAB 18 : HADIAH BUAT ANDINI
19 BAB 19 : NONTON BIOSKOP
20 BAB 20 : PEKERJAAN NANDANG
21 BAB 21 : KEPILUAN NANDANG
22 BAB 22 : OBROLAN ANDINI DAN NANDANG
23 BAB 23 : KURSI RODA
24 BAB 24 : JAWABAN JUJUR
25 BAB 25 : NONI
26 BAB 26 : NANDANG TERENYUH
27 BAB 27 : NALURI LELAKI
28 BAB 28 : PERTENGKARAN
29 BAB 29 : NIAT BAIK
30 BAB 30 : NANDANG MAKIN DEWASA
31 BAB 31 : RENCANA RENOVASI
32 BAB 32 : SEWA KAMAR
33 BAB 33 : CURHAT NAILA
34 BAB 34 : CALON ISTRI
35 BAB 35 : SUDAH PUNYA PACAR
36 BAB 36 : PISANG BAKAR
37 BAB 37 : GANTIAN CURHAT
38 BAB 38 : SEDANG SELINGKUH
39 BAB 39 : ANTARA NYAMAN DAN CINTA
40 BAB 40 : ADA YANG MENGGANJAL
41 BAB 41 : SALAH PAHAM
42 BAB 42 : GENDUT SAJA DULU
43 BAB 43 : KOSONG
44 BAB 44 : JANGGAL
45 BAB 45 : TEMPAT TERNYAMAN
46 BAB 46 : NANDANG GEREGETAN
47 BAB 47 : RINDU
48 BAB 48 : TERLUKA TAPI TAK BERDARAH
49 BAB 49 : DADA INI SELALU SIAP
50 BAB 50 : RENCANA
51 BAB 51 : KKN
52 BAB 52 : I WANT YOU
53 BAB 53 : DITA SAKIT
54 BAB 54 : HAMIL
55 BAB 55 : KISAH DITA
56 BAB 56 : KEJUTAN NANDANG
57 BAB 57 : URING URINGAN
58 BAB 58 : GADIS BAR BAR
59 BAB 58 : SURAT SEHAT
60 BAB 59 : PENYAKIT GADIS
61 BAB 60 : MUNGUT SISA
62 BAB 61 : SALAH TINGKAH
63 BAB 62 : MATA BICARA
64 BAB 63 : ANDINI KEPO
65 BAB 64 : NAILA JATUH CINTA
66 BAB 65 : JADI PACARKU YA
67 BAB 66 : KUDA TERBANG
68 BAB 67 : PENYEMBUH LUKA
69 BAB 68 : TUJUAN KKN
70 BAB 69 : BUKAN KENCAN
71 BAB 70 : MINTANYA LAMA
72 BAB 71 : NANDANG NORAK
73 BAB 72 : WISUDA
74 BAB 73 : LEBAY
75 BAB 74 : KU KIRA KAU RUMAH
76 BAB 75 : DI USIR
77 BAB 76 : VULKANISIR BAN
78 BAB 77 : CERAH
79 BAB 78 : KESIMPULAN
80 BAB 79 : IMAN, AMIN, KABUL
81 BAB 80 : MELAMAR
82 BAB 81 : DI TOLAK
83 BAB 82 : SAMPAI DI SINI PAHAM
84 BAB 83 : IJAB KOBUL
85 BAB 83 : KEJUTAN
86 BAB 84 : SEPULUH JUTA
87 BAB 85 : KERACUNAN
88 BAB 86 : TASYUKURAN
Episodes

Updated 88 Episodes

1
BAB 1 : MIMPI BASAH
2
BAB 2 : RUMAH DINAS
3
BAB 3 : NOTA JUAL BELI
4
BAB 4 : DEAL
5
BAB 5 : ARTI NAMA
6
BAB 6 : IPDN
7
BAB 7 : SUASANA KOTA
8
BAB 8 : MAMI ONEL
9
BAB 9 : PINJAMAN PUN BERKAH
10
BAB 10 : PEKERJAAN TAMBAHAN
11
BAB 11 : TIDAK PUNYA AYAH
12
BAB 12 : BAHAGIA
13
BAB 13 : SARAN PUSPA
14
BAB 14 : CURHATAN MAMI
15
BAB 15 : CINTA PERTAMA NANDANG
16
BAB 16 : ULTAH NANDANG
17
BAB 17 : NASIHAT PUSPA
18
BAB 18 : HADIAH BUAT ANDINI
19
BAB 19 : NONTON BIOSKOP
20
BAB 20 : PEKERJAAN NANDANG
21
BAB 21 : KEPILUAN NANDANG
22
BAB 22 : OBROLAN ANDINI DAN NANDANG
23
BAB 23 : KURSI RODA
24
BAB 24 : JAWABAN JUJUR
25
BAB 25 : NONI
26
BAB 26 : NANDANG TERENYUH
27
BAB 27 : NALURI LELAKI
28
BAB 28 : PERTENGKARAN
29
BAB 29 : NIAT BAIK
30
BAB 30 : NANDANG MAKIN DEWASA
31
BAB 31 : RENCANA RENOVASI
32
BAB 32 : SEWA KAMAR
33
BAB 33 : CURHAT NAILA
34
BAB 34 : CALON ISTRI
35
BAB 35 : SUDAH PUNYA PACAR
36
BAB 36 : PISANG BAKAR
37
BAB 37 : GANTIAN CURHAT
38
BAB 38 : SEDANG SELINGKUH
39
BAB 39 : ANTARA NYAMAN DAN CINTA
40
BAB 40 : ADA YANG MENGGANJAL
41
BAB 41 : SALAH PAHAM
42
BAB 42 : GENDUT SAJA DULU
43
BAB 43 : KOSONG
44
BAB 44 : JANGGAL
45
BAB 45 : TEMPAT TERNYAMAN
46
BAB 46 : NANDANG GEREGETAN
47
BAB 47 : RINDU
48
BAB 48 : TERLUKA TAPI TAK BERDARAH
49
BAB 49 : DADA INI SELALU SIAP
50
BAB 50 : RENCANA
51
BAB 51 : KKN
52
BAB 52 : I WANT YOU
53
BAB 53 : DITA SAKIT
54
BAB 54 : HAMIL
55
BAB 55 : KISAH DITA
56
BAB 56 : KEJUTAN NANDANG
57
BAB 57 : URING URINGAN
58
BAB 58 : GADIS BAR BAR
59
BAB 58 : SURAT SEHAT
60
BAB 59 : PENYAKIT GADIS
61
BAB 60 : MUNGUT SISA
62
BAB 61 : SALAH TINGKAH
63
BAB 62 : MATA BICARA
64
BAB 63 : ANDINI KEPO
65
BAB 64 : NAILA JATUH CINTA
66
BAB 65 : JADI PACARKU YA
67
BAB 66 : KUDA TERBANG
68
BAB 67 : PENYEMBUH LUKA
69
BAB 68 : TUJUAN KKN
70
BAB 69 : BUKAN KENCAN
71
BAB 70 : MINTANYA LAMA
72
BAB 71 : NANDANG NORAK
73
BAB 72 : WISUDA
74
BAB 73 : LEBAY
75
BAB 74 : KU KIRA KAU RUMAH
76
BAB 75 : DI USIR
77
BAB 76 : VULKANISIR BAN
78
BAB 77 : CERAH
79
BAB 78 : KESIMPULAN
80
BAB 79 : IMAN, AMIN, KABUL
81
BAB 80 : MELAMAR
82
BAB 81 : DI TOLAK
83
BAB 82 : SAMPAI DI SINI PAHAM
84
BAB 83 : IJAB KOBUL
85
BAB 83 : KEJUTAN
86
BAB 84 : SEPULUH JUTA
87
BAB 85 : KERACUNAN
88
BAB 86 : TASYUKURAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!