[‘Siapa?’] Mendapat jawaban itu, Viole tanpa pikir panjang langsung menarik Four Crystals dari selongsongnya.
Dia juga segera menunjukkan diri, berdiri dengan tangan kiri yang memegang pedang besi. [‘Jangan salah paham, aku hanya punya pengalaman buruk dengan orang asing’]
Viole mulai mendekat, namun kewaspadaannya tidak menurun sama sekali. Dibawah butiran salju, Pemuda itu terlihat sangat mengintimidasi.
[‘Haha... Aku juga begitu, tapi apa kau tidak dengar tadi? Aku hanya orang yang kebetulan lewat, aku bukan-’]
[‘Haruskah aku percaya pada omong kosong mu itu?’] Viole sudah semakin mendekat, jaraknya dengan orang itu sekarang hanya tersisa belasan meter saja.
[‘Hah... Kalau begitu, apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya?’]
[‘Jelaskan untuk apa kau kemari dan bagaimana kau bisa mendengar gumaman ku dari jarak yang sejauh itu?!’]
Viole menghentikan langkahnya, sekarang dia hanya diam menatap orang itu dengan Four Crystals yang menyala.
Orang yang sedari tadi memandangi sungai itupun membalikkan badan, dia tersenyum kearah Viole kemudian menyebut nama lengkapnya. “Raven Revielys.”
“Revi-” Viole langsung mundur beberapa langkah saat mendengar nama itu. Revielys, mereka merupakan salah satu dari Seven Great Nobles yang wilayah kekuasaan bersebelahan Dengan Roselly.
Keluarga Revielys bisa dibilang cukup berbahaya, mereka mewarisi kekuatan unik dari leluhur mereka yang disebut dengan Sense.
Seperti namanya, Sense memperkuat seluruh panca indera pemiliknya sampai ketahap yang tidak masuk akal. Bahkan seorang bayi Revielys yang baru lahir, bisa mendengar tetesan air sejauh 6m.
Dan kekuatan Sanse meningkat seiring bertambahnya usia mereka, membuat Revielys sangat hebat dalam pekerjaan 'membunuh dalam kesunyian.'
Jadi bisa terbayang seberapa tajam panca indera dari pemuda yang berdiri dihadapan Viole saat ini, tidak menutup kemungkinan bahwa Raven sudah menunggu Viole sejak tadi.
Karena itulah Viole menjadi sangat waspada. Dengan pandangan yang terbatas ditambah salju dan harus berhadapan dengan pemuda tak dikenal, membuat Viole harus benar-benar serius.
[‘Hei, kau ini kenapa? Aku bukan orang jahat. Lihat, aku tidak melakukan apapun dari tadi.’] Mereka masih berbicara menggunakan telepati.
[‘Tentu saja aku waspada, kau terlihat seperti seorang Revielys yang terlatih, sedangkan aku hanya seorang Izura yang kehilangan kehormatannya,
Mataku hanya tersisa satu, ditambah pakaianmu sangat terbuka. Dari perbedaan kecil ini saja sudah terlihat bahwa kau jauh lebih unggul.']
[‘Hmm... Kalau begitu, apa yang ingin kau lakukan?’] Raven mengembalikan pertanyaan Viole.
Kening Viole mengerut. [‘Aku hanya ingin mengambil beberapa Sumber Daya, lalu pulang.’]
[‘Ah! Kalau begitu kita sama, aku baru saja selesai memetik beberapa buah serta tanaman dan aku berhenti sejenak saat akan pulang karena menyadari bahwa hampir separuh air di sungai ini membeku.’]
Raven menunjuk sungai Abisail yang memang terlihat tidak mengalir dengan baik.
Mendengar itu, Viole menurunkan Four Crystals, namun pandangannya masih tetap tajam. [‘Lalu, bagaimana kau bisa bertahan dari ganasnya suhu dengan pakaian seperti itu? Kau pasti bukan orang sembarangan’]
Raven menyeringai. [‘Hehe... Guru memberiku banyak Pil yang bisa membuatku tahan terhadap suhu rendah. Aku mencari beberapa Sumber Daya ini juga karena perintah dari Guru.’]
Itu adalah jawaban terakhir yang Viole terima, pada akhirnya dia hanya bisa menghela nafas kemudian menyarungkan kembali Four Crystals.
Viole diam sebentar, dia memandangi Pemuda yang terlihat hampir berusia 20th itu terus tersenyum. Viole kesulitan dalam menebak isi pikirannya, dia terlalu aneh.
Tapi setidaknya, sekarang Viole bisa menganggap kalau Raven bukan orang yang berbahaya. Melalui obrolan singkat tadi, Viole bisa merasakan itu, walaupun peluangnya hanya 60%.
Setelah itu Viole mendekati Raven, dia merasa sedikit canggung karena sudah menanyakan sembarang hal. “Maaf aku tidak bermaksud. Namaku Viole, Izura Viole.”
Viole kembali memulai perbincangan dengan memperkenalkan diri sambil mengajukan jabat tangan dan dengan senang hati Raven menjabat tangan Viole, kemudian memperkenalkan diri lagi.
“Oh ya, Sumber Daya apa yang sedang kau cari?”
Viole menengok kearah Spatium Bag yang berada di pinggang kirinya. “Holy Ash, paling tidak aku butuh 20 buah.”
“Oh! Kau bisa mendapatkannya disebelah sana!” Raven menunjuk kearah Timur. “Seratus buah pun bisa kau dapatkan dari sana.”
“Hmm, mau mencarinya bersama? Kau bisa mengambil beberapa.” Viole menawarkan.
Namun Raven menolak tawaran itu. “Maaf aku tidak bisa, aku harus segera mengantarkan barang pesanan Guru dan efek dari Pil ini juga akan segera habis.
“Aku pergi dulu ya!” Raven langsung pergi tanpa basa-basi.
“Hem, tak apa... A! Ya, terimakasih!”
Raven melambaikan tangannya untuk merespon ucapan Viole, kemudian melesat pergi kearah barat, lokasi Desa tempat tinggalnya berada.
“Orang aneh, terlihat mencurigakan tapi tidak mencurigai orang lain sama sekali. Lalu kau pergi begitu saja? Hah... Suka-suka mu.”
\=/\=\=/
Seperti yang Raven katakan, tidak jauh ke arah timur dari tempat mereka berbicara sebelumnya, terdapat banyak Magic Plant yang menumbuhkan Holy Ash.
Holy Ash sendiri tumbuh dari tanaman menjalar yang tidak memerlukan inang untuk hidup, jadi sangat mudah bagi Viole untuk mendapatkannya.
Jumlah Holy Ash dan beberapa Sumber Daya receh lainnya cukup banyak disini, sepertinya sudah lama ditinggalkan karena musim dingin.
Harga dari Sumber Daya itu terbilang murah karena efeknya yang tidak terlalu berguna, membuat banyak orang kurang berminat untuk memetiknya.
Mereka lebih berfokus pada Sumber Daya mahal yang memiliki pasarnya sendiri.
Tapi Viole mengabaikan itu semua, toh dia hanya mengambilnya untuk keperluan pribadi. Oleh karena itu dia mengambil sebanyak mungkin sampai Spatium Bagnya penuh.
Setelah menyelesaikan semua urusannya, Viole segera kembali menuju Penginapan. Tidak ada hal menarik yang terjadi saat perjalanan pulang dan hari ini berakhir tanpa ada masalah yang berarti.
\=/\=\=/
Esok hari pun tiba, seperti biasa setelah bangun Viole akan langsung memenuhi kebutuhannya sebagai seorang manusia.
Dia pergi ke dapur untuk makan, ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan toilet untuk melakukan misi rahasia yang tidak boleh diketahui oleh siapapun.
Yah, walaupun Viole membenci bagian kedua, tapi dia harus tetap melakukannya agar terhindar dari penyakit.
Seperti hari-hari sebelumnya, Viole pergi ke lantai satu kemudian memulai latihan. Tapi hari ini sedikit berbeda, dia tidak akan melatih fisik ataupun mempelajari Mantra baru.
Yang sekarang akan Viole lakukan adalah mempertajam Mantra yang sebelumnya telah dirinya pelajari.
Total Mantra yang sudah Viole pelajari adalah 8. Namun yang akan Viole latih hari ini hanya 3 Mantra saja yaitu; Lotus Slash, Shadow Step dan Wind Breaker.
Viole ingin melakukan eksperimen dengan menggabungkan tiga Mantra tersebut.
Dua Mantra pertama merupakan sebuah hal baru baginya, sedangkan Wind Breaker sudah sejak lama Viole pelajari saat masih bersama Kakeknya.
Sebenarnya masih ada beberapa kombinasi yang ingin Viole coba, tapi untuk sekarang, ini saja sudah cukup.
“Seharusnya, musuh akan langsung mati dalam sekali serangan beruntun.” Viole berdiri di tengah ruangan, dia menghadap sebuah batang pohon yang ia dapatkan dari gudang.
Dengan sifat alami yang keras dari batang kayu tersebut, semakin membuat Viole penasaran apa yang akan terjadi jika kombinasi ini sukses.
“Huft...” Viole memasang kuda-kuda, dia kemudian mengalirkan Magi menuju kakinya.
“Mine Ars – Shadow Step.” Seketika dari kehampaan, muncul aura hitam kebiruan pada kaki Viole setelah dia mengucapkan Mantra tersebut.
Itulah Shadow Step, sebuah Teknik tipe Mine yang akan memperkuat kaki dan mempercepat langkah penggunanya.
Dalam jeda waktu yang singkat setelah mengaktifkan Shadow Step, Viole langsung merapalkan mantra Lotus Slash.
Masih dalam posisi yang sama, Viole melakukan beberapa tebasan, dari tebasan tersebut muncul kehampaan yang merobek udara.
SHUUUS...! SRAAK!! PRAK! SRUAK!!
Tebasan dari Lotus Slash melesat dengan cepat, menciptakan bekas sayatan pedang saat menyentuh target yang sudah Viole tentukan.
Dari bekas tebasan yang cukup dalam itu, terlihat muncul warna hitam pekat yang merupakan racun bunga teratai. Jika kau terkena racun itu, tubuhmu akan digerogoti.
Namun Viole tidak berhenti sampai disitu saja. Tiba-tiba dia menghilang tepat saat Lotus Slash mengenai targetnya, kemudian muncul kembali dibelakang kayu Nipilon tersebut.
“Wind!”
BRAAK!!!
Tendangan kuat dari kaki Viole melayang, mengenai kayu Nipilon itu sampai membuatnya hancur berkeping-keping.
Ya, itu adalah Wind Breaker. Kaki penggunanya akan mampu bergerak secepat angin dalam waktu singkat, hingga bisa menciptakan tendangan yang sangat kuat.
“Hah... Pada akhirnya kombinasi ini tidak akan efektif jika jarak ku terlalu dekat dengan lawan.”
Viole menyadari satu hal setelah menggunakan kombinasi barusan, dirinya akan terlebih dahulu terkena serangan lawan kalau yang dia hadapi lebih kuat darinya.
Jadi cara terampuh untuk menggunakan kombinasi itu adalah dengan menjaga jarak. Tapi tentu saja tidak akan semudah itu
“Aku masih harus merapal Lotus Slash dan Shadow Step, itu terlalu memakan waktu.”
Seperti yang Viole katakan, lafallan mantra dari sebuah Mantra dapat disingkat atau bahkan tidak diucapkan sama sekali.
Tapi sebelum membahasnya lebih jauh, mari pahami dulu apa itu Mantra
Singkatnya, Mantra adalah jurus magis yang menyalin hukum dari Sihir. Bedanya, Mantra tidak terikat dengan Elemen dan memiliki skala yang lebih kecil.
Mantra pertama kali diciptakan oleh Manusia, tepatnya 1000th setelah Over World terbentuk. Sesepuh tua yang bernama Factorem lah penciptanya.
Beliau menjalani penelitian panjang, meneliti Sihir untuk mengembangkan kekuatan baru yang fleksibel, tidak memerlukan bakat seperti Sihir dan dapat digunakan oleh siapapun.
Hingga pada akhirnya setelah 187 tahun, Factorem mencatat namanya dalam sejarah setelah menemukan simbol-simbol rumit mirip alfabet yang menjadi dasar dari Mantra zaman sekarang.
Simbol-simbol tersebut diberi nama Antorem. Mengambil dari nama penemunya Factorem, simbol itu digunakan demi menciptakan Mantra.
Untuk menciptakan Mantra, seseorang harus mempelajari Antorem berulang kali sampai mereka paham betul dengan maksud dari setiap simbolnya.
Meski memiliki urutan yang sama dengan alfabet, makna dari Antorem sangatlah berbeda dan jika dipaksa untuk di terjemahkan tanpa Magi, maka akan tercipta makna yang sangat absurd.
Kemudian dengan pengetahuan tentang Antorem, pencipta Mantra bisa menulis simbol-simbol tersebut dalam perantara apapun.
Menyalin Sihir yang sudah mereka siapkan dan jadilah sebuah Mantra.
Berdasarkan definisinya, Mantra merupakan sesuatu yang sangat berharga. Lebih mudah untuk dipelajari dengan cara pengunaan yang sangat simpel.
Berbanding terbalik dengan Sihir, walau lebih kuat tapi sulit untuk dikendalikan. Membuat banyak pemula memilih untuk menggunakan Mantra terlebih dahulu sambil mempertajam Sihir mereka.
Sama seperti Viole. Ketika ada waktu luang dia akan belajar sedikit demi sedikit dalam menggunakan Sihir.
KNOCK KNOCK~
Ketika Viole sedang memikirkan tentang latihannya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Dia bingung, padahal Penginapan sudah ditutup. Tidak mungkin juga ada tamu yang mau mengunjungi dirinya, memangnya Viole siapa?
Tapi dia tetap membukanya dan saat itulah Viole terkejut bukan main, bahkan anak muda itu sampai terduduk lemas di atas lantai.
Matanya terbelak dengan dahi yang mengkerut, Viole menatap sosok wanita muda dengan tubuh yang gemetaran.
Viole tidak bisa berkata apa-apa, melihat rambut hitam legam serta tanda aneh pada dahi wanita tersebut. Jika bisa, dia pasti akan berteriak sekeras mungkin namun, suara Viole tersangkut di tenggorokan, tidak bisa keluar diikat oleh rasa takut yang begitu dalam.
Orang asing, rambut hitam disertai sebuah tanda. Kombinasi yang sangat sempurna untuk membunuh dirinya.
Tapi wanita itu masih diam di tempat, dia justru kebingungan melihat reaksi Viole yang sangat berlebihan. “Adik kecil, kamu kenapa?”
Dia kemudian duduk, mendekatkan dirinya pada wajah Viole yang sangat ketakutan. “Hm... Apa aku terlihat semenakutkan itu? Tenang saja, aku tidak memakan anak kecil.” Dia mengelus kepala Viole.
Setelah itu memperkenalkan diri. “Oh ya!Perkenalkan, namaku Lian Hua, aku berada di sini karena permintaan dari Paman Laurent dan Balft. Mulai hari ini aku akan menjadi temanmu, Viole.”
“......... Ha?”
BRUK
Will Continue In Chapter-11 >>>
–––––––
Ilust Credit: KajieShu.
Oh Mai Gah!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments