Berlari ke arah Selatan. Viole dengan cepat melangkah ke Hutan Belakang, menuju tempat teraman yang dia ketahui sejauh ini.
Tanpa mempedulikan orang di sekitarnya, Viole terus berlari sampai akhirnya dihentikan oleh seorang pria botak besar, tepat di depan hutan.
Tubuh Viole tersungkur di atas tanah, dia marah dan takut pada saat yang bersamaan. Tatapan matanya mengarah tepat ke kepala pria itu.
“Mau pergi kemana kau, bocah?” Pria besar itu memukul telapak tangannya sendiri di depan dada.
“Neckro...”
SWUSH!
Tiba-tiba beberapa pisau kecil melayang, namun dengan mudahnya dihindari oleh si pria botak. “Mainan anak-anak itu tidak akan bekerja kepadaku.”
Dia kemudian menarik kerah baju Viole, mengangkatnya dan menabrakanya ke pohon terdekat. Lantas beberapa pukulan menghantam wajah pemuda itu.
Viole belum melawan, dia hanya menatap si botak dengan emosi di dalam dirinya yang mulai kembali meluap.
“Kenapa diam saja? Tunjukan trik licikmu binatang keci-”
SSZZZZRT...!
Dan benar saja. Ketika musuhnya lengah, Viole langsung mencekiknya kemudian mengalirkan Elemen Es yang begitu dingin kepadanya. Walau tidak terlalu bisa Ilmu Sihir, Viole tetap memaksa.
Sadar sedang dalam bahaya, pria besar itu segera melempar Viole. Tapi sudah terlambat, tangan kiri Viole telah menempel di sana.
Karena terlalu panik, dia dengan sangat sembarangan menyerang Viole, membuat serangannya terasa sia-sia.
Viole yang memaksa, dapat dengan mudah membekukan kepala pria botak itu, kemudian menendang ekspresi ketakutannya hingga terpecah menjadi kepingan es berwarna merah.
“Sial... Tangan kiriku... Ugh---Frostbite, Ugh...!” Setelah mengalahkan musuhnya, Viole segera bergegas masuk ke dalam hutan, tempat aman yang dipenuhi oleh kegelapan.
<----<>---->
Dari dalam hutan, riyuk piuk pertempuran masih tetap terdengar, menandakan bahwa kesempatan untuk kabur masih terbuka lebar.
“Kepalaku---sakit, seluruh tubuhku... Sakit, ugh.” Viole menyandarkan punggungnya pada sebuah pohon, kemudian terduduk lemas.
Tangan kanannya segera menggapai ranting disekitar, lalu ia bekukan ranting tersebut menjadi sebuah pisau tumpul.
Lantas Viole melihat kearah kiri, menatap keempat jari jemarinya yang menghitam. Ya, frostbite, tidak ada cara lain lagi untuk menyelamatkan tangan kirinya selain mengamputasi keempat jari tersebut.
Dan Viole benar-benar melakukannya. Bukan masalah, rasa sakit yang dirinya rasakan sekarang hanyalah omong kosong daripada membiarkannya tetap di sana.
“Ini hukuman yang setimpal, aku telah membunuh manusia, dua orang manusia. Hidup tanpa empat jari bukanlah masalah besar bagiku... Ugh!”
Setelah menutup lukanya dengan robekan kain baju, Viole segera melanjutkan perjalanannya untuk menyusuri hutan ini, yang menjadi sangat damai ketika malam hari.
Viole berjalan tanpa arah tujuan, asalkan bisa menjauhi Kota, dia akan menuju kearah tersebut. Sampai pada akhirnya, pemuda itu tiba di tepi sebuah sungai.
Bergegas Viole langsung meminum air yang mengalir di sana, menghilangkan rasa dahaganya setelah perjuangan yang menyakitkan.
Tinggal berjalan hingga matahari terbit, dirinya pasti sudah keluar dari hutan dan sampai di Kota terdekat. “Sedikit lagi, sebentar lag-”
“Izura Vii~”
Namun saat akan melanjutkan perjalanan, tiba-tiba ada seorang wanita yang menyebut namanya. Viole bingung, bulu kuduknya merinding seketika.
Dalam waktu yang sangat singkat, bahkan sebelum Viole sempat bereaksi, mendadak sebuah tebasan kuat menyayat mata kanannya, seketika membutakan mata tersebut.
“AARRRGHH!!”
Menjerit, Viole menjerit dengan begitu keras hingga menunduk, menekuk lutut dihadapan Wanita yang menyebabkan luka itu. Dia sangat terkejut sampai tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
“Hihi... Ke-te-mu. Pelarianmu selesai sampai di sini, nak. Lihatlah dirimu, menyedihkan.” Wanita itu tersenyum lebar, memandangi darah membasahi hampir seluruh wajah Viole.
BUAKH!!
Setelah merasa puas, kaki Illie segera menendang Viole hingga terpental ke tepi sungai, membuat pemuda itu terbaring lemas.
“Heh... Membosankan. Kau sama saja seperti pria bodoh itu.” Illie berjalan mendekat, bersama sebuah Pedang Pendek yang dipenuhi oleh darah.
Namun dia langsung bergerak mundur, melompat sejauh mungkin dari tempat awal dirinya berdiri setelah merasakan hembusan angin misterius. “Kau tidak akan di sukai oleh wanita manapun jika sifat mu seperti itu, lho.”
DRUAK!!
Dari atas langit, jatuh seorang pria berjubah hitam. Dia berdiri tepat dihadapan Viole dengan tatapan tajam ke arah Illie. “Siapa yang peduli dengan itu? Ketampananku sudah lebih dari cukup.”
Pria itu menghadap kebelakang kemudian berbisik. “Maaf terlambat, bersabarlah untuk beberapa menit ke depan.”
“Cih! Black Traitor, Balft! Apa maumu?” Illie berubah seketika, sifat anehnya menghilang begitu saja.
“Yah, aku hanya ingin membawa anak ini-”
DUAR!!
Ledakan besar tiba-tiba terjadi, meledak tepat di tempat Balft datang. Sangking kuatnya, ledakan tersebut sampai memotong arus dan menurunkan tinggi permukaan air sungai.
“Oh ayolah Pak Tua Yi! Jangan main muncul lalu DUAR! Bajuku jadi kotor!” Dari balik cipratan air, Balft berdiri bersama Viole yang dia gendong di punggung.
Master Yi menghela nafas panjang setelah mendarat di samping Illie. “Kau selalu saja ikut campur, bisakah kau diam, melihat saja dari kejauhan?”
“Hmh... Masalahnya, dia adalah anaknya temanku dan cucunya Guruku, jadi aku harus menyelamatkannya. Sebagai seorang sahabat dan murid seharusnya memang begitukan?”
“Hah... Alasan lagi. Illie, ayo kita pergi, percuma saja berurusan dengan bocah itu.”
“Eh?”
Illie kebingungan, sedangkan Balft hanya tertawa kecil menertawakan kebingungan wanita itu.
Master Yi kemudian menunjuk. “Lihat, jarak kita dengan orang itu terpaut 47m. Sudah tidak mungkin bagi kita untuk bisa mengejarnya dalam radius ini.”
“Oh begitu ya? Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa!” Balft langsung pergi, bersama Viole yang sudah terlalu lelah untuk menunggu lebih lama lagi.
“Tapi Master, dia-”
“ILLIE!” Master Yi menaikan suaranya dan itu langsung membuat Illie terdiam. Dia hanyalah seorang gadis kecil lemah dihadapan sosok sang Master.
“Jangan melakukan hal yang sia-sia, walaupun anak itu terdengar seperti orang penting, biarkan saja. Sekarang panggil yang lain, urusan kita sudah selesai dengan Kota ini.”
“Baik.” Illie langsung bergegas, melaksanakan perintah tersebut tanpa memberikan lebih banyak komentar.
Dan untuk sekali lagi, Master Yi menghela nafas. “Anak itu, dia terlalu cepat berkembang... Mungkin dalam kurun waktu lima tahun ke depan, dia akan dengan mudah mengalahkan ku. Haha... Anak dasar muda, tidak ada bedanya dengan diriku yang dulu. Sekarang aku memang sudah terlalu tua.”
<----<>---->
Setelah menyelesaikan tugasnya, Master Yi segera kembali ke Markas untuk pergi menghadap Pemimpin Neckro.
Dia sebenarnya masih sedikit khawatir atas lolosnya Viole, tugasnya adalah untuk membunuh seluruh penduduk Kota Sera, tapi malah ada seorang bocah yang berhasil lolos.
Bisa saja, hanya karena kesalahan kecil ini Master Yi akan mendapatkan hukuman yang sangat berat. Meski posisinya di Neckro cukup tinggi, itu tidak menjamin dirinya terhindar dari hukuman.
Namun Master Yi tetap meyakinkan diri untuk melapor, menjadi pria yang lari dari tanggung jawab bukan sesuatu yang ia yakini.
Pada sebuah koridor yang sangat gelap, Master Yi berjalan untuk segera melapor. Tempat ini begitu dingin serta dipenuhi oleh aura yang tidak menyenangkan.
Tapi Master Yi sudah sangat terbiasa, dia hanya berjalan dan terus berjalan seolah tempat ini merupakan koridor tanpa ujung.
Tiga jam kemudian, setelah melangkah cukup lama, akhirnya dia sampai. Master Yi berdiri di depan sebuah pintu yang terlihat sangat mencekam.
Dia membuka pintu tersebut, lalu masuk kemudian berlutut dihadapan seorang pria yang duduk di atas Singgasananya. “Yi, melapor!”
“Aku benci basa-basi, jelaskan semuanya.”
Setelah beberapa saat, Master Yi menjawab. “Sera, salah satu cabang dari Keluarga Izura telah kami ratakan dengan tanah.” Dia menghela nafas, kemudian lanjut menjelaskan.
“Hampir seluruh penduduk juga sudah kami habisi, tapi... Ada seorang bocah yang berhasil lolos karena bantuan dari Black Traitor.”
“Hmm.”
HSSS...
Ruangan yang sudah dingin ini, tiba-tiba menjadi semakin dingin diikuti dengan tekanan udara yang memberat.
“Ma-maafkan saya, Tuan! Saya sadar atas kesalahan saya, hukuman yang berat berhak sa-”
“Tidak, sebutkan dulu ciri-ciri bocah itu.” Pemimpin Neckro memotong omongan Master Yi, dengan salah satu alis yang terangkat.
Mendengarnya. Master Yi segera menjelaskan tentang ciri-ciri bocah yang dia maksud.
Berambut putih halus sama seperti orang Izura pada umumnya, mata biru safir yang menyerupai berlian serta dia merupakan cucu dari Alchemist King dan anaknya Duke of Shadow. “Dia jug-”
“Sudah cukup... Kerja bagus, kau boleh pergi sekarang.”
“Eh? Ah--Laksanakan!” Master Yi segera pergi, menghadap kebelakang sambil menggaruk kepalanya dalam kebingungan, dia tidak pernah menduga hasilnya akan seperti ini.
Tapi ya sudahlah.
Sementara itu di dalam ruangan, Pemimpin Neckro membuang ekspresinya yang terlihat seperti seorang diktator, dia tersenyum bahkan tertawa dengan sangat keras.
Sosok Pemimpin organisasi misterius yang terlihat begitu berwibawa, sangat mengerikan itu, kini berubah menjadi Iblis yang meledak karena telah mencapai kesenangannya.
Dia menggenggam sebuah bola hitam yang dikelilingi oleh petir merah, kemudian menghancurkannya seolah sedang membunuh seseorang. “BHUAHAHAHAHA!! HAAHAHAHAHA!”
Will Continue In Chapter-4
–––––––
Ilust Credit: Aink lupa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments