“Apa-apaaan- ini?!” Dengan tangan yang gemetaran karena dingin, Viole memeluk selimutnya. Rasanya dia bisa membeku kapan saja.
Kejadian itu jelas membuat Viole bingung, padahal kemarin baru transisi perubahan suhu dan sangat tidak mungkin bisa turun sejauh ini.
Karena sudah kesulitan dalam menahan dingin, Viole segera beranjak dari ranjangnya kemudian pergi menuju lantai bawah untuk menghangatkan diri di perapian.
Kebetulan di sana juga ada Laurent yang sedang bersantai menikmati secangkir kopi di pagi hari.
“Mau minum?” Laurent menawarkan segelas kopi yang masih utuh, dia sengaja menyeduh dua gelas untuk diberikan kepada pada Viole.
“Terimakasih.” Dengan senang hati Viole menerimanya, kemudian duduk disamping Laurent bersama selimut yang dia bawa dari dalam kamar.
Mereka berdua sempat hening untuk beberapa saat, sampai Viole menyadari kalau Laurent terlihat sangat santai seolah tidak terjadi apa-apa.
“Paman? Apa kau tidak merasakan keanehan pada musim dingin kali ini? Terjadi badai salju sehari setelah mendinginkannya udara.”
“Hm...” Laurent menghadap ke arah jendela, memandang gelombang angin sedang bertiup kencang, menyapu butiran salju yang begitu tebal. “Aku sudah terbiasa dengan ini.”
“M-maksudnya?”
Laurent menghela nafas, dia meletakkan gelasnya lalu menyebut suatu nama. “Winter of Ruin, musim dingin berkepanjangan yang terjadi pada 67th yang lalu.”
Viole memiringkan kepala, dia tidak pernah merasakan sendiri apa itu Winter of Ruin, tapi dia tau kalau peristiwa itu adalah masa lalu kelam yang menewaskan puluhan juta jiwa.
Mendengar Laurent menyebutkan nama itu, Viole jadi semakin penasaran. “Apa anda mengalami kesulitan pada saat itu? Aku dengar banyak rakyat biasa yang tersiksa karena sulit untuk mendapatkan makanan.”
Salah satu alis Laurent naik disebabkan oleh pertanyaan Viole, dia terkesan mengetahui bahwa Viole ternyata juga mengenal apa itu Winter of Ruin.
Laurent berpikir demikian, karena dia tau kalau para orang tua akan membungkam mulut mereka sendiri atas kejadian pada Winter of Ruin, jika itu hanya akan membuat anak mereka ketakutan saat musim dingin tiba.
“...Aku memang tidak terlalu merasakannya, tapi aku melihat semua kejadian itu dengan sangat jelas. Ngomong-ngomong, dulu aku adalah seorang Paladin.”
“Pfftr-! Apa?!” Viole menyemburkan kopi yang dia minum dan hampir tersedak. Sangat mengejutkan sekali mendengar kalau om-om yang pandai memasak ini adalah mantan anggota dari Paladin.
Singkat saja, Paladin adalah pasukan khusus yang dibentuk oleh Sraye. Mereka memiliki tugas untuk mengawasi serta mengamankan sistem yang berjalan di Organisasi mereka.
Jumlah para Paladin ini ada delapan. Dengan anggota yang sesedikit itu, sangat sulit untuk dapat mengatur setiap gedung Sraye jika kau adalah orang lemah.
Jadi... Bisa disimpulkan bahwa om-om yang selama ini Viole kira hanya jago memasak, adalah sosok kuat yang bisa saja membunuh dirinya hanya dengan satu pukulan.
“Aneh bukan? Yah... Jika aku tidak pernah bergabung dalam Paladin, mungkin aku akan melewatkan semua peristiwa itu, tapi aku terkadang berharap demikian.” Saat mengucapkannya, ekspresi Laurent sedikit berubah.
“Peristiwa apa? Aku dengar ada banyak kejadian absurd saat Winter of Ruin, tapi tidak ada yang sampai berdampak besar,” ucap Viole sambil mengusap kopi di pipinya.
Memberi anggukan, Laurent membenarkan. “Ya, tapi ada satu kejadian yang sangat membekas di kepalaku. Mau mendengarnya?”
“Euhm... Boleh saja, aku juga sedang luang sekarang. Tuan Balft pergi kemana?”
Entah apa alasannya, Laurent tiba-tiba mengelus kepala Viole. “Dia hanya sedang berbelanja.”
\=/\=\=/
Seperti namanya, Winter of Ruin adalah musim dingin yang begitu mengerikan, banyak orang mati karena insiden tersebut. Wilayah Barat dan Utara membeku total.
Sangking parahnya, pihak-pihak besar seperti Five Great Kingdoms dan Seven Great Nobles sampai turun tangan untuk mengatasi masalah ini.
Tanpa memperdulikan perselisihan yang sedang terjadi diantara mereka, 12 pihak itu melakukan kerja sama dengan bertukar informasi.
Dan dari situ diketahuilah bahwa penyebab musim dingin yang berkepanjangan ini adalah seekor King Mystical Beast. Karena pada kebanyakan salju, ditemukan Magi dari Mystical Beast yang memiliki Elemen Es.
Tidak ada yang tau apa yang sedang terjadi pada Mystical Beast tersebut, oleh karena itu dilakukanlah pencarian besar-besaran untuk menemukannya.
Tapi tak membuahkan hasil, bahkan sampai sekarang keberadaan mahluk luar biasa itu masih menjadi misteri. Jadi, yang bisa orang-orang lakukan pada saat itu hanyalah bertahan hidup sebaik mungkin.
Tapi tidak akan semudah itu, ratusan ribu bahkan jutaan nyawa melayang karena musim dingin yang berkepanjangan. Laurent yang saat itu masihlah seorang Paladin, benar-benar merasakan dampaknya.
Harus bergerak dari satu tempat ketempat lain yang berjarak ratusan sampai ribuan kilometer sambil menerobos tebalnya salju, bukanlah hal yang mudah.
Dinginnya salju memang tidak akan terlalu berdampak pada dirinya, tapi tebalnya salju sangat amat mengganggu bagi Laurent, karena pengelihatannya jadi terbatas.
Dalam keadaan yang seperti itu dia sangat rawan untuk mendapat serangan. Meski Paladin hanya bertugas untuk mengawasi, tapi mereka tetap memiliki banyak musuh.
Terutama para Pedagang yang ingin menguasai pasar di daerah Gedung Sraye. Mereka sangat membenci Paladin karena selalu menyetabilkan apa yang sudah mereka mulai.
Laurent pernah di serang sebanyak dua kali semasa Winter of Ruin dan dia harus menerima banyak luka karena ketidakwaspadaan.
Dua penyerangan itu memberi Laurent pelajaran penting, untuk selalu beristirahat agar bisa menjaga diri sebaik mungkin.
Dan itulah yang akan dia lakukan saat mengunjungi sebuah Desa kecil yang tertimbun oleh salju.
Kondisi Desa tersebut sangatlah buruk, di sana tidak tersisa satupun rumah yang dapat ditinggali. Semuanya hancur, dihantam oleh kencangnya angin badai.
Namun ada satu hal yang membuat Laurent tidak segera pergi dari sana, dia dibuat bingung dengan kelakuan para warga yang hanya diam mematung di bawah sebuah pohon pinggir sungai.
Laurent kemudian mendekat, setelah semakin dekat dia kini bisa melihat bahwa para warga berada pada posisi setengah berdiri dengan lutut yang menempel ditanah, serta tangan terbentang mengelilingi pohon tersebut.
Laurent masih saja bingung, sampai akhirnya dia benar-benar memastikan apa yang sedang terjadi di sana.
Sesosok kehidupan kecil yang rapuh tengah tertidur, dikelilingi oleh generasi sebelumnya yang berusaha untuk menjaganya agar tetap hangat.
Dedaunan kering berguguran menimpa mereka yang perlahan di telan oleh salju.
Pupil mata Laurent seketika mengecil, buru-buru dia menyingkirkan mayat para warga dan memungut bayi tersebut. Kemudian dia menyobek bajunya sendiri untuk menghangatkan sosok gadis kecil diantara bunga teratai.
Ya, Laurent menemukan seorang bayi diantara mayat para warga. Selain itu, sepertinya Ibu kandung dari bayi ini juga telah mati membeku demi melindungi dirinya.
Laurent hanya bisa merapatkan giginya saat melihat ekspresi polos sang bayi. Karena tidak bisa membawanya, Laurent memutuskan untuk menitipkan bayi tersebut ke seseorang di Kota terdekat.
Beruntung perjalanannya berjalan lancar, dia juga dengan cepat menemukan sosok orang tua yang mau merawat bayi itu.
Mereka berdua adalah sepasang kekasih tua yang belum pernah memiliki anak dan saat mendengar bahwa Laurent sedang mencari orang tua yang mau mengadopsi bayi, tanpa pikir panjang mereka langsung mengambilnya.
Sebenarnya Laurent merasa sedikit khawatir, tapi mereka berdua adalah satu-satunya pilihan yang bisa dia ambil dan mau tidak mau bayi ini harus di serahkan.
Sebelum pergi, dia sempat mampir sebentar ke rumah mereka berdua untuk mendiskusikan tentang nama bayi itu.
Setelah Laurent menceritakan bagaimana serta kondisi saat dia menemukan sang bayi, sepasang kekasih tua itu langsung menyebutkan satu nama, yaitu. “Lian Hua.”
\=/\=\=/
“Hmm... Lian Hua, bagaimana kabarnya sekarang?”
“Yah... Baik-baik saja, terakhir kali aku mengunjunginya, dia sudah menjadi wanita dewasa yang secantik bunga. Walau belum menikah.” Laurent menaikan kedua bahunya.
Viole menaruh cangkir kopinya. “Aku tidak perlu mendengar kalimat terakhir anda, lebih baik pergi mandi. Apa batu hangat itu masih tersisa?”
“Masih ada beberapa, gunakan saja dan cepat bersihkan dirimu, kau sangat bau.” Laurent menutup kedua hidungnya dengan gestur tangan yang menyapu udara.
“Ugh... Jangan anda perjelas.” Viole membalikan badan, berjalan ke lantai atas untuk pergi ke kamar mandi.
Dari depan perapian, Laurent hanya diam memperhatikan sampai akhirnya beralih ke arah pintu saat ada pria berjubah yang tiba-tiba masuk.
Tubuh pria itu dipenuhi oleh salju, tapi dia tidak merasakan dingin sedikitpun.
“Hah! Musim dingin tahun ini benar-benar parah.” Balft, dia melepas jubahnya kemudian berjalan menuju perapian.
“Bagaimana? Kau mendapatkan barang nya?”
“Dapat, tapi harganya sudah mulai naik. Beberapa bahan yang mudah di dapatkan masih berada di harga tetap.” Setelah sampai, Balft duduk disebelah Laurent.
“Hm.” Tiba-tiba Laurent menurunkan punggungnya, menatap Balft dengan ekspresi yang begitu serius. “Balft, ada yang ingin ku bicarakan denganmu.”
“Ha? Apa?”
Laurent menghela nafas, kedua tangannya mengepal didepan lutut. “Aku ingin memberi bantuan kepada rakyat jelata, untuk meringankan beban mereka di musim dingin ini. Setidaknya aku ingin memberikan beberapa potong roti untuk mereka jadikan makanan.”
“Huh? Untuk apa kau melakukan itu?” Balft mengerutkan dahi. Dia beranggapan kalau niatan Laurent tidak menguntungkan sama sekali
“Setelah memperhatikan kejadian pagi hari ini, aku bisa menyimpulkan bahwa musim dingin kali ini juga terkena dampak dari kejadian aneh beberapa Minggu terakhir.
Dan aku tidak ingin Winter of Ruin terulang kembali, cukup sudah aku melihat banyak orang mati sia-sia karena ganasnya musim dingin.”
Mendengar isi hati temanya, Balft hanya bisa menggelengkan kepala. Dia jelas kesulitan untuk menolaknya. “Heish... Baiklah baiklah, aku akan membantu.
Tapi, aku tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun. Yang akan aku lakukan hanya membantu menyebarkan sumbangan mu.”
“Itu sudah cukup.” Laurent tersenyum tipis. “Untuk masalah uang kau tidak perlu khawatir. Sebagai mantan anggota dari Paladin, aku bisa membeli banyak barang dengan harga murah dari Sraye.
Kita juga bisa meminta beberapa Bangsawan Lokal untuk ikut membantu, aku yakin ada diantara mereka yang berpikiran sama. Oh ya, terimakasih.”
Balft memejamkan mata, kemudian mengeluarkan beberapa barang yang Laurent suruh beli dari Spatium Bag. “Sama-sama.”
Will Continue In Chapter-9 >>>
–––––––
Ada yang pernah ngerasain musim dingin? Aku penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments