Chapter 6 – Soul

Bersama Balft, setiap hari Viole habiskan hanya untuk berlatih, memulai saat pagi lalu selesai ketika matahari akan tenggelam. Terus seperti itu sampai tidak terasa sudah satu setengah bulan sejak hari pertama.

Masih sama seperti sebelumnya, mereka berdua melakukan latihan pada Bukit Zart, tetapi ada sesuatu yang berbeda, khusus untuk hari ini.

Balft tiba-tiba mengeluarkan sebuah Pedang dari kekosongan, kemudian memberikannya kepada Viole. Tindakannya itu jelas membuat Viole kebingungan.

“Hari ini kau tidak akan berlatih seperti biasanya, sekarang waktunya bertindak di lapangan. Gunakan Pedang ini untuk mempermudah latihan mu.” Balft menjelaskan.

Tapi Viole masih memiliki beberapa pertanyaan. “Ya- ya... Aku tau ini untuk membantuku, tapi... Anda terlalu berlebihan, benda itu sangatlah mahal.”

“Ini hadiah.”

“Ha?”

Sekali lagi Balft menyerahkan Pedang itu. “Aku pernah mengajar beberapa Juniorku sebelumnya, tapi diantara mereka tidak ada yang bisa bertahan lebih dari satu Minggu.

Bisa mengikuti latihan dariku selama sebulan penuh merupakan sebuah pencapaian bagimu. Ambil ini, kau berhak untuk mendapatkannya.”

Perkataan Balft membuat Viole terdiam selama satu menit penuh. Pemuda itu mencoba untuk memahami sikapnya sendiri terhadap suatu pemberian, apakah selama ini aku sudah terlalu berlebihan?

Setelah dipikir-pikir sepertinya iya, menyadari kesalahannya sendiri Viole menghela nafas, kemudian menerima Pedang yang Balft tawarkan kepadanya. Sebuah Soul Weapon Level 3 yang tentu terasa sangat kuat bagi Viole.

“Terimakasih.”

Balft mengangguk. “Itu sudah kewajiban ku. Baiklah seperti perkataan ku sebelumnya, hari ini kau akan melakukan praktek. Coba lihat hutan dibelakang mu itu.”

Viole menengok kebelakang, memperhatikan sebuah hutan lebat yang biasanya selalu dia gunakan untuk beristirahat. “Lalu?”

Sekali lagi, dari ruang kosong Balft mengeluarkan sebuah bola bercahaya, seukuran kepalan tangan. “Gunakan Soul Weapon itu untuk membunuh lima Roaist Mystical Beast, bawa 5 Soul Core mereka sebagai bukti.”

“Huh? Serius?” Memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar, Viole mengkorek telinganya sendiri. “Lima Roaist Mystical Beast?”

“Ya, lima. Memangnya kenapa?”

Karena jawaban dari Balft, Viole menepuk jidatnya sendiri. “Kenapa anda bertanya kenapa? Sudah jelas karena aku masih belum mampu untuk mengalahkan mereka!

Roaist, mereka bisa menggunakan Sihir! Sedangkan aku? Mungkin kali ini seluruh tangan kiri ku akan membeku! Dan apa anda bisa menjamin kalau hanya ada Roaist di dalam sana?”

Balft tertawa kecil, kemudian duduk di atas sebuah batu besar. “Entahlah, kau coba saja sendiri. Jika terjadi sesuatu aku yang akan bertanggung jawab, jangan khawatir.”

“Ya- tapi---! Ah kalau begitu kurangi jumlahnya menjadi empat! Hanya empat!”

“Tidak bisa, harus tetap lima.” Balft segera menyangkal dengan senyuman liciknya.

Viole jelas ingin membantah ucapan Balft, dia masih marah tapi pada saat yang bersamaan dia juga tidak bisa menolaknya. “Baik baik! Akan kulakukan, tapi berikan aku beberapa imbalan setelah semua ini selesai!”

Mendengar itu, ujung bibir Balft semakin naik. “Tentu, aku sudah menyiapkan beberapa hal untuk mengatasi sifat kekanak-kanakan mu itu. Sekarang cepat pergi.”

Dengan malas Viole membalikan badannya, kemudian masuk kedalam hutan bersama Soul Weapon Level 3 berwujud Pedang di tangan kirinya.

“Cih! Awas saja, akan kumasukkan tulang babi hutan di mangkuk makan malam mu nanti... Hah... Tapi untung saja aku sudah membawa beberapa persediaan.”

Viole memandangi sebuah tas kecil yang berada di pinggangnya. Tas itu juga merupakan sebuah Soul Weapon yang hanya dapat dibuat dari benang ruang dan waktu milik Maseria Spider.

Walau tidak seluas milik Balft, setidaknya Viole masih bisa menyimpan beberapa barang berat, untuk dikeluarkan kembali dengan mudah menggunakan Tas tersebut. [Spatium Bag]

“Hah... Tenang... Jernihkan pikiran... Dia hanya menguji mu, Tuan Balft memiliki lebih banyak pengetahuan. Aku hanya harus menurut dan ini dia, uh...”

Pemandangan hutan yang entah kenapa menjadi terlihat sangat mengerikan, menyambut Viole dengan senyuman.

<----<>---->

Dari luar hutan, setelah melihat Viole sudah menghilang, Balft menghela nafas. Dia kemudian mendongak ke arah langit, memandangi beberapa burung yang berterbangan.

“Hei, apa kau merasakannya juga? Akhir-akhir ini banyak kasus aneh terkait Mystical Beast.” Balft berbicara sendiri.

Tapi entah dari mana, ada seorang pria yang menjawab pertanyannya. [‘Itulah kenapa aku menyuruhmu untuk segera memperkuat anak itu.’]

Balft pun beralih memandang hutan. “Sedang ku usahakan... Menurut mu, apa ini akan menjadi bencana?” Balft serius dengan apa yang baru saja dirinya katakan.

Sekitar dua minggu terakhir, banyak sekali terjadi kasus dimana Mystical Beast menjadi lebih agresif, sampai-sampai berani menyerang pemukiman meski hanya seorang sendiri.

Tidak hanya itu, kekuatan mereka sepertinya juga telah meningkat. Mungkin itulah yang menjadi alasan kenapa mereka menjadi sangat percaya diri.

Selain Mystical Beast, alam juga mengalami keanehan. Banyak gunung yang tiba-tiba meletus, terjadi gempa pada berbagai daerah dan masih banyak lagi.

Mengakibatkan banyak Pihak mengalami kerugian, namun mereka belum mengambil tindakan apapun karena masih mencari penyebabnya.

Namun sampai sekarang petunjuk dari semua permasalahan itu masih belum ditemukan, seakan-akan mereka sedang dipermainkan oleh seseorang.

Tapi siapa? Dimana? Dan apa? Sekumpulan pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab.

[‘Dari beberapa kasus belakangan ini, sudah pasti bahwa Over Wolrd akan kembali diguncang oleh badai mematikan dan kau, harus bisa memimpin pasukan mu kembali dalam waktu setahun ke depan.’]

“Kau pikir mereka pergi kemana? Aku hanya perlu menendang pantat orang aneh yang digunakan untuk menggantikan ku di Kursi Kedua, lalu memimpin mereka kembali, simpel.”

[‘Oh... Begitu ya... Dan sejak kapan kita memiliki hobi yang sama?’]

“Kemarin.”

<----<>---->

SRAAK!!

Menggunakan Soul Weapon barunya yang dia beri nama Four Cristal, Viole membunuh Roaist Mystical Beast terakhirnya.

“Ah...”

Viole mengibaskan Pedang tersebut untuk membersihkannya dari sisa-sisa darah Mystical Beast, kemudian dia membalut luka sayatan pada tangan kanannya menggunakan daun herbal.

“Ekh- sepertinya tangan kananku tidak bisa digunakan untuk sementara waktu.”

Setelah selesai menutup lukanya, Viole langsung merobek perut Roaist Mystical Beast yang berwujud Hyena tersebut, untuk kemudian dia ambil Soul Core nya.

Sebuah bola biru terang seukuran kepalan tangan Viole dapatkan, bola itupun dia masukan kedalam Spatium Bag.

“Baiklah, sekarang saatnya pulang. Cukup sudah aku menyiksa diriku sendiri, tapi... Luka yang kudapatkan ternyata biasa saja.”

Setelah membunuh lima ekor Roaist Mystical Beast, Viole baru menyadari sesuatu, para monster itu terasa lebih lemah. “Memang begitu atau aku yang bertambah kuat? Mungkin...”

Viole membuang pikiran itu, dia tidak lagi mempedulikan nya dan lebih memilih untuk segera berangkat pulang. Yang terpenting dia sudah mendapatkan semuanya.

Gelap.

Hutan yang tadinya terang kini terlihat gelap, menandakan bahwa Viole telah masuk ke salah satu bagian terdalam di hutan. “Uh... Mungkin aku harus naik ke atas-?”

SRRRRR!

“Hm?”

Semak-semak disekitar tiba-tiba bersuara, dengan sigap Viole segera mengarahkan Four Crystals ke arah tempat suara itu berasal.

Dahinya mengerut, seharusnya tidak ada lagi Mystical Beast disekitar sini.

Karena hanya memiliki satu mata ditambah dengan keadaan hutan yang gelap, Viole jadi kesulitan untuk melihat dan hal itu membuat situasinya menjadi semakin tinggi menguntungkan.

Posisi seperti ini terkesan terlalu merugikan bagi Viole. Melihat apa yang dia lakukan barusan, sudah pasti bahwa Mystical Beast itu akan segera menyergap.

Mengandalkan pendengaran adalah satu-satunya cara yang bisa Viole lakukan untuk sekarang. Bagaimanapun dirinya harus bersikap waspada.

TRAK! PAK!

Sebuah dahan pohon secara mendadak terjatuh tepat dibelakang Viole.

Refleks, dia langsung menghadap kebelakang, tapi di sana hanya ada ranting yang ditutupi oleh dedaunan. “Sial! Dia bukan Mystical Beast biasa... Jangan-jangan Misict?”

Kekhawatiran Viole semakin bertambah saat menyadari kemungkinan akan adanya Misict Mystical Beast. Dia harus meningkatkan kewaspadaannya.

“Ayolah, tangan kanan!”

Viole bisa saja terbunuh saat ini juga, sebab dirinya yang sekarang bukan tandingan bagi Misict Mystical Beast, ditambah kondisinya juga sedang tidak prima.

SREEEK...

Suara itu kembali terdengar dengan sangat jelas. Dari atas, Viole bisa langsung menebak, menyadari keberadaan mahluk tersebut yang terlihat jelas.

“Shaaaa!”

BAKH!!

Seekor ular kobra yang ukuran tubuhnya lebih besar dari sapi dewasa, menerjang ke arah Viole. Beruntung pemuda itu berhasil menghindar, membuat kobra tersebut menghantam tanah.

“Ck!”

Sadar tidak bisa mengalahkannya, Viole langsung kabur menggunakan Mantra tipe Mine yang baru dia pelajari.

“Mine Ars – Shadow Step!” Seketika kaki Viole diselimuti oleh bayangan yang sedikit kebiruan, Mantra tersebut meningkatkan kecepatan gerak nya.

Demi mengelabui ular tersebut, Viole melakukan gerakan secara tidak beraturan diantara pepohonan. Sesekali dia juga memutar arah, meski harus menanggung risiko terkena serangan.

Namun ternyata Mystical Beast yang bernama Cobraraton tersebut dapat bergerak dengan kecepatan yang melebihi ekspektasi Viole.

Dia mendengus kesal ketika menyadarinya.

Tapi Viole tidak terburu-buru untuk mengambil keputusan, sebisa mungkin dia harus mencari keadaan yang sempurna untuk melawan balik, pemuda itu terus berfikir hingga titik awal dirinya berdiri sudah tidak terlihat lagi.

Beberapa saat kemudian, Viole mencoba untuk menengok kebelakang dan dia dikejutkan dengan Cobraraton yang bukanya menjauh, malam semakin mendekat.

“Ugh! Bisa-bisanya aku bertemu mahluk yang seperti ini!” Viole langsung memutar otak, hanya dengan satu mata dia memperhatikan keadaan di sekitar.

Pemuda itu sudah beberapa kali mengalami situasi semacam ini, jadi dia bisa berpikir cepat sebelum mengambil keputusan.

Setelah yakin dengan rencananya, Viole segera menarik nafas dalam-dalam, mempersiapkan diri sebelum memutar arah dengan menggapai sebuah dahan pohon menggunakan tangannya yang terluka.

Dengan cepat, tanpa mempedulikan lukanya, Viole langsung menggunakan Mantra Es yang sangat dasar yaitu,

“Etus Ars – Ice Ball!”

Sebuah bola es seketika tercipta setelah Viole mengucapkan Mantra tersebut, kemudian dia melemparkan bola itu pada mata Cobraraton.

CRAT!!!

Akibatnya, pandangan ular itu terhalangi, membuat Viole yang baru saja mendarat, bisa dengan leluasa menebas perutnya.

“Aaaaahkkk!” Cobraraton menjerit kesakitan diikuti dengan tubuh yang menggeliat.

Namun, tebasan Viole masih kurang dalam. Dia segera berdiri, namun saat akan melakukan serangan kedua, dia tiba-tiba mendapatkan serangan dari arah lain.

Ekor kuat Cobraraton mengenai perut Viole, membuat pemuda itu terpental beberapa meter kebelakang, sebelum berhenti ketika menabrak sebuah batu.

Seketika seluruh tulang pada tubuh Viole terasa nyeri, isi perutnya terasa seperti diputar dan darah segar dia muntahkan.

“Uhuk! Uhuk-! Ugh...”

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Viole segera mencoba untuk berdiri. Dia mengangkat Four Crystals, berniat kembali menyerang dengan tubuh penuh luka.

Namun harus terhenti.

Karena ternyata Cobraraton sudah mati hanya karena tebasan barusan, jika diperhatikan baik-baik Soul Core yang menjadi nyawa Mystical Beast itu, rupanya telah hancur.

Sepertinya tubuh Viole sudah cukup kuat sampai bisa menembus kulit keras Cobraraton, bahkan menghancurkan Soul Core nya. Atau mungkin itu bisa terjadi karena bantuan dari Soul Weapon ini.

Jika memang benar demikian, maka dirinya masih perlu berlatih lebih giat lagi.

“Hah... Kukira aku akan mati- ug-ugh... Aku harus mencari tempat untuk beristirahat-”

Viole memasukan Four Crystals pada selongsongnya, kemudian berdiri untuk mencari lokasi aman agar dirinya bisa beristirahat.

Setelah berjalan belasan meter dari mayat Cobraraton, Viole akhirnya menemukan sebuah goa yang terlihat aman.

Tapi karena masih kurang yakin, Viole pun mengambil salah satu Soul Core yang tadi ia dapatkan, kemudian melemparkan benda bercahaya itu kedalam goa.

Berkat cahaya dari Soul Core, Viole dapat dengan mudah memastikan bahwa goa tersebut benar-benar aman.

Lantas dia masuk ke dalam sana, Viole menyandarkan punggungnya pada dinding goa sambil memakan beberapa Spirit Fruit demi memulihkan kondisi.

Lukanya cukup parah.

“Sepertinya siang akan segera tiba, emh... Apa aku telah memakai keberuntunganku untuk satu tahun ke depan?”

<----<>---->

Beberapa Jam Kemudian.

Balft yang sedari tadi menunggu diluar mulai merasa khawatir, sudah cukup lama sejak Viole masuk kedalam hutan.

Bukan apa-apa, tapi seharusnya dengan kekuatannya sekarang ini, tidak butuh waktu lama bagi Viole untuk hanya membunuh 5 ekor Mystical Beast.

Sepertinya telah terjadi sesuatu. “Hei orang aneh, apa aku harus ikut masuk ke dalam hutan?”

Orang itupun menjawab. [‘Tidak perlu, dia tidak akan mati ditempat yang seperti ini.’] Suara tersebut hanya bisa didengar oleh Balft.

“Baiklah, berapa jam lagi aku harus masuk?” tanya Balft.

[‘Apa kau menyumbat telinga mu? Hah... Lakukan sekarang saja jika memang ingin melakukannya.’] Dia merasa sedikit jengkel.

Balft lantas memungut sebuah batu. “Kenapa kau begitu percaya kepadanya? Apa karena dia jauh lebih kuat darimu?”

WHUS! TRAAK!!

Kemudian, dia melemparkan batu tersebut hingga menembus sebuah pohon.

Mendengar apa yang barusan Balft katakan, pria itu menyeringai. [‘Tentu saja bukan, karena akulah yang terkuat!’]

“Heh! Tapi kenyataannya berbanding terbalik dengan ucapan mu kan?”

[‘Hilih! Diam kau!’]

<----<>---->

Viole yang masih belum sembuh sepenuhnya dari luka bekas pertarungan tadi, bukanya kembali dia malah menjelajahi goa tersebut lebih dalam lagi.

Jika diperhatikan dengan seksama, goa ini pasti merupakan sebuah Dungeon [Sarang Monster] dan Dungeon hanya bisa dibuat oleh Mystical Beast mulai dari tingkatan Seap.

Yang berarti tindakan Viole sekarang ini sama saja dengan membuang-buang nyawa.

Tapi tidak demikian.

Sebelum masuk terlalu dalam, Viole sudah melakukan banyak hal. Mulai dari membuat suara keras sampai melemparkan Soul Core kebanyak sudut.

Dan tidak ada satupun Mystical Beast yang keluar, menandakan bahwa Dungeon ini sudah ditinggalkan oleh penghuninya.

Lalu kenapa Viole tetap menjelajahinya? Tentu karena rasa penasaran, dia penasaran dengan benda-benda yang bisa saja tertinggal di dalam sini.

Dengan menggunakan Soul Core tadi sebagai pencahayaan, Viole secara perlahan menjelajahi sudut-sudut goa ini.

Tak ada hal istimewa yang Viole temukan ketika menjelajah, semuanya terasa normal seperti Dungeon pada umumnya dengan ukuran goa raksasa dan tetap normal untuk beberapa waktu ke depan.

Sampai saat dia sedang memperhatikan ukiran pada dinding goa, tidak sengaja Viole menemukan sebuah cahaya redup di kejauhan.

Cahaya itu terlihat mencurigakan, tapi tanpa pikir panjang Viole langsung berlari menuju cahaya tersebut, tentu dia bersikap waspada. Karena bisa saja, penghuni Dungeon ini berada di sana.

Ketika hampir sampai, Viole perlahan menurunkan kecepatannya. Dia kemudian berjalan pelan sambil memperhatikan sekitar dengan Four Crystals ditangan.

Cahaya itu terlihat sangat aneh. “Kenapa aku tidak bisa melihat sesuatu dari balik cahaya ini?”

Seperti perkataan Viole, cahaya yang menyinari seluruh jalan dihadapannya tidak sama dengan cahaya pada umumnya. Jika dicermati lagi, benda itu lebih bisa disebut sebagai air yang bersinar.

Atau mungkin air terjun kecil yang memancarkan cahaya. Tepat di bagian bawahnya juga terdapat sebuah kolam kecil yang seolah-olah selalu memiliki ruang tanpa batas.

“Air ini sepertinya mengalir dari atas.” Viole memandangi sumber dari air bercahaya ini.

Merasa tidak yakin dengan apa yang akan terjadi jika menyentuhnya, Viole pun menjadikan sebuah batu sebagai percobaan, dan hasilnya normal-normal saja, batu itu hanya basah layaknya terkena air biasa.

RYUUUR...!

Karena sudah yakin akan keamanannya, dengan santainya Viole berjalan menuju air terjun kecil yang bercahaya ini.

Dia melangkahkan kaki, melewati aliran air yang tidak terlalu deras hingga membuat seluruh tubuhnya basah kuyup.

“Ah... ding-in... Hah?”

Ketika sampai pada sisi lain dari air terjun tersebut, Viole langsung dibuat bungkam. Sebuah ruangan yang begitu besar dengan banyak patung serta ukiran-ukiran kuno menyambut matanya.

Tidak hanya besar, ruangan ini juga luas dan dipenuhi oleh banyak sekali tanaman menjalar, menandakan bahwa tempat ini sudah lama ada.

Ruangan yang seperti ini, jelas bukanlah buatan seekor Seap Mystical Beast, mustahil mereka bisa melakukannya. Lalu siapa?

Ya, sudah pasti, Colosum Mystical Beast. Atau sekenario yang lebih buruknya lagi, seekor King Mystical Beast lah yang telah membuat tempat ini.

Will Continue In Chapter-7 >>>

–––––––

Ilust Credit: Platform W

Sepertinya Viole sudah masuk ke 'lubang kelinci'

BTW untuk penjelasan tentang Mantra dan Sihir serta beberapa hal ada di Chapter depan, kemungkinan 8 atau 9. Ditunggu aja.

Terpopuler

Comments

GREED {KERAKUSAN}

GREED {KERAKUSAN}

lanjut

2022-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!