Chapter 2 – Takdir

Pada Kota Sera yang baru, sebuah Kota yang di selimuti oleh banyak pepohonan rindang layaknya Hutan para Elf, di sanalah Viole tinggal.

Dia masih berteduh pada tempat yang sama, namun kehidupan Viole berubah drastis dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Setiap hari terasa sangat sulit baginya, dalam melakukan hal apapun dia selalu mengeluh dan merasa sangat tersiksa.

Hatinya hancur, dia meringkuk di pojok ruangan. Air mata anak itu tidak bisa berhenti menetes, mengalir deras bersamaan dengan isi kepalanya yang terus berputar.

Andai saja ada orang lain di sampingnya, mungkin kondisinya tidak akan separah ini, namun sekarang Viole sendirian, anak itu tidak memiliki siapapun.

Lambat laun, secara perlahan, kesepian menggerogoti dirinya.

<----<>---->

7 Tahun Kemudian.

“Aah... Mimpi itu lagi... Sialan! Aku tidak akan pernah terbiasa.” Viole memijit pelipisnya yang terasa sakit, dia baru saja bermimpi buruk.

Pemuda itu terus melihat mimpi barusan selama seminggu terakhir. Mimpinya selalu sama, hanya perjalanan yang terasa sangat panjang.

Pemuda tersebut bernama Izura Viole. Rambutnya berwarna putih langit dengan mata biru safir, Viole tidak terlalu tinggi [167cm] serta tampangnya biasa saja.

Tidak ada sesuatu yang istimewa dari bocah itu, selain statusnya dimasa lalu dan dirinya yang merupakan seorang Half Elf.

Setelah sakit kepalanya hilang, tubuh Viole kemudian bergerak, dia melangkah kesana-kemari untuk mengambil makanan juga demi membersihkan diri.

Dia tinggal di rumah yang sangat sederhana dan hanya memiliki sedikit uang, jadi makanan yang dia makan pun seadanya saja. “Siang hampir tiba.”

Setiap hari Viole akan pergi berburu di hutan belakang untuk mencari uang, berangkat pada siang hari kemudian kembali ketika matahari akan terbenam.

Saat sedang merapihkan pakaiannya untuk segera pergi berburu, Viole tidak sengaja melihat ada setangkai bunga di atas meja.

Viole diam untuk sesaat, memikirkan kenapa ada bunga di sana, sampai akhirnya dia ingat bahwa hari ini merupakan hari yang penting.

Segera Viole mengambil bunga tersebut, kemudian dia keluar rumah sambil membawanya di tangan kiri.

Rumah Viole berada cukup jauh dari pusat Kota, jadi dia perlu berjalan untuk beberapa waktu sebelum bisa melihat pemandangan Kota yang ramai, bersih serta ditumbuhi banyak pohon.

Dalam perjalanan, Viole melewati rumah lamanya yang terlihat jauh lebih layak daripada yang sekarang. Ya, walaupun rumah itu sudah berubah menjadi puing-puing bangunan.

“Hah... Ini sudah yang ke-2543 kali.” Viole menghela nafas panjang, melihat orang-orang yang berlalu-lalang, seolah tidak menganggap dirinya ada.

Perlakuan itu bukan tanpa alasan, seluruh penduduk Kota, membenci Kakek Viole.

Tapi Viole sudah terbiasa atas perlakuan yang mereka berikan, jadi dia hanya berjalan santai, tanpa memperdulikan tatapan sinis yang diarahkan kepadanya.

Semuanya terasa baik-baik saja, meskipun ada sedikit batu kerikil yang melayang.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Viole tiba ditempat tujuannya, yaitu sebuah pemakaman. “Aku datang...”

Kaki Viole tergerak, berjalan melewati makam juga orang-orang yang sedang berada di sana. Sama seperti sebelumnya, dia diabaikan.

Viole baru berhenti melangkah setelah sampai di ujung pemakaman, terlihat ada sebuah makam lusuh yang ditumbuhi oleh rumput sert tanaman menjalar.

Wajah Viole yang sebelumnya datar, kini dihiasi oleh sebuah senyuman kecil ketika melihatnya.

“Lama tak bertemu... Kakek.”

Bersamaan dengan perkataannya, tangan kanan Viole menyingkirkan bunga yang sudah layu dari makam Kakeknya, kemudian menggantinya dengan bunga yang baru.

Setelah mengganti bunga itu, Viole segera membersihkan batu nisan Kakeknya yang kotor ditutupi oleh debu.

“Alchemist King – Izura Zhen...,” ucap Viole dengan suara lirih, tapi bukan nama itu yang tertulis pada permukaan batu nisan.

Viole menundukkan kepalanya, dia kemudian duduk bersila menghadap kepada Zhen.

Dia masih tersenyum tanpa perubahan. “Kakek... Hari ini usiaku telah genap 14 tahun, yang berarti aku sudah mendapatkan izin untuk mendaftarkan diri ke Sraye [Petualang]

Seperti yang dirimu harapkan, aku akan menjadi Petualang yang ternama. Tapi tidak hanya itu, aku mungkin juga bisa menjadi Alchemist hebat sama sepertimu, diriku yang sekarang... Berani menjaminnya.”

Berbicara dengan orang yang sudah mati, memang terkesan gila. Namun di Over World berlaku suatu hukum.

Di mana, seseorang dapat berinteraksi dengan orang yang sudah mati, asalkan dia berbicara dengan orang mati tersebut ditempat terakhir tubuhnya berada.

Meski tidak bisa secara langsung, tapi itu masih tetap bisa dilakukan.

Namun, seperti yang terlihat, Zhen tidak merespon ucapan Viole. Bahkan memberikan pertanda pun tidak dan selalu seperti itu setiap kali Viole mengunjungi makamnya.

“Ya... Aku tau, apa yang barusan ku katakan memang terkesan terlalu angkuh. Aku bukanlah siapa-siapa, berbanding terbalik dengan mu. Tapi, aku harus terus berusaha...

Sekeras mungkin... Dan sebaik mungkin... Itukan yang dulu kau ajarkan padaku? Kakek...” Viole menghela nafas, kemudian mengangkat kepala untuk menatap batu nisan Kakeknya.

Sekarang senyuman pada wajah anak itu telah menghilang sepenuhnya, matanya yang datar menatap tajam ke depan.

“Kau mengajariku untuk tetap bersemangat, walaupun rintangan yang ku hadapi sangatlah berat dan bisa membuatku putus asa, aku tidak boleh menyerah, tapi... Tapi kenapa?!”

BRAK!

Viole memukul nisannya Zhen. “Kenapa kau malah menyerah begitu saja?! Kau dengan begitu mudahnya mengakhiri hidupmu sendiri dengan alasan yang sangat tidak jelas!”

Telapak tangan Viole mengepal erat. “Kenapa kau melakukan itu? Biarkan saja penduduk Kota ini mati... Nyawa mu jauh lebih berharga dari pada para sampah ini... Lalu sekarang, apa yang kau dapatkan?

...Tidak ada, mereka justru membencimu... Jawab pertanyaan ku, kenapa? KENAPA?!”

Viole terdiam, dia terduduk di atas tanah dengan ekspresi wajah yang begitu kosong.

Sambil menggenggam erat sebuah bunga yang telah membusuk, Viole terus menunggu. Namun, setelah beberapa menit berlalu Zhen tak kunjung memberikan jawaban.

Tentu tindakan Kakeknya itu membuat Viole marah.

Tapi yang dia lakukan hanya berdiri, kemudian pergi meninggalkan makam tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Ekspresi kecewa, terlihat jelas pada wajah Viole.

<----<>---->

Karena hari masih siang, Viole pun memutuskan untuk pergi berburu. Dia segera mengambil sebuah Pedang pendek dirumahnya, kemudian pergi menuju hutan belakang.

Pekerjaan ini agak berbahaya, tapi Viole harus melakukannya dan mendapatkan hasil, jika tidak, perekonomiannya bisa berantakan.

Berbekal ilmu yang Kakeknya ajarkan selama kurang lebih 3,5th dan pengalamannya selama ini, Viole cukup percaya diri untuk mengahadapi Monster di dalam hutan yang disebut Mystical Beast.

Walau begitu, yang dapat Viole hadapi hanyalah tingkat rendah, karena dia hanya memiliki sedikit Mantra dan dia tidak terlalu faham bagaimana caranya menggunakan Sihir.

Viole kekurangan uang untuk membeli hal semacam itu agar bisa dirinya pelajari. Alhasil, dia harus benar-benar menggunakan otaknya supaya perburuan ini berjalan lancar.

“Serpens Cervorum, mereka adalah Lakt Mystical Beast dengan pergerakan yang cepat dan racun mematikan.” Viole mengamati mangsanya dari balik semak-semak.

Karena sulit untuk langsung melawannya, Viole mencoba untuk mengamati keadaan sekitar terlebih dahulu, saat ini dia sedang berada di hutan bagian luar yang dipenuhi oleh pepohonan.

Yang berarti tempat ini cukup sempit, sedangkan Rusa biasanya bergerak secara tak beraturan.

Serpens Cervorum, 70% kemungkinan Viole bisa langsung menangkapnya jika bergerak dari balik pepohonan secara acak.

“Hah... Emosiku masih belum stabil, mungkin saj-- Ah! Sudahlah!” Mencoba untuk mengurangi beban pikirannya, Viole langsung bergerak secara perlahan dari balik pepohonan.

Sebisa mungkin dia tidak membuat suara, sambil mengawasi Rusa berekor ular yang sedang memakan rumput itu.

Pada saat yang bersamaan Pedang miliknya menyala, dialiri oleh semacam energi magis berwarna putih. Kemudian, dari mulut Viole terucap sesuatu.

“Etus Ars – Shrap Sword.”

TDAAK!!

Tepat setelah Mantra itu terucap, Viole langsung melompat, berlari mengitari pepohonan, kemudian secara tiba-tiba muncul begitu saja dihadapan Serpens Cervorum.

Pedang tajam yang dipertajam itupun diayunkan, bersama dengan hawa dingin yang dapat membekukan darah.

CRAT!!

Tanpa mengetahui siapa pembunuhnya, Rusa itupun mati ketika Pedang milik Viole menancap di kepalanya.

Viole memang sengaja menunggu sedikit lebih lama, supaya rusa tersebut merasa aman untuk makan pada area ini, setelah itu baru dia memberikan serangan kejutan.

Dengan begitu, Viole bisa langsung menyelesaikan pekerjaannya hanya dengan menggunakan satu serangan.

“Aeh... Kepalanya ternyata sangat keras, padahal aku sudah menggunakan Shrap Sword.” Viole mencabut Pedang miliknya dari Serpens Cervorum, kemudian mulai mengambil bagian penting milik Mystical Beast itu.

“Ular yang menjadi ekornya harusnya bisa mendeteksi keberadaan ku, tapi sayang sekali, Elemen ku adalah Es.”

Setelah selesai mengambil beberapa bagian dari tubuh Mystical Beast tersebut, bersama sebuah kain kumal, Viole kembali ke Kota Sera.

Sesampainya di Kota, dia langsung menjual hasil buruannya kepada seorang Pandai Besi yang sudah menjadi langganannya sejak lama.

Mereka berdua juga sudah lama saling kenal.

Pandai Besi itu terlihat layaknya pria biasa, dia tinggi, lumayan berotot dan berkumis tipis. “Ohho... Viole, apa yang kau bawa hari ini?” Dia menyambut hangat kedatangan Viole.

“Serpens Cervorum, baru kali ini aku menemuinya.”

“Whoa, sepertinya kau beruntung. Dia cukup langka di hutan ini.”

“Benarkah?!” Salah satu alis Viole terangkat, dia tidak pernah mendengar tentang itu sebelumnya.

“Ya... Kemari, akan ku tentukan harganya setelah melihat kualitasnya.”

Ada sedikit senyuman pada wajah Viole, dia lantas menyerahkan keranjang berisi Serpens Cervorum itu untuk diperiksa oleh Del si Pandai Besi.

“Hmm, lumayan bagus. 4 Koin Perak, ambil ini.” Del menyodorkan tangan dengan beberapa Koin diatasnya.

Kepala Viole terangkat ketika melihat jumlahnya. “Bukankah ini terlalu banyak? Biasanya aku cuma dapat satu.”

“Sudah kubilang, kau beruntung hari ini,” ucap Del sambil tersenyum lembut.

Karena senyuman tersebut Viole mau tidak mau harus menerimanya, walaupun dia tau bahwa harganya tidak akan semahal ini. “Terimakasih.”

Del memberi anggukan kecil, kemudian menyuruh Viole untuk segera pulang. Bocah itu menurut saja, karena memang matahari sudah mulai tenggelam.

“Sayang! Apa yang kau lakukan?!” Tak lama setelah Viole pergi, muncul seorang wanita dari dalam rumah Del, dia terlihat cukup kesal.

“Bukankah kau sudah memperbolehkan ku untuk membeli hasil buruannya?” Del lantas berdiri, mendekati Istrinya itu.

“Tapi aku tidak menyuruhmu untuk memberinya bonus! Kakeknya telah menyebab-!”

“Sudah hentikan! Dia hanya anak kecil, anak biasa! Dosa Tuan Zhen bukanlah dosa yang harus dia tanggung! Viole pantas untuk menerima belas kasihan orang lain!”

Mendengar itu, Istri Del langsung terdiam. Dia kemudian masuk kembali kedalam rumah dengan perasaan kesal.

Sedangkan Del hanya bisa menggelengkan kepala, jalan pikiran Istrinya membuat kepalanya sakit.

<----<>---->

Empat Koin Perak, biasanya Viole hanya mendapatkan 1 atau 2 Koin Perak perhari, itupun tidak selalu. Jadi hasil hari ini benar-benar sangat besar bagi dirinya.

“Semoga besok aku bisa menemukan Mystical Beast yang lebih berharga, supaya bisa mendapatkan 4 Koin Perak ini tanpa belas kasihan.”

Viole memandangi beberapa Koin mengkilap ditangannya, mungkin dia bisa membeli baju baru dengan menggunakan uang ini.

Jarak antara rumah Del dengan rumahnya Viole cukup berdekatan, ketika di perjalanan pulang, Viole tidak sengaja melihat ada sebuah Kereta Kuda dengan beberapa Prajurit pergi meninggalkan Kota.

Kereta Kuda itu terlihat sangat mewah, dengan banyak hiasan mahal terpasang di sana, pasti di dalamnya berisi seorang Bangsawan kelas atas yang merupakan anggota utama.

Kebetulan, Viole mengenali siapa Bangsawan yang berada di dalam sana. “Oh dia pergi hari ini. Baguslah, jangan kembali kalau bisa.” Tapi sepertinya Viole membenci orang itu.

Krieeeeeek...

“Aku pulang...... Hmm..... Seperti biasa, rumah ini sepi sekali... Haha...”

Pemandangan rumah yang sederhana dilengkapi dengan pencahayaan yang remang-remang, menyambut mata Viole.

Untuk sekali lagi dadanya terasa sesak, namun Viole sudah terbiasa dengan hal ini.

Empat Koin tadi tidak jadi dia belanjakan, dia lebih memilih untuk menyimpannya saja.

“Mungkin aku bisa membeli beberapa persediaan makanan untuk besok.”

Langit-langit yang reot dan pencahayaan redup dari sebuah lentera, Viole lihat ketika dirinya membaringkan tubuh pada kasur kumal miliknya.

Entah kenapa malam ini Viole malas sekali untuk pergi makan, jadi dia memutuskan untuk tidur lebih awal. Tak berselang lama, mata Viole pun tertutup.

“Satu lagi hari yang menjengkelkan, telah ku lewati.”

Ya, seperti itulah hari-hari yang harus Viole jalani. Dia hanyalah anak yang tidak tau apa-apa, jadi kenapa dirinya harus menanggung beban seberat ini?

Sendirian, dikucilkan dan dipandang sebagai sampah masyarakat. Siapapun pasti tidak ingin merasakannya, begitu pula dengan Viole.

Namun, dia kebingungan harus melakukan apalagi, semuanya terasa sia-sia.

Oleh karena itu, sekarang, Viole memutuskan untuk hanya berusaha sebaik mungkin dalam menerima takdir ini, dia membuang semua keluhan kesahnya, menjalaninya dengan hati yang lebih lapang.

<----<>---->

DRUAK!!

Ditengah malam yang sunyi, suara keras terdengar dari luar. Membuat Viole yang mendengarnya terbangun. “Hah... Ayolah, biarkan aku beristirahat!”

Viole merasa sedikit kesal, dia lantas mengambil Pedang yang tergeletak di atas meja untuk segera mengecek kondisi di luar.

Kejadian seperti ini memang sudah tidak jarang terjadi, jadi Viole bisa langsung tau apa yang harus dilakukan agar tetap aman. “Mystical Beast kah? Semoga saja.”

Perlahan-lahan, Viole melangkah menuju pintu keluar dengan sikap waspada. Namun, sebelum dirinya sampai, suara itu kembali terdengar.

Berbeda dengan yang sebelumnya, sekarang suara-suara bising tersebut diikuti dengan teriakan para warga.

Mereka terdengar panik dan terkejut, seolah ada sesuatu yang membuat para orang-orang keturunan Naga ini ketakutan.

“Ada penyerang!”

“Hoi!! Cepat bangun!”

“Mereka bukan orang semba-!”

SRUAAK!!!

Mendengar suara tersebut, Viole langsung panik. Wajahnya seketika memburuk, jantungnya berdetak lebih cepat dan nafasnya jadi tak beraturan.

“Huh... Apa?”

Viole masih belum bisa mencerna situasinya, ini terlalu mendadak.

Ada penyerang, sudah pasti mereka bukan orang lemah karena berani menyerang Bangsawan sekuat Izura.

Pertempuran besar pasti akan terjadi jika memang penyerangnya sekuat itu. “Aku tidak akan siap jika itu benar-benar terjadi.”

Viole pun duduk, menenangkan diri, dia berusaha untuk berfikir sekeras mungkin supaya bisa lolos dari situasi ini dengan selamat. “Jumlah, ya aku harus mencari tau jumlah serta lokasi mereka!”

Viole menghela nafas, kemudian berdiri.

Pemuda itu sudah kembali tenang, dia segera mengambil beberapa persiapan untuk pergi keluar, sebisa mungkin dirinya harus bertahan.

DUAR!! BLAR!! JDAAR!!!

Namun saat Viole sudah berdiri di depan pintu, ledakan yang sangat besar tiba-tiba terdengar dari pusat Kota. Yang mana, ledakan tersebut tidak mungkin terjadi jika pertahanan pertama belum ditembus.

Pertahanan kuat yang bahkan tidak bisa ditembus oleh segerombolan Mystical Beast sekalipun. Sulit dipercaya mereka bisa merusaknya dalam waktu kurang dari 10 menit.

Pada saat itu juga, Viole langsung kembali teringat akan kejadian tujuh tahun yang lalu. Di mana ada banyak sekali 'Orang Kuat' menyerang Kota Sera.

Insiden itu, membuat banyak orang harus tewas dan mengukir sebuah trauma yang mendalam pada diri Viole.

Dia tidak akan melupakannya, itu akan terus membekas di dalam dirinya. Pembantaian sepihak penuh darah yang membuatnya berada pada posisi sekarang ini.

Akankah, kejadian tersebut terulang kembali?

Memikirkannya saja sudah membuat tangan Viole gemetaran. “Jujur saja aku takut, tapi aku tidak boleh menyia-nyiakan pengorbanan mereka yang berada di garis de-”

BRUAAK!!

“Hekh-”

Tiba-tiba, dengan kecepatan yang sangat tinggi, seseorang menabrak dinding rumah Viole.

Secara refleks, Viole langsung menutupi kepalanya menggunakan kedua tangan, untuk berlindung dari puing-puing bangunan yang terlempar.

Kejadian itu terjadi begitu cepat.

Setelah merasa aman, Viole membuka matanya. Pada saat itu juga, dia benar-benar terkejut, jantungnya sempat berhenti sejenak ketika melihat tubuh seorang pria terkapar tanpa nyawa.

Viole dapat memastikannya, karena...

“Ini---- bohongkan?”

... Kepala pria itu, menggelinding tanpa ekspresi menyentuh kakinya.

<----<>---->

Sementara Viole tengah menghadapi dirinya sendiri, keadaan di luar sudah sangat kacau. Seluruh warga menjadi panik karena peristiwa ini terjadi begitu mendadak.

Mereka yang belum bisa mencerna keadaan, terpaksa bertempur dalam kebingungan. Sedangkan yang menyadari kalau ini adalah ulah penyerang tak dikenal, juga tetap kebingungan.

Karena. “Apa salah kami?”

Tanpa memperdulikan pertanyaan itu, empat orang yang menyerang bersama pasukannya, dengan cepat memporak-porandakan Kota.

Mereka semua bergerak cepat membantai satu-persatu warga. Seluruh jagoan yang berada di Kota Sera sampai tidak berkutik sama sekali.

Dengan kekuatan yang sedemikian besarnya, dalam waktu singkat, mereka sudah memenuhi Kota dengan darah dan mengubah Sera menjadi lautan api.

Malam yang seharusnya damai serta menyenangkan ini, harus berubah menjadi malam berdarah yang disinari oleh bulan merah.

Dan itu, terjadi hanya karena empat orang saja.

<----<>---->

Di suatu tempat, seorang gadis terlihat sedang berjalan santai ditengah kekacauan ini, dia seolah tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi.

CRAAT!!

Namun meski sifatnya seperti itu, dia tetap membunuh setiap orang yang berada di dekatnya. “Hah... Membosankan, mereka semua lemah.”

“Illie! Apa yang kau lakukan?” Entah dari mana asalnya, seorang pria tua dengan rambut putih panjang yang tersibak angin, tiba-tiba muncul.

“Aku hanya ingin mencari orang kuat, Master sendiri untuk apa mencari ku?” Ekspresi wanita bernama Illie itu terlihat murung.

Sedangkan si Master, Master Yi menepuk jidatnya sendiri. “Mana mungkin ada orang kuat di Kota ini, sudahi kebiasaan konyol mu itu dan lakukan saja tugas kita!”

“Ermh... Baiklah-”

“VIOLE!!”

“Hm?”

Dari arah selatan, seorang pria tiba-tiba berteriak. Dia berlari menuju satu arah dengan tubuh yang dipenuhi oleh darah orang lain.

Tanpa mempedulikan keberadaan Illie dan Master Yi, dia terus berlari, melewati mereka berdua dan baru berhenti di depan rumah yang sudah hancur.

“Viole!” Si pria kembali meneriakkan nama tersebut.

Master Yi menggelengkan kepalanya. “Aku tidak bisa terlalu lama disini, kau urus saja sisanya, ingat! Jangan melakukan hal bodoh.”

SWUUS!!

Setelah mengucapkan itu, Master Yi menghilang, meninggalkan hembusan angin yang sangat kencang.

Pada saat yang bersamaan muncul pria lain, dia melompat dari satu bangunan kebangunan berikutnya, kemudian mendarat tepat didepan rumah yang sudah rusak tadi.

Melihat hal tersebut, Illie langsung bersemangat. Diapun bergegas menuju ke sana tanpa pikir panjang. “Sepertinya ini akan menyenangkan.”

<----<>---->

“Viole!” Del, dia masuk kedalam rumah Viole dengan sangat terburu-buru. Dirinya dipenuhi oleh darah dan amarah, namun juga ketakutan.

Namun, pengalamannya selama bertahun-tahun tidak akan membuatnya tumbang begitu saja. Dia adalah seorang pria, salah satu jagoan Kota Sera.

Walaupun kecil, dia harus tetap melakukan sesuatu.

“Paman-- Del?” Viole meringkuk dipojok ruangan, traumanya membuat anak muda itu hancur ketika dipaksa untuk menghadapi situasi yang seperti ini. Bahkan untuk berjalan pun dia tidak bisa.

“Apa yang kau lakukan?! Cepat pergi dari sini, api akan segera menyambar rumahmu!”

“Tapi, ada penyerang...” Viole menjambak rambutnya sendiri, dia bahkan sampai menangis. Kondisi mentalnya sungguh menyedihkan.

Entah sudah berapa kali dirinya menangis, tapi baru kali ini Viole menangis karena ketakutan. Menandakan betapa tak berdayanya dia dihadapan ancaman yang tak diketahui.

“Nak... Kau lihat darah yang di tubuhku ini?” Suara Del terdengar lirih.

Perlahan Viole membuka matanya, pandangannya bergerak, memandangi Del yang sedang berjongkok dihadapannya.

Betapa terkejutnya Viole saat melihat tubuh Del dipenuhi oleh darah, diikuti dengan beberapa kristal cair yang menetes dari kelopak mata pria itu. “Paman...”

“Ya, ini adalah milik Istri dan Ibuku, aku gagal dalam menyelamatkan mereka, karena itulah takakan kubiarkan kau mati disini-”

BRUAAK!!

“Dan aku akan memutarbalikkan keinginan mu, dasar hama.” Seorang pria memaksa masuk ke dalam rumah Viole, dia menghancurkan pintu menggunakan tangannya yang menyala.

Energi magis meluap-luap dari tangan pria itu. Tanpa pikir panjang dia langsung menyerang, melayangkan sebuah pukulan yang akan membuat mereka berdua mati seketika.

“Vii, biarkan aku yang menyelesaikan ini ya?”

Namun tangannya terhenti seketika sebelum bergerak terlalu jauh. Illie lah yang menghentikannya.

Pria bernama Vii itu menghela nafas atas tindakan yang Illie lakukan. Dia langsung melepaskan tangan perempuan itu dari dirinya, kemudian berbalik untuk pergi.

Sepertinya Vii sudah sangat terbiasa dengan kelakuan rekanya itu. “Jangan menggangguku.” Tapi dia tetap saja merasa kesal.

WHOUUS!

“Hmmph... Dasar sok cuek. Aaah, tapi yang lebih penting sekarang, haloo!” Illie menyapa dengan senyuman, dia terlihat sangat ramah.

Walaupun wanita itu baru saja menyelamatkan nyawanya, Del tidak akan terkecoh. Dia segera mengambil Pedang milik Viole, kemudian memasang kuda-kuda untuk bertarung.

Orang yang ada dihadapannya ini adalah orang gila yang otaknya sedikit miring, jadi dia harus benar-benar bersiap supaya Viole bisa kabur dari sini.

“Heh... Tidak ramah sekali.” Jari tangan Illie menyala.

“Viole, aku akan mengalihkan perhatiannya, kau larilah sejauh mungkin dari sini. Tolong buat aku mati tanpa memiliki lebih banyak penyesalan, buang keraguan mu.” Del berbisik,

Membuat Viole yang ingin membantah, kembali terdiam. Dia sebenarnya masih sedikit ragu, namun dia tidak bisa terus bersikap seperti ini. “Aku harus mengubah hidupku... Harus.”

Viole pun mengusap air matanya sambil berdiri, dia akan menunjukkan keseriusannya kali ini.

Mendengar suara pelan itu Del tersenyum tipis, lantas dia melangkah mendekati Illie tanpa memberi aba-aba, memaksa gadis tersebut menahan serangannya.

Orang yang bisa lari dari rekanya Vii, sudah pasti memiliki beberapa trik. Itulah yang membuat Illie mundur satu langkah. “Apa yang ingin kau lakukan?” Dahinya mengerut.

“Membuatmu bingung.”

BRAAK!!

Del tiba-tiba menghentakkan kakinya, membuat lantai rumah Viole hancur. Pada saat yang bersamaan dia melompat kearah kiri membawa Pedang yang siap menebas.

Itu dia aba-abanya, namun Viole masih menunggu untuk beberapa saat sampai Del benar-benar melayangkan tebasannya.

Pedang itupun terayun, melihatnya Viole segera berlari secepat mungkin, melewati titik buta Illie.

Tentu, wanita itu tidak akan membiarkan Viole lewat begitu saja. Namun saat akan menyerang, pandangannya tiba-tiba menjadi gelap total untuk sepersekian detik.

“Ap-?!”

SRAKT!!

Kerena tidak dapat melihat apapun, akibatnya Illie harus menerima tebasan dari Del. Membuka jalan lebar bagi Viole untuk kabur.

Viole langsung memanfaatkan kesempatan tersebut, namun dia sempat menoleh kebelakang dan melihat bahwa tebasan barusan tidak begitu berarti.

Hal tersebut membuat Viole merasa bimbang, tapi setelah melihat ekspresi wajah Del, hati pemuda labil tersebut langsung kembali teguh... Untuk terus berlari, pergi dari tempat ini.

Will Continue In Chapter-3

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Ilust Credit: Mushoku Tensei Wiki Fandom.

Nih, sedikit penjelasan tentang Mystical Beast. Kenapa ku taruh sini? Karena aku nggak tau harus masukin penjelasan ini dimana, kalo soal Mantra dan Sihir itu masih bisa kutaruh dicerita jadi lanjut baca aja.

1-Basic Mystical Beast, jenis ini adalah yang terlemah, mereka hanya sedikit lebih kuat dari pria dewasa dengan beberapa Mantra dan Sihir.

2-Lakt Mystical Beast, mereka mulai terlihat kuat dengan taktik dasar mereka dan ini adalah batas Mystical Beast yang bisa Viole kalahkan untuk saat ini.

3-Roaist Mystical Beast, tidak ada yang terlalu spesial ditingkat ini, kecuali mereka yang mulai mampu menggunakan Sihir.

4-Misict Mystical Beast, tingkatan keempat, maka kekuatan mereka akan meningkatkan 4 kali lipat dari sebelumnya.

5-Seap Mystical Beast, kecerdasan serta kekuatan mereka meningkat cukup signifikan dan mereka mulai bisa mengucapkan bahasa manusia.

6-Threat Mystical Beast, sekarang mereka mulai dianggap sebagai ancaman jika tinggal di daerah tertentu.

7-Culosum Mystical Beast, kau lebih baik lari sejauh mungkin jika melihat mereka.

8-King Mystical Beast, jumlah mereka memang hanya kurang dari 100. Tapi, sekali mereka mengamuk, banyak pihak besar harus turun tangan untuk mengatasinya, Sang Bencana.

9-Emperor Mystical Beast, tingkatan ini dianggap telah punah karena sudah 5000th lebih tidak terlihat. Namun, mereka tetaplah Monster dari segala Monster.

Terpopuler

Comments

Richie

Richie

ditunggu kunjung baliknya bang

2023-07-08

0

M Haitami

M Haitami

hmm menarik

2022-02-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!