Chapter 1 – Eternal Name's

Seorang pria mengangkat kepalanya, dia menatap langit yang begitu gelap, terduduk di atas ribuan, atau bahkan ratusan ribu jasad tanpa nyawa.

Matanya terlihat kosong dan hatinya terasa hampa, sepertinya dia sudah sangat kelelahan. Tanpa rasa risih sedikitpun, pria itu berjalan melangkahi mayat musuh-musuhnya.

Suara percikan dari darah dan daging yang hancur terdengar setiap kali dia melangkah. Siapapun pasti akan langsung lari saat melihatnya.

Bayangkan saja, dikelilingi oleh ribuan orang mati dan kau menyaksikan si 'pencipta' dari mayat-mayat tersebut melangkah tanpa emosi sama sekali.

Pemandangan yang cukup mengerikan, untuk membuat pria terkuat sekalipun pingsan ditempat.

<----<>---->

Dahulu kala puluhan ribu tahun yang lalu, Yggdrasil, pohon kolosal yang membawa banyak Dunia di dahannya masih dalam keadaan damai.

Dunia yang menggantung di sana juga sangat indah, di penuhi oleh pohon hijau dan air yang mengalir tanpa hambatan. Sebuah tempat yang pantas untuk disebut sebagai Utopia.

Di Yggdrasil juga tidak ada pertempuran antar Dunia setelah ratusan ribu tahun, menandakan bahwa tempat tersebut terjaga dengan baik.

Namun, kedamaian indah itu tidak bertahan lama. Karena suatu 'Kelompok Perusak' yang tiba-tiba muncul memulai kekacauan yang tidak diinginkan, perlahan namun pasti.

Bersama kemarahan mereka, sebuah Kelompok misterius bernama Alter Lenioria beserta pemimpin mereka Seven Deadly Sins, mulai membuat kekacauan di Yggdrasil.

Menyebabkan kehebohan besar hampir di seluruh Dunia.

Bagaimana tidak? Mana mungkin ada Kelompok yang mampu dan berani mengusik kedamaian Yggdrasil? Mereka pasti hanya sekumpulan orang gila.

Namun, itulah yang terjadi dan yang akan terjadi.

Pada awalnya mereka hanya menyerang Dunia kecil yang lemah, membuat penghuni Dunia itu tunduk, kemudian menjadikan mereka sebagai sekutu untuk memperkuat pasukan.

Setelah itu, baru mereka menyerang Dunia yang lebih kuat, begitu terus hingga kekuatan mereka sudah tidak masuk akal lagi untuk disebut sebagai sebuah 'Kelompok.'

Berbekal kekuatan besar tersebut, 'Kelompok' Alter Lenioria yang dipimpin oleh tujuh orang penyandang Tujuh Dosa Besar, memulai invasi terbesar mereka.

Berbeda dengan sebelumnya, mereka tidak bergerak dalam satu gerombolan besar, namun berpencar untuk mendapatkan hasil dengan cepat.

Dan akibat dari perbuatan mereka, Yggdrasil yang dulunya tenang, indah dan damai kini berubah menjadi lautan api yang hanya diisi oleh pertempuran tanpa akhir.

Nyawa yang melayang sudah tidak bisa dihitung lagi, rasa sakit yang sedalam samudra tercipta bagi mereka yang kehilangan.

Kegelapan menyelimuti semua orang, perasaan untuk terus membalas tidak pernah padam, selalu bertambah, hingga salah satu diantara mereka mati.

Itulah kenapa perang masih terus berlanjut meski ratusan tahun sudah berlalu.

Tentu apa yang Alter Lenioria perbuat adalah sesuatu yang salah dan harus segera dihentikan. Tapi, bagaimana jika orang yang melakukan semua itu adalah mahluk tanpa perasaan?

Mereka adalah mahluk yang absurd, hidup tanpa cinta dan hanya memiliki hasrat untuk menghancurkan. Tapi mereka juga bukan mahluk bodoh yang sangat memuja kekuasaan.

Tidak, bukan itu yang mereka inginkan. Seluruh perjalanan panjang yang dipenuhi oleh darah, mereka lakukan hanya karena ingin membalaskan dendam.

Bukan pada Dunia mereka ingin membalas, melainkan Para Dewa, mahluk luar biasa yang berkuasa atas apa yang mereka kuasai.

Dengan gelar dan kemampuan seperti itu, seharusnya mereka mau mendengarkan suara dari mahluk yang turun langsung dari mereka. Namun apa yang terjadi? Ya, mereka hanya melihat dalam kesunyian, tanpa melakukan apapun.

Seakan-akan apa yang mereka turunkan hanyalah bahan tontonan, sesuatu yang tidak penting sama sekali dan sama derajatnya dengan hama pengganggu.

Tindakan para Dewa sama saja dengan orang tua yang menelantarkan anaknya sendiri, mereka adalah sampah tanpa tanggung jawab. Atas dasar itulah, Alter Lenioria melakukan semua ini.

Menuntut balas kepada para Dewa menggunakan kekuatan yang tidak kalah besarnya, mereka akan melakukan apapun, demi mencapai tujuan tersebut.

Sekalipun harus berkorban nyawa.

<----<>---->

Ratusan tahun telah berlalu sejak perang dimulai. Namun sampai sekarang, perang besar tersebut masih terus berlangsung tanpa jeda sama sekali.

Kedua belah pihak tidak ada yang mau mengalah mereka terus bertempur, memikirkan banyak strategi dan segala kemungkinan untuk meraih kemenangan.

Keduanya berusaha sekeras mungkin, mereka tidak mau kalah. “Apapun yang terjadi, pihak kita harus menjadi pemenang! Jangan sampai musuh mengambil kesempatan!”

Suara penyemangat dari Kubu Dewa terus terdengar sepanjang pertempuran,

Namun pada akhirnya Seven Deadly Sins lah yang mendominasi dalam setiap alur peperangan. Mereka marah, menguasai benteng-benteng milik Kubu Dewa, menjatuhkan harga diri musuh mereka.

Meski terkesan kecil, apa yang telah Alter Lenioria raih merupakan kemajuan besar. Buktinya terlihat setelah tahun-tahun berikutnya.

Dengan sangat cepat dan agresif, Alter Lenioria mengambil alih banyak wilayah Kubu Dewa, memaksa mereka untuk mundur jauh kebelakang, hingga pada akhirnya para Dewa serta orang-orang yang mendukung mereka terpojok.

Semua itu bisa terjadi bukan tanpa alasan. Walau Kubu Dewa menang dalam hal jumlah, tapi mereka tidak sehebat Alter Lenioria dalam kekuatan tempur dan susunan strategi.

Berbeda dengan kebanyakan orang lemah yang menikmati hidup mereka dalam kedamaian, kebanyakan anggota dari Alter Lenioria bisa dibilang telah terjun ke dalam nereka semenjak dilahirkan.

Membuat, tubuh serta mental mereka berbeda, menjadikan mereka mampu beradaptasi dengan sangat cepat dalam situasi seekstrem apapun.

Sangat berbanding terbalik dengan mahluk yang tercipta dari masa-masa indah itu. Mereka sungguh tidak mampu untuk terus mengimbangi Alter Lenioria di dalam pertempuran.

<----<>---->

Waktu kembali berlalu, kini sudah lebih dari 71% wilayah milik Kubu Dewa telah dikuasai oleh Alter Lenioria, hanya dalam kurun waktu kurang dari 30 tahun.

Kubu Dewa benar-benar terpojok sekarang, gerakan mereka terbatas karena dikekang oleh kekuatan luar biasa, mereka hanya bisa menggigit jari dari balik bayangan.

Segala usaha telah mereka kerahkan. Menggunakan strategi baru, strategi mereka diputarbalikkan, mengerahkan petarung kuat, muncul yang lebih kuat dan begitu terus hingga mereka berada pada situasi yang sekarang ini.

“Apakah kami akan mati? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?” Itulah yang terus dipikirkan oleh para Dewa. Rasanya konyol sekali mati karena keturunan mereka sendiri.

Mungkin ini yang dinamakan 'Senjata Makan Tuan' tapi tidak ada yang memikirkannya lagi, tidak ada yang mau dan untuk apa melakukannya?

Saat ini Kubu Dewa benar-benar frustasi, segala usaha mereka terasa sia-sia dihadapan kegagalan yang senantiasa menanti.

Beban pikiran itu terus menghantui mereka, membuat kepala mereka dipenuhi oleh skenario rumit yang sulit untuk dijelaskan.

Hati mereka tenggelam, dilahap oleh kegelapan abadi yang diciptakan oleh para Iblis. Tidak ada jalan keluar, hanya lorong tanpa ujung yang terlihat.

'Kelompok Perusak' itu terus saja berjalan, menggerogoti segalanya tanpa pernah merasa puas.

“Ya, inilah akhirnya.”

Hari itu, detik itu Guardian God terkuat, Lynx menundukkan kepala. Dia pergi menuju medan pertempuran tanpa membawa pasukan sama sekali.

Pada tangan kanannya, dia menggenggam sebuah batang kayu dengan kain putih. Dia menghela nafas, terdiam sejenak, kemudian..... berteriak. “KAMI MENYERAH!!!”

Suara keras Lynx menggema, menggelegar hingga terdengar pada setiap sudut di Yggdrasil.

Setelah menyuarakan itu, Lynx mencengkram erat bendera kecil di tangnya, lantas mengangkatnya sebagai tanda bahwa dirinya bersungguh-sungguh.

Namun, sebelum itu sempat tperjadi...

Langit yang sebelumnya terlihat hampa serta gelap, mendadak menjadi terang, diikuti dengan guntur, angin kencang, gempa, tsunami dan tekanan udara yang terjadi di seluruh Yggdrasil.

Kumpulan bencana alam itu terjadi secara bersamaan, hingga menyebabkan tubrukan yang menciptakan bencana alam lainnya, seperti gunung meletus.

Itu terlalu mendadak.

Bagi kebanyakan orang, apa yang sedang terjadi pasti bukan pertanda baik, namun bagi para Dewa, ini merupakan anugerah tiada tara. Nyawa seluruh Dewa sekalipun tidak akan bisa membayarnya.

Seluruh Dewa segera bertekuk lutut, bahkan yang berada di medan pertempuran juga melakukannya, mereka menunjukkan rasa hormat yang begitu besar.

Pada saat yang bersamaan dari arah langit, terlihat siluet dua belas pasang kaki yang perlahan turun untuk menapaki tanah.

Orang-orang pasti akan bersikap biasa saja jika yang turun hanya mahluk biasa, namun kali ini berbeda. ke-12 kaki tersebut terlihat sangat besar, bahkan lebih besar dari gunung terbesar sekalipun.

Hal Itu membuktikan bahwa mereka bukanlah sosok sembarangan, bencana alam yang baru saja terjadi juga pasti merupakan akibat dari kedatangan mereka.

Mereka adalah awal, mereka merupakan simbol dan juga kunci dari semua hal yang ada di alam semesta ini. Mereka adalah Heaven's Light, 12 Dewa dan Dewi pertama yang menciptakan alam semesta.

\=/\=\=/

Tidak berselang lama setelah tanda-tanda kemunculan 12 Dewa dan Dewi terlihat, Seven Deadly Sins yang lebih sering menyembunyikan diri, kini telah berdiri di medan pertempuran.

Bahkan mereka sudah tiba sebelum Heaven's Light mendarat.

Jika dibandingkan dengan 12 sosok tersebut, mereka bertujuh sangatlah kecil. Namun, mereka tetap berdiri, tidak ada sedikitpun rasa takut dalam diri mereka.

Malahan, yang lebih terlihat dari mereka hanyalah emosi absurd yang sulit untuk dijelaskan.

Angin kencang berhembus, tanah terguncang lebih hebat lagi, debu beterbangan kemana-mana dan bebatuan hancur tanpa sisa.

Akhirnya Heaven's Light mendarat, ini adalah pertama kalinya setelah 272.340 tahun mereka tidak turun ke Dunia.

Dan kali ini mereka dipaksa untuk turun hanya karena tujuh berandalan kecil yang membuat masalah. Keadaan yang seharusnya bisa ditangani oleh para Dewa biasa.

DUMP!!!

Segera, mereka semua berlari sejauh mungkin, bahkan para Dewa yang sebelumnya begitu hormat kepada Heaven's Light, kini juga ikut berlari,

Karena mereka sadar, mereka tidak akan bisa bertahan saat para Dewa Agung mulai serius menunjukkan kuasa mereka.

Namun berbeda dengan Saven Deadly Sins, mereka masih diam ditempat membawa seluruh isi hati mereka. Tubuh mereka tetap berdiri dengan kokoh, menghadap kepada entitas yang ditakuti oleh siapapun di alam semesta ini.

Dengan amarah yang meluap-luap, Wrath Sins, pemimpin dari Seven Deadly Sins mengangkat tangan dan jari telunjuknya menunjuk ke satu arah.

Satu arah yang sudah pasti, menuju ke salah satu Dewa Agung dengan pakaian serba hitam serta aura yang mencekam. Kemudian dia mengucapkan sesuatu.

“Kini, kau disini. Sang penghantar kematian, sekaligus penguasa para Roh... Kaulah yang selanjutnya. Kalian para pencipta dari alam semesta, akan segera tergantikan, kalian pemilik kehendak yang lebih tinggi, akan segera tertimbun oleh debu yang sama menjijikannya dengan tindakan kalian dan pertempuran ini akan segera mengakhiri keberadaan kalian.”

Tepat setelah kalimat itu selesai diucapkan, pertempuran akhir pun dimulai. Pertempuran yang akan menentukan siapa yang menjadi pemenangnya, sekaligus pertempuran yang akan mengakhiri sejarah kelam Yggdrasil.

Pertempuran ini juga mencatat, bahwa dulu pernah ada perang besar yang telah merenggut kedamaian Yggdrasil dengan triliunan nyawa sebagai korbannya.

Perang tersebut tidak terjadi karena penyebab biasa pada umumnya, seperti ideologi atau politik. Tapi kali ini terjadi karena rasa benci tujuh orang, hanya tujuh orang terhadap para Dewa.

Nama dari tujuh orang itu tidak akan pernah bisa dilupakan, mereka akan terus diingat sebagai momok Dunia dengan segala kekejaman mereka.

Tidak akan ada yang mau memaafkan mereka. Tidak ada, bahkan dengan imbalan Harta Surgawi sekalipun.

Nama mereka akan abadi, karena memang itulah mereka, Seven Deadly Sins, kelompok kecil yang telah menciptakan sejarah terkelam pada Yggdrasil.

Dan bersama sejarah itu pula mereka mati, meninggalkan mimpi buruk yang kini diberi nama; Eternal Name's.

Will Continue In Chapter-2 >>>

–––

Whao, beri tepuk tangan kepada Wrath Sins karena sudah menyajikan pertunjukan yang sangat meriah. Klop klop!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!