Chapter 5 – Mulai Berlatih

Mengalir di udara, hanya bisa terlihat oleh alam bawah sadar. Sebuah cahaya hijau terpancar, menyinari seluruh kehidupan. Cahaya tersebut merupakan hukum, penjaga keseimbangan sekaligus pemberi kekuatan.

Magi merupakan sumber kekuatan utama bagi seluruh mahluk yang tinggal di Yggdrasil. Dari inti Pohon Kolosal tersebut Magi berasal, menyebar ke seluruh penjuru Dunia tanpa terkecuali, termasuk Over World.

Pada tempat ini Magi dimanfaatkan untuk memperkuat diri, memperpanjang umur dan menjadi syarat utama bagi pengaktifan Sihir serta Mantra.

Dengan kekuatan yang sebesar itu, Magi jelas tidak mudah untuk dikuasai. Butuh waktu selama bertahun-tahun untuk dapat memahami dasarnya saja, belum penuh mengendalikannya.

Selain membingungkan, energi magis tersebut juga sangat berbahaya, jika sembarangan digunakan maka penggunanya berkemungkinan besar menerima dampak yang bisa membahayakan nyawa.

Salah satu contohnya pernah Viole alami sendiri, di mana keempat jarinya membeku tanpa bisa diselamatkan oleh cara apapun.

Belajar dari pengalaman, sekarang Viole berdiri pada sebuah Bukit di sebelah Kota Luizis. Di sana dia akan mulai berlatih, memperkuat diri secara perlahan demi mencapai tujuannya.

<----<>---->

Mulai hari pertama sampai beberapa Minggu ke depan, Balft akan memberikan latihan fisik kepada Viole, sebuah awal untuk kembali menempa tubuh pemuda itu.

Setelah melakukan pengukuran dan mendapatkan hasil dari kekuatan fisik Viole, Balft akhirnya menentukan porsi latihan seperti apa yang harus Viole jalani.

“Baiklah baiklah, sekarang kelilingi Bukit ini sebanyak enam kali. Tanpa Magi, andalkan kekuatan fisik mu sendiri, tidak ada protes!” Dari atas Bukit Balft menyuruh Viole untuk turun, memulai latihan pertamanya.

Terkena serangan lisan dari Balft secara bertubi-tubi langsung membuat Viole diam seribu bahasa. ‘Dih! Ini penyiksaan!’ Tapi mau tidak mau, dia harus tetap melakukannya.

Hanya mengandalkan kekuatan fisik untuk mengelilingi Bukit yang berukuran sedang, setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya ini baru pemanasan.

Dan benar saja, setelah melakukan tiga kali putaran, Viole belum mendapatkan rasa lelah yang begitu berarti. Menandakan bahwa masih ada sesuatu yang telah disiapkan oleh Balft.

Mungkin Balft ingin agar Viole bisa lebih leluasa dalam berlatih, memberikan sedikit kebebasan kepadanya dapat meningkatkan hasil akhir dari latihan tersebut.

Cara mengajarnya benar-benar sangat mirip dengan Zhen.

“Ngomong-ngomong, Danau itu indah juga.” Pada putaran terakhir, untuk yang keenam kalinya Viole melihat keindahan dari Danau dibalik Bukit.

Mungkin kapan-kapan dia akan pergi ke sana, sangat disayangkan jika tempat menakjubkan itu di tinggalkan begitu saja. Melakukan latihan di sana sepertinya juga bukan pilihan yang buruk.

Dua Hari Kemudian.

Bersantai di bawah sebuah pohon pada bukit Zart, Viole melahap beberapa Spirit Fruit untuk makan siang, semacam buah yang hanya bisa tumbuh dari Magic Plant [Tanaman Mistis/Ajaib]

Apa yang sedang dia lakukan sekarang ini tidak bisa dibilang sebagai istirahat, karena memakan Spirit Fruit saat tengah hari merupakan salah satu latihan yang harus Viole jalani.

Simpelnya, Spirit Fruit memiliki khasiat tertentu yang dapat diserap oleh pemakannya. Namun membutuhkan sedikit proses untuk menyerapnya dan biasanya akan lebih efektif ketika tubuh pemakannya sedang dalam kondisi kelelahan.

Itulah mengapa Balft menempatkan latihan yang satu ini pada siang hari, waktu yang bisanya digunakan untuk beristirahat sejenak.

“Kau sudah selesai?!” Balft berteriak dari atas pohon, posisinya sekarang ini terlihat sedikit mencurigakan.

“Belum! Sedikit lagi-!”

BRASAK!!

Aneh sekali, entah apa yang dia pikirkan, Balft tiba-tiba melompat dari atas pohon. Mendarat tepat di samping Viole.

Viole menjatuhkan Spirit Fruit nya, karena itu dia juga memundurkan wajahnya dengan mata yang menyipit. “Apa? Kali ini aku akan dibunuh?”

“Tidak, daging manusia terasa sangat menjijikan. Aku hanya ingin membicarakan sesuatu.” Balft kemudian duduk di sana.

Viole segera mengambil buahnya yang terjatuh, lalu lanjut memakannya. “Membicarakan apa? Dan kumohon jangan mengatakan hal tabu seperti itu.”

“Yah... Ini tentang Keluarga Utama Izura, sudah hampir enam hari tapi mereka masih belum melakukan pergerakan sama sekali terkait penyerangan di Sera, Southern Holy Lantern [Kerajaan Elf] juga sama.

Di Hutan Agung Dryad sedang terjadi masalah internal. Ini mungkin terdengar mengecewakan, tapi itulah fakta yang terjadi dilapangkan.”

“Fuh!” Viole membuang biji buah yang dia makan. “Ehm, bukan masalah. Karena mau bagaimana lagi? Neckro memang se-misterius itu, batas kekuatan serta markas mereka juga belum diketahui. Masih mau mencari tau tentang mereka saja sudah sangat berarti bagiku.”

“Hmm... Ya begitulah Dunia Politik, perkaranya selalu saja rumit, terkesan seperti dipersulit.”

“Oh, ada hubungannya dengan politik ya? Em, aku tidak tau makanan macam apa politik itu, jadi abaikan saja. Biarkan mereka mengerjakan tugas yang memang seharusnya mereka kerjakan.”

Mendengar jawaban itu, Balft menempatkan kedua tangannya dibelakang kepala, kemudian bersandar pada pohon terdekat.

“Memang, masalah seperti ini sulit untuk dipahami oleh orang awam dan... Aku selalu memikirkannya belakangan ini, apa kau tidak berniat untuk membalas dendam?”

“Ha?”

Mulut Viole dibuat bungkam seketika oleh pertanyaan itu, dia bahkan sampai harus berpikir keras untuk menyusun kalimat selanjutnya.

Setelah cukup lama terdiam, Viole akhirnya menjawab. “Entahlah, tapi yang jelas di dalam benakku, melakukan balas dendam adalah suatu tindakan yang konyol. Karena kau tidak akan mendapatkan apapun setelah dendam mu terbalaskan.

Kerja keras mu itu hanya akan berakhir sia-sia. Jelas itu bukanlah sesuatu yang aku harapkan, jadi....... Mungkin aku hanya membutuhkan beberapa jawaban, setelah itu baru aku akan menghajar mereka.”

“Pft-” Ujung bibir Balft terangkat saat mendengar jawaban itu. “Haaah... Jawaban yang bagus, kau pertahankan saja prinsip mu jika kau merasa nyaman dengan itu.

Oh ya! Ada satu hal lagi yang ingin ku bicarakan denganmu. Ambil ini!” Balft melemparkan sesuatu, sebuah bola merah mengkilap yang berhasil Viole tangkap dengan sempurna.

“Ini- serius, bukan mimpi... Kan?” Viole menatap bola tersebut dengan dahi yang mengkerut, dia bahkan menempelkan matanya untuk dapat memastikan bahwa yang dia lihat adalah benar.

Balft bersikap biasa saja untuk menanggapi kehebohan Viole. “Benda itu adalah satu lagi titipan dari Zhen, setelah benar-benar mengetahui isi pikiran mu, baru aku bisa memberikannya.

Kau ingin menjadi seorang Alchemist, kan? Tanpa Elemen Api mustahil kau bisa mendapatkan gelar itu.”

“Heh? Tunggu! Dari mana anda tau tentang- ah sudahlah... Em... Jadi benar, ini adalah milik Kakek?” Viole merasakan sedikit keraguan, belas kasihan tanpa usaha sangat dibenci olehnya.

Bukan berarti tindakan tersebut adalah hal buruk, tapi bagi Viole, sekarang ini dirinya lebih membutuhkan hasil yang pasti dari kerja kerasnya sendiri.

“Magical Flames atau Elemental Crystal adalah solusi dari permasalahan mu dan sekarang kau telah mendapatkan salah satunya.

Jika itu bukan milik Kakek mu, sudah pasti aku tidak akan memberikannya kepadamu. Lebih baik aku menyuruhmu untuk mencari Magical Flames.”

Balft kemudian menghampiri Viole, meyakinkan bahwa dia berhak menerima Elemental Crystal itu. “Untuk sekarang kau memang belum bisa menggunakannya, jadi simpan itu sampai kau siap dimasa depan nanti.”

Viole masih memandangi benda tersebut, dia bingung harus berkata apa karena Elemental Crystal adalah kekuatan yang sangat, sangat amat berharga.

Sesuatu yang hanya bisa terbentuk apabila terdapat ratusan ribu sampai jutaan mayat pada tempat yang berdekatan dengan Elemen yang sama.

Kau bisa hidup mewah selama 200 tahun tanpa bekerja jika menjual benda tersebut.

Tentu Viole merasa bimbang jika mendapatkan barang yang semewah ini, ditambah ini adalah peninggalan dari Kakeknya, semakin membuat anak itu merasa bingung.

“Apa kau ingin mengatakan sesuatu? Akan ku dengarkan.” Balft menyadari keanehan dalam kepala Viole.

“...... Kakek, dulu dia pernah berkata bahwa aku masih memiliki kesempatan untuk menjadi seorang Alchemist. Tentu aku menganggap itu sebagai sebuah kalimat motivasi biasa.

Tapi ucapannya pada waktu itu selalu ku simpan dan tidak ku sangka, Kakek benar-benar serius. Orang tua itu selalu bekerja dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan sesuatu.”

“Lalu?”

“Aku... Hanya merasa bersalah, sedikit banyak ada keraguan di dalam hatiku, tapi setelah melihat keseriusannya, aku tidak tau harus bersikap seperti apa.”

Balft menghela nafas, sepertinya anak ini belum sembuh sepenuhnya. “Untuk apa kau memikirkannya? Itu hanya keraguan pengganggu di dalam hatimu. Sudah kubilang bukan? Yakinkan dirimu.

Yang terpenting kau sudah mendapatkannya dan sekarang yang harus kau pikirkan adalah mencari cara supaya peninggalan, kepercayaan dari Zhen tidak berakhir sia-sia. Kau tau apa maksudnya kan?”

“Ber... Usaha?”

Balft memberi anggukan kecil. “Benar, usaha. Sekarang berdiri, latihan mu masih belum selesai. Semakin cepat kau bertambah kuat, semakin cepat pula kau bisa mewujudkan harapan yang Zhen tinggalkan.” Balft mengulurkan tangannya.

Untuk sesaat Viole terdiam, dia sedikit mengatur nafasnya sebelum kemudian berdiri dengan sorot mata yang begitu berbeda.

Dalam waktu singkat dia membuang seluruh pikiran negatifnya, mengganti itu dengan sesuatu yang baru.

Viole kemudian memajukan lengan kirinya untuk melakukan jabat tangan dengan Balft, tanda bahwa dirinya telah menerima semua saran dari pria itu. “Akan kulakukan dengan sepenuh hati. Mohon bimbingannya!”

Will Continue In Chapter-6

–––––––

Yey! Ceritanya sebentar lagi akan mulai berfokus pada Sihir-sihiran 😃

Ilust Credit: Anime Galaxy.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!