Rania

Rania

1.Berangkat Ke Jakarta

Hari ini akhirnya aku berangkat juga ke Jakarta. Setelah berhasil membujuk bunda yang awalnya tidak memberi izin pergi. Memang berat meninggalkan bunda tapi aku juga ingin mengubah nasib di Jakarta. Kalau masih dikampung aku hanya menyusahkan bunda,paman dan bibi saja.

Ketika aku sedang bersiap-siap karna sebentar lagi mau berangkat ke terminal bus,bunda datang ke kamarku.

''Boleh bunda masuk sayang''Tanya bunda yang sudah berdiri di depan pintu kamarku.

''Masuk bun''Jawabku

''Nanti di Jakarta kamu harus bisa jaga diri. Disana tidak sama disini. Hidup disana sangat keras nak dan satu lagi kamu harus janji tetap dengan penampilanmu sekarang''

''Iya bun'' Jawabku. Karenaku tahu dari semenjak SMA bunda sudah menyuruh memakai kacamata tebal. Setiap ditanya bunda selalu jawab untuk kebaikanmu.Aku selalu menurut apa yang bunda katakan. Karena setiap melihat wajah bunda serasa ada luka yang tersimpan disana.

Namaku Rania Anastasya.W. Umurku 24 tahun. Sebenarnya wajahku cantik.Terutama mataku mirip sekali dengan bunda, tapi bunda tidak membolehkanku berdandan layak anak gadis lainnya. Jadilah penampilanku biasa saja yang terkesan agak culun. Aku juga penasaran dengan huruf W dibelakang namaku dan lagi-lagi bunda tidak mau menjawab. Mungkin saja itu nama dari ayahku. Entahlah karena aku tidak pernah tahu siapa ayahku.

''Sebenarnya bunda masih belum bisa melepasmu pergi. Tapi karna kamu yang bersikeras pergi bunda bisa apa. Entah apa yang akan kamu hadapi dikota besar nanti nak. Disana penuh dengan kepalsuan'' Kata bunda dengan wajah sedih dan ada rasa kwatir yang tergambar seolah-olah bunda pernah mengalaminya. Itu membuatku semakin ingin pergi ke Jakarta. Mengapa bunda terlalu keras melarangku pergi? Kalau hanya menantang bahaya aku sudah biasa menjaga diriku sendiri.

'' Rania bisa jaga diri kok bun, lagian selama kuliah Rania juga tinggal sendiri dikota''

''Tapi Jakarta beda nak... Disana lebih berbahaya dari pada ditempatmu kuliah dulu''

Kupeluk bunda... Untuk meyakinkan kalau aku akan baik baik saja di Jakarta.

''Oh ya bunda ada sesuatu untukmu''

Bunda mangeluarkan sebuah kalung dengan huruf R. Kalung perak tua tapi masih terawat. Kuperhatikan kalung itu ternyata dibelakangnya ada tanggal lahir bunda.

''Ini kalung pemberian nenek dan kakekmu dulu ketika bunda kecil. Huruf R disini sebenarnya untuk nama kamu sekarang Rania. Itu nama bunda dulu sebelum bunda hilang dan diasuh di Panti Asuhan. sekarang nama Rania sudah jadi namamu. Bunda juga nyaman dengan nama yang diberi ibu panti dan karena kalung ini pula bunda bisa bertemu pamanmu yang ternyata kakak kandung bunda. Simpan baik-baik kalung ini karena ini peninggalan nenek dan kakekmu satu-satunya''

''Iya bun... Biar langsung Rania pakai,makasih ya bun'' Sambil kupeluk bunda. Kuperhatikan ada bulir air mata keluar dari mata bunda. Wajah bunda ya sudah dipenuhi garis-garis halus tidak mengurangi kecantikannya.

''Udah siap Ran?'' Tanya paman ternyata dia sudah berdiri di depan pintu kamar.

Paman adalah kakak laki-laki bunda, dirumah kami tinggal berempat. Aku,bunda,paman Rendra dan istri bibi Susi. Kalau ayahku jangan tanya karena dariku lahir tidak pernah bertemu. Bunda juga tidak pernah cerita tentang ayah. Apalagi bertanya sama paman dia tidak akan pernah menjawab pertanyaanku.

''Sudah paman''Jawabku.

''Ya sudah kita langsung berangkat sekarang,nanti ketinggalan bus'' Kata paman.

Kami pun keluar kamar dengan membawa tas pakaianku. Didepan sudah ada bibi istri paman. Bibi adalah orang yang baik juga dan sangat sayang padaku. Dia bahkan sangat baik sama bunda. Mungkin karena bunda adik iparnya. Tapi menurutku tingkahnya lebih dari mengangap saudara ipar.

''Rania berangkat ya bun. Kalau sudah sampai rania telepon bunda'' Sambil kupeluk bunda yang sudah menangis lagi. Sedih rasanya meninggalkan bunda tapi demi masa depan dan cita-citaku,harus bisa kutahan.

Setelah puas kupeluk bunda lalu kupeluk bibi,titip bunda ya bi. Kalau ada apa-apa kabari Rania''.

''Iya Ran, kamu hati-hati disana'' Ucap bibi yang juga menangis ketika kupeluk.

''Yuk paman kita berangkat'' Setelahku lepaskan pelukan dari bibi. Aku ingin cepat-cepat pergi karena sudah tidak tahan melihat kesedihan kedua perempuan yang sangat ku sayangi. Biasa goyah pendirianku untuk pergi.

Ketika kami berangkat kulihat bunda masih menangis dipelukan bibi. Siapa yang tidak sedih meninggalkan orang tercinta. Tapi demi masa depanku harus kuat. Karena perpisahan memang menyedihkan tapi bersifat sementara. Dengan berjalan waktu semua akan kembali seperti sedia kala.

Dua puluh menit kemudian kami sampai diTerminal. Aku diantar pakai motor sama paman. Maklum cuma itu kendaraan yang kami punya. Apalagi kami tinggal di kampung yang jauh dari kota.

''Kamu hati-hati disana ya Ran. Paman tau betapa kerasnya hidup disana dan paman tahu betapa takutnya bundamu melepaskan kamu pergi. Ingat pesan bunda penampilanmu jangan diubah terutama kacamata. Jangan pernah sekali-sekali kamu lepas'' Nasehat paman.

''Sebenarnya Rania penasaran kenapa harus berpenampilan seperti ini paman. Setiap Rania tanya bunda selalu jawabnya demi kebaikanmu dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang dari dulu pengen Rania tanyakan'' Kataku sama paman

''Suatu saat kamu pasti akan tahu alasannya. Kamu anak yang pintar ketika waktunya tiba tanpa kamu mintapun bunda atau paman pasti akan memberi tahu mu'' Jawab paman.

''Ya tapi sampai kapan paman?''Tanyaku

''Sampai waktunya tiba'' Jawab paman singkat

selalu mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan. Karenaku tahu paman tidak akan pernah bercerita sebelum bunda setuju.

''Paman atau kamu yang nelpon Angga'' Tanya paman

Angga adalah anak paman, beda tiga tahun dariku sekarang sedang kuliah dikota dekat kampung kami.

''Biar Rania aja yang telepon nanti paman''Jawabku.

''Ya sudah kamu cepat naik busnya. Bentar lagi busnya berangkat'' ucap paman. Aku bisa melihat kesedihan yang sama dengan bunda dari wajah paman saat melepasku pergi. Tetapi paman tetap tegar tidak mau melihatkan kesedihanya padaku. Paman adalah orang yang juga sangat aku sayangi, karrna dia juga sosok pengganti ayah yang selama ini aku rindukan.

''Iya... Rania berangkat dulu ya paman,titip bunda'' Sambilku cium tangan paman.

Jam sudah menunjukan pukul sebelas siang. Kulangkah kaki menuju bus yang akan membawa ku pergi ke Jakarta. Setelah duduk dikursi penumpang kulihat paman masih menunggu keberangkatanku. Bus mulai berjalan meninggalkan Terminal. Kulambaikan tangan tanda perpisahan dengan paman sampai bus menjauh dan paman tidak terlihat lagi.

Akhirnya Jakarta i'am coming. Kutunggu apa yang ada disana.

Salam dari author..Terus dukung karya author ya..

Maaf kalau ada kekurangan dalam penulisan cerita.. Ini karya pertama author.

Terpopuler

Comments

matcha

matcha

.

2024-04-02

2

Soraya

Soraya

mampir thor

2024-04-01

0

Anonymous

Anonymous

kenapa

2024-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 1.Berangkat Ke Jakarta
2 2.Sampai Di Jakarta
3 3.Tawaran Kerja Dari Kak Davin
4 4.Mengatar CV Ke Perusahaan
5 5.Cowok Cendol VS Cewek Antik
6 6.Mulai Bekerja
7 7.CV Sopir Baru
8 8.Kangen Bunda
9 9.Sahabat Sejati
10 10.Tuan Cendol Yang Cerewet
11 11.Pertemuan Yang Tak Terduga
12 12.Makan Dengan Bos
13 13. Ada Apa Dengan Radit
14 14.Makan Bakso
15 15. Kegelisahan Bunda
16 16. Pertemuan Keluarga
17 17.Penolakan Radit
18 18.Menemani Pak Bos
19 19.Penyerangan
20 20.Mulai Perhatian
21 21.Tetap Menolak
22 22.Ngumpul Di Apartemen
23 23.Makan Siang Berdua
24 24.Radit Marah
25 25.Kegelisahan Rania
26 26.Sikap Yang Berubah-ubah
27 27.Perjalanan Ke Bandung
28 28.Terjadi Hal Yang Tidak Terduga
29 29.Kembali Ke Jakarta
30 30.Menginap Dirumah Radit
31 31.Sarapan Pagi
32 32.Menghibur Sisi
33 33. Gajian
34 34. Kabar Duka
35 35. Kesedihan Rania
36 36. Mengantar Rania Pulang
37 37. Pemakaman Bunda
38 38. Menjaga Rania
39 39.Makan Malam Bersama
40 40. Surat dari Bunda
41 41.Masa Lalu
42 42. Masa Lalu 2
43 43. Main Di Sawah
44 44. Kedatangan Gunawan
45 45. Penyesalan
46 46. Kemarahan Rania
47 47. Berpisah
48 48. Sampai Di Rumah
49 49.Sama Suka Rania
50 50.Kakak Yang Kejam
51 51.Dia Memang Cucuku
52 52.Paman Terbaik
53 53. Orang Tua Bangka.
54 54. Negosiasi
55 55. Menjaga Jarak
56 56. Jadi Error
57 57. Bertemu Anak antik
58 58. Menyuruh Rania
59 59. Sama Sama Tidak Suka Wortel
60 60. Kecurigaan Candra
61 61. Kekesalan Rania
62 62. Penolakan
63 63. Menghindar
64 64. Kecelakaan
65 65. Menunggu Dengan Cemas.
66 66. Berebut Menjaga
67 67. Menunggu Rania Siuman
68 68. Rania Siuman
69 69. Berdamai Dengan Masa Lalu
70 70.Mengoda
71 71. Ungkapan Hati
72 72. Ganti panggilan
73 73. Suasana Yang Ramai
74 74. Bertemu Astrid
75 75. Tidak Bisa Jauh
76 76. Penyambutan Rania
77 77. Mengungkap
78 78. Cynthia kabur
79 79. Kecelakaan Cynthia
80 80. Menunggu kabar
81 81. Kondisi Cynthia
82 82. Ayah Yang Bucin
83 83. Menerima Dengan Ikhlas
84 84.Kelumpuhan Cynthia
85 85. Meragukan
86 86. Isi Kamar Ayah
87 87. Kenangan Nella
88 88.Memanggil Mama
89 89. Ayah
90 90. Mertua VS Menantu
91 91. Istri Masa Depan
92 92. Merasakan Punya Adik
93 93. Selalu Terdepan
94 94. Kaca Spion
95 95. Hasil Tes
96 96. Kita Semua Keluarga
97 97. Memperkenalkan Rania
98 98. Calon Istri Serba Bisa
99 99.Cinta Pertama dan Terakhir
100 100. Keinginan Nita
101 101. Menentukan Waktu Pernikahan
102 102. Belajar Menghargai Orang Lain
103 103. Penculikan
104 104. Terungkap
105 105. Akhir Dari Nita
106 106. Kematian Yang Terlalu Mudah
107 107. Keputusan Cynthia
108 108.Tissue Bekas
109 109. Pernikahan
110 110. Resepsi Pernikahan
111 111. Malam Pertama
112 112. Rencana Ke Bandung
113 113. Ingin Memberikan Yang Terbaik
114 114. Menginap Di Bandung
115 115. Akhir Penantian
116 116. Tidak Ada Duanya
117 117. Cemburu
118 118. Bertemu Kevin
119 119. Merasa Bersalah
120 120. Istri Yang Sangat Berarti
121 121. Astrid Tertangkap
122 122.Suasana Pagi
123 123. Pernikahan Sisi dan Davin
124 124. Resepsi Pernikahan Davin dan Sisi
125 125. Ingin Minum Kopi
126 126. Rumah Sakit
127 127. Hamil
128 Pengumuman
Episodes

Updated 128 Episodes

1
1.Berangkat Ke Jakarta
2
2.Sampai Di Jakarta
3
3.Tawaran Kerja Dari Kak Davin
4
4.Mengatar CV Ke Perusahaan
5
5.Cowok Cendol VS Cewek Antik
6
6.Mulai Bekerja
7
7.CV Sopir Baru
8
8.Kangen Bunda
9
9.Sahabat Sejati
10
10.Tuan Cendol Yang Cerewet
11
11.Pertemuan Yang Tak Terduga
12
12.Makan Dengan Bos
13
13. Ada Apa Dengan Radit
14
14.Makan Bakso
15
15. Kegelisahan Bunda
16
16. Pertemuan Keluarga
17
17.Penolakan Radit
18
18.Menemani Pak Bos
19
19.Penyerangan
20
20.Mulai Perhatian
21
21.Tetap Menolak
22
22.Ngumpul Di Apartemen
23
23.Makan Siang Berdua
24
24.Radit Marah
25
25.Kegelisahan Rania
26
26.Sikap Yang Berubah-ubah
27
27.Perjalanan Ke Bandung
28
28.Terjadi Hal Yang Tidak Terduga
29
29.Kembali Ke Jakarta
30
30.Menginap Dirumah Radit
31
31.Sarapan Pagi
32
32.Menghibur Sisi
33
33. Gajian
34
34. Kabar Duka
35
35. Kesedihan Rania
36
36. Mengantar Rania Pulang
37
37. Pemakaman Bunda
38
38. Menjaga Rania
39
39.Makan Malam Bersama
40
40. Surat dari Bunda
41
41.Masa Lalu
42
42. Masa Lalu 2
43
43. Main Di Sawah
44
44. Kedatangan Gunawan
45
45. Penyesalan
46
46. Kemarahan Rania
47
47. Berpisah
48
48. Sampai Di Rumah
49
49.Sama Suka Rania
50
50.Kakak Yang Kejam
51
51.Dia Memang Cucuku
52
52.Paman Terbaik
53
53. Orang Tua Bangka.
54
54. Negosiasi
55
55. Menjaga Jarak
56
56. Jadi Error
57
57. Bertemu Anak antik
58
58. Menyuruh Rania
59
59. Sama Sama Tidak Suka Wortel
60
60. Kecurigaan Candra
61
61. Kekesalan Rania
62
62. Penolakan
63
63. Menghindar
64
64. Kecelakaan
65
65. Menunggu Dengan Cemas.
66
66. Berebut Menjaga
67
67. Menunggu Rania Siuman
68
68. Rania Siuman
69
69. Berdamai Dengan Masa Lalu
70
70.Mengoda
71
71. Ungkapan Hati
72
72. Ganti panggilan
73
73. Suasana Yang Ramai
74
74. Bertemu Astrid
75
75. Tidak Bisa Jauh
76
76. Penyambutan Rania
77
77. Mengungkap
78
78. Cynthia kabur
79
79. Kecelakaan Cynthia
80
80. Menunggu kabar
81
81. Kondisi Cynthia
82
82. Ayah Yang Bucin
83
83. Menerima Dengan Ikhlas
84
84.Kelumpuhan Cynthia
85
85. Meragukan
86
86. Isi Kamar Ayah
87
87. Kenangan Nella
88
88.Memanggil Mama
89
89. Ayah
90
90. Mertua VS Menantu
91
91. Istri Masa Depan
92
92. Merasakan Punya Adik
93
93. Selalu Terdepan
94
94. Kaca Spion
95
95. Hasil Tes
96
96. Kita Semua Keluarga
97
97. Memperkenalkan Rania
98
98. Calon Istri Serba Bisa
99
99.Cinta Pertama dan Terakhir
100
100. Keinginan Nita
101
101. Menentukan Waktu Pernikahan
102
102. Belajar Menghargai Orang Lain
103
103. Penculikan
104
104. Terungkap
105
105. Akhir Dari Nita
106
106. Kematian Yang Terlalu Mudah
107
107. Keputusan Cynthia
108
108.Tissue Bekas
109
109. Pernikahan
110
110. Resepsi Pernikahan
111
111. Malam Pertama
112
112. Rencana Ke Bandung
113
113. Ingin Memberikan Yang Terbaik
114
114. Menginap Di Bandung
115
115. Akhir Penantian
116
116. Tidak Ada Duanya
117
117. Cemburu
118
118. Bertemu Kevin
119
119. Merasa Bersalah
120
120. Istri Yang Sangat Berarti
121
121. Astrid Tertangkap
122
122.Suasana Pagi
123
123. Pernikahan Sisi dan Davin
124
124. Resepsi Pernikahan Davin dan Sisi
125
125. Ingin Minum Kopi
126
126. Rumah Sakit
127
127. Hamil
128
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!