3.Tawaran Kerja Dari Kak Davin

Seminggu sudah aku dijakarta dan tidak ada satupun dari surat lamaranku yang diterima. Apa karna penampilanku yang culun maka susah mendapatkan pekerjaan. Padahal aku kan lumayan pintar. Bunda sudah menyuruh-nyuruhku pulang kalau memang tidak ada pekerjaan di sini. Tapi aku tidak boleh menyerah ini baru seminggu. Orang saja berbulan-bulan mencari pekerjaan belum tentu juga berhasil.

Hari ini aku diajak Sisi ke kliniknya. Dan seperti biasa Sisi sibuk dengan pelanggannya dibantu dua orang karyawannya. Sedangkan aku hanya duduk sambil memperhatikan pelanggan Sisi yang datang maupun pergi. Dari tatapan mereka aku bisa tau, kalau mereka menghina penampilanku. Secara disinikan klinik kecantikan yah yang datang orang-orang pengen cantik.

Tapi no problem. Aku udah biasa melihat tatapan mereka sambil berbisik-bisik seperti itu.Seolah-olah dalam hatinya bertanya kamu siapaaa kamu siapaa.Hahaha. Udah kayak lagu ditiktok aja.

Sebenarnya gaya culunku itu bukan kebanyak seperti orang lain. Aku kelihatan culun karna kacamata tebal aja. Pakaianku lebih ketomboy sih. Dengan baju kaus oblong diluarnya pakai kemeja dan celana jeans serta rambut yang dikucir ekor kuda.Bukan dikepang dua.

Kulihat Sisi keluar dari ruangan rawat pelanggannya.

''Mau kemana Si?'' tanyaku belum sempat Sisi jawab.

''Siang sayang'' kudengar suara seorang pria menyapa Sisi. Setelah kuperhatikan pria tampan itu ternyata kak Davin pacar Sisi. Ya aku tau karna pas kuliah dulu dia sering kekampus kami. Apalagi Sisi juga sering menceritakannya.

''Siang sayang'' jawab Sisi sambil memeluk cowoknya.Entah tidak tahu seorang jomblo lagi duduk disini mereka asyik bermesraan.Huhu. Emang ya kata orang kalau sama pacar, dunia serasa milik berdua yang lain itu ngontrak. Biarpun aku tidak tahu kalau yang sebenarnya, maklum jomblo dari lahir.

''Hai Ran... Kamu disini?'' tanya kak Davin sambil berjalan kearahku duduk.

''Hai kak. Iya kalau udah berdua aku yang sebesar ini tidak keliahatan'' jawabku pura-pura cemberut.

''Hehe ayolah... Kayak tidak tahu kami aja'' timbal Sisi sambil tersenyum bahagia pacarnya datang.

''Kenapa mukanya ditekuk gitu Ran. Udah jelek jadi plus-plus jeleknya..Hehe'' ledek kak Davin.

''Makasih pujiannya kak'' jawabku malas.

''Gini loh yank. Rania galau karena lamaran kerjanya sampai sekarang tidak ada yang respon dari perusahaan tempat dia melamar. Apa di perusahaan tempatmu ada lowongan untuk Rania?'' tanya Sisi pada kak Davin.

''Mmmm kalau untuk sekarang belum ada lowongan .Tapi kalau jadi sopir kamu mau? Kebetulan bos aku lagi butuh sopir untuk antar jemput dari rumahnya kekantor. Karena sopir yang lama udah berhenti dan gajinya lumayan loh'' kata kak Davin.

''Kata Sisi kamu bisa nyetir dan pernah bawa mobil untuk taksi online. Berarti kamu udah punya sim dong?''sambung kak Davin lagi.

''Gimana Ran'' tanya Sisi

''Tapi kalau kamu tidak suka ntar kita cari kerjaan yang lain. Bagiku kamu disini aja, aku udah sangat senang. Jadi kamu ngak usah sungkan biarpun belum dapat kerja'' Sambung Sisi sambil duduk disebelah ku.

''Mmmm sebenarnya aku ngak masalah sih kak kerja apa aja yang penting halal. Dan yang penting lago bosnya ngak cerewet. Bosan juga duduk-duduk aja lihat Sisi kerja dan aku kan juga butuh uang hehe'' jawabku

''Tapi apa tidak masalah dengan penampilanku kak?'' tanyaku lagi.

''Ya enggaklah..Bosku tu orangnya cuek ngak akan memerhatikan penampilan. Yang penting kamu kerja dengan profesional itu saja udah cukup. Dan satu lagi malah bagus penampilan kamu kayak gini, karena tunangan bosku orangnya cemburuan'' jawab kak Davin dan sedikit berbisik.

Kami pun tertawa melihat gaya bicara kak Davin. Setelah itu kami mengobrol. kak Davin orangnya asyik jadi biarpun dia pacar Sisi tapi aku tidak canggung duduk bersama mereka. Malah suasananya jadi ceria.

Sejam kemudian kak Davin pamit kembali kerja.

''Besok kamu antar aja CVnya ke perusahaan. Ntar syarat-syarat dan alamatnya aku WA aja'' kata kak Davin.

''Siip kak... Makasih ya udah bantu aku''jawabku senang akhirnya ada harapan dapat pekerjaan.

''Kamu sahabat Sisi udah sewajarnya aku bantu'' kata kak Davin

''Ya udah sayang aku kekantor dulu ya...'' pamit kak Davin sama Sisi.

''Iya hati-hati dijalan yank'' jawab Sisi sambil melambai tangannya.

Setelah kak davin pergi. Aku juga pamit mau beli minuman yang letaknya tidak jauh dari klinik Sisi. Karena sekarang pikiran aku sudah plong. Jadi aku berjalan dengan santai ke tempat membeli minuman.

Bruuuukk

''Aduuuhh'' pekik seorang wanita.

Ternyata aku menabrak orang yang baru keluar dari sebuah toko. Aku bantu wanita itu berdiri, sambilku ulurkan tangan tapi dia malah menepis tanganku

''Kau tidak punya mata ya'' teriaknya sambil berusaha berdiri.

''Maaf ya mbak'' kataku

''Maaf-maaf enak aja mulut kau bicara ya. Tidak lihat kakiku jadi sakit tahu'' teriaknya lagi sambil marah-marah.

Sebenarnya kupingku udah mulai pegal mendengarnya teriak-teriak. Kulihat penampilannya elegan dan cantik. seperti umurnya lebih muda dariku. Tapi ternyata penampilan tidak menjamin sifat seseorang.

''Bukannya saya sudah minta maaf dan lagian saya juga sudah mau bantu mbak berdiri. Mbaknya aja ngak mau dibantu. Jangan suka marah-marah mbak ntar cantiknya luntur'' jawabku santai.

''Hei culun. Ngak usah ya kau bela-bela diri segala.. Udah pakai kacamata setebal ini, masih juga menabrak aku. Siapa juga sudih megang tangan kau jijik tahu'' teriaknya dengan gaya arogan.

Sebenarnya sabarku juga ada batasnya. Tapi kalau aku marah juga, apa bedanya aku dengan dia.

''Mbak ngak malu apa marah-marah dilihat orang'' tanyaku lagi. Karna aku lihat orang yang lewat udah banyak yang melirik kami.

''Bodoh amat, yang penting kau harus ganti rugi'' katanya lagi.

Belum sempat aku menjawab udah terdengar suara pria memanggil dari dalam mobil.

''Chyntia cepat... Mau disini terus atau ikut'' tanya pria dari dalam mobil.

''Iya tunggu bentar yank''jawabnya

''Untung tunanganku datang kalau tidak habis kau'' katanya lagi sambil berlalu menuju kemobil.

Sayup-sayup kudengar dia mengadu sama tunangannya.

''lihat siculun itu menabrakku sampai jatuh'' katanya mengadu.

''udahlah... Kamukan baik-baik saja'' jawab tunangannya.

''Tapi...'' mobil itu pun melaju. Kulirik sekilas terlihat pria didalam mobil tampak malas mananggapinya.

Orang-orang yang tadinya berkumpul pun sudah bubar. Kulanjutkan berjalan menuju toko tempat menjual minuman.

Terkadang dalam kehidupan itu saling menghargai orang lain penting. Jangan karena kita merasa lebih dari orang lain, jadi kita seenaknya menghina orang. Apa yang kita tanam itu yang kita tuai.

Bantu author like & votenya ya.

Terpopuler

Comments

Novi Ana

Novi Ana

bagus juga

2024-03-08

0

Maliq Ebrahim

Maliq Ebrahim

harta itu cuman titipan cantik juga titipan yg akan memudar perlahan sesuai umur . lebih baik muka culun perilaku baik karena sejatinya setiap orang punya pandangan yg berbeda . ada orang yg tertarik sama penampilan ada juga yg menilai dari prilaku kita .perilaku kita cerminan hati kita .

2024-02-25

1

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

kita harus menjaga kepribadian dijalan maupun di rumah jangan sampai menjadi gila karena kemarahan sendiri yg g berarti..... lanjut.......

2024-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 1.Berangkat Ke Jakarta
2 2.Sampai Di Jakarta
3 3.Tawaran Kerja Dari Kak Davin
4 4.Mengatar CV Ke Perusahaan
5 5.Cowok Cendol VS Cewek Antik
6 6.Mulai Bekerja
7 7.CV Sopir Baru
8 8.Kangen Bunda
9 9.Sahabat Sejati
10 10.Tuan Cendol Yang Cerewet
11 11.Pertemuan Yang Tak Terduga
12 12.Makan Dengan Bos
13 13. Ada Apa Dengan Radit
14 14.Makan Bakso
15 15. Kegelisahan Bunda
16 16. Pertemuan Keluarga
17 17.Penolakan Radit
18 18.Menemani Pak Bos
19 19.Penyerangan
20 20.Mulai Perhatian
21 21.Tetap Menolak
22 22.Ngumpul Di Apartemen
23 23.Makan Siang Berdua
24 24.Radit Marah
25 25.Kegelisahan Rania
26 26.Sikap Yang Berubah-ubah
27 27.Perjalanan Ke Bandung
28 28.Terjadi Hal Yang Tidak Terduga
29 29.Kembali Ke Jakarta
30 30.Menginap Dirumah Radit
31 31.Sarapan Pagi
32 32.Menghibur Sisi
33 33. Gajian
34 34. Kabar Duka
35 35. Kesedihan Rania
36 36. Mengantar Rania Pulang
37 37. Pemakaman Bunda
38 38. Menjaga Rania
39 39.Makan Malam Bersama
40 40. Surat dari Bunda
41 41.Masa Lalu
42 42. Masa Lalu 2
43 43. Main Di Sawah
44 44. Kedatangan Gunawan
45 45. Penyesalan
46 46. Kemarahan Rania
47 47. Berpisah
48 48. Sampai Di Rumah
49 49.Sama Suka Rania
50 50.Kakak Yang Kejam
51 51.Dia Memang Cucuku
52 52.Paman Terbaik
53 53. Orang Tua Bangka.
54 54. Negosiasi
55 55. Menjaga Jarak
56 56. Jadi Error
57 57. Bertemu Anak antik
58 58. Menyuruh Rania
59 59. Sama Sama Tidak Suka Wortel
60 60. Kecurigaan Candra
61 61. Kekesalan Rania
62 62. Penolakan
63 63. Menghindar
64 64. Kecelakaan
65 65. Menunggu Dengan Cemas.
66 66. Berebut Menjaga
67 67. Menunggu Rania Siuman
68 68. Rania Siuman
69 69. Berdamai Dengan Masa Lalu
70 70.Mengoda
71 71. Ungkapan Hati
72 72. Ganti panggilan
73 73. Suasana Yang Ramai
74 74. Bertemu Astrid
75 75. Tidak Bisa Jauh
76 76. Penyambutan Rania
77 77. Mengungkap
78 78. Cynthia kabur
79 79. Kecelakaan Cynthia
80 80. Menunggu kabar
81 81. Kondisi Cynthia
82 82. Ayah Yang Bucin
83 83. Menerima Dengan Ikhlas
84 84.Kelumpuhan Cynthia
85 85. Meragukan
86 86. Isi Kamar Ayah
87 87. Kenangan Nella
88 88.Memanggil Mama
89 89. Ayah
90 90. Mertua VS Menantu
91 91. Istri Masa Depan
92 92. Merasakan Punya Adik
93 93. Selalu Terdepan
94 94. Kaca Spion
95 95. Hasil Tes
96 96. Kita Semua Keluarga
97 97. Memperkenalkan Rania
98 98. Calon Istri Serba Bisa
99 99.Cinta Pertama dan Terakhir
100 100. Keinginan Nita
101 101. Menentukan Waktu Pernikahan
102 102. Belajar Menghargai Orang Lain
103 103. Penculikan
104 104. Terungkap
105 105. Akhir Dari Nita
106 106. Kematian Yang Terlalu Mudah
107 107. Keputusan Cynthia
108 108.Tissue Bekas
109 109. Pernikahan
110 110. Resepsi Pernikahan
111 111. Malam Pertama
112 112. Rencana Ke Bandung
113 113. Ingin Memberikan Yang Terbaik
114 114. Menginap Di Bandung
115 115. Akhir Penantian
116 116. Tidak Ada Duanya
117 117. Cemburu
118 118. Bertemu Kevin
119 119. Merasa Bersalah
120 120. Istri Yang Sangat Berarti
121 121. Astrid Tertangkap
122 122.Suasana Pagi
123 123. Pernikahan Sisi dan Davin
124 124. Resepsi Pernikahan Davin dan Sisi
125 125. Ingin Minum Kopi
126 126. Rumah Sakit
127 127. Hamil
128 Pengumuman
Episodes

Updated 128 Episodes

1
1.Berangkat Ke Jakarta
2
2.Sampai Di Jakarta
3
3.Tawaran Kerja Dari Kak Davin
4
4.Mengatar CV Ke Perusahaan
5
5.Cowok Cendol VS Cewek Antik
6
6.Mulai Bekerja
7
7.CV Sopir Baru
8
8.Kangen Bunda
9
9.Sahabat Sejati
10
10.Tuan Cendol Yang Cerewet
11
11.Pertemuan Yang Tak Terduga
12
12.Makan Dengan Bos
13
13. Ada Apa Dengan Radit
14
14.Makan Bakso
15
15. Kegelisahan Bunda
16
16. Pertemuan Keluarga
17
17.Penolakan Radit
18
18.Menemani Pak Bos
19
19.Penyerangan
20
20.Mulai Perhatian
21
21.Tetap Menolak
22
22.Ngumpul Di Apartemen
23
23.Makan Siang Berdua
24
24.Radit Marah
25
25.Kegelisahan Rania
26
26.Sikap Yang Berubah-ubah
27
27.Perjalanan Ke Bandung
28
28.Terjadi Hal Yang Tidak Terduga
29
29.Kembali Ke Jakarta
30
30.Menginap Dirumah Radit
31
31.Sarapan Pagi
32
32.Menghibur Sisi
33
33. Gajian
34
34. Kabar Duka
35
35. Kesedihan Rania
36
36. Mengantar Rania Pulang
37
37. Pemakaman Bunda
38
38. Menjaga Rania
39
39.Makan Malam Bersama
40
40. Surat dari Bunda
41
41.Masa Lalu
42
42. Masa Lalu 2
43
43. Main Di Sawah
44
44. Kedatangan Gunawan
45
45. Penyesalan
46
46. Kemarahan Rania
47
47. Berpisah
48
48. Sampai Di Rumah
49
49.Sama Suka Rania
50
50.Kakak Yang Kejam
51
51.Dia Memang Cucuku
52
52.Paman Terbaik
53
53. Orang Tua Bangka.
54
54. Negosiasi
55
55. Menjaga Jarak
56
56. Jadi Error
57
57. Bertemu Anak antik
58
58. Menyuruh Rania
59
59. Sama Sama Tidak Suka Wortel
60
60. Kecurigaan Candra
61
61. Kekesalan Rania
62
62. Penolakan
63
63. Menghindar
64
64. Kecelakaan
65
65. Menunggu Dengan Cemas.
66
66. Berebut Menjaga
67
67. Menunggu Rania Siuman
68
68. Rania Siuman
69
69. Berdamai Dengan Masa Lalu
70
70.Mengoda
71
71. Ungkapan Hati
72
72. Ganti panggilan
73
73. Suasana Yang Ramai
74
74. Bertemu Astrid
75
75. Tidak Bisa Jauh
76
76. Penyambutan Rania
77
77. Mengungkap
78
78. Cynthia kabur
79
79. Kecelakaan Cynthia
80
80. Menunggu kabar
81
81. Kondisi Cynthia
82
82. Ayah Yang Bucin
83
83. Menerima Dengan Ikhlas
84
84.Kelumpuhan Cynthia
85
85. Meragukan
86
86. Isi Kamar Ayah
87
87. Kenangan Nella
88
88.Memanggil Mama
89
89. Ayah
90
90. Mertua VS Menantu
91
91. Istri Masa Depan
92
92. Merasakan Punya Adik
93
93. Selalu Terdepan
94
94. Kaca Spion
95
95. Hasil Tes
96
96. Kita Semua Keluarga
97
97. Memperkenalkan Rania
98
98. Calon Istri Serba Bisa
99
99.Cinta Pertama dan Terakhir
100
100. Keinginan Nita
101
101. Menentukan Waktu Pernikahan
102
102. Belajar Menghargai Orang Lain
103
103. Penculikan
104
104. Terungkap
105
105. Akhir Dari Nita
106
106. Kematian Yang Terlalu Mudah
107
107. Keputusan Cynthia
108
108.Tissue Bekas
109
109. Pernikahan
110
110. Resepsi Pernikahan
111
111. Malam Pertama
112
112. Rencana Ke Bandung
113
113. Ingin Memberikan Yang Terbaik
114
114. Menginap Di Bandung
115
115. Akhir Penantian
116
116. Tidak Ada Duanya
117
117. Cemburu
118
118. Bertemu Kevin
119
119. Merasa Bersalah
120
120. Istri Yang Sangat Berarti
121
121. Astrid Tertangkap
122
122.Suasana Pagi
123
123. Pernikahan Sisi dan Davin
124
124. Resepsi Pernikahan Davin dan Sisi
125
125. Ingin Minum Kopi
126
126. Rumah Sakit
127
127. Hamil
128
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!