Seminggu sudah aku dijakarta dan tidak ada satupun dari surat lamaranku yang diterima. Apa karna penampilanku yang culun maka susah mendapatkan pekerjaan. Padahal aku kan lumayan pintar. Bunda sudah menyuruh-nyuruhku pulang kalau memang tidak ada pekerjaan di sini. Tapi aku tidak boleh menyerah ini baru seminggu. Orang saja berbulan-bulan mencari pekerjaan belum tentu juga berhasil.
Hari ini aku diajak Sisi ke kliniknya. Dan seperti biasa Sisi sibuk dengan pelanggannya dibantu dua orang karyawannya. Sedangkan aku hanya duduk sambil memperhatikan pelanggan Sisi yang datang maupun pergi. Dari tatapan mereka aku bisa tau, kalau mereka menghina penampilanku. Secara disinikan klinik kecantikan yah yang datang orang-orang pengen cantik.
Tapi no problem. Aku udah biasa melihat tatapan mereka sambil berbisik-bisik seperti itu.Seolah-olah dalam hatinya bertanya kamu siapaaa kamu siapaa.Hahaha. Udah kayak lagu ditiktok aja.
Sebenarnya gaya culunku itu bukan kebanyak seperti orang lain. Aku kelihatan culun karna kacamata tebal aja. Pakaianku lebih ketomboy sih. Dengan baju kaus oblong diluarnya pakai kemeja dan celana jeans serta rambut yang dikucir ekor kuda.Bukan dikepang dua.
Kulihat Sisi keluar dari ruangan rawat pelanggannya.
''Mau kemana Si?'' tanyaku belum sempat Sisi jawab.
''Siang sayang'' kudengar suara seorang pria menyapa Sisi. Setelah kuperhatikan pria tampan itu ternyata kak Davin pacar Sisi. Ya aku tau karna pas kuliah dulu dia sering kekampus kami. Apalagi Sisi juga sering menceritakannya.
''Siang sayang'' jawab Sisi sambil memeluk cowoknya.Entah tidak tahu seorang jomblo lagi duduk disini mereka asyik bermesraan.Huhu. Emang ya kata orang kalau sama pacar, dunia serasa milik berdua yang lain itu ngontrak. Biarpun aku tidak tahu kalau yang sebenarnya, maklum jomblo dari lahir.
''Hai Ran... Kamu disini?'' tanya kak Davin sambil berjalan kearahku duduk.
''Hai kak. Iya kalau udah berdua aku yang sebesar ini tidak keliahatan'' jawabku pura-pura cemberut.
''Hehe ayolah... Kayak tidak tahu kami aja'' timbal Sisi sambil tersenyum bahagia pacarnya datang.
''Kenapa mukanya ditekuk gitu Ran. Udah jelek jadi plus-plus jeleknya..Hehe'' ledek kak Davin.
''Makasih pujiannya kak'' jawabku malas.
''Gini loh yank. Rania galau karena lamaran kerjanya sampai sekarang tidak ada yang respon dari perusahaan tempat dia melamar. Apa di perusahaan tempatmu ada lowongan untuk Rania?'' tanya Sisi pada kak Davin.
''Mmmm kalau untuk sekarang belum ada lowongan .Tapi kalau jadi sopir kamu mau? Kebetulan bos aku lagi butuh sopir untuk antar jemput dari rumahnya kekantor. Karena sopir yang lama udah berhenti dan gajinya lumayan loh'' kata kak Davin.
''Kata Sisi kamu bisa nyetir dan pernah bawa mobil untuk taksi online. Berarti kamu udah punya sim dong?''sambung kak Davin lagi.
''Gimana Ran'' tanya Sisi
''Tapi kalau kamu tidak suka ntar kita cari kerjaan yang lain. Bagiku kamu disini aja, aku udah sangat senang. Jadi kamu ngak usah sungkan biarpun belum dapat kerja'' Sambung Sisi sambil duduk disebelah ku.
''Mmmm sebenarnya aku ngak masalah sih kak kerja apa aja yang penting halal. Dan yang penting lago bosnya ngak cerewet. Bosan juga duduk-duduk aja lihat Sisi kerja dan aku kan juga butuh uang hehe'' jawabku
''Tapi apa tidak masalah dengan penampilanku kak?'' tanyaku lagi.
''Ya enggaklah..Bosku tu orangnya cuek ngak akan memerhatikan penampilan. Yang penting kamu kerja dengan profesional itu saja udah cukup. Dan satu lagi malah bagus penampilan kamu kayak gini, karena tunangan bosku orangnya cemburuan'' jawab kak Davin dan sedikit berbisik.
Kami pun tertawa melihat gaya bicara kak Davin. Setelah itu kami mengobrol. kak Davin orangnya asyik jadi biarpun dia pacar Sisi tapi aku tidak canggung duduk bersama mereka. Malah suasananya jadi ceria.
Sejam kemudian kak Davin pamit kembali kerja.
''Besok kamu antar aja CVnya ke perusahaan. Ntar syarat-syarat dan alamatnya aku WA aja'' kata kak Davin.
''Siip kak... Makasih ya udah bantu aku''jawabku senang akhirnya ada harapan dapat pekerjaan.
''Kamu sahabat Sisi udah sewajarnya aku bantu'' kata kak Davin
''Ya udah sayang aku kekantor dulu ya...'' pamit kak Davin sama Sisi.
''Iya hati-hati dijalan yank'' jawab Sisi sambil melambai tangannya.
Setelah kak davin pergi. Aku juga pamit mau beli minuman yang letaknya tidak jauh dari klinik Sisi. Karena sekarang pikiran aku sudah plong. Jadi aku berjalan dengan santai ke tempat membeli minuman.
Bruuuukk
''Aduuuhh'' pekik seorang wanita.
Ternyata aku menabrak orang yang baru keluar dari sebuah toko. Aku bantu wanita itu berdiri, sambilku ulurkan tangan tapi dia malah menepis tanganku
''Kau tidak punya mata ya'' teriaknya sambil berusaha berdiri.
''Maaf ya mbak'' kataku
''Maaf-maaf enak aja mulut kau bicara ya. Tidak lihat kakiku jadi sakit tahu'' teriaknya lagi sambil marah-marah.
Sebenarnya kupingku udah mulai pegal mendengarnya teriak-teriak. Kulihat penampilannya elegan dan cantik. seperti umurnya lebih muda dariku. Tapi ternyata penampilan tidak menjamin sifat seseorang.
''Bukannya saya sudah minta maaf dan lagian saya juga sudah mau bantu mbak berdiri. Mbaknya aja ngak mau dibantu. Jangan suka marah-marah mbak ntar cantiknya luntur'' jawabku santai.
''Hei culun. Ngak usah ya kau bela-bela diri segala.. Udah pakai kacamata setebal ini, masih juga menabrak aku. Siapa juga sudih megang tangan kau jijik tahu'' teriaknya dengan gaya arogan.
Sebenarnya sabarku juga ada batasnya. Tapi kalau aku marah juga, apa bedanya aku dengan dia.
''Mbak ngak malu apa marah-marah dilihat orang'' tanyaku lagi. Karna aku lihat orang yang lewat udah banyak yang melirik kami.
''Bodoh amat, yang penting kau harus ganti rugi'' katanya lagi.
Belum sempat aku menjawab udah terdengar suara pria memanggil dari dalam mobil.
''Chyntia cepat... Mau disini terus atau ikut'' tanya pria dari dalam mobil.
''Iya tunggu bentar yank''jawabnya
''Untung tunanganku datang kalau tidak habis kau'' katanya lagi sambil berlalu menuju kemobil.
Sayup-sayup kudengar dia mengadu sama tunangannya.
''lihat siculun itu menabrakku sampai jatuh'' katanya mengadu.
''udahlah... Kamukan baik-baik saja'' jawab tunangannya.
''Tapi...'' mobil itu pun melaju. Kulirik sekilas terlihat pria didalam mobil tampak malas mananggapinya.
Orang-orang yang tadinya berkumpul pun sudah bubar. Kulanjutkan berjalan menuju toko tempat menjual minuman.
Terkadang dalam kehidupan itu saling menghargai orang lain penting. Jangan karena kita merasa lebih dari orang lain, jadi kita seenaknya menghina orang. Apa yang kita tanam itu yang kita tuai.
Bantu author like & votenya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
calon bos tu
2024-04-29
2
Novi Ana
bagus juga
2024-03-08
0
Maliq Ebrahim
harta itu cuman titipan cantik juga titipan yg akan memudar perlahan sesuai umur . lebih baik muka culun perilaku baik karena sejatinya setiap orang punya pandangan yg berbeda . ada orang yg tertarik sama penampilan ada juga yg menilai dari prilaku kita .perilaku kita cerminan hati kita .
2024-02-25
1