Sudah seminggu Rania bekerja sebagai sopir Radit. Tidak ada yang berubah semua berjalan seperti biasa. Kalau Radit bertanya Rania jawab seadanya. Begitu juga kalau Radit lagi marah Rania diam saja. Dan tetap bersikap tenang seperti tidak terjadi apa-apa.
Pagi ini seperti biasa Rania menunggu Radit keluar dari dalam rumahnya. Dia berdiri didekat mobil. Tidak lama terdengar pintu rumah terbuka. Radit keluar bersama dengan seorang pria. Karna Rania tidak terlalu memperhatikan orang disebelah Radit dia langsung aja membukakan pintu mobil untuk bosnya masuk.
''Eee kamu sicewek antik'' terdengar suara pria pada Rania yang tidak lain Rendi adik Radit sambil memegang pintu mobil.
Rania meliriknya, setelahnya memberi hormat pada pria itu.
''Permisi tuan. Saya mau menutup pintunya'' ucap Rania.
'' Kamu tidak kenal sama aku'' tanya Rendi lagi masih menahan pintu.
''Maaf tuan saya tidak kenal. Kalaupun kenal saya tidak ingat'' jawab Rania santai.
Didalam mobil Radit yang memdengar jawaban Rania berusaha menahan tertawanya. Secara selama ini Rendi tidak pernah ditolak sama cewek. Malah mereka yang mengejar Rendi.
''Kamu mau ikut atau tinggal'' tanya Radit pada Rendi.
''Tapi kak...'' belum sempat Rendi menjawab.
''Rania kita berangkat sekarang''perintah Radit.
''Baik pak'' Rania berjalan ke arah pintu sopir dan langsung masuk.
Melihat mobil akan menyala Rendi dengan cepat masuk kedalam mobil.
''Heei cewek antik kamu benar tidak ingat dengan saya?'' tanya Rendi lagi sambil mencodongkan badannya ke arah depan.
'' Maaf tuan kalau anda tidak memperkenalkan mana saya ingat'' jawab Rania lagi.
''Oh baiklah. namaku Rendi. Adiknya bosmu Radit dan kamu pernah memanggil saya cowok cendol. Apa masih tidak ingat??'' jelas Rendi.
''**W***aduuh tenyata di cowok waktu itu. Kenapa ketemu lagi sih. Dan yang lebih parahnya dia adik pak Radit''batin Rania*.
''Kok diam, udah ingat?'' tanya Rendi lagi.
''Ooo iya'' jawab Rania.
''Whaat cuma gitu aja?''tanya Rendi.
''Trus saya harus bagaimana tuan?'' tanya Rania yang masih tetap fokus menyetir.
''Seharusnya kamu itu terkejut atau apa. Secara saya yang ganteng tiada dua ini adik bos kamu''jelas Rendi pede.
''*P**ede amat bilang ganteng. Masih gantengan pak Radit kali, oopss kenapa aku berpikir seperti itu'' batin Rania*.
''Biasa aja'' jawab Rania santai.
Radit yang memdengar jawaban Rania tersenyum dalam hati.
''Hmm karna kamu pakai kacamata kuda. Sehingga kegantengan saya tidak nampak'' timbal Rendi lagi.
Tidak ada jawaban dari Rania. Dia masih fokus menyetir.
''Hei... Kamu tidak minta maaf sama saya''? tanya Rendi lagi.
''Emang salah saya apa'' jawab Rania.
''Kamu menendang kaki saya. Sampai saya tidak bisa berjalan selama 3 hari'' bohong Rendi.
''Ooh...'' jawab Rania lagi.
''Cuma jawab ooo aja. Kamu kira saya bohong. Trus kenapa kamu ngomongnya irit amat sih. Kemaren itu saja kamu ngomel panjang lebar''
'' Saya lagi kerja tuan''jawab Rania.
''Apa hubungannya kerja dengan menjawab pertanyaan saya. Kamu nyetir pakai tangan bukan pakai mulut'' kata Rendi.
''Iya. Tapi nyetir juga butuh kosentrasi''jawab Rania.
''Jadi maksud kamu saya menggangu kosentrasi kamu menyetir gitu'' tanya Rendi agak kesal.
''Pintar tuan'' ucap Rania.
'' Saya emang pintar dari sananya. Kamu aja tidak tahu. Ee tunggu biar kamu puji saya kamu harus tetap minta maaf sama saya'' kata Rendi.
''Nih orang beda sama kakaknya ya.''batin Rania.
''Kenapa saya harus minta maaf. Tuan duluan yang ambil cendol saya. Jadi menurut saya menendang kaki tuan itu wajar aja'' jelas Rania santai.
''Wajar gimana?''tanya Rendi tidak puas.
''Katanya pintar tapi itu aja tidak ngerti'' gumam Rania. Walaupun begitu masih bisa terdengar sama Radit.
Radit tidak menyangka adiknya akan sampai mati kutu bicara dengan Rania.
''Apaaa? kamu ngomong apa''tanya Rendi. Karna memang dia tidak memdengar gumaman Rania.
Radit yang melihat Rendi bertanya hanya bisa geleng kepala.
''Hei cewek antik'' panggil Rendi lagi.
''Kamu tidak bisa diam sih. Kalau masih berisik aku turunin kamu disini'' ucap Radit mengancam.
''Tapi kak aku belum selesai ngomong sama cewek antik'' jawab Rendi kesal.
'' Dia punya nama. Kalau kamu masih berisikku lempar keluar'' ancam Radit lagi.
''Iya'' Rendi kemudian memilih diam. Dari pada di lempar Radit keluar mobil. Karna kalau kakaknya sudah bicara seperti itu. semua bisa terjadi.
Tidak ada lagi pembicaraan. Suasana jadi hening seperti dikuburan. Beberapa saat kemudian mereka sampai di kantor.
Rania menghentikan mobil ditempat parkir. kkemudian dia keluar untuk membukakan pintu untuk Radit.
''Silakan pak'' ucap Rania sambil tersenyum mempersilakan bosnya turun.
''...Oh ya ntar jam sembilan saya ada rapat di perusahaan lain. Kamu standbye disini saja jangan kemana-mana'' kata Radit setelah keluar dari mobil.
''Baik pak''jawab Rania
sedangkan Rendi masih duduk di dalam mobil.
''Anda tidak keluar tuan'' tanya Rania.
''Sebelum kamu minta maaf saya tidak akan pergi kemana-mana'' jawab Rendi.
''ya sudah'' kata Rania sambil berlalu. Tapi pas Rania melangkah kakinya tanpa sengaja menyenggol kaki Rendi yang terulur dipintu mobil. Karna hilang keseimbangan Rania pun jatuh kedepan dengan posisi setengah telungkup di lantai.
''Aduuh'' pekik Rania sambil memegang lututnya yang sakit.
Seketika Radit mendengar pekikkan Rania memberhentikan langkahnya. Dia mau menolong tapi Rendi sudah lebih dulu membantu Rania berdiri. Karna memang Rendi lebih dekat dari tempat Rania jatuh.
''Cantik'' satu kata keluar dari mulut Rendi ketika melihat mata Rania.
Rania yang baru sadar kalau kacamatanya terjatuh dengan cepat mencari kacamatanya. Setelah menemukannya Tania langsung memakai kacamata tersebut.
Sedangkan Rendi masih bengong menatap Rania.
''Makasih tuan'' kata Rania sambil berlalu.
''*W**aduh gimana ini. dia lihat lagi''batin Rania*.
Ketika Rendi mau mengejar Rania. Radit menghentikan langkahnya.
'' Bukanya kamu ada perlu sama Davin''tanya Radit.
''Iya kak'' jawab Rendi lesuh mengikuti kaknya.
''*A**pa yang dilihat Rendi ya sampai dia bengong gitu setelah mambantu Rania''batin Radit*.
Karna posisi Rania jatuh jauh jadi Radit tidak melihat apa yang dilihat Rendi.
''...*O**h my god. Apa yang kulihat tadi. Tenyata di balik keantikannya tersimpan kecantikan. Jantungku hampir saja berhenti berdetak sebentar.Hehe''batin Rendi*.
Sementara Rania masih uring-uringan karna kejadian tadi. Dia tidak tenang duduk diruangnya. Bagaimana nanti dia harus menghadapi tuan cendol..
''Aarrgh... Masak bodoh'' pekik Rania.
Tanpa Rania ketahui Davin yang melihat tingkahnya itupun menghampiri.
''Kamu kenapa Ran'' tanya Davin tiba-tiba.
''Eeh kak Davin. Ti-tidak ada apa-apa kok kak'' jawab Rania tersenyum sakaligus kaget.
''Ooh ya udah aku kedalam dulu'' ucap Davin.
''Iya kak'' jawab Rania.
Setelah Davin pergi Rania kembali duduk untuk menenangkan pikirannya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Maliq Ebrahim
canyiknya kan ditutupin biar ngga ada orang ngejahatin nya
2024-02-25
0
Bu ning Bengkel
tidak terdungan ternyata cewek antik cantik juga...... lanjut.....
2024-02-23
0
Yani
Kaget ya tuan cendol liat kecantikan di balik kacamata tebal
2022-12-09
1