Cewek antik awaaass!!!
Suara teriakan orang itu menyadarkan Rania. Dengan cepat dia menepi kepinggir jalan.
''Hei kamu lagi mikir apa sampai tidak sadar hampir ditabrak mobil?'' tanya pria itu yang ternyata Rendi.
''Mikirin makanan. Hehe'' jawab Rania malu.
''Segitunyaa'' ucap Rendi heran.
''Iya. Kalau gitu saya lanjut jalan. Makasih bantuanya tuan'' kata Rania sambil melanjutkan jalannya untuk mencari makan.
''Hei cewek antiik. Tunggu dulu'' kata Rendi menahan Rania.
''Ada apa tuan. Saya udah lapar nih'' kata Rania masih tersenyum biarpun terpaksa.
''Biar saya antar kamu cari makan'' tawar Rendi sambil tersenyum tulus.
''Tidak usah tuan. Saya bisa pergi sendiri'' ucap Rania lagi.
''Eeeh kamu anak cewek. Bahaya loh jalan sendirian malam-malam gini'' kata Rendi lagi.
''Lebih bahaya lagi kalau aku sama kamu''batin Rania.
''Tidak. Makasih tuan'' Rania sambil berjalan.
Tapi Rendi tidak menyerah dia tetap mengikuti Rania dengan membawa motor antiknya yang mogok hari itu. Ternyata Rendi memang menyukai segala yang berbau antik. Hehe...
''Ayuk la. Kamu tidak akan rugi kalau pergi denganku. Secara aku ganteng loh''ucap Rendi pede.
''Aduuh kepedean amat tuan cendol satu ini'' batin Rania sambil geleng-geleng kepala.
Rania tidak menanggapi Rendi. Dia tetap jalan sambil melihat apa yang enak untuk makan malam hari ini.
''Jarang loh aku nawari kayak gini. Biasanya cewek-cewek yang ngejar dan ngajak aku''timbal Rendi lagi.
''Emang saya peduli. Kalau tuan mau silakan pergi dengan cewek-cewek itu'' jawab Rania santai.
''Cie.Cie kamu cemburu ya. Haha'' kata Rendi sambil tertawa.
''Ini orang kok ngak nyambung gitu''batin Rania sambil tepuk jidat.
''Iyakan, iyakan kamu cemburu'' kata Rendi dengan kepedean yang over.
''Tidak.Untuk apa saya cemburu'' jawab Rania malas.
''Trus, kenapa kamu tidak mau pergi makan sama aku?''tanya Rendi serius.
''Gini ya tuan. Yang pertama saya pengen makan sendiri. Yang kedua tidak ada alasan saya cemburu sama tuan dan yang ketiga tuan berisik terlalu banyak omong dan kepedean.
''Hehe'' Rendi ketawa.
Rania melihat gerobak penjual bakso tidak jauh dari tempat dia berdiri. Rania memutuskan untuk makan bakso. Dia berjalan ke arah gerobak bakso di ikuti Rendi.
''Kang baksonya satu mangkok pedas ya'' Pesan Rania sambil duduk di bangku plastik yang sudah disediakan.
''Saya juga kang satu mangkok tapi tidak pedas'' ucap Rendi yang sudah duduk disebelah Rania.
''Kenapa anda masih disini?'' tanya Rania binggung.
''Karna saya juga mau makan bakso'' jawab Rendi santai.
''Biasanya kalo anak orang kaya ngak mau makan dipinggir jalan gini. Tuan cendol memang beda'' batin Rania sambil geleng kepala.
''Baik neng, den tunggu sebentar saya buatkan''
''Hei kenapa kamu mau jadi sopir kak Radit. Secara kak Radit itu orangnya sedingin es dan pemarah lagi'' tanya Rendi.
''Karna saya butuh uang'' jawab Rania singkat.
''Bagaimana kalau kamu jadi sopir saya saja'' tawar Rendi.
''Ngak makasih'' jawab Rania.
''Kenapa kamu tidak mau?''
''Karena....'' Rania berhenti.
''Karena apaaaa?'' Rendi tidak sabar.
''Karena saya mau makan bakso. Haha'' jawab Rania sebab baksonya sudah siap.
''Iihh kamu ini'' ucap Rendi kesal sambil menerima mangkok bakso pesanannya.
''Ayo lah Rania kamu jadi sopir saya. Kalau kamu mau saya akan terima tawaran kak Radit jadi wakil ceo, keren ngak'' bujuk Rendi lagi.
'' Aduh, tuan cendol anda berisik sekali saya mau makan bakso dulu''
''Hmmm'' gumam Rendi.
Mereka mulai memakan bakso dengan lahap. Tidak butuh waktu lama bakso mereka sudah habis dimakan.
'' Berapa kang?'' tanya Rania.
''Sekalian bayarin punya saya juga ya'' pinta Rendi sambil tersenyum.
''Bayar sendiri la. Anda yang pesan '' jawab Rania lagi.
''Tapi kamu yang traktir''jawab Rendi enteng.
''Kapan saya bilang mau traktir?'' Rania binggung.
''Barusan,hehe''Rendi tertawa.
''Hmmm'' dengus Rania.
''Aku lupa bawa uang cash'' jelas Rendi lagi.
''Iyalah orang kaya mah beda. Jadi berapa harga keduanya kang?'' tanya Rania.
Setelah membayar baksonya. Rania pun berniat untuk langsung pulang.
''Hei cewek antik kamu mau kemana'' tanya Rendi sambil menghidupkan motornya.
''Mau pulang'' jawab Rania sambil berjalan
''Tunggu biar aku antar''kata Rendi
''Ngak usah saya bisa pulang sendiri''jawab Rania
'' Bagus bunyinya tuan cendol membonceng cewek antik pakai motor antik.Haha'' Rendi tertawa.
''Untung adik bos. Kalau tidak sudah kujitak jidatnya'' batin Rania.
Tapi motor Rendi tidak mau hidup mogok lagi.
''Ayo la tong jangan mogok dong'' omel Rendi.
''Haha. Kalau gitu saya dulu tuan. Selamat mendorong. Bye bye'' ucap Rania senang sambil jalan meninggalkan Rendi.
''Heeii tunggu. Bantuin aku dorong'' teriak Rendi.
Tapi karena Rania sudah berjalan jauh. Reriaka Rendi diabaikan.
''Dasar lu tong. Tidak bisa baca situasi pakai acara mogok segala. Gagal deh ngantar cewek antik pulang.'' omel Rendi kesal.
Setelah itu Rendi menelpon seseorang. Entah apa yang dibicarakannya.
......................
Rania sudah berada dikamarnya dan sahabatnya belum juga pulang. Rania tertawa geli memikirkan Rendi.
''Gimana caranya dia pulang ya''. ucap Rania
Sedang memikir itu Rania baru ingat untuk menelpon bundanya.
Tut.Tut.Tut.
''Hallo sayang'' terlihat bunda dilayar hp.
''Hallo bun. Apa kabar? Rania kangen bunda''
''Hehe. Bunda juga kangen sayang.Gimana kerjaan kamu hari ini?
''Lancar bun...Oh ya paman sama bibi mana bun?
''Ada dikamarnya. Mereka sudah tidur''
''Ooo...Rania ada yang mau diceritakan sama bunda''
''Mau cerita apa sayang?''
''Tadi Rania ngantar bos ke perusahaan W group. Huruf W sama dengan nama belakang Rania ya bun. Hehe''
Mendengar nama W group raut wajah bunda Rania berubah tegang dia masih berusaha tersenyum.
'' Jadi pas diparkir mobil Rania tidak sengaja menabrak bapak yang umurnya sekitar limapuluh tahunan. Dia bersama asisten atau pengawalnya Rania tidak tau. Yang Rania heran dia malah bertanya tentang kalung yang bunda kasih, kebetulan dia melihat kalung itu Rania pakai. Trus dia menanya nama Rania. Dan yang terakhir karna ponsel Rania jatuh mungkin dia melihat foto aku sama bunda. Jadi pengen pinjam ponsel Rania''
''Trus kamu kasih lihat?''tanya bunda penasaran tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya .
''Ya tidak la bun. Rania cuma bilang nama saja. Kalau kalung sama ponsel Rania ngak mau lihatkan. Ngak kenal sama orangnya.''
''Syukur la'' ucap bunda lega.
''Kok bunda lega gitu''
''Ngak apa-apa. ya sudah kamu tidur lagi. udah malam besok kamu terlambat kerja''
''Iya. Selamat malam bunda. Rania sayang bunda''
''Bunda juga''
Panggilan dimatikan. Rania bukan tidak melihat perubahan raut wajah bundanya. Tapi rania tidak mau bertanya lebih jauh. Apalagi hari sudah larut malam dan mata Rania juga sudah ngantuk. Biarlah waktu yang menjawab setiap pertanyaan dihati Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
R
🤣🤣🤣
2024-03-31
0
Yulay Yuli
nama motor antiknya "tong" motor saya juga namanya "tong" sering mogok juga. apalagi kl ada tanjakan /Grin/kadang suka saya ajak ngomong, kl lagi nanjak. jangan mati y tong /Facepalm/ sampe ank² saya manggilnya ntong. bukan motor antik sih. motor Beat lama
2024-03-29
1
Mei Wulandari
siaaap thorr
2024-03-20
0