8.Kangen Bunda

''Kalau saya tidak mau kasih tahu kamu mau apa?'' tanya resepsionis lagi.

'' Ya udah saya tinggal telepon pak Davin bilang kalau mbak tidak mau menunjukan ruangan pak Radit. Paling mbak kena marah yang lebih parahnya lagi mbak mungkin bisa dipecat''

''*E**e bisa gawat kalau aku sampai dipecat. apalagi cewek culun ini kenal sama pak davin'' batin resepsionis*.

'' Ya sudah kamu naik lift sebelah sana. Itu lift khusus ke ruang pak Radit''

''Makasih lo mbak'' senyum Rania sambil berjalan ke arah lift.

''Ee tunggu dulu emang kamu siapa pak Radit?'' tanya resepsionis.

''Sopirnya'' jawab Rania sambil memberhentikan langkahnya.

''Apaaa... cuma sopir saja belagu''

''Yang penting bisa ketemu pak Radit tiap hari. Haha'' jawab Rania sambil berlalu.

Betapa sakitnya hati resepsionis mendengar jawaban Rania. Secara dia juga menyukai radit .

Ting...

Rania sampai di depan ruangan yang bertulis ruangan ceo. Disana terdapat dua ruangan dan satu lagi ruang davin. Rania berjalan menuju meja sekretaris.

''Permisi mbak apa benar ini ruang pak Radit'' tanya Rania.

''Iya. Ada yang bisa saya bantu'' tanya sekretaris dengan sopan.

'' Saya mau mengatarkan berkas meeting pak Radit yang ketinggalan dimobil.''

''...Ohh iya tadi pak Davin suruh langsung mbak masuk kedalam'' jawab sekretaris sambil tersenyum ramah.

''Makasih mbak'' balas Rania.

''Ternyata tidak semua sekretaris itu pakaiannya terbuka. Ini buktinya sekretaris pak Radit malah berpakaian sopan'' batin Rania

Tok.Tok.Tok

'' Masuk'' terdengar suara di dalam ruangan.

Rania masuk ke dalam. Disana ada Davin dan Radit.

''Ini pak berkasnya'' kata Rania sambil memberikan berkas sama Davin.

''Kenapa lama sekali'' tanya Radit dingin dan agak marah.

''Itu pak...'' belum sempat Rania menjelaskannya sudah dipotong Radit.

''Ayo Vin kita sudah terlambat meeting'' ajak Radit sambil berjalan keluar ruangan di ikutin Davin

'' Makasih ya Ran. aku meeting dulu soalnya udah telat'' kata Davin.

''Iya pak'' jawab Rania sambil senyum dipaksakan.

''Kalau bukan karna resepsionis tadi mungkin aku tidak akan lama. Kenapa sewotnya sama aku. Huuh sabar Rania sabar namanya juga bos ''batin Rania.

Setelah itu Rania pun kembali keruangannya didekat parkir mobil.

......................

Pukul 17.00 waktunya pulang karyawan perusahaan pulang kerja. Rania juga sudah bersiap siap menunggu bosnya pulang.

Tidak lama kemudian nampaklah Radit dan Davin berjalan ke arah parkiran mobil. Rania dengan cepat membukakan pintu mobil untuk Radit.

''Kamu ngak sekalian pulang bareng aku Vin?'' tanya Radit.

''Ngak usah Dit. Aku bawa mobil'' jawab Davin.

'' Ya udah sampai ketemu besok'' kata Radit lagi.

''oh ya Ran kamu pulang dari rumah pak Radit pakai apa?'' tanya Davin sama Rania.

'' Pakai motor pak. Kebetulan Sisi pinjamkan saya motor''jawab Rania

''...Oh ya udah hati- hati nyetirnya'' kata Davin sambil berjalan menuju arah mobilnya.

''Ya pak'' jawab Rania.

Setelah itu Rania pun masuk kedalam mobil. Tidak ada pembicaran yang terdengar. Mungkin karna emang tidak ada yang mau dibicarakan. Apalagi Rania masih sedikit kesal mengingat kejadian tadi pagi. Sekilas Radit lirik ke arah Rania. Kemudian dia kembali lagi membaca berkas.

''Heran udah pulang kerja masih aja sibuk mengecek berkas. Kapan istrahatnya ya. Apa orang kaya sesibuk itu ya'' batin Rania

Tidak lama kemudian meraka sampai dirumah Radit. Pak Agus dengan cepat membukakan gerbang rumah. Setelah Radit keluar dari mobil. Rania langsung memasukan mobil kedalam garasi. Setelah itu Rania mengeluarkan motornya dan pulang ke apartemen Sisi.

......................

Radit Pov

Hari ini banyak yang buatku emosi. Mulai dari berkas yang terlambat diantar sama sisopir baru.

''Kenapa belum juga sampai sih. Masak ngatar berkas dari parkir lama amat'' tanyaku tidak sabaran sama Davin.

''Iya tunggu bentar lagi pak'' jawab Davin.

''kita udah mau telat loh Vin'' desakku lagi.

Kulihat Davin pun binggung mau jawab apa. Tidak lama kemudian terdengar ketukan dari luar pintu.

Kusuruh masuk. Ternyata sisopir baru sudah sampai dan menyerahkan berkas ke Davin. Karna kesal langsungku bentak aja dia. Kulihat dia mau menjelaskan sesuatu. Tapi baru dia bicara kupotong dengan mengajak Davin ke ruang meeting. Terdengar Davin bicara sebentar sambil berjalan menyusulku.

Ternyata diruang meeting pun semua banyak yang tidak selesai laporannya. Dengan emosiku suruh mereka menyiapkan semuanya besok.

Pukul 17.00 aku memutuskan untuk pulang. Biar pekerjaanku masih belum selesai. Dijalan menuju tempat parkir kubertemu Davin. Kamipun barengan ke sana.

Ketika melihatku datang dengan cepat sisopir baru membukakan pintu. Dengan senyum yang terpaksa dia menyuruhku masuk. Kutawarkan Davin pulang bersama tenyata dia juga membawa mobil sendiri. Setelah itu aku masuk kedalam mobil. Dari dalam mobil kulihat Davin mengobrol dengan sisopir baru. Dia tersenyum dengan tulus sama Davin. Siapa yang bosnya disini Davin atau aku sih. Setelah selesai bicara Davin pergi dia langsung masuk kedalam mobil.

Tidak ada pembicaraan yang terjadi selama perjalanan pulang. Dia hanya diam saja aku pun malas memulai pembicaraan. Mungkin dia masih kesal karna kubentak siang tadi atau takut bicara denganku?.

......................

Rania Pov

Akhirnya aku sampai di apartemen. Tenyata Sisi belum pulang dari kliniknya. Sesampai dikamar kuletakan kacamata diatas meja rias dan aku pun pergi mandi dulu supaya badanku lebih segar.

Selesai mandi aku ingin istirahat sambil video call dengan bunda.

Tut.Tut .Tut

''Hallo sayang'' nampak wajah bunda dari layar ponsel

'' Hallo bun,Apa kabar?'' tanyaku.

''Sehat. kamu gimana kerjanya?''tanya bunda.

'' Kerja Rania lancar bun.Hehe''

''Syukurlah kalau gitu. Sekarang kamu lagi ngapain''

''Sedang istirahat baru selesai mandi. Karna kangen suara bunda itu sebabnya Rania video call bunda. paman dan bibi mana bun? Kok tidak kelihatan''tanyaku.

''Bibi sama pamanmu pergi kondangan. Paling sebentar lagi pulang''

''Ooo.. Rania kangen sekali sama bunda'' kataku manja.

''Kalau kangen pulang aja kesini''

''Ya ngak bisa bun. Rania baru mulai kerjanya. Ntar kalau Rania udah bisa libur, pasti Rania pulang''

''Kamu betah tinggal disana nak?''tanya bunda dengan wajah sedih.

''Betah bun. Ntar gaji pertama Rania uangnya untuk bunda aja ya. Hehe''

''Ngak usah. Kamu simpan aja bunda masih punya uang''

''Tapi Rania udah berniat kalau gaji pertama Rania untuk bunda''

'' Terserah kamu saja... Oh ya sayang apa kamu udah cari kosan. Segan kita lama-lama tinggal diapartemen Sisi. Biarpun Sisi tidak keberatan kamu tinggal disana''

''Rencana nanti Rania bicarakan sama Sisi dulu bun''

''Ya udah kamu istrahat lagi''

''Iya bun. Rania sayang bunda''

''Bunda juga''

Telepon aku matikan. Saat tidur sebentar sambil menunggu Sisi pulang dari klinik...

......................

Ditunggu like dan votenya!!!

Maaf kalau masih ada kekurangan dalam cerita yang author buat.

Terpopuler

Comments

Maliq Ebrahim

Maliq Ebrahim

ceritanya suka kayanya rania sama tunangan radit adik kakak ya cuman sebapa kayanya .

2024-02-25

2

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

ceritanya bagus juga bisa dicairkan dengan pikiran ha ha..... lanjut.......

2024-02-23

0

Welda Arsy❤

Welda Arsy❤

lanjut...cerita mu bagus thooor semoga banyak like nya.

2023-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 1.Berangkat Ke Jakarta
2 2.Sampai Di Jakarta
3 3.Tawaran Kerja Dari Kak Davin
4 4.Mengatar CV Ke Perusahaan
5 5.Cowok Cendol VS Cewek Antik
6 6.Mulai Bekerja
7 7.CV Sopir Baru
8 8.Kangen Bunda
9 9.Sahabat Sejati
10 10.Tuan Cendol Yang Cerewet
11 11.Pertemuan Yang Tak Terduga
12 12.Makan Dengan Bos
13 13. Ada Apa Dengan Radit
14 14.Makan Bakso
15 15. Kegelisahan Bunda
16 16. Pertemuan Keluarga
17 17.Penolakan Radit
18 18.Menemani Pak Bos
19 19.Penyerangan
20 20.Mulai Perhatian
21 21.Tetap Menolak
22 22.Ngumpul Di Apartemen
23 23.Makan Siang Berdua
24 24.Radit Marah
25 25.Kegelisahan Rania
26 26.Sikap Yang Berubah-ubah
27 27.Perjalanan Ke Bandung
28 28.Terjadi Hal Yang Tidak Terduga
29 29.Kembali Ke Jakarta
30 30.Menginap Dirumah Radit
31 31.Sarapan Pagi
32 32.Menghibur Sisi
33 33. Gajian
34 34. Kabar Duka
35 35. Kesedihan Rania
36 36. Mengantar Rania Pulang
37 37. Pemakaman Bunda
38 38. Menjaga Rania
39 39.Makan Malam Bersama
40 40. Surat dari Bunda
41 41.Masa Lalu
42 42. Masa Lalu 2
43 43. Main Di Sawah
44 44. Kedatangan Gunawan
45 45. Penyesalan
46 46. Kemarahan Rania
47 47. Berpisah
48 48. Sampai Di Rumah
49 49.Sama Suka Rania
50 50.Kakak Yang Kejam
51 51.Dia Memang Cucuku
52 52.Paman Terbaik
53 53. Orang Tua Bangka.
54 54. Negosiasi
55 55. Menjaga Jarak
56 56. Jadi Error
57 57. Bertemu Anak antik
58 58. Menyuruh Rania
59 59. Sama Sama Tidak Suka Wortel
60 60. Kecurigaan Candra
61 61. Kekesalan Rania
62 62. Penolakan
63 63. Menghindar
64 64. Kecelakaan
65 65. Menunggu Dengan Cemas.
66 66. Berebut Menjaga
67 67. Menunggu Rania Siuman
68 68. Rania Siuman
69 69. Berdamai Dengan Masa Lalu
70 70.Mengoda
71 71. Ungkapan Hati
72 72. Ganti panggilan
73 73. Suasana Yang Ramai
74 74. Bertemu Astrid
75 75. Tidak Bisa Jauh
76 76. Penyambutan Rania
77 77. Mengungkap
78 78. Cynthia kabur
79 79. Kecelakaan Cynthia
80 80. Menunggu kabar
81 81. Kondisi Cynthia
82 82. Ayah Yang Bucin
83 83. Menerima Dengan Ikhlas
84 84.Kelumpuhan Cynthia
85 85. Meragukan
86 86. Isi Kamar Ayah
87 87. Kenangan Nella
88 88.Memanggil Mama
89 89. Ayah
90 90. Mertua VS Menantu
91 91. Istri Masa Depan
92 92. Merasakan Punya Adik
93 93. Selalu Terdepan
94 94. Kaca Spion
95 95. Hasil Tes
96 96. Kita Semua Keluarga
97 97. Memperkenalkan Rania
98 98. Calon Istri Serba Bisa
99 99.Cinta Pertama dan Terakhir
100 100. Keinginan Nita
101 101. Menentukan Waktu Pernikahan
102 102. Belajar Menghargai Orang Lain
103 103. Penculikan
104 104. Terungkap
105 105. Akhir Dari Nita
106 106. Kematian Yang Terlalu Mudah
107 107. Keputusan Cynthia
108 108.Tissue Bekas
109 109. Pernikahan
110 110. Resepsi Pernikahan
111 111. Malam Pertama
112 112. Rencana Ke Bandung
113 113. Ingin Memberikan Yang Terbaik
114 114. Menginap Di Bandung
115 115. Akhir Penantian
116 116. Tidak Ada Duanya
117 117. Cemburu
118 118. Bertemu Kevin
119 119. Merasa Bersalah
120 120. Istri Yang Sangat Berarti
121 121. Astrid Tertangkap
122 122.Suasana Pagi
123 123. Pernikahan Sisi dan Davin
124 124. Resepsi Pernikahan Davin dan Sisi
125 125. Ingin Minum Kopi
126 126. Rumah Sakit
127 127. Hamil
128 Pengumuman
Episodes

Updated 128 Episodes

1
1.Berangkat Ke Jakarta
2
2.Sampai Di Jakarta
3
3.Tawaran Kerja Dari Kak Davin
4
4.Mengatar CV Ke Perusahaan
5
5.Cowok Cendol VS Cewek Antik
6
6.Mulai Bekerja
7
7.CV Sopir Baru
8
8.Kangen Bunda
9
9.Sahabat Sejati
10
10.Tuan Cendol Yang Cerewet
11
11.Pertemuan Yang Tak Terduga
12
12.Makan Dengan Bos
13
13. Ada Apa Dengan Radit
14
14.Makan Bakso
15
15. Kegelisahan Bunda
16
16. Pertemuan Keluarga
17
17.Penolakan Radit
18
18.Menemani Pak Bos
19
19.Penyerangan
20
20.Mulai Perhatian
21
21.Tetap Menolak
22
22.Ngumpul Di Apartemen
23
23.Makan Siang Berdua
24
24.Radit Marah
25
25.Kegelisahan Rania
26
26.Sikap Yang Berubah-ubah
27
27.Perjalanan Ke Bandung
28
28.Terjadi Hal Yang Tidak Terduga
29
29.Kembali Ke Jakarta
30
30.Menginap Dirumah Radit
31
31.Sarapan Pagi
32
32.Menghibur Sisi
33
33. Gajian
34
34. Kabar Duka
35
35. Kesedihan Rania
36
36. Mengantar Rania Pulang
37
37. Pemakaman Bunda
38
38. Menjaga Rania
39
39.Makan Malam Bersama
40
40. Surat dari Bunda
41
41.Masa Lalu
42
42. Masa Lalu 2
43
43. Main Di Sawah
44
44. Kedatangan Gunawan
45
45. Penyesalan
46
46. Kemarahan Rania
47
47. Berpisah
48
48. Sampai Di Rumah
49
49.Sama Suka Rania
50
50.Kakak Yang Kejam
51
51.Dia Memang Cucuku
52
52.Paman Terbaik
53
53. Orang Tua Bangka.
54
54. Negosiasi
55
55. Menjaga Jarak
56
56. Jadi Error
57
57. Bertemu Anak antik
58
58. Menyuruh Rania
59
59. Sama Sama Tidak Suka Wortel
60
60. Kecurigaan Candra
61
61. Kekesalan Rania
62
62. Penolakan
63
63. Menghindar
64
64. Kecelakaan
65
65. Menunggu Dengan Cemas.
66
66. Berebut Menjaga
67
67. Menunggu Rania Siuman
68
68. Rania Siuman
69
69. Berdamai Dengan Masa Lalu
70
70.Mengoda
71
71. Ungkapan Hati
72
72. Ganti panggilan
73
73. Suasana Yang Ramai
74
74. Bertemu Astrid
75
75. Tidak Bisa Jauh
76
76. Penyambutan Rania
77
77. Mengungkap
78
78. Cynthia kabur
79
79. Kecelakaan Cynthia
80
80. Menunggu kabar
81
81. Kondisi Cynthia
82
82. Ayah Yang Bucin
83
83. Menerima Dengan Ikhlas
84
84.Kelumpuhan Cynthia
85
85. Meragukan
86
86. Isi Kamar Ayah
87
87. Kenangan Nella
88
88.Memanggil Mama
89
89. Ayah
90
90. Mertua VS Menantu
91
91. Istri Masa Depan
92
92. Merasakan Punya Adik
93
93. Selalu Terdepan
94
94. Kaca Spion
95
95. Hasil Tes
96
96. Kita Semua Keluarga
97
97. Memperkenalkan Rania
98
98. Calon Istri Serba Bisa
99
99.Cinta Pertama dan Terakhir
100
100. Keinginan Nita
101
101. Menentukan Waktu Pernikahan
102
102. Belajar Menghargai Orang Lain
103
103. Penculikan
104
104. Terungkap
105
105. Akhir Dari Nita
106
106. Kematian Yang Terlalu Mudah
107
107. Keputusan Cynthia
108
108.Tissue Bekas
109
109. Pernikahan
110
110. Resepsi Pernikahan
111
111. Malam Pertama
112
112. Rencana Ke Bandung
113
113. Ingin Memberikan Yang Terbaik
114
114. Menginap Di Bandung
115
115. Akhir Penantian
116
116. Tidak Ada Duanya
117
117. Cemburu
118
118. Bertemu Kevin
119
119. Merasa Bersalah
120
120. Istri Yang Sangat Berarti
121
121. Astrid Tertangkap
122
122.Suasana Pagi
123
123. Pernikahan Sisi dan Davin
124
124. Resepsi Pernikahan Davin dan Sisi
125
125. Ingin Minum Kopi
126
126. Rumah Sakit
127
127. Hamil
128
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!